Disusun oleh:
LINDA M.SIMBOLON
D1A020172
Dosen pengampu:
Dr.Ir.Aryunis,M.P
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Ir.Aryunis,M.P selaku guru Mata
Kuliah Mekanisasi Pertanian karena sudah memberikan kepada kami materi perkuliahan.Saya
sadar bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna atau masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini menjadi
salah satu jenis tanaman perkebunan yang menempati posisi penting dalam sektor pertanian
pada umumnya, dan sektor perkebunan pada khususnya, hal ini dikarenakan banyaknya
tanaman yang menghasilkan. minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai
ekonomi terbesar per hektar di dunia (Pusat Informasi Pertanian, 1990). Mengingat
pentingnya kelapa sawit saat ini dan di masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya
permintaan penduduk dunia akan kelapa sawit, maka perlu dipikirkan upaya peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit dengan baik agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. tercapai. Salah satunya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono
2003).
Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan
di masa depan karena berbagai kegunaannya untuk kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki
arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan lapangan pekerjaan yang
bermuara pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber energi negara. Penyebaran
perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini berkembang di 22 wilayah provinsi. Luas
perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 adalah 105.808 dengan produksi 167.669 ton, pada
tahun 2007 meningkat menjadi 6,6 juta ha dengan produksi sekitar 17,3 juta ton CPO
(Sastrosayono 2003). Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia. Di
tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri kelapa sawit tetap bertahan dan
memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian negara.
Data Direktorat Jenderal Perkebunan (2008) menunjukkan terjadi peningkatan luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4.713.435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha
pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit terus meningkat. . Peningkatan luas juga
diimbangi dengan peningkatan produktivitas. Produktivitas kelapa sawit adalah 1,78 ton/ha pada
tahun 2001 dan meningkat menjadi 2,17 ton/ha pada tahun 2005. Ini merupakan tren positif dan
harus dipertahankan. Untuk mempertahankan produktivitas tanaman yang tinggi diperlukan
pemeliharaan yang tepat dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Penghasil (TM) adalah
pengendalian hama dan penyakit.
1.1 TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara panen kelapa sawit
2. Untuk mengetahui alat panen kelapa sawit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit memiliki akar serabut yang terdiri dari akar primer, sekunder,
tersier dan kuaterner. Akar primer umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar sekunder, tersier
dan kuaterner tumbuh mendatar dan ke bawah. Akar perempatan berfungsi untuk menyerap
unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar kelapa sawit banyak tumbuh pada lapisan tanah bagian
atas sampai kedalaman sekitar 1 meter dan bagian bawah semakin sedikit (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (semai) terjadi pembentukan batang yang lebar tanpa
pemanjangan ruas (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak pada pucuk batang, tertanam
pada tajuk daun. Pada batang terdapat pangkal pelepah daun yang menempel kuat (Sunarko,
2008). Pertumbuhan awal daun selanjutnya akan membentuk sudut. Daun yang sudah punah
yang tumbuh masih menempel pada daun lainnya. Arah tumbuhnya daun yang sudah punah
tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-
120 lembar (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai matang dan mulai menghasilkan
bunga jantan atau betina. Bunga jantan berbentuk lonjong, sedangkan bunga betina agak
bulat. Tanaman kelapa sawit mengalami penyerbukan silang. Artinya, bunga betina satu pohon
dibuahi oleh bunga jantan pohon lain oleh angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit maka pertumbuhan
daun semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk semakin berkurang. Hal ini karena semakin
tua tanaman, semakin besar ukuran buah kelapa sawit. Tingkat minyak yang dihasilkannya juga
akan lebih tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg
(Setyamidjaja, 2006).
Kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara
120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dibutuhkan antara 2.000-
2.500 mm per tahun dengan distribusi yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari
optimum adalah antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar antara 24º -38º C. Ketinggian
optimum di atas permukaan laut berkisar antara 0-500 meter (Setyamidjaja, 2006).
Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukankondisi lingkungan
yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu,
faktoryang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan
budidaya, dan penerapan teknologi.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan
brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan. Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat
dari warna, yaitu merah dan oranye. Buah kelapa sawit memiliki tingkat kematangan yang berbeda, sehingga
fraksi buah yang terdapat dalam satu kebun dapat berbeda-beda.
