Anda di halaman 1dari 21

Budidaya Bunga Melati

dengan Teknik Mencangkok


Mia Pebriani
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Melati adalah tanaman asli Asia, yang banyak dijumpai di Indonesia,
Philipina, dan Asia Tenggara. Adapun, jenis-jenis melati yang terdapat di
Indonesia, yang telah berhasil diinvetarisasi oleh Balai Penelitian Tanaman Hias
dapat dapat dikelompokkan dalam Jasminum sambac, Jasminum multiforum, dan
Jasminum officinale yang dapat dibedakan berdasarkan karakterisasi tanaman,
daun, dan bunganya. (Maulana, 2007:6)

Hampir semua orang mengetahui akan keindahan bunga ini. Warnanya


yang putih, serta aromanya yang harum membuat semua orang yang melihatnya
mengagumi keindahan bunga ini. Namun, masih banyak orang yang belum
mengetahui cara yang benar dalam membudidayakan bunga melati dengan teknik
mencangkok ini.

Adapun perbayakan bunga melati menggunakan teknik mencangkok


memiliki banyak keunggulan diantaranya memiliki sifat-sifat unggul seperti
tanaman induknya (P.C.Rahardja dan Wahyu Wiryanta, 2003:44), tanaman lebih
cepat bereproduksi, produksi dan kualitas bunganya akan persis sama seperti
induknya, dan tingat keberhasilannya lebih tinggi.

Bunga yang satu ini biasa digunakan sebagai lambang kesucian, jika kita
tinggal di daerah Jawa Tengah, bunga melati merupakan bunga yang wajib
digunakan dalam adat pernikan dan pada saat kita minum teh. Dalam kehidupan
sehari-hari bunga melati bermanfaat mengobati sesak nafas, digigit oleh lebah
atau serangga, dan berguna dalam pembuatan kosmetik.

Setiap tanaman tak luput dari serangan hama, hanya saja hamanya
mungkin berbeda antara tanaman yang satu dengan lainnya. Begitupun dengan
tanaman melati ini. Ada beberapa yang biasa menyerang tanaman ini
(Maulana, 2007:6). Penjelasan diatas akan dibahas dalam bentuk karya ilmiah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan


masalahnya sebagai berikut.

1.2.1 Apa saja jenis-jenis bunga melati yang terdapat di Indonesia?


1.2.2 Bagaiman cara yang benar dalam membudidayakan bunga melati
dengan teknik mencangkok?
1.2.3 Apa saja hama yang biasa menyerang bunga melati?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui jenis-jenis bunga melati yang terdapat


di Indonesia.
1.3.2 Untuk menjelaskan cara yang benar dalam membudidayakan
bunga melati dengan teknik mencangkok.
1.3.3 Untuk mengetahui hama apa saja yang biasa menyerang
bunga melati,

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat teoretis : Secara teori, karyah ilmiah ini diharapkan


memberi manfaat kepada pembaca pada umumnya, maupun bagi
petani khususnya, dan bagi pelajar yang berminat dalam budidaya
bunga melati agar dapat dijadikan bahan bacaan atau sebagai
referensi untuk melakukan karya yang sama.

1.4.2 Manfaat praktis : Secara praktis, karya ilmiah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat nyata khususnya bagi petani dan masyarakat
yang tertarik dalam budidaya bunga melati dengan teknik
mencangkok agar dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi
bunga melati.

2
2. Pembahasan
2.1 Jenis-jenis Bunga Melati

Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah


Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau
Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru
(Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Melete
(Madura).1 Adapun, jenis-jenis melati dapat dikelompokkan dalam Jasminum
sambac, Jasminum multiforum, Jasminum officinale, Jasminum rex, Jasminum
parkeri Dunn, dan Jasminum mesnyi.

