MINYAK ADAS
DISUSUN OLEH:
Dosen Pengampu:
JURUSAN KIMIA
YOGYAKARTA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, kasih dan karuniaNya
sehingga Tugas Makalah Kimia Minyak Atsiri yang berjudul “Minyak Adas dapat ”
selesai dengan lancar . Maksud dari penulisan makalah ini adalah mengkaji lebih dalam
tentang minyak adas, kegunaannya dalam kehidupan, dan peningkatan mutu minyak adas
berdasarkan kajian dan penelitian secara kimia.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu membangun gagasan ini terutama dari Dosen
Pengampu yakni Dr. Respati Tri Swasono, M.Sc. Penyusun juga tahu dan sadar bahwa
tulisan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik sangat diharapkan
agar tulisan ini dapat berkembang dengan lebih baik.
Dengan selesainya makalah Minyak Adas, penyusun berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Taksonomi dan Ciri Morfologi Tanaman Adas
3. Komponen Minyak Adas
4. Isolasi Minyak Adas
5. Biosintesis Minyak Adas
6. Manfaat dan Khasiat Tanaman Adas
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagai volatile oil , atau essential oil ,
adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang
berasal dari berbagai tanaman. Minyak atsiri ini umumnya diperoleh dengan cara
destilasi, juga dapat diperoleh melalui proses ekspresi, dan ekstraksi pelarut.
Salah satu jenis minyak atsiri yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
minyak adas. Adas merupakan tanaman obat-obatan yang dari bijinya dapat diambil
kandungan minyak atsiri untuk dikembangkan sebagai obat herbal. Dalam biji tanaman
adas terdapat sekitar 2-6% minyak atsiri yang sebagian besar komponennya berupa
anethol.
Sejauh ini, tanaman adas dikembangkan untuk obat-obatan seperti obat batuk,
pencegah rasa mual, pelancar ASI, menanggulangi asma, obat kembung, dan lain-lain.
Pemanfaatan tanaman adas yang cukup beragam ini memotivasi kami untuk mengkaji
lebih dalam tentang minyak atsiri dalam tanaman adas, sehingga diharapkan mampu
memberikan inovasi tentang pamanfaatan tanaman adas yang lebih luas.
2. Tujuan Makalah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Adas merupakan satu dari sembilan tumbuhan obat yang dianggap bermukjizat di
Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu atau
tanaman obat. Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m
di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi.
Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya, kemudian banyak
ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang,
tinggi 50 cm – 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 – 5 batang.
Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi.
Di Indonesia tumbuhan tersebut dikenal dengan berbagai nama seperti adas pedas
dalam bahasa Aceh; adas manis (Minang); hades (Sunda ); adas landi (Jawa); adhas
(Madura); adas (Bali); wala woenga (Sumba); kolpasi (Sangit); popaas-tansaw
(Sulawesi); dengoe-dengoe (Gorontalo); pingkel (Manado); rampasoe (Makassar); adase
(Bugis)
(Heyne, 1950)
Minyak adas digolongkan ke dalam jenis minyak atsiri yaitu minyak hasil
destilasi uap baik dari buah masak, bunga, batang maupun akar tanaman adas. Varietas
tanaman adas ada 12 macam, menghasilkan minyak adas dengan perbedaan warna dan
aroma. Salah satu varietas terpenting adalah tanaman Foeniculum vulgare Miller yang
menghasilkan minyak adas dengan aroma terbaik.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
v
Bangsa : Apiales
Suku : Umbliferae
Marga : Foeniculum
Spesies : Foeniculum
: Foeniculum vulgare Miller
Ciri morfologi dari minyak adas yaitu letak daun berseling, majemuk menyirip
ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi.
Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 – 40 gagang bunga,
panjang ibu gagang bunga 5 – 10 mm, panjang gagang bunga 2 – 5 mm, mahkota
berwarna kuning,
kunin g, keluar dari ujung
ujun g batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 – 10 mm,
lebar 3 – 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning
sampai sepenuhnya cokelat.
(Guenther, 1990)
Minyak adas merupakan salah satu minyak atsiri yang terdapat di Indonesia
diperoleh dengan penyulingan uap biji adas. Komposisi kimia minyak adas bervariasi
menurut jenis dan asal tanaman. Menurut Guenther (1990), destilasi uap terhadap biji
adas yang berasal dari eropa timur menghasilkan minyak adas sebesar 2,5 – 4,0 % dengan
senyawa penyusun α-pinen, kamfen, α-fellandren, dipenten, anetol, fenson, estragol,
foenikulin, anisaldehid, dan asam anisat. Struktur minyak adas dapat diketahui dengan
isolasi dan identifikasi minyak adas. Salah satu komponen minyak adas yang dominan
adalah anetol dengan struktur berikut:
CH3
H3C O
(Windholz ,1983)
vi
Komponen-komponen lain dari minyak adas strukturnya sebagai berikut:
I solasi
olasi min yak adas dengan
dengan di stil asi
asi uap
Biji adas yang berwarna kuning kecoklatan, ditumbuk, kemudian didestilasi uap
selama 6 jam. Destilat yang dihasilkan membentuk dua lapisan yaitu minyak dan air,
kemudian dipisahkan dengan corong pisah. Minyak yang diperoleh ditambah dengan
Na2SO4 anhidrous secukupnya untuk mengikat sisa air, kemudian didekantir untuk
vii
memperoleh minyaknya. Minyak yang diperoleh dari destilasi uap biji adas berwarna
kuning muda, mempunyai aroma khas biji adas. Minyak adas yang diperoleh, dianalisis
dengan GC-MS untuk mengetahui komponen-komponennya.