Buah dalam bentuk TBS dan brondolan yang baru dipanen harus segera diangkut ke pabrik untuk menghindari
kenaikan asam lemak bebas (ALB) dan menghindari terjadinya pencurian buah. Pada waktu penngangkutan
buah, harus dipisahkan antara tandan dan brondolan.
Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi
kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke
TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS).
Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain
bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapain
produktivitas.
berdasarkan tinggi tanaman ada 2 cara panen yg umum di lakukan oleh perkebunan kelapa sawit
Untuk tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara panen menggunakan alat dodos yg lebar 10-72,5 cm dg
gagang pipa besi/tongkat kayu.
v Sedangkan tanaman yg berumur 7 thn/ lbh pemanenen menggunakan egrek yg disambung dg pipa
almunium/batang bambu.....
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Allamanda cathastica merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah tropis. Umumnya
tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanaman ini merupakan tanaman yang
mempunyai bunga berwarna kuning yang bentuknya menyerupai terompet dan mempunyai kar
tunggang sehingga merupakan tanman dicotyledon. Jaringan Pengangkut air pembuluh xilem
berasal dari sel-sel silindris yang biasanya mengarah keujung-ujung.Saat matang dinding sel-sel
itu melarut dan kandungan sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem, saluran
bersambung yang tidak mati. Hasilnua adalah pembuluh xilem bersambung dengan transpor air
dan mineral keatas (Kimball, 2001).
Air adalah sebuah komponen penting bagi seluruh organisme termasuk tumbuhan, dimana air
berperan sebagai pelarut untuk menjalankan berbagai reaksi kimia pada tubuh.Air begitu
dibutuhkan oleh tumbuhan yaitu berguna menjaga tekanan turgor supaya bentuk sel tetap turgid,
karena saat terjadi penguapan maka akan menyebabkan salah satu hilangnya air dari seluruh
tubuh tumbuhan.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut ini : 1.
1.Jaringan Xilem / Pembuluh Kayu
Jaringan xilem adalah suatu jaringan dimana berfungsi mengangkut air dan hara mineral dari
dalam tanah tersebut. Dimana air tersebut akan masuk melalui jaringan akar, mulai dari
epidermis sampai dengan di pembuluh kayu yang akan mengangkut air dan hara mineral akan
naik ke organ tumbuhan lainnya, seperti pada batang dan daun.
Unsur pada jaringan xilem :
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral didalam transportasi
intervasikuler.
Elemen xilem biasanya terdiri atas unsur pembuluh.
Sel – selnya berbentuk memanjang, dimana tersusun dari trakhea dan trakheid.
Trakhea dan trakheid ialah sel mati yang tidak mempunyai protoplasma serta hanya
tersisa dinding selnya saja.
Trakhea adalah sebuah unsur terpenting pada sistem xilem angiospermae, dan tidak
terdapat didalam gymnospermae.
Jaringan floem maupun pembuluh tapis adalah jaringan pengangkut dimana berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis yang berlangsung pada daun. Dimana cara kerja jaringan ini ialah
dengan mengangkut glukosa dari daun ke seluruh sel di dalam tubuh tumbuhan.
Berguna untuk menghantarkan zat makanan hasil proses fotosintesis daun ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
Elemen floem tersusun atas unsur – unsur tapis, sel pengiring serta serabut floem,
sklereid maupun parenkim floem
Parenkim floem sendiri berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No perlakuan Jumlah
penambahan air
ke
PEMBAHASAN
Air merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik
untuk tumbuhan, manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air
sangat dibutuhkam untuk perkembangan dari tumbuhan ataupun
tanaman tersebut. Pada praktikum jaringan pengangkut air
mempunyai tujuan yaitu untuk melihat proses transpor air dari akar
kedaun melalui xilem. Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif
penyerapan air oleh akar dan kehilangan air oleh transpirasi
menyerupai air yang tidak cukup oleh akar, sehingga menimbulkan
devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang
mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi
menjadi rendah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah
Hari/Tanggal : Senin/ 18 April 2022
Pukul : 08.00 WIB –selesai
Tempat : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan UNJA