Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH REKAYASA TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

METODE REKAYASA ORGAN TARGET AKAR TANAMAN AKAR WANGI


( Vetiveria zizanioides L.)
Dosen Pengampu : Ir. Aep Wawan Irwan, MP.

KELOMPOK 4

1. Widya Salsabila Octaviani (150510190014)


2. Faris Aulia Rahman (150510190092)
3. Sri Mulyani (150510190156)
4. Naomi Anastasya (150520190164)
5. Nadhira ( 150510190158 )
6. Alfira Dewi Erawati (150510190154)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

2020
Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................................... i


Bab I Pendahuluan ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan ..................................................................................................... 4
2.1 Metode Rekayasa ................................................................................................. 4
2.2 Rekayasa Media Tanam pada Tanaman Akar Wangi........................................... 4
2.3 Kelebihan Pengaplikasian Media Tanam (Arang sekam dan Styrofoam) ............ 5

2.4 Kekurangan Pengaplikasian Media Tanam(Arang sekam dan Styrofoam) .......... 6

Bab III Kesimpulan .................................................................................................... 8


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8
Daftar Pustaka............................................................................................................. 9

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides L.) merupakan anggota famili


Graminae penghasil minyak atsiri penting di dunia. Indonesia merupakan salah satu
dari tiga produsen minyak akar wangi dunia dan pada saat ini kebutuhan minyak akar
wangi dunia mencapai 300 ton tiap tahun. Akan tetapi, Indonesia hanya mampu
memenuhi sekitar 28% saja dari kebutuhan minyak akar wangi dunia (Mulyati et al.,
2009) Hal tersebut dikarenakan produktivitas akar wangi yang masih rendah.
Usaha peningkatan produksi dan kualitas minyak akar wangi dapat dilakukan
dengan perbaikan teknologi budidaya akar wangi. Salah satu teknologi budidaya yang
dapat digunakan adalah teknologi hidroponik. Hidroponik merupakan satu teknik
budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh tetapi
menggunakan media inert seperti kerikil, pasir, gravel, arang sekam, peat, vermiculite,
styrofoam, atau sawdust yang diberi larutan nutrisi (Resh, 2004).
Penelitian ini menggunakan dua jenis media tanam yaitu arang sekam dan
styrofoam. Hardjanti (2005) mengungkapkan bahwa kelebihan penggunaan arang
sekam dan styrofoam adalah sama-sama memiliki porositas yang baik bagi
perkembangan akar, ringan, dan gembur sehingga tidak menghambat pertumbuhan
akar. Pemanfaatan arang sekam dan styrofoam sebagai media tanam dalam teknologi
hidroponik diharapkan menjadi media tanam alternatif selain tanah, sehingga dapat
mengurangi masalah limbah yang melimpah dari sektor pertanian dan non pertanian.
Penelitian ini difokuskan pula untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah bibit
yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil akar wangi, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi input yang dibutuhkan untuk budidaya akar wangi tetapi dengan tetap
menghasilkan produksi akar wangi yang tinggi.

1
Tanaman Akar Wangi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Family : Graminae
Genus : Vetiveria
Spesies : Vetiveria zizanioides L.

Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioide L.) merupakan tumbuhan sejenis


rumput yang menyerupai tanaman padi, tumbuh secara tegak. Sejak lama tanaman akar
wangi digunakan sebagai bahan wangi-wangian. Tanaman akar wangi adalah
tumbuhan sejenis rumput yang tumbuh menahun, arah tumbuh tegak lurus membentuk
rumpun yang besar, kompak, beraroma khas, bercabang-cabang, memiliki rimpang
dengan akar serabut yang dalam. Tinggi tanaman dapat mencapai 1-2,5 meter dengan
diameter batang antara 2-8 mm. Tanaman akar wangi ditemukan tumbuh secara liar
atau sengaja ditanam diberbagai negara beriklim tropis dan subtropis.
Daun akar wangi berbentuk pita/garis pipih, kaku, dengan permukaan bawah
daun licin. Warna daun hijau. Bunga akar wangi menyerupai padi, namun berduri dan
berwarna putih kotor. Bunga tanaman ini tumbuh di ujung batang dan memiliki bentuk
bulir. Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, tiap tandan memiliki panjang
mencapai 10 cm. Ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk
beang, namun dibagian aspeksnya tampak menebal. Akar tanaman bahan wewangian
ini berbentuk serabut dan berwarna kuning. Akarnya beraroma wangi yang cukup pekat.
Akar dari tanaman akar wangi menghasilkan minyak atsiri yaitu minyak akar
wangi (Java Vetiver Oil) yang dihasilkan dari destilasi akar tanaman akar wangi.
Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi aroma yang kuat sehingga banyak digunakan
terutama dalam industri parfum, kosmetik, aromatherapy dan pewangi sabun. Manfaat
lain minyak akar wangi adalah sebagai bahan insektisida alami, sedangkan dalam obat
herbal berfungsi sebagai carminative, stimulant, dan diaphoretic.

