Anda di halaman 1dari 3

A.

Identifikasi Umum dan Kimia Alkaloida


Alat :
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Batang pengaduk
5. Sendok tanduk
6. Corong pisah
7. Tabung reaksi
8. Pipet tetes
9. Penangas air
10. Kertas perkamen
11. Kertas saring
12. Penjepit kayu

Bahan :
1. Simplisia Coffea Semen, Cacica papaya Flos, Nicotiana tabacum Folium, Chinae Cortex,
dan Piperis nigri Fructus.
2. HCL 2N
3. Amonia P
4. Eter P
5. Kloroform
6. Natrium Sulfat Anhidrat P
7. Mayer LP
8. Wagner LP
9. Dragendroff LP
10. Marme LP
11. Harger LP
12. Asam Sulfat P
13. Asam Nitrat P
14. Erdman LP
15. Kristal Kadminium Sulfat
16. Asam Sulfat Encer
17. Air
18. Arang jerap

B. Identifikasi Kromatografi Lapis


Tipis Alat :
1. Chamber
2. Plat KLT silica gel GF 254
3. Pipet Kapiler
4. Kertas saring
Bahan :
1. Chinae Cortex
2. Toluena-eter-dietilamina (55:35:10) v/v
3. 35 mg Kinina
4. Amoni 25 %
5. Kloroform
6. Metanol
7. Asam Sulfat pekat

B A B III
PEMBAHASAN

Pada praktikum identifikasi glikosida ini, dilakukan uji identifikasi glikosida secara kimia
maupun secara kromatografi.
3.1 Identifikasi Umum
Pada identifikasi umum dilakukan 2 macam percobaan, yaitu reaksi pengendapan dan reaksi
warna. Namun, terlebih dahulu harus dilakukan penyiapan larutan percobaan. Adapun bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah simplisia Coffea Semen, Carica papaya Flos,
Nicotiana tabacum Folium, Chinae Cortex, dan Piperis nigri Fructus. Mula-mula serbuk
simplisia ditimbang sebanyak 250 mg, kemudian ditambahkan 0,5 mL HCl 2N dan 4,5 mL air.
Penambahan HCl 2 N bertujuan untuk menarik alkaloid dari dalam simplisia. Alkaloid bersifat
basa, sehingga dengan penambahan asam seperti HCl akan terbentuk garam. Sedangkan fungsi
penambahan air adalah untuk melarutkan garam alkaloid yang terbentuk (Depkes RI, 1979).
Setelah itu dilakukan pemanasan selama 2 menit di atas penangas air, kemudian didinginkan lalu
disaring. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk memecah ikatan antara alkaloid dengan
asam klorida sehingga diperoleh alkaloid yang bukan dalam bentuk garamnya. kemudian
didinginkan dan disaring lalu diambil filtratnya.
• Coffea Semen terbentuk larutan berwarna coklat muda.
• Carica papaya Flos terbentuk larutan berwarna orange.
• Nicotiana tabacum Folium terbentuk larutan berwarna coklat kemerahan.
• Chinae Cortex terbentuk larutan berwarna kuning jernih.
• Piperis nigri Fructus terbentuk larutan berwarna orange.

Filtrat kemudian dipindahkan ke gelas arloji dan ditetesi dengan 2 tetes larutan Mayer LP.
• Coffea Semen terbentuk larutan berwarna coklat muda dan tidak menggumpal.
• Carica papaya Flos terbentuk larutan berwarna kuning muda dan tidak terbentuk endapan.
• Nicotiana tabacum Folium terbentuk larutan berwarna kuning muda dan tidak
terbentuk endapan .
• Chinae Cortex terbentuk larutan berwarna putih kekuningan dan terbentuk endapan.
• Piperis nigri Fructus terbentuk larutan berwarna coklat muda dan terbentuk sedikit endapan.
Berdasarkan uji di atas, diketahui bahwa Chinae Cortex mengandung alkaloid. Hal ini ditandai
dengan terbentuknya endapan. Berdasarkan pustaka, simplisia Chinae Cortex mengandung
alkaloid quinolin. (Buku ajar Farmakognosi. 2009).

Sisa filtrat kemudian digojog dalam corong pisah dan ditambahkan 3 mL amonia P untuk
membuat suasana basa dan 5 mL campuran (3 bagian eter, yaitu ¾ x 5 ml = 3,75 mL dan 1
bagian kloroform, yaitu ¼ x 5 ml = 1,25). Penambahan dua pelarut ini bertujuan untuk
melarutkan fase organik yaitu campuran klorofom dan eter serta fase non organik yaitu air.
Karena kedua fase ini memiliki massa jenis yang berbeda, maka fase organik dan fase non
organik pada filtrat akan terpisah, dimana fase organik filtrat berada pada bagian bawah larutan,
sedangkan air sebagai fase organik berada pada bagian atas larutan. Fase organik mengandung
alkaloid karena alkaloid memiliki sifat nonpolar sehingga larut dalam kloroform. Setelah itu fase
organik ditambahkan Na2SO4 anhidrat yang bersifat higroskopis, sehingga mampu mengikat air
yang tersisa pada filtrat. Kemudian, larutan disaring dan filtrat dibagi 2 untuk reaksi
pengendapan dan reaksi warna.

a. Reaksi Pengendapan
Pada reaksi pengendapan, filtrat diuapkan terlebih dahulu di atas penangas air untuk
menghilangkan atau menguapkan pelarut yang telah bercampur dengan alkaloid. Kemudian, sisa
filtrat yang telah diuapkan dilarutkan dalam HCl 2N. Penambahan HCl berfungsi untuk
membentuk garam alkaloid sehingga alkaloid dapat tertarik dari larutannya. Alkaloid dalam
bentuk garamnya inilah yang nantinya akan bereaksi dengan reagent atau larutan pereaksi dan
membentuk endapan. Adapun larutan pereaksi yang digunakan antara lain:
Gol II : Wagner LP.
Gol III : Mayer LP dan Dragendroff LP.
Gol IV : Harger LP.

Anda mungkin juga menyukai