NIM : 220301057
MATKUL : KIMIA DASAR
KELAS : AGT 2
TUGAS
1. Sifat-sifat senyawa organic beserta contoh senyawa organic beserta penggunaanya di industri.
Jawaban :
Sifat-sifat senyawa organik
• Mereka mudah terbakar: sebagian besar senyawa organik memiliki sifat terbakar dengan
adanya oksigen.
• Mereka memiliki kelarutan: beberapa senyawa organik larut dalam pelarut organik, seperti
plastik dalam bensin, sementara yang lain larut dalam air, seperti alkohol dan gula.
• Mereka menyajikan isomerisme: itu adalah sifat membentuk senyawa yang berbeda dengan
jumlah atom yang sama. Misalnya, fruktosa dan glukosa memiliki senyawa berbeda yang
memiliki jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang sama.
• Mereka dapat menyajikan aromatisitas: senyawa organik tertentu memberikan aroma karena
fakta bahwa mereka memiliki struktur cincin dengan ikatan tunggal dan rangkap yang diselingi.
Misalnya, produk benzena seperti bensin, cat, dan pengencer.
• Titik didih dan titik leleh: Senyawa organik cenderung memiliki titik didih dan titik leleh yang
rendah.
Contoh senyawa organic
1. Aseton (CH3 (CO) CH3), penghapus pernis.
2. Asam asetat (H3CCOOH), komponen cuka.
3. Asam format (HCOOH), zat pertahanan semut.
4. Isopropil alkohol (C3H8O), desinfektan epidermis.
5. Benzena (C6H6), aditif bensin, beberapa deterjen, pewarna, dan lain-lain.
6. Butana (C4H10), bahan bakar gas.
7. Dichlorodiphenyltrichloroethane atau DDT, insektisida.
8. Etanol (C2H3OH), komponen minuman beralkohol.
9. Formaldehida (CH2O), pengawet jaringan hidup.
10. Gliserin atau Gliserol (C3H8O3), zat antibeku.
11. Glukosa (C6H12O6), gula sederhana yang menyediakan energi untuk makhluk hidup.
12. Heksana (C6H14), pelarut.
13. Metana (CH4), gas rumah kaca.
14. Naftalena atau naftalena (C10H8), pengusir ngengat.
15. Nylon, bahan untuk pembuatan tekstil.
16. Polystyrene, bahan untuk membuat anime.
17. Propana (C3H8), bahan bakar gas.
18. Sukrosa (C12H22O11), pemanis.
19. Triklorometana atau kloroform (CHCl3), pelarut lemak.
20. Trinitrotoluene atau TNT (C7H5N3O6), mudah meledak.
Penggunan di industry
Industri yang memanfaatkan senyawa organik, baik bahan baku maupun produk akhir, di antaranya
industri tekstil, cat, dan plastik. Industri tekstil menggunakan senyawa organik sebagai zat pewarna
dan bahan baku kain. Zat pewarna juga digunakan dalam industri cat. Dalam industri tekstil dan cat,
zat pewarna digunakan untuk mewarnai produk yang dihasilkan. Tabel berikut menginformasikan
beberapa contoh senyawa organik yang digunakan sebagai zat pewarna beserta struktur kimia dan
warna yang dihasilkannya.
Sampul keping VCD [1] Polipropilena (PP) [– CH2 – CH2 – CH2 –]n
Apabila di salah satu sisi partikel terbentuk sisi negatif, maka sisi yang lainnya akan tertolak.
Dengan kata lain, dipol sesaat mampu mempengaruhi dipol di dekatnya. Jika ada dua partikel yang
memiliki dipol berbeda berdekatan maka akan terjadi tarikan sementara sehingga kedua partikel
menyatu.
Pada atom bebas dan molekul yang bersifat nonpolar, gaya tarikan ini sangat lemah, yang disebut
dengan gaya London. Gaya London terjadi di semua partikel. Namun, untuk senyawa ion,
pengaruhnya bisa dibilang sangat kecil jika dibandingkan dengan gaya tarik menarik yang terjadi
antar ion.
2. Gaya Van der Waals
Gaya antar molekul selanjutnya adalah gaya Van der Waals. Nama gaya ini diambil dari nama
seorang ilmuwan yaitu Johannes Van der Waals. Gaya ini terjadi pada molekul-molekul yang
terjadi dipol permanen misalnya pada molekul ionik dan kovalen polar. Apabila molekul memiliki
kutub yang sama maka keduanya akan tolak menolak. Sebaliknya, jika kutub keduanya berbeda
maka akan tarik menarik.
Gaya Van der Waals ini bila terjadi ini apabila terjadi pada molekul polar atau molekul-molekul
dipol permanen, maka dinamakan sebagai gaya dipol-dipol. Nah, semakin besar nilai momen dipol
yang dimiliki molekul-molekulnya, maka akan semakin besar gayanya.
Contoh lainnya adalah antara molekul-molekul yang bersifat polar dimana terjadi dipol secara
permanen. Hal ini menyebabkan senyawa polar dapat larut ke dalam pelarut polar. Sebagai contoh,
asam asetat dapat larut di dalam air.
Terjadinya gaya ini yaitu sebagai berikut, mulaya dipol yang permanen tersebut mulai menginduksi
lawan elektron molekul yang bersifat non polar. Akibatnya terbentuk dipol terinduksi. Adanya
dipol terinduksi tersebut menyebabkan molekul yang bersifat non polar bisa larut ke dalam pelarut
polar meskipun sedikit. Contoh, oksigen yang larut di dalam air.
Nah, apabila interaksi tarik-menarik atau tolak menolak terjadi pada ion (baik itu positif atau
negatif) dengan molekul dipol permanen, maka dinamakan dengan gaya ion dipol.
3. Ikatan Hidrogen
Selanjutnya terdapat ikatan hidrogen. Ikatan ini merupakan gaya tarik menarik yang terjadi
antara atom hidrogen di dalam senyawa-senyawa yang terdapat ikatan antara hidrogen dengan atom
N, O, dan F. molekul polar seperi H2O mempunyai ujung-ujung yang muatannya saling
berlawanan. Di dalam molekul, dipol menata dirinya sendiri sehingga sisi bermuatan positif akan
berdekatan dengan sisi yang negatif.
Kemudian tarikan dipol yang sangat kuat terjadi di antara molekul apabila memiliki atom hidrogen
yang terikat dengan Nitrogen, Oksigen, atau Fluorin. Ujung positif dipol bisa mendekat ke arah
ujung dipol negatif molekul lain, sehingga keduanya saling berdekatan dan terjadi gaya tarik
menarik yang sangat kuat yang disebut dengan ikatan hidrogen. Kekuatan ikatan hidrogen
mencapai 5-10% daripada ikatan kovalen.