PORTOFOLIO
KIMIA
Disusun Oleh :
Oktafarel F. Posumah ( XI MIA 1 )
SMA N 1 DUMOGA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Tugas Rumah Halaman 5
1. Apa yang kamu ketahui tentang senyawa hidrokarbon ?
Jawab : Hidrokarbon merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan
unsur hidrogen (H).
2. Apakah yang dimaksud senyawa organik ? samakah dengan senyawa karbon ?
Jawab : Senyawa organik dan senyawa karbon itu berbeda. Memang benar jika senyawa organik
pasti mengandung karbon. Tapi beberapa senyawa yang mengandung karbon
tidak termasuk ke dalam senyawa organik. Misalnya karbida, karbonat, dan oksida karbon.
3.Bagaimana caranya menguji adanya atom C dan H pada suatu senyawa ? Jelaskan!
Jawab : Cara menguji adanya atom C dan H pada suatu senyawa dapat dilakukan melalui uji
pembakaran. Jika senyawa memiliki atom karbon (C) dan hidrogen (H) maka uji
pembakaran akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O). Hal ini
dapat dibuktikan melalui menggunakan uji kapur dan uji kertas kobalt.
Jawab : Reaksi pembakaran pada senyawa hidrokarbon pada umumnya dapat dituliskan seperti
ini :
5. Sebutkan contoh senyawa hidrokarbon yang dapat kamu temui dalam kehidupan sehari-hari
6. Mengapa ketika kamu meniupkan udara dalam air kapur akan terjadi kekerahan ?
Jawab : air kapur menjadi keruh akibat reaksi karbondioksida dan kalsium hidroksida
menghasilkan padatan kalsium karbonat yang berwarna putih.
2. Bidang Sandang
Saat ini, banyak dikembangkan pakaian yang terbuat dari senyawa polimer, di antaranya
poliester, polietilena, poliuretan, dan nilon. Polimer tersebut berasal dari senyawa hidrokarbon
seperti etilena, propilena, dan benzena.
Beberapa produk sandang dengan bahan baku polimer di antaranya jaket, sarung tangan, sepatu,
dan rok wanita.
3. Bidang Industri dan Perdagangan
Produk hasil pengolahan minyak bumi banyak digunakan dalam bidang industri dan
perdagangan, di antaranya sebagai bahan bakar, bahan baku pembuatan plastik, dan berbagai
jenis bahan kimia.
Senyawa hidrokarbon yang menyusun minyak bumi tersebut adalah etena dan propilena. Berikut
penjelasannya.
a. Etena
Etena atau etilena adalah senyawa hidrokarbon yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi.
Selain itu, etena dapat diubah menjadi zat kimia yang digunakan sebagai bahan dasar polistirena
dan polivinil asetat. Contoh penggunaan senyawa etena adalah sebagai berikut.
4. Partikulat
Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb) dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata
perih, gangguan saluran pernafasan dan merusak ginjal.
ketentuan penentuan kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan.
[2]
Dengan cara ini, termokimia digunakan memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam
reaksi kimia, perubahan fase, dan pembentukan larutan. Sebagian besar ciri-ciri dalam
termokimia berkembang dari penerapan hukum I termodinamika, hukum 'kekekalan' energi,
untuk fungsi energi dalam, entalpi, entropi, dan energi bebas Gibbs.
Energi
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja.[3] Setiap benda memiliki energi. Energi
yang dimiliki benda dapat dibedakan menjadi energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik
adalah energi yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak. Contohnya energi pada angin, air
terjun, dan kipas angin yang berputar. Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
keadaan atau kedudukan benda tersebut. Contohnya energi potensial gravitasi dan pegas.[4]
Kalor
Kalor merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda lain karena
perbedaan temperatur. Satuan kalor sama dengan satuan energi yaitu Joule. Adakalanya satuan
yang dipakai adalah kalori atau kilokalori.[4] Kalor reaksi adalah kalor yang menyertai suatu
reaksi kimia.
∆H negative ∆H positif
Persamaan Termokimia
Persamaan Termokimia adalah persamaan kimia yang dilengkapi dengan harga perubahan
entalpi.[4]
Contoh persamaan termokimia:
1. Reaksi 1 mol gas metana dengan 2 mol gas oksigen yang menghasilkan karbon dioksida
dan air membebaskan kalor sebesar 802,3 kJ pada temperatur 298K (25oC) dan tekanan 1
atm. Persamaan termokimianya dapat ditulis: CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 O2(g) ∆H = -
802,3 kJ.