A. Jasminum sambac

Bunga tunggal warna putih bersih dengan mahkota terbuka. Dalam


kelompok terdapat 12 kuntum, diameter bunga 2-3 cm, batang berbentuk segi
empat, daun oval atau elips, permukaan atas hijau mengkilap. Tanamannya berupa
perdu merambat setinggi 0,3-3 m. Tanaman dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-
600 m dari permukaan laut (dpl.). Berdasarkan bentuk dan susunan mahkota
bunganya melati memiliki dua tipe, yaitu tipe berbunga tunggal dan tipe berbunga
berlapis-lapis atau ganda.2 Jasminum sambac memiliki varietas sebagai berikut.

a) Jasminum sambac var. maid of orleans

Tanaman berupa perdu menjalar sampai 50 cm. Bunganya tunggal,


berwarna putih bersih, mahkotanya terbuka, dan muncul dalam tiap-tiap
kelompok yang terdiri atas rata-rata 12 kuntum. Jenisnya ada dua, yaitu
melati emprit yang memiliki kuncup bunga meruncing dan melati kebo
dengan kuncup bunga yang bundar. Batangnya segi empat dan dengan
daun berbentuk oval dan permukaan hijau mengkilap.

Gambar : Melati emprit Gambar : Melati kebo

1
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.6.
2
Ibid,hlm.7.
b) Jasminum sambac vas. grand duke of tuscany

ketinggian tanaman mencapai 80 cm, dengan bentuk daun oval,


panjang daun 3-7 cm dan lebar 3-5 cm. Duduk daun berhadap-hadapan
2-4 daun. Bunga berukuran besar, muncul secara tunggal dengan diameter
3-3,5 cm. Mahkota bunga berlapis-lapis, berwarna putih, aromanya harum,
serta tidak muda rontok.

Di Indonesia jenis ini dikenal dengan nama melati bangkok,


meskipun sebenarnya melati ini diduga berasal dari Inggris.

Gambar : Jasminum sambac vas. grand duke of tuscany

B. Jasminum multiforum

Jenis ini dikenal dengan nama melati hutan yang tumbuh merambat
sepanjang 10 m. Tanaman tumbuh liar didataran rendah sampai ketinggian
1.600 m dpl. Batang ada yang berbulu dan ada yang tidak.

Bunga tumbuh lebat dan bergerombol di ujung tanaman, tiap kelompok


terdiri atas 3-15 kuntum bunga. Bunga berbentuk bintang dengan diameter 3 cm,
jumlah mahkota berbentuk lanset. Saat kuncup, bunga berwarna putih hingga
kemerah-merahan dan setelah mekar, bunga berwarna kekuning-kuningan, batang
dan daun ada yang berbulu dan ada yang tidak. Tumbuh merambat 2-10 m.

Tanaman sangat rajin berbunga, tetapi tidak harum. Melati ini juga disebut
gambir hutan, melur, atau menur; sedangkan di Inggris disebut star jasmine, hair
jasmine, anger hair jasmine. Menurut beberapa lite-ratur, melati ini dulu bernama
J. pubescens. Pemakaiannya lebih banyak sebagai jamu radang usus.3

3
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.11.
Gambar : Jasminum multiforum

C. Jasminum officinale

Bunga kecil, panjangnya 2-3 cm, warna bunga merah tua atau merah
gambir ketika kuncup dan ketika mekar berwarna putih. Daun majemuk bersirip
ganjil, tekstur halus dan berwarna hijau.

Jenis ini dikembangkan oleh orang Spanyol dengan nama Spanish jasmine
atau casablanka, yang diusahakan sebagai bahan parfum, pewangi, dan campuran
teh. Ada dua macam J. offocinale yang lebih dikenal dengan nama J. offocinale
var. Grandiflorum.4

Gambar : Jasminum officinale

4
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.12.
D. Jasminum rex

Jenis ini berasal dari daerah barat daya Thailand daun berbentuk lojong
memanjang, bagian ujungnya runcing dan berwarna hijau gelap. Tanaman
berbunga tunggal yang tumbuh berkelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 2-3
kuntum bunga. Bunga berukuran besar dengan diameter mencapai 5 cm, berwarna
putih, dan aromanya kurang harum. Melati ini sering disebt jasmine atau melati
raja, sebab ukuran bunganya lebih besar.

Gambar : Jasminum rex

E. Jasminum parkeri Dunn

Tanaman bunga melati ini diduga berasal dari India barat laut. Tanaman
berbentuk semak kerdil setinggi 30 cm. Duduk daun berselang-seling pada setiap
buku batang. Dan majemuk dengan anak daun menyirip ganjil yang terdiri atas
3-5 anak daun. Bunga muncul dari ujung cabang secara tunggal dan sendiri-
sendiri, berbentuk seperti tabung sepanjang 2,5 cm. Saat mekar mahkota bunga
dapat mencapai 1,3 cm.