2
Organ Target Tanaman
Organ target dari tanaman akar wangi adalah akar. Akar merupakan organ utama
dari suatu tanaman, yang biasanya tidak berbuku-buku, tidak beruas-ruas, umumnya
tidak berklorofil serta sebagian atau seluruhnya berada dalam tanah., serta ujungnya
seringkali meruncing, yang akan memudahkan akar untuk menembus tanah.

Akar ini menjadi bagian pokok disamping batang dan daun bagi tumbuhan yang
tumbuhnya telah merupakan kormus. Fungsi akar sendiri untuk memperkuat
berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari
dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukannya, dan sebagai tempat penimbunan makanan/cadangan
makanan seperti pada akar wangi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam maklah ini adalah sebagai
berikut :

a. Apa itu tanaman akar wangi ?


b. Apa organ target tanaman akar wangi ?
c. Bagaimana merekayasa pertumbuhan dan perkembangan tanaman akar wangi
dan metode rekayasa apa yang digunakan?
d. Kelebihan dan kekurangan dari metode yang digunakan ?

Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari disusunnya makalah ini diantaranya sebagai
berikut :

a. Mengetahui karakteristik tanaman akar wangi


b. Mengetahui organ target dari tanman akar wangi
c. Mengetahui rekayasaan yang dapat dilakukan pada tanaman akar wangi untuk
meningkatkan hasil dari tanaman akar wangi
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode rekayasa yang digunakan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Rekayasa

Rekayasa pada tanaman akar wangi didasarkan pada dua faktor yaitu faktor
komposisi media tanam dengan tiga taraf yaitu 100% arang sekam, arang sekam :
Styrofoam (2:1), dan arang sekam : styrofoam (1:1). Faktor kedua adalah jumlah bibit
dalam satu polybag yang terdiri dari dua taraf yaitu satu bibit dan dua bibit.

Bibit yang digunakan adalah bibit akar wangi varietas Verina 2 berupa anakan
yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balittro).

2.2 Rekayasa Media Tanam pada Tanaman Akar Wangi

Rekayasa pada penanaman akar wangi yang dilakukan adalah rekayasa media
tanam dengan penambahan arang sekam dan styrofoam dengan perbandingan volume
1:1. Hal ini diapatkan setelah adanya penelitian yang dilaksanakan oleh Resti dkk di
rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, University Farm, Fakultas Pertanian
IPB dengan elevasi 240 m di atas permukaan laut (dpl). Mulai dari tahun 2012-2013.
Rekayasa ini mendapatkan hasil tertinggi dalam jumlah daun, jumlah anakan, jumlah
akar, panjang akar, kandungan klorofil dan karotenoid jika dibandingkan dengan
tanaman yang ditanam pada media arang sekam 100% dan arang sekam : styrofoam
(2:1)

Jumlah anakan secara langsung mempengaruhi jumlah daun pada tanaman akar
wangi, dimana semakin banyak jumlah anakan maka, jumlah daun pun akan semakin
banyak. Dari penelitian yang telah dilakukan jumlah anakan paling pada terdapat pada
rekayasa media tanam dengan penambahan arang sekam dan styrofoam dengan
perbandingan volume 1:1. Hal ini disebabkan karena penambahan styrofoam membuat
pori-pori media tanam menjadi besar, mengingat styrofoam terbuat dari bahan
copolimer stryen yang memiliki bobot sangat ringan yaitu 13 kg/m 3 – 15 kg/m3

4
meskipun tidak memiliki unsur hara. Pori-pori yang besar ini memungkinkan akar
tumbuh dengan baik dan tentunya membuat tanaman memiliki pertumbuhan yang lebih
baik juga jika dibandingan dengan tambahan media tanam berupa arang sekam saja
yang memiliki bobot 125 kg/m3 (Santoso dkk, 2011).

Styrofoam tidak akan mengalami perubahan seperti yang terjadi pada arang
sekam yang dapat hancur dan lapuk sehingga pada akhirnya media menjadi padat dan
menyebabkan pori-pori mengecil (Suryanto dan Dwi, 2010). Hal ini berpengaruh juga
pada pertumbuhan akar, dan pada penelitian didapatkan media yang menghasilkan
pertumbuhan akar paling baik adalah media dengan tambahan arang sekam dan
styrofoam dengan perbandingan volume 1:1.

Media tanam berpengaruh pula terhadap kandungan klorofil a, klorofil b,


klorofil total dan karotenoid daun pada tanaman akar wangi. Kandungan ini tidak
berbeda nyata antara media tanam arang sekam : styrofoam (2:1) dan juga arang sekam :
styrofoam (1:1). Penambahan styrofoam diduga mampu mendukung proses
metabolisme tanaman. Karena salah satu faktor pembentuk klorofil adalah kondisi
media tanaman yang mendukung proses fisiologi tanaman, seperti ketersediaan air dan
hara (Prihastanti, 2010)

2.3 Kelebihan Pengaplikasian Media Tanam (Arang sekam dan styrofoam)

Media tanam dengan komposisi arang sekam : styrofoam 1:1 dapat menghasilkan rata-
rata jumlah anakan lebih tinggi daripada media tanam dengan komposisi 100% arang
sekam, tetapi tidak terlalu berbeda dengan media tanam komposisi arang sekam :
styrofoam 2:1. Media tanam komposisi arang sekam : styrofoam 1:1 memiliki jumlah
daun yang lebih banyak dibanding media tanam arang sekam 100% maupun media
tanam arang sekam : styrofoam 2:1.

