Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KELAPA SAWIT

Dosen Pengampu : Dr. Didi Adriansyah, M.M

NIDN : 1117117802

DISUSUN OLEH :

MAI SAYINA
NPM : 202231011
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang "Agribisnis kelapa sawit” pada
waktu yang telah di tentukan. Penyusunan makala “Agribisnis kelapa sawit” ini di buat dalam
rangka sebagai bahan soal untuk Ujian Tengah Semester ( UTS ) tahun akademik 2022/2023.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah tentang “Agribisnis kelapa sawit” Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah tentang “Agribisnis kelapa sawit”. Saya berharap semoga makalah yang
saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca saya ucapkan terima
kasih.

Tanjung Selor, 15 November 2022

MAI SAYINA
NPM : 202231011

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................iv

A. Latar Belakang..........................................................................................1.1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1.2
C. Tujuan Makalah .......................................................................................1.3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2

A. Teori Agribisnis ........................................................................................2


B. Teori Agribisnis Kelapa Sawit..................................................................3

BAB III PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA SAWIT...................6

A. Subsistem Pengadaan Sarana Dan Prasarana Produksi ............................7


B. Subsistem Usaha Tani...............................................................................8
C. Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian
D. Subsistem pemasaran Hasil Pertanian.......................................................9
E. Subsistem jasa layanan pendukung...........................................................10

BAB IV PENUTUP............................................................................................7

A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran-saran................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................63

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kelapa sawit adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus elaeis dan ordo
arecaceae. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha pertanian komersial untuk
memproduksi minyak sawit. Genus ini memiliki dua spesies anggota. Kelapa sawit  yang
paling umum dibudidayakan di dunia, terutama di Indonesia, dan sumber utama minyak
kelapa sawit dunia. Kelapa sawit Elaeis oleifera adalah tanaman asli Amerika
Selatan dan Tengah tro dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak
masak, minyak industri maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa
sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit
yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa sawit
digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna buah.
Berdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas
yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit
digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Secara
umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan
buah. Bagian dari kelapa sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap
pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan
buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)
akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
 Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
 Mesoskarp, serabut buah
 Endoskarp, cangkang pelindung inti

B. Rumusan masalah
1. Pengertian agribisnis secara umum?
2. Pengertian agribisnis menurut para ahli?
3. Bagaimana botani kelapa sawit?
4. Bagaimana syarat tumbuh kelapa sawit?
5. Bagaimana proses budidaya kelapa sawit?
6. Sistem agribisnis kelapa sawit ?
7. Bagaimana aspek ekonomi kelapa sawit

1
B. Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Agrebisnis tanaman kelapa sawit
ini yaitu :
1. Sebagai bahan soal UTS ( Ujian Tengah Semester )
2. Untuk menambah pengetahuan kita tentang agribisnis kelapa sawit seperti materi
yang telah kita bahas.
3. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit
4. Untuk mengetahui aspek ekonomi kelapa sawit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definis Agrebisnis (Agribusiness)

Agribisnis adalah sifat dari berorientasi pada bisnis (business), yaitu yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan (commercial oriented)

Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari


pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk
yang dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustriyang saling terkait satu sama lain.

B. Definisi Agribisnis Menurut Para Ahli

 Arsyad dan dkk menyatakan Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil
dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
 E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai subsistem.
 Wibowo mengartikan agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan
oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
 Sjarkowidan Sufri, Agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan
produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan
produksi itu sendiri ataupun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.
 Austin, Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani,
pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi,
perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan
pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
 Menurut Ikhsan Samaoen (1996) Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang
berkaitandengan sektor agribisnis, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok input
agribisnis(upstream-side industries), penghasil (agricultural-producing industries),
pengelola produk agribisnis (downstream-side industries), dan jasa pengangkutan, jasa
keuangan (agri-supporting industries).

3
C. Botani Kelapa sawit

Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter.
Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon. Bungakelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan
memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar. Akar tanaman kelapa sawit mempunyai sistem perakaran serabut. Jika aerasi cukup
baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah,
sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m.

Batangtanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12


tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan
tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian pangkal
pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-
anak daun (foliage  leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Buah  kelapa 
sawit  terdiri  atas  beberapa  bagian,  yaitu  eksokarp,  perikarp, mesokarp, endokarp,
dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45  – 50 % minyak dan berwarna merah
kuning karena mengandung karoten. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam,
ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.

D. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6
km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah
hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku
pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran
antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat tumbuh  pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantaidan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik. Kemiringan lahan
kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi
15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda,
rorak dan parit kakibukit.

E. Budidaya Kelapa Sawit


4
1. Persiapan lahan Tanam Kelapa Sawit
 Lahan tanam sebaiknya dibuat 2-3 bulan sebelum tanam.
 Buatlah lubang sekitar 45 x 45 x 40 cm, 60 x 60 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm.
 Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
 Jarak tanam kelapa sawit ialah 70cm.

 Pembukaan Lahan
Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran,
membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3
inch menggunakan chainsaw.
 Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan
penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang.
Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
 Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun,
mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah
kiri-kanan jalan.

2. Pemilihan benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan
menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih
adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan
jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-
masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil.
Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji
sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per
tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag
12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah
ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di
bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-
5,helai.bibit,dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50
cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.

Ciri – ciri bibit sawit unggul :

 Tunas Berwarna Putih


 Daun Melebar
 Tempurung Berwarna Hitam
 Kondisi Akar tidak terlalu panjang dan sekitar 2-3cm.

3. Penanaman

5
 Penentuan Pola Tanaman

Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover
crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma).
Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan
lahan selesai.

  Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang  tanam  disiapkan  2  –  4 minggu 


sebelum  tanam,  sebaiknya  paling  lambat  4 minggu. Ukuran  lobang  berkisar  antara 
60  dan  90  cm  dengan kedalaman  60  cm,  tergantung  kondisi  tanah.  Jika  tanah
gembur  dan  subur,  cukup  60  x  60  x  60  cm,  tetapi  kalau tanahnya lebih padat atau
berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang
direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.

 Cara Penanaman

Berikut langkah menanam bibit kelapa sawit :

 Sehari sebelum penanaman bibit kelapa sawit disiram supaya persediaan air didalam
media semai cukup.
 Angkat bibit kelahan dan diletakkan masing-masing di tepi lubang tanam.
 Bukalah polybag semai secara perlahan dan hati hati supaya media tidak
pecah/rusak.
 Masukkan bibit kelapa sawit ke dalam lubang tanam kemudian ditimbun dengan
tanah galian bagian atas.
 Tanah dipadatkan supaya bibit berdiri tegak dan tidak mudah roboh

4. Pemeliharaan Kelapa Sawit

 Penyulaman

Lakukan penyulaman untuk mengganti tumbuhan yang mati atau tumbuh


kurang baik. Bibit yang digunakan harus seumur dengan pohon. Banyaknya sulaman
sekitar 3-5% setiap hektarnya. Cara penyulaman sama dengan cara menanam benih.

 Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Tanamlah tumbuhan penutup tanah seperti kacang-kacangan diarea kelapa sawit


sangatlah penting sebab dapat membenahi sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi dan mempertahankan kelembapan tanah, dan juga dapat menekan
pertumbuhan gulma. Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan
setelah persiapan lahan selesai.

6
 Menjaga Piringan

Piringan di area tanaman kelapa sawit harus tetap terjaga kebersihannya. maka dari
itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1-2 m dari tanaman harus selalu bersih dan
gulma yang tumbuh harus dibabat, atau disemprot dengan bioherbisida.

 Pemangkasan Daun

Untuk mendapatkan pohon yang bersih dengan jumlah daun optimal dalam satu
pohon serta memudahkan pemanenan.

 Pengendalian Gulma

Menghindari adanya persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam
pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya.

5. Penanganan Hama dan Penyakit Kelapa Sawit

 Ulat Api atau Setora nitens

Gejalanya : menyebabkan daun menjadi kering dan perlahan akan mati,


sehingga siklus atau transportasi nutrisi dari daun mau pun yang akan menuju ke daun
akan terhenti.
Pengendaliannya : mengambil secara manual pupa mau pun ulat sebagai upaya
pemusnahan.

