DISUSUN OLEH :
NAMA : LINA NURIZ ZAKIYAH
NIM : 1903057
KELAS : TPKP A
POLIMERISASI
Polimerisasi adalah Proses terbentuknya polimer dari monomer.
Contoh : n CH 2 = CH −[ CH 2−CH ] n−¿
Cl Cl
Reaksi Polimerisasi ada 2 macam, yakni :
1. Polimerisasi Adisi (Poliadisi)
Syarat terjadinya polimerisasi adisi adalah Monomer harus memiliki ikatan
rangkap 2 maupun rangkap 3 yang kemudian akan pecah menjadi ikatan tunggal.
Bersifat Chain reaction, reaksinya terjadi sangat cepat .
Stiren Polistiren
CH 2 CH 2
C =O ~ CH 2−O ~
H
Formaldehid Poliformaldehid
H H H H
C=C C C
H H H H
O O O O
HO-C- - C-OH + HO-CH 2-CH 2-OH -> HO-C- N -C-O-CH 2-CH 2-OH+ H 2
O
Melibatkan gugus fungsi, bersifat step reaction, reaksinya lebih lambat, reaksinya
berhenti ketika gugus fungsional yang bereaksi telah habis.
Dalam hal ini gugus fungsional merupakan gugus yang bereaksi, misalnya :
-OH (Gugus Alkohol atau Hidroksil)
-COOH (Karboksilat)
- NH 2 (Amina)
-N-C=O (Isosianat)
Contoh produk polimer berbasis Reaksi Polimerisasi Kondensasi diantaranya
adalah Melamine-Formaldehid, urea-Formaldehid, unsaturated polyester, alkid,
Poliamida.
+ H2 N ~HC - C – N ~
~HC - CH 2
H2 H
Gugus Gugus Resin Epoksi
Epoksi Amina
2. Pembuatan Poliuretan
Reaksinya berjalan dengan sangat cepat, Ditandai dengan terbukanya ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal, bersifat Chain Reaction
Contoh : Polistiren (PS), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polivynil Klorida (PVC),
Polivinil asetat, Polimetil Metakrilat, Politetrafluoroetilen.
CH 2 CH 2 CH 2
CH 2 =CH 2 ~ ~
CH 2 CH 2 CH 2 n
C–O–O–C- CO 2- + + CO 3
Pemanasan
Benzoil Peroksida
X X X X
(2.) Dispropionasi antara radikal yang sedang tumbuh
-CH – CH - + - CH - CH 2 ~ - CH = CH + CH 2 - CH 2−¿
X X X X
(3.) Reaksi dengan Radikal Inisiator
~CH 2-CH- + - I - - CH 2−CH −I
X X
(4.) Transfer Rantai dengan Modifier
~CH 2−CH −+ RY CH 2−CH −I
X X
(5.) Transfer Rantai dengan Monomer
−CH 2−CH −+CH 2=CH CH 2−CH 2+CH 2−C−¿
X X X X
(6.) Reaksi dengan Molekul membentuk suatu radikal bebas yang stabil, contoh :
Hidroquinon
−CH 2−CH + HO−¿ - OH ~ CH 2−CH 2+−O−¿ - OH
X X
2. POLIMERISASI AIONIK
Pada polimerisasi ini yang bertindak sebagai inisiator berbentuk anion (ion
bermuatan negatif) terjadi pada fase cair, umumnya dalam pelarut non-ionik, contoh :
H
Butil Litium Butil Anion Litium
Kation
Ketika Carbanion bertemu dengan monomer stiren makai katan rangkap pada stiren
akan terbuka dan terbentuk carbanion baru. Tahapan ini adalah tahap inisiasi
Pada Tahap propagasi, monomer yang telah berubah menjadi carbanion bereaksi
dengan monomer baru, terjadi pengulangan mekanisme carbanion mengikat monomer
baru (Tahap Propagasi). Mekanisme ini dapat berlangsung dengan terus menerus
selama masih ada monomer , tetapi jika hasil rantai polimer yang ujungnya berupa
carbanion belum padam, maka reaksi propagasi tetap hidup dan akan tetap
berlangsung. Oleh karenanya reaksi tersebut disebut juga dengan living anion
polimerization. Dalam hal ini terminasi tidak terjadi karena polimernya masih hidup.
Polimerisasi baru berhenti bila carbanion dimatikan, missal dengan penambahan air.
Litium akan bereaksi dengan air membentuk LiOH dan carbanion akan hilang, rusak /
mati. Reaksi akan tetap beralanjut sampai monomer habis, tetapi polimernya masih
hidup. Jika ada penambahan senyawa yang membuat inisiator mati, reaksi baru
berhenti. Pada umumnya reaksi polimerisasi anionic dilakukan pada suhu yang
sangat rendah.
3. POLIMERISASI KATIONIK
Menggunakan Kation sebagai inisiatornya, Ikatan rangkap akan terbuka dan bersama
dengan kation membentuk senyawa yang bermuatan positif. Inisiator dalam
polimerisasi Kationik bertindak sebagai Katalisator. Dengan monomer, katalisator
membentuk ion carbenium pada tahap inisiasi.
Langkah Propagasi terjadi setelah kation monomer atau ion carbenium terbentuk,
sedangkan pada tahap terminasi, akan terjadi reaksi chain transfer antara polimer
kation dengan monomer buten yang membuat monomernya mati dan monomernya
menjadi kation baru. Kemungkinan lain dari terminasi adalah lepasnya kompleks
katalisator dari polimer yang tumbuh (chain growth). Atau salah satu atom lain pada
kompleks katalisator akan lepas menuju rantai polimer yang sedang tumbuh untuk
mengakhiri reaksi. Berikut adalah jenis monomer yang dapat berpolimerisasi secara
kationik :
Monomer Struktur Kimia
Isobutilen CH 3
H 2 C=C
CH 3
Stiren CH 2=CH
CH 2=CH
4. POLIMERISASI KOORDINASI
Ditemukan oleh Karl Ziegler dan Giulio Natta. Polimerisasi koordinasi banyak
terjadi pada gugus olefin, dimana pada prosesnya menggunakan komboinasi
katalisator dan kokatalisator. Katalisator yang digunakan adalah logam transisi
golongan IV s/d VIII sedang kokatalisator yang digunakan adalah golongan I s/d III.
Tahapan pada polimerisasinya yakni, Inisiasi, Propagasi dan Terminasi.
PERBEDAAN POLIMERISASI ADISI DAN POLIMERISASI KONDENSASI
POLIMERISASI ADISI POLIMERISASI KONDENSASI
Semua atom dari monomer menjadi Tidak semua atom monomer menjadi
bagian dari Polimer bagian polimer
Tanpa ada senyawa sisa -> tanpa ada Sebagian atom dari monomer
hasil samping membentuk senyawa molekul lain yang
sederhana
Contoh : HCl
Terbukanya ikatan rangkap menjadi Gugus yang bereaksi adalah gugus
Ikatan tunggal fungsional
Reaksi berjalan sangat cepat Reaksi berjalan lambat
Rumus molekul polimer = Penjumlahan Jumlah atom yang terbentuk pada
Monomer polimer lebih sedikit dari penjumlahan
Karena setiap rumus molekul unit atom monomer.
pengulangan adalah sama dengan
monomer penyusun