Anda di halaman 1dari 6

ISOLASI MINYAK ATSIRI

A. Tujuan
1. Mengisolasi minyak atsiri dari daun serai
2. Penetapan kadar minyak atsiri dari cengkeh

B. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan alamnya,
terutama keanekaragaman tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai salah satu
sumber obat tradisional. Obat tradisional berasal dari alam, baik dari tumbuhan,
hewan maupun bahan-bahan mineral. Disamping pelayanan kesehatan formal,
pengobatan secara tradisional dan pemakaian obat tradisional masih banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara luas baik di daerah pedesaan maupun
daerah perkotaan. Hal ini muncul sebagai akibat banyak dijumpainya efek
samping yang tidak dikehendaki dari penggunaan obat kimia sintetis (Hargono,
1997). Selain itu penggunaan obat tradisional lebih menguntungkan karena dapat
diperoleh secara mudah, harga yang relatif murah, dan pengolahan yang cukup
sederhana. Agar pemakaian obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan, maka
perlu dilakukan berbagai macam penelitian, seperti mencari komponen aktifnya
maupun efek farmakologi dan keamanannya.
Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan,
yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun
dari bunga dengan cara penyulingan. Meskipun kenyataan untuk memperoleh
minyak atsiri dapat menggunakan cara lain seperti ekstraksi menggunakan pelarut
organik atau dengan cara dipres (Sastrohamidjojo, H., 2004). Beberapa minyak
atsiri yang digunakan sebagai pewangi yaitu minyak atsiri dari bunga kenanga,
bunga mawar, jeruk manis, jeruk nipis dan lemon. Selain itu minyak atsiri mampu
bertindak sebagai bahan terapi (aroma terapi), misalnya minyak atsiri dari selasih
digunakan untuk aroma terapi penyakit asma, sakit kepala, dan batuk (Agusta,
2000). Dalam bidang kesehatan minyak atsiri dapat digunakan sebagai anti bakteri
dan anti jamur yang kuat, misalnya minyak atsiri daun sirih dapat menghambat
pertumbuhan beberapa bakteri; sebagai antiseptik, misalnya minyak atsiri adas,
lavender dan eukaliptus; meningkatkan aktivitas mental penggunanya (psikoaktif)
diantaranya minyak atsiri pala, dringo dan parsley; melindungi hati dari kerusakan
(hepatoprotektor) diantaranya minyak atsiri kenanga, lempuyang gajah,
lempuyang wangi dan lempuyang emprit (Agusta, 2000).

C. Dasar Teori
Destilasi merupakan metode pemisalahan dan pemurnian dari caran yang
mudah menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
pemanasam, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cair yang disebut
dengan destilat. Menurut GG. Brown (1987), destilasi adalah suatu metode
operasi yag digunakan pada proses pemisahan suatu komponen dari campurannya
dengan mnggunakan panaas sebagai tenaga pemisah berdasarkan perbedaan titik
didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara destilasi terdiri dari
3 langkah dasar yaitu :
1. Prose penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan
2. Proses pembentukan fase seimbang
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang
Ada empat macam destilasi yaitu :
1. Destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan kemudahan
menguap (volatile) komponen cair. Misalnya memisahkan alkohol murni dari
air.
2. Destilasi fraksionisasi, adalah pemisahan komponen cair dua atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Misalnya pemisahan minyak bumi.
3. Destilasi uap, adalah pemisahan campuran komponen cair yang memiliki titik
didih mencapai 200◦C atau lebih. Misalnya pemisahan campuran bahan –
bahan alam seperti minyak eucalyptus dari eucaliptud, minyak sitrus dari
lemon atau jeruk atau ekstrak minyak prafum dari tumbuhan.
4. Destilasi vakum, digunakan untuk senyawa yang jika didestilasikan tidak
stabil atau terdekomposisisebelum atau mendekati titik didihnya atau titik
didih yang campurannya diatas 150◦C.
Pada prinsipnya pemisahan suatu proses destilasi terjadi karena penguapan
salah satu komponen dari cairan, kemuadian menguap dari komponen akan
dipisahkan berbeda satu denga lainnya. Destilasi merupakan metode paling
penting yang banyak digunakan dan hemat biaya untuk memprediksi minyak atsiri
diseluruh dunia. Penguapan dan isolasi menggunakan destilasi tanaman aromatik
dan membran sel tanaman dengan adanya kelmbaban dilakukan dengan cara
pemanasan suhu tinggi, kemudian pendinginan campuran uap untuk memisahkan
minyak dari air atas dasar immiscibility (tidak campur) dan densitas antara
minyak dan air. Pemilihan proses ekstraksi minyak atsiri pada umumnya
mempertimbangkan hal berikut :
1. Sensitivitas minyak atsiri terhadap panas dan air
2. Volatilitas minyak atsiri
3. Kelarutan minyak atsiri dalam air
Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara
umum mudah menguap sehinggak banyak yang menyebut minyak terbang.
Minyak atsiri disebut juga minyak eteris karena bersifat sepeti eter dalam bahasa
asing disebut juga esensial oil karena bersifat khas pemberi aroma. Minyak
atsirindalam keadaan segar dan murni umumnya tidak berwarna namun pada
penyimpanan yang lama warnanya berubah menjadi lebih gelap. Minyak atsiri
bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Sebagian minyak atsiri tidak
larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Secara kimia, minyak atsiri tersusun dari
campuran yang rumit berbagai senyawa yang biasanya bertanggung jawab atas
suatu aroma tertentu. Minyak atsiri sebagian besar termasuk dalam golongan
senyawa organic terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
Minyak atsiri bersumber pada setiap bagian tanaman dari daun, bunga,
buah, biji batang atau kulit dan akar atau rhizome. Minyak atsiri dengan kelarutan
tertinggi dalam air dan yang rentan terhadap panas tidak di destilasi. Selain itu,
minyak atsiri harus mudah menguap pada destilasi uap. Sebagian besar minyak
atsiri dalam perdagangan bersifat mudah menguap cukup stabil terhadap panas
dan praktis tidak larut dalam air.
Sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput – rumputan yang
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengahrumkan makanan. Minyak serai
adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas
tumbuhan tersebut. Minyak sereh digunakan sebagai pengusir nyamuk. Bagian
yang digunakan dari tanaman sereh untuk praktikum adalah daun.. daun
tanamanan memiliki bentuk seperti pita yang semakin ke ujung semakin runcing
dan berbau citrus saat daunnya diremas. Daunnya memiliki tepi yang kasar dan
tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang
tersebar. Panjang daun sekitar 50- 100cm. sedangkan lebar kira – kira 50 –
100cm. daging daun tipis serta pada permukaan bagian bawah daun berbulu halus.
Klasifikasi tanaman sereh sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisio : Spermatophyte
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub Class : Conmelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceace
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon
winterianus