(Sastrohamidjojo, 2002)
viii
Gambar 2. Spektra massa anetol
(Kusumaningsih, 2004)
I solasi
olasi anetol
anetol dengan
dengan des
destil asi
asi f raksin asi
asi pengur
pengur angan tekanan
Isolasi anetol dari minyak adas dilakukan dengan destilasi fraksinasi pengurangan
tekanan. Anetol pada tekanan 760 mmHg mendidih pada temperature 239,5 C sedangkan
pada destilasi fraksinasi pengurangan tekanan sebesar 4 mmHg, maka diperoleh fraksi
anetol pada titik didih 90-92 C. Anetol yang diperoleh berwujud cairan tidak berwarna.
(Sastrohamidjojo, 2002)
ix
I solasi
olasi mi nyak adas
adas dengan
dengan penyul
penyul in gan uap dan
dan air
Penyulingan uap dan air merupakan salah satu metode penyulingan dengan air
sebagai sumber uap berada dalam ketel suling. Dengan metode ini, peralatan yang
digunakan sederhana dan mutu minyak atsiri yang dihasilkan juga lebih baik
dibandingkan dengan metode penyulingan air dan metode penyulingan uap langsung.
Pada metode ini, digunakan ketel suling yang berdiameter 15 cm dan tingginya 30 cm
dioperasikan pada suhu 100 C dengan tekanan 1 atm. Pelarut yang digunakan dalam
(Guenther, 1990)
x
5. Biosintesis Minyak Adas
xi
(Gross,M.,dkk, 2002)
Buah adas yang telah diekstrak atau disuling biasanya berbentuk butiran serbuk,
yang memiliki sensasi rasa manis dan pahit, dalam industri obat-obatan serbuk adas ini
biasanya digunakan
digunak an sebagai
seb agai pengharum
p engharum ramuan dan untuk memperbaiki rasa, disamping
itu adas juga memilki khasiat yang tidak kalah pentingnya seperti :
Tanaman adas mempunyai banyak kegunaan, mulai dari akar, daun, batang dan
bijinya. Biji dan minyak yang sudah didestilasi dapat digunakan sebagai flavor
sebagai flavor (aroma)
(aroma)
dalam industri makanan seperti bumbu daging, sayuran, ikan, saus, sop, salad dan lain-
lain. Biji yang sudah dihancurkan dapat juga digunakan sebagai bumbu salad
(mayonnaise,
mayonnaise, kue yang manis), bumbu kari dan daun yang muda dapat dimakan sebagai
sayuran segar (lalap).
Sedangkan sebagai obat, adas dapat digunakan sebagai antispasmodik, sakit perut
(mulas), perut kembung, mual, muntah, pelancar ASI, diare, sakit kuning (jaundice),
kurang nafsu makan, batuk, sesak napas (asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik
goat, susah tidur (insomnia
(insomnia),
), buah pelir turun (orchidoptosis
(orchidoptosis),
), kolik, usus turun ke lipat
paha (hernia inguinalis),
inguinalis), batu empedu, pembengkakan saluran sperma (epididimis
(epididimis),
),
xii
penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis), keracunan tumbuhan
obat atau jamur, dan meningkatkan penglihatan. Buah adas juga efektif untuk pengusir
serangga (insect
(insect repellent
repellent ).
).
(Santoso, 2011)
xiii
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Gross,M., Friedman,J., Dudai, N., Larkov, O., Cohen, Y., Bar, E., Ravid, U., Putievsky,
E., 2002, Biosynthesis of estragole and t-anethole in bitter fennel (foeniculum
vulgare Mill. Var. vulgare) chemotypes. Changes in SAM: phenylpropenene O-
methyltransferase activities during development, Plant
development, Plant Science 163
Kusumaningsih, Triana, dkk., 2004, Sintesis Senyawa Komponen Parfum Etil p-Anisat
dari Anetol , Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Ono, M., Ito Y., Kinjo Y., Yahara S., Nohara T., Niiho Y., 1996. Four new glycosides of
stilbene trimer from Foeniculi Fructus (Fruit of Foeniculum vulgare Mill.),
Chem.Pharm.Bull.,
Chem.Pharm.Bull., 43, (5): 868-871.
Santoso, Teguh, 2011, Adas Sebagai Bahan Obat Alami, Alami, http://santoz-
santos.blogspot.com/2011/12/adas-sebagai-bahan-obat-alami-oleh.html, Diakses
pada hari Senin 29 April 2013 pukul 06.47 WIB
xv