Gambar : Jasminum parkeri Dunn

6
F. Jasminum mesnyi

Jenis ini berasal dari Cina. Tanaman berupa semak, bercabang banyak, dan
ketinggiannya mencapai 5 m. Duduk daun berhadap-hadapan, terdiri dari 3 anak
daun dengan panjang 2,5 cm 7 cm, dan berwarna hijau gelap.

Bunga berwarna kuning terang dan berdiri sendiri. Mahkota berbentuk


ganda atau semiganda, dengan lebar mencapai 4,5 cm. Jenis yang bermahkota
ganda disebut Jasminum mesnyi primrose, yang tidak menghasilkan biji. Jenis ini
menyukai tempat terbuka.

Gambar : Jasminum mesnyi

2.2 Budidaya Bunga Melati dengan Teknik Mencangkok

A. Persiapan penanaman

1. Persiapan tanam

Dalam penanaman bunga melati diperlukan tekstur tanah yang baik


agar mendapatkan tanaman yang sehat dan mampu menghasilkan bunga
yang indah.5 Oleh karena itu pengolahan tanah sangat diperlukan. Cara
mengolah tanah untuk penanaman bunga melati adalah sebagai berikut.

a) Tanah dicangkul atau dibajak, supaya gembur, serasi dan


drainasenya baik.

Gambar : Tanah digali

5
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.18.
b) Buang semua rerumputan, dan biarkan tanah selama 2-3 minggu
agar matang dan menguapkan semua gas beracun.
c) Buat gundukan setinggi 30-40 cm, lebar 60-150 cm, dan jaraknya
80 cm, agar memudahkan pemeliharaan dan pengambilan bunga.

Gambar : Gundukan tanah dicampur pupuk

d) Di atas gundukan tersebut buatlah lubang tanam dengan jarak


1-1,5 m dalam barisan. Kemudian beri pupuk kandang matang
sebanyak 0,5 kg pada tiap lubang.

Lubang tanam dibuat 2-3 minggu sebelumnya, beukuran 40 cm


40 cm, dengan cara menggali tanah menggunakan cangkul. Tanah galian
dinaikkan ke pinggir lubang dan dicampur dengan pupuk kandang
sebanyak 1 kg untuk tanah ringan dan 2-3 kg untuk tanah berat yang
mengandung liat.6

2. Penanaman

Penanaman dilakukan di kebun atau pot sebagai tanaman hias.


Waktu tanam yang baik adalah awal musim hujan. Penanaman dilakukan
dengan cara sebagai berikut.

a) Polibag yang berisi bibit disobek bagiannya pinggirnya, kemudian


dilepas. Setek diambil bersama tanah dan perakarannya, kemudian
diletakkan dalam lubang tanam.
b) Lubang tanam diisi tanah sedalam 20 cm, kemudian setek
diletakkan di tengah-tengah lubang. Selanjutnya, lubang diisi
kembali dengan tanah sampai mendekati penuh.
c) Sebagai penguat, tanaman diberi ajir yang diikatkan pada tanaman.

6
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.20.
Adapun penanaman dalam pot dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.

a) Pot dapat terbuat dari tanah, kayu, plastik, atau keramik. Isi bagian
bawah pot dengan pecahan bata, genting, dan arang kayu, agar air
dan tanah dapat tersaring dan zat-zat beracun dapat ternetralisasi.

Gambar : Pecahan pot berisi arang Gambar : Ditambah tanah 1/3 bagian

b) Isi pot sedalam 1/3 bagian dengan medium berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1.

Gambar : Penanaman dengan Gambar : Pemberian penyangga


posisi di tengah pot sementara sebagai penguat

c) Tanamkan bibit dengan posisi tegak di bagian tengah pot.


d) Penuhi pot dengan media hingga penuh dan sisakan kira-kira 5 cm
dari permukaan pot untuk memudahkan penyiraman dan mencegah
air tertumpah keluar.
e) Siram tanaman sampai air keluar dari bagian bawah pot dan beri
ajir sebagai penguat sementara, sebelum akar menyebar.

Pergantian medium dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali, atau


apabila media telah jenuh air, sehingga air tidak mampu lagi masuk ke
dalam medium.