Media tanam styrofoam berasal dari bahan copolimer stryen yang tidak
mengandung hara, tetapi memiliki bobot yang sangat ringan, yaitu 13 kg/m³ sampai 15
kg/m³ (Santoso et al., 2011) dalam (Septyani et al., 2013). Media tanamn styrofoam

5
mempunyai bobot lebih ringan daripada bobot arang sekam yaitu 125 kg/m³. Media
tanam komposisi arang sekam : styrofoam 1:1 memiliki pori-pori yang besar, hal ini
baik untuk perkembangan akar dan produksi tanaman yang lebih baik pertumbuhannya.
Media tanam arang sekam : styrofoam 1:1 pada struktur styrofoamnya tidak mengalami
perubahan sejak awal sampai akhir perlakukan.

Media tanam arang sekam : styrofoam 2:1 menghasilkan rata-rata kandungan


klorofil a, klorofil b, klorofil total, dan karotenoid lebih tinggi daripada media arang
sekam 100%, tetapi sama dengan media tanam arang sekam : styrofoam 1:1. Pori-pori
media tanam yang sesuai dapat memudahkan pergerakan akar tanaman dalam
penyerapan air dan unsur hara sehingga kebutuhkan fotosintesis terpenuhi. Media
tanam arang sekam : styrofoam 1:1 menghasilkan rata-rata jumlah akar besar, akar
kecil, akar total dan panjang akar yang lebih tinggi daripada media tanam arang sekam
100% dan arang sekam : styrofoam 2:1.

2.4 Kekurangan Pengaplikasian Media Tanam (Arang sekam dan styrofoam)

Tidak terdapat kekurangan pada media tanam campuran arang sekam dan styrofoam,
tetapi terdapat kekurangan pada masing-masing media tanam.

Arang sekam :

Menurut Suryanto dan Dwi (2010), arang sekam memiliki kekurangan yaitu
memiliki sifat yang mudah hancur dan lapuk dikarenakan terdapat proses
dekomposisi secara terus-menerus yang menyebabkan sekam menjadi lebih padat.
Pemadatan media tanam ini tidak baik untuk pertumbuhan akar tanaman. Pori arang
sekam yang kecil akan mengakibatkan akar tanamn kesulitan menyerap air dan unsur
hara sehingga kebutuhan nutrisi kurang yang berakibat pada proses fotosintesis dan
pertumbuhan tanaman terhambat.

Styrofoam : tidak mengandung unsur hara

6
Kekurangan pada media tanam styrofoam yaitu tidak memiliki kandungan
hara sehingga dalam pengaplikasiannya dibarengi dengan jenis media tanam lain,
seperti arang sekam.

7
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides L.) merupakan anggota famili


Graminae penghasil minyak atsiri penting di dunia. Minyak atsiri ini didapatkan dari
destilasi akar tanaman akar wangi yang memiliki daya fiksasi aroma yang kuat
sehingga banyak digunakan terutama dalam industri parfum, kosmetik, aromatherapy
dan pewangi sabun. Namun produktivitas dari tanaman ini masih tergolong rendah,
sehingga perlu dilakukan suatu rekayasa. Salah satu rekaya yang dapat dilakukan
adalah penanaman akar wangi dengan media tanam dengan penambahan arang sekam
dan styrofoam dengan perbandingan volume 1:1. Dimana rekayasa ini menghasilkan
jumlah daun, jumlah anakan, jumlah akar, panjang akar, kandungan klorofil dan
karotenoid yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada
media arang sekam 100% dan arang sekam : styrofoam (2:1) (Resti dkk, 2013)

8
DAFTAR PUSTAKA

Hardjanti S. 2005. Pertumbuhan setek adenium melalui penganginan, asal bahan setek,
penggunaan pupuk daun dan komposisi media. Agrosains. 7(2):108-114.
Mulyati H, Setiawan A, Rusli M. 2009. Rancang Bangun Sistem Manajemen Rantai
Pasokan dan Risiko Minyak Akar Wangi Berbasis IKM di Indonesia. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Resh HM. 2004. Hydroponics Food Production. New Jersey (US): Newconcept Pr.
Septyani, Sintho, dan Slamet. 2013. Budidaya Tanaman Akar Wangi (Vetiveria
zizanioides (L.) Nash) dalam Wadah: Pengaruh Jenis Media Tanam dan Jumlah
Bibit. Bul. Agrohorti 1 (4) : 111 – 121 (2013)

Anda mungkin juga menyukai