 Tungau Merah atau Oligonychus

Gejalanya : menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna coklat. Tungau


merah perlu diwaspadai pada saat musim kemarau sebab pertumbuhannya pesat pada
musim tersebut.

 Kumbang Tanduk atau Orycte rhinoceros

Gejalanya : menimbulkan penyakit pada tanaman, menyebabkan tanaman


busuk, hingga akhirnya tanaman tidak dapat tumbuh atau mati.
Pengendaliannya : menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus
oryctes juga bisa menjadi upaya terhindarnya keberadaan kumbang tanduk di area
perkebunan kelapa sawit.

 Penggerek Tandan Buah

Gejalanya : lubang pada buah bahkan bisa sampai ke bagian inti, menyebabkan
kerontokan atau aborsi, atau buah menjadi berkembang namun tanpa inti. Selain buah,
hama ini juga menyerang pada bagian bunga, yang mengakibatkan bunga akan gugur
dan secara otomatis menghambat menghambat tumbuhnya buah kelapa sawit.
Pengendaliannya : melakukan pembersihan buah-buah yang sudah busuk agar buah
yang masih steril dari hama tersebut tidak terserang olehnya. Selanjutnya, buah-buah
7
yang busuk tersebut harus dipindahkan ke area yang cukup jauh dari perkebunan,
dimasukkan ke dalam wadah, diberi insektisida, dan kemudian ditutup oleh tanah.

 Busuk Pangkal Batang

Penyebabnya : jamur Ganoderma boninense. Cara pencegahan : dengan mengetahui


kondisi pH tanah dan akar tanaman, aplikasi pupuk untuk tingkat lanjut bisa
dilaksanakan.

 Daun menguning

Gejalanya : menguningnya daun hingga berubah menjadi kecoklat-coklatan dan


mengering. Apabila daun sawit mulai menguning, itu berarti virus mulai menyerang.
Jika tidak ditangani dengan baik, lama-kelamaan daun akan layu dan kemungkinan
panen tidak maksimal. Kenali tandanya agar penanganannya bisa dilakukan.

 Cincin Merah

Gejalanya : daun yang tumbuh mengecil, juga terdapat bercak-bercak kuning


sampai jingga di petiol dan daun tombak. Dinamakan seperti itu karena biasanya pola
cincin merah akan muncul pada batang meski tidak selalu. Oleh karena itu, kumbang
tanduk harus ditangani karena ia penyebab penyakit cincin merah.

6. Kriteria Matang Panen

Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan
matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10
kg atau lebih.

Cara Panen
Pemanenan dilakukan untuk umur <7 tahun  menggunakan alat dodos dengan
lebar 10-12,5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu dan untuk kelapa sawit
umur >7 tahun menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau
batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang
menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan
buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm.
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan
dan brondolan dikumpulkan di TPH.

F. Agribisnis Kelapa Sawit

8
Menurut Pahan (2006), Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat
sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Jumlah
penduduk di Negara-negara kawasan Timur-Jauh sekitar 3,2 milyar atau 50% dari
penduduk dunia. Di daerah inilah, tingkat pertumbuhan ekonomi pada saat ini hingga tahun
2010 merupakan yang paling tinggi. Selain itu, konsumsi minyak per kapita penduduk di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga masih jauh di bawah rata-rata penggunaan
minyak nabati dan lemak per kapita per tahun penduduk dunia.
Sementara, minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa
Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa

A. Subsistem Pra Produksi


Menurut Soekartini (2010), Komoditi kelapa sawit yang merupakan komoditi
agribisnis andalan harus ditangani sedemikian rupa sehingga pengembangan komoditi
baik secara vertikal (melalui industry turunannya/hilir) maupun secara horizontal
(perluasan areal) dalam berjalan dengan baik untuk menopang perekonomian nasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, dukungan terhadap pelaksanaan pengembangan
komoditi ini, diantaranya pengadaan sarana produksi/saprodi, dirasakan sangat penting
agar dapat menunjang kelancaran dalam kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit
Sumber benih kelapa sawit tergabung dalam forum komunikasi produsen benih
kelapa sawit. Forum ini beranggotakan 6 produsen benih kelapa sawit, yaitu Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfin, PT. Lonsum, PT.Dami Mas, PT Tunggal
Yunus dan PT. Bina Sawit Makmur. Kapasitas produksi benih nasional adalah 124 juta
per tahun yang berasal dari masing-masing produsen benih di atas secara berurutan
sebesar 35 juta, 25 juta, 15 juta, 12 juta,12 juta, dan 25 juta kecambah. Keenam
produsen benih tersebut pada dasarnya mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan
benih nasional, walaupun harus meningkatkan kapasitas produksi.
Di samping itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul juga bisa dihasilkan dari
pemuliaan pada tingkat molekuler yang diperbanyak secara vegetatif dengan teknik
kultur jaringan. Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat
menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di
pembibitan. Pertumbuhan dan vigor bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambah
yang ditanam, mofologi kecambah, dan cara penanamannya.
Menurut Pahan (2006), Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat
luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu mengkatkan kesuburan tanah yang
menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi pesediaan unsur hara di
dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya
hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang
karena pencucian dan terangkut (dikonversi) melalui produk yang dihasilkan (TBS)
serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi
tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

9
B. Sistem Produksi
Menurut Pahan (2006), Pembukaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan
mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan
secara fisik. Membuka lahan merupakan pekerjaan teknis yang mudah, asalkan tersedia
peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan. Adapun hal yang perlu diperhatikan
dalam pembukaan lahan diantaranya kesesuaian lahan yang akan dibuka tersebut untuk
budidaya tanaman kelapa sawit.
C. Subsistem Post Produksi
Menurut Pahan (2006), pengolahan merupakan suatu proses mengubah bahan
mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang siap konsumsi. TBS yang
telah dipanen dengan melalui tahap-tahap dan prosedur. Kemudian diangkut menuju
tempat pengolahan. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan
intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produksi setengah jadi.
Minyak mentah atau crude palm oil ( cpo, mks ) dan inti ( kernel, IKS ) harus
diolah lebih lanjut untuk di jadikan produk jadi lainnya.

Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari stasiun
utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut:
 Penerima buah (fruit reception)
 Rebusan (sterilizer)
 Pemipilan (stripper)
 Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser)
 Pemurnian (clarifier)
 Pemisahan biji dan kerner (kerner)

Sementara, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut:


 Pembangkit tenaga (power)
 Laboratorium (laboratory)
 Pengolahan air (water treatment)
 Penimbunan produk (bulking)
 Bengkel (workshop)

Dengan adanya dan Kerjasama yang baik antara kedua stasiun ini, TBS dapat diolah
secara maksimal menjadi minyak mentah atau crude palm oil ( CPO, MKS ) dan inti
( kernel, IKS ) dan kemudian harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lain
seperti minyak makan.
Pemasaran merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu produk yang dihasilkan
oleh produsen kepada penggunaan produk atau konsumen. Prospek pemasaran MKS
sangat cerah karena tekanan permintaan terhadap minyak goreng yang berasal dari
MKS terus meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk dan GDP dunia. Di
samping itu, prospek pemasaran MKS juga dipengaruhi pesatnya perkembangan
industri yang berbasis bahan baku produk kelapa sawit.

G. Aspek Ekonomi Kelapa Sawit

10
Menurut Pahan (2006), perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi
tumbuhan dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit. Sistem agribisnis kelapa
sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian (agroindustri hulu),
pertanian, industri hilir dan pemasaran yang dengan cepat akan merangkaikan seluruh
subsistem untuk mencapai subsistem
Prinsip dasar dalam usaha perkebunan kelapa sawit yaitu memproduksi produk dengan
biaya yang rendah dalam tingkat produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang dapat
diterima. Setiap produsen kelapa sawit menghasilkan produk yang sama sehingga faktor
yang menjadi pertimbangan ekonomis dalam permintaanya yaitu kualitas dan ketersediaan
produk di pasar

BAB III
PENUTUP

11
A. KESIMPULAN

Agribisnis kelapa sawit

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon
kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

12

Anda mungkin juga menyukai