9
B. Pemeliharaan tanaman

1. Penyiangan dan pembumbunan

Kegiatan dilakukan setelah tanaman berumur kira-kira 3 bulan atau


disesuaikan dengan kebutuhan dan keberadaan gulma yang mengganggu.
Pembubunan bertujuan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan
menutupi perakaran yang tampak dari luar. Dengan demikian, penyerapan
hara menjadi lebih baik.

2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan secara bertahap setelah tanaman lain


tumbuh besar. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang sakit, mati,
atau pertumbuhannya terhambat.

3. Penyiraman

Melati tidak tahan terhadap kekurangan air sehingga


penyiramannya harus dilakukan terus-menerus, terutama pada musim
kemarau. Pada musim hujan tanaman tidak boleh tergenang air, guna
menghindari penyakit yang timbul akibat kondisi lembap. Selain itu,
penyiraman dapat merangsang terbentuknya bunga dan tunas secara aktif.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menjamin pertumbuhan dan per-


kembangan tanaman. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk majemuk
atau pupuk tunggal. Pemupukan dilakukan dengan berbagai cara :

a) Menugalkan di dekat pangkal batang, kira-kira 10 cm dari


batang.
b) Menyebar pupuk di sepanjang larikan tanaman.
c) Membuat lingkaran sedalam 5 cm di sekeliling tanaman,
kemudian pupuk ditaburkan ke dalamnya.

10
Gambar : a. Pemupukan dalam barisan, b. Dalam disekeliling tanam,
c. dalam lubang tugal

Pupuk yang diberikan pada tanaman selama pertumbuhan vegetatif


diutamakan mengandung unsur nitrogen. Adapun pada saat pertumbuhan
generatif, yaitu fase pembungaan, tanaman sangat memerlukan unsur
fosfor dan kalium.

Dosis yang diberikan disesuaikan dengan jenis tanah, kesuburan


tanah, dan umur tanaman. Di beberapa daerah ada yang menggunakan
pupuk NPK pada umur 3 bulan sebanyak 0,5 sendok teh perpohon dan
pada umur 6 bulan sebanyak 1 sendok teh. Selanjutnya, setiap bulan
tanaman dipupuk dengan 1 sendok teh NPK. Karena setiap daerah
berbeda-beda, sebagai pedoman digunakan dosis urea 200-500 kg per
hektar, dan KCl 150-250 kg per hektar.7

5. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan memelihara dan membentuk tajuk, juga


merangsang tumbuhnya tunas baru dan bunga. Melati jenis Jasminum
sambac umumnya dipangkas setinggi 50-75 cm dari permukaan tanah.
Kegiatan pemangkasan ini akan meningkatkan produksi. Ketinggian
pemangkasan akan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Pemangkasan sebaiknya dilakukan setahun sekali, saat produksi bunga
semakin menurun, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

11

7
Yusuf Maulana,Budi Daya Bunga Melati,CV. Sinar Cemerlang Abadi,Jakarta,2007,hlm.25.
C. Perbanyakan bunga melati dengan teknik mencangkok

Teknik cangkok (marcottage atau air layerage) banyak dilakukan untuk


memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan
cara lain, seperti melalui biji, setek, atau sambung. Tanaman yang biasa
dicangkok umumnya memiliki kambium atau zat hijau daun.8 Cara mencangkok
tanaman bunga melati hampir sama dengan cara mencangkok tanaman lainnya,
langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Menyiapkan peralatan dan media tanam


Peralatan yang digunakan untuk mencangkok adalah pisau yang
tajam. Bahan yang perlu disiapkan adalah bahan untuk membungkus
cangkokan. Bahan yang bisa dipakai untuk membungkus di antaranya
sabut kelapa, ijuk, karung goni, atau plastik. Namun, bahan dari sabut
kelapa, ijuk, atau karung goni memiliki kelemahan, yaitu cangkokan
harus disiram terus-menerus dan kemungkinan akar tanaman putus
ketika cangkokan dibuka relatif besar.
Bahan yang bisa dipilih sebagai media cangkok adalah campuran
tanah gembur dan pupuk kandang yang sudah jadi dengan
perbandingan 1 : 1, akar pakis, atau lumut.

2. Memilih ranting
Ranting yang akan dicangkok harus berukuran sebesar pensil, usia
sedang dengan tanda warna kulit kayu abu-abu putih, tidak hijau dan
tidak cokelat. Ranting harus dipilih yang sehat, tidak ada tanda-tanda
kena jamur atau serangan hama.