2. Reaksi karbon dan gas hidrogen membentuk 1 mol gas etuna (C 2H2) pada temperatur
25oC dan tekanan 1 atm membutuhkan kalor sebesar +226,8 kJ. Persamaan
termokimianya dapat ditulis: 2C(s) + H2(g) → C2H2(g) ∆H = +226,8 kJ.[4]
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan kalor pada suatu reaksi tidak bergantung pada
jalannya reaksi, tapi bergantung pada keadaan awal dan akhir suatu reaksi. [5] Hukum Hess
dapat diaplikasikan dalam 4 cara:
o Menggunakan diagram siklus
o Menggunakan diagram tingkat energi
o Menggunakan data entalpi pembentukan standar(ΔHf0)
o Menggunakan data reaksi
Menggunakan data energi ikatan.
Energi ikatan (D) adalah besarnya energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol
ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas dengan satuan kJ mol-
Penerapan
Kromatografi lapis tipis
Aktivasi termokimia menjadi bagian dari proses pengembangan noda pada kromatografi lapis
tipis. Noda akan berpendar di tempat yang terpapar sinar ultraungu saat dipanaskan pada suhu
tinggi. Reaksi larutan dapat dideteksi melalui pemisahan pada silika gel dengan ikatan
aminopropil. Permukaan lempeng silika gel bertindak sebagai katalis yang
melakukan konjugasi dengan senyawa π- elektron yang melimpah. Reaksi larutan akan
membentuk produk yang mengalami fluoresensi ketika telah dalam kondisi jenuh.[8]
Intensitas senyawa flouresensi yang terbentuk dipengaruhi oleh lempeng kromatogram dengan
cairan parafin atau polietilena glikol. Pelarutan senyawa dilakukan dalam heksana atau heptana.
Jika aminopropil berisi indikator berflurorensensi maka hasil fluoresensi dapat terlihat jelas di
bawah sinar ulatrungu pada 254 nm (F254). Setelah aktivasi termal dan peningkatan fluoresensi
melalui penyerapan yang kuat, terkadang senyawa yang lemah dapat berpendar. Jenis senyawa
ini ialah asam vanillik dan asam homovanillik. Senyawa heteroatom memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap aktivasi termal dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon murni. Jenis senyawa
heteroatom meliputi nitogen, oksigen, sulfur, atau fosfor. Perubahan eksitasi dan emisi
gelombang dipengaruhi oleh perubahan pH. Selain itu, aktivasi termal juga digunakan untuk
mendeteksi katekolamin, asam buah, dan beberapa karbohidrat. [9] Pemanasan lempeng
kromatografi lapis tipis juga menyediakan pereaksi bebas pendeteksi zat kimia tertentu. Fungsi
ini terjadi pada lempeng ikatan amino setelah pengembangan untuk suhu minimal 150-220 oC.[10]
Pembuatan bioetanol
Termokimia telah diterapkan dalam pembuatan bioetanol dengan bahan baku
berupa biomassa lignoselulosa.[11] Etanol dihasilkan dari pencampuran gas karbon
monoksida dan dua atom hidrogen. Reaksi eksotermis dihasilkan pada tekanan 200 bar melalui
bantuan katalis logam dengan suhu 300 oC. Proses termokimia juga menghasilkan produk
sampingan berupa alkohol dalam bentuk propanol, butanol, dan metanol.[12]
Proses termokimia menghasilkan bioetanol dengan tingkat daya guna yang tinggi. Termokimia
mampu memanfaatkan komponen lignin yang hanya terbuang pada pembuatan bioetanol dengan
proses biokimia. Kerumitan dari pembuatan bioetanol dengan proses termokimia adalah
penggunaan katalis yang tepat. Katalisasi dilakukan dengan bahan dasar
berupa rhodium, tembaga, kobalt, molibdenum, seng, dan besi.[13]
Gasifikasi
Gasifikasi merupakan pengubahan biomassa menjadi bahan bakar gas atau bahan kimia. Bahan
dasar proses gasifikasi adalah karbon yang diubah melalui proses termokimia. Suhu standar
dalam gasifikasi yaitu antara 600–1.000 oC. Proses oksidasi dalam gasifier dilakukan dengan
media udara, oksigen, uap air, atau gabungan ketiganya. Bahan baku yang digunakan untuk
gasifikasi dengan termokimia ialah biomassa lignoselulosa yang telah dikeringkan dan digiling
menjadi ukuran tertentu.[14]
Pembuatan bahan bakar minyak atau gas
Termokimia dapat dimanfaatkan untuk membuat bahan bakar cair dan gas. Bahan baku yang
digunakan berasal dari mikroalga. Tahapan pengubahan mikroalga menjadi bahan bakar
minyak atau gas meliputi gasifikasi, pirolisis, hidrogenasi dan likuefaksi.[15]