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman


cengkeh (Syzigium aromaticum), yang termasuk dalam famili Myrtaceae, yang
banyak ditanam di Indonesia, India dan Madagaskar. Minyak cengkeh telah
banyak dimanfaatkan sebagai agen perasa dan pemberi aroma pada berbagai
makanan dan campuran dalam rokok kretek karena aroma dan rasanya yang kuat
dan pedas, selain itu minyak cengkeh memiliki aktivitas biologis karena
mengandung eugenol dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik
pada 270 pengobatan gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan,
antikarsinogen dan anti radikal bebas. Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun
(1-4%), batang (5-10%), maupun bunga cengkeh (10-20%). Minyak atsiri dari
bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan harganya mahal karena
rendemennnya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%. Kelimpahan
komponen-komponen dalam minyak cengkeh bergantung dari jenis, asal tanaman,
metode isolasi, dan metode analisa yang digunakan. Minyak cengkeh umumnya
diisolasi dari bunga cengkeh kering. Proses pengeringan bertujuan sebagai teknik
pengawetan bunga cengkeh setelah panen untuk keperluan berbagai industri
makanan, farmasi, dan kosmetik. Bunga cengkeh segar didistilasi dan dihasilkan
minyak cengkeh dengan eugenol sebanyak 47,57%, β-karyofilen 35,42%, eugenil
asetat 13,42%. Namun selama ini belum ada riset tentang pengaruh pengeringan
terhadap perubahan komponen dalam minyak cengkeh (Prianto et al, 2013).
Cengkeh (Syzygium aromaticum) umumnya didapatkan terutama di
Indonesia, Madagaskar dan Zanzibar, India, Pakistan dan Sri Lanka. Menurut
FAO, Indonesia memproduksi hampir 80% cengkeh yang dipasarkan di dunia
pada tahun 2005. Cengkeh mengandung eugenol (4-alel-2-methoxyphenol), yang
merupakan konstituen utama dari minyak esensial dan digunakan untuk
antimikroba dan anestesi. Eugenol dianggap sebagai senyawa fenolik yang mirip
dengan benzena yang memiliki tiga substituen (hidroksi, metoksi dan allyl) yang
mengalami reaksi substitusi elektrofilik aromatik melalui nitrasi. Nitro-eugenol
merupakan senyawa penting dalam produksi senyawa kimia lainnya seperti
aminoeugenol untuk sintesis lebih lanjut. Amino eugenol memiliki gugus amino (-
NH2) yang mudah bereaksi dengan karbon disulfida (Sudarma, 2015).
Senyawa alami dari ekstrak tumbuhan telah menjadi komponen penting
dalam dunia medis tradisional. Ekstrak kayu manis (Cinnamomum verum), thyme
(Thymus vulgaris), oregano (Origanum glandulosum) dan cengkeh (Syzygium
aromaticum) menjadi yang paling banyak diteliti. Ekstrak spesifik dari tanaman
ini memiliki aktivitas tinggi termasuk trans-cinnamaldehyde dari kayu manis,
timol dari thyme atau oregano dan eugenol dari cengkeh. Senyawa alternatif lain
yang sering dievaluasi ialah asam kaprilat yang terdapat dalam susu dan minyak
kelapa. Ekstrak ini menunjukkan khasiat melawan bakteri patogen E. coli,
Staphylococcus aureus. Salmonella spp dan Clostridium spp secara in vitro dan in
vivo (Donoghue et al, 2015).
Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dari famili Myrtaceae merupakan
tanaman cemara dengan tinggi mulai dari 8-12m, daun bentuk persegi besar dan
bunga berada pada berbagai terminal cluster. Kuncup bunga cengkeh kering dari
S. aromaticum telah digunakan sebagai rempah-rempah dalam masakan di seluruh
dunia. Manfaat penting lainnya ialah tanaman tersebut telah digunakan sebagai
obat masyarakat tradisional selama berabad-abad untuk mengobati gangguan
pencernaan, aterosklerosis, asma, batuk, gangguan kulit, sakit kepala, infeksi pada
gigi dan penyakit gusi, jerawat, luka, kudis, gigitan serangga dan gangguan
seksual pada laki-laki (Sultana et al, 2014).
Klasifikasi tanaman cengkeh menurut Suwarto, dkk. (2014), sebagai
berikut :
Kingdo Plantae
m
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Bangsa Myrtales
Famili Myrtaceae
Marga Syzygium
Spesies Syzygium aromaticum
L.

Anda mungkin juga menyukai