3. Mengupas kulit kayu


Letak sayatan atas diusahakan tepat pada ruas ranting, yaitu bagian
bawah bekas menempelnya tangkai daun. Sayatan kayu dibuat secara
melingkar. Menyayat kulit kayu harus dilakukan secara hati-hati,
jangan sampai melukai jaringan kayunya. Setelah sayatan atas, buat
sayatan bawah 3-5 cm di bawah sayatan atas. Kulit kayu dikupas
secara hati-hati. Pengupasan kulit kayu akan memutus aliran zat
makanan dari daun, sehingga zat makanan akan menumpuk di dekat
sayatan atas dan merangsang pertumbuhan akar.

12

8
P.C.Rahardja dan Wahyu Wiryanta,Aneka Cara Memperbanyak Tanaman,AgroMedia Pustaka,
Jakarta,2003,hlm.44.
Gambar : Mengupas kulit kayu

4. Mengorek kambium
Setelah di buat sayatan akan tampak jaringan kayu dengan lapisan
kambium di bagian luarnya. Kambium harus di kerok, pengerokkan
dilakukan dengan memakai pisau yang bersih dan usahakan jangan
melukai jaringan kayu. Setelah lapisan kambium dikerok, biarkan
ranting selama 2-3 hari sebelum dibungkus.

Gambar : Mengorek kambium

5. Membungkus cangkokan
Setelah 2-3 hari ranting yang dicangkok bisa dibungkus dengan media
cangkok berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang yang
dibasahi dahulu supaya lembap. Media cangkok dimasukkan ke dalam
plastik pembungkus dan dan bagian atasnya diikiat. Untuk
mempercepat pertumbuhan akar, bekas sayatan harus diolesi hormon
atau zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Rootone F.9
13

9
P.C.Rahardja dan Wahyu Wiryanta,Aneka Cara Memperbanyak Tanaman,AgroMedia Pustaka,
Jakarta,2003,hlm.48.
Gambar : Membungkus cangkokan

Kauntung plastik tidak perlu diberi lubang, supaya media cangkok


tetap kedap air sehingga tidak perlu disiram. Setelah media cangkok
dimasukkan dan dipadatkan, plastik diikat menggunakan tali. Untuk
mengurangi penguapan, daun diranting yang dicangkok harus
dikurangi.

Gambar : Mengikat media cangkok Gambar : Memangkas daun

Setelah 1-2 bulan akar akan tumbuh, mula-mula akar muda berwara
putih, lama-kelamaan akan berubah menjadi hijau, abu-abu, sampai
cokelat, dan akar semakin bertambah panjang. Cangkokan siap
dipisahkan dari barang induknya. Sebaiknya cangkokan ditumbuhkan
dulu di polibag sebelum ditanam.

14
6. Memotong dan menanam cangkokan
Cangkokan dapat dipotong dengan menggunakan gunting pohon,
gergaji, atau alat potong lain yang tajam. Pemotongan memakai
gunting pohon akan lebih aman kerena tidak terjadi banyak guncangan
yang akan merusak akar. Tali yang dibungkus dibuka hati-hati, setelah
itu tanamn di polibag di tempat yang aman, terlindung sinar matahari
dan air hujan langsung. Harus disiram setiap hari, setelah daun dan
tunas baru banyak tumbuh, cangkokan siap ditanam di lahan
penanaman.

2.3 Hama Bunga Melati

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan


dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hama diartikan sebagai pengganggu
tanaman, penyakit yang menyerang tanaman, tau benih penyakit. Hama yang
biasa menyerang bunga melati sebagai berikut.10

1. Ulat Palpita (Palpita unionalis Hubn)

Ordo : Lepidoptera

Famili : Pyralidae

a. Tanaman inang : Jasminum sambac, J. Officinale

b. Gejala serangan
Ulat merusak tanaman melati dengan cara memakan daun muda
dan pucuk tanaman. Dengan bertambahnya umur larva, daun-daun melati
yang tersisa direkatkan satu sama lain dan digunakan untuk membentuk
kepompong. Akibatnya, tanaman melati gagal membentuk bunga karena
bagian pucuk tanaman rusak sehingga produksi bunga menurun. Selain itu,
tampilan tanaman menjadi tidak menarik sehingga tidak dapat dijual
sebagai tanaman pot.

15

10
Daryanto S.S.,Kamus Bahasa Indonesia Lengkap,Apollo Lestari,Surabaya,1998,hlm.235.
Gambar : Kerusakan Daun Melati
Akibat serangan ulat Palpita Unionalis Hubn

c. Biologi
Ulat berwarna hijau mengkilap agak transparan, panjangnya dapat
mencapai 11 mm. Ulat biasa-nya mengeluarkan benang-benang halus
berwarna putih yang digunakan untuk menggulung daun atau menjalin
jaring halus tempat ulat tersebut bersembunyi dan memakan daun melati.
Stadia larva berlangsung selama 22-25 hari.

Gambar : Imago Palpita Unionalis Hubn

Gambar : Ulat Palpita Unionalis Hubn

16
Selanjutnya ulat membentuk kepompong yang berwarna hijau atau
cokelat dengan panjang sekitar 12 mm.
Setelah 15-19 hari, kepompong berubah menjadi ngengat yaitu
sejenis kupu-kupu, jika hinggap pada daun atau tempat lain sayapnya
direntangkan sejajar dengan tempat hinggapnya. Panjang badan ngengat
14 mm, sedangkan rentang sayapnya 27 mm. Badan dan sayap berwarna
putih dengan barisan bulu halusberwarna cokelat pada bagian tepi sayap
depan dan ujung ekornya. Serangga betina meletakkan telur yang
berwarna bening, berbentuk pipih dengan diameter sekitar 1 mm di
permukaan bawah daun.

d. Pengendalian
1) Mekanis
Pemotongan daun-daun tanaman yang terserang, kemudian
dimusnahkan.
2 ) Biologis
Memanfaatkan musuh alami yaitu parasitoid pupa Brachimeria
euploeae Westw. (Diptera: Chalcididae), Xanthopimpla punctata (F)
(Hymenoptera: lchneumonidae). Sebagai parasitoid larvanya dapat
meman-faatkan Apanteles taragamae vier. dan Chelonus tobonus Son.
(Hymenoptera : Braconidae).
3) Kimiawi
Sebelum aplikasi insektisida dilakukan pemantauan OPT, dan
aplikasinya apabila diperlukan. Pestisida yang digunakan telah terdaftar
dan diizinkan Menteri Pertanian. Dapat digunakan insektisida biologi
Bacillus thuringiensis Ber.

Menggunakan insektisida botani/nabati yang dibuat dengan cara


menghaluskan daun atau biji tanaman famili Annonaceae dan Meliaceae
sampai menjadi tepung. Bahan-bahan tanaman tersebut adalah daun mindi
(Melia azedarach), daun culan (Aglaia odorata), biji srikaya (Annona
squamosa), biji sirsak (Annona muricata), dan biji buah nona (Annona
reticulata). Selanjutnya bahan ini diaduk dengan bantuan pelarut organik
(aseton) hingga diperoleh ekstrak kasar. Ekstrak kasar dibuat menjadi
formulasi cair yang dapat diaplikasikan di lapang dengan konsentrasi
ekstrak 0,25 % b/v (g/100 ml air).

2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascialis Hmps)


Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
a. Tanaman inang : J. sambac, J. officinale

17
b. Gejala serangan
Hama ini menyerang tanaman melati dengan cara menggerek atau
melubangi kuncup bunga sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang
terserang menjadi rusak dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh
cendawan sehingga menyebabkan bunga busuk.
c. Pengendalian
1) Mekanis
Memangkas bagian tanaman yang terserang dan dimusnahkan
2) Biologis
Memanfaatkan musuh alami yaitu parasitoid Phanerotama
hendecasisella Cam.
3) Kimiawi
Sebelum aplikasi insektisida dilakukan pemantauan OPT, dan
aplikasinya apabila diperlukan. Pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan
Menteri Pertanian untuk OPT melati belum ada, namun demikian untuk
sementara dapat menggunakan insektisida sebagaimana tercantum dalam
lampiran.
3. Ulat Nausinoe (Nausinoe (LepyrOdes) geometralis Gn.)
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae

a. Tanaman inang : J. sambac, J. officinale, J. multiflorum.

b. Gejala serangan

Hama ini merupakan hama penting kedua yang merusak tanaman melati
dengan cara yang sama dengan P unionalis, yaitu dengan memakan daun
dan bunga melati.

c. Biologi
Serangga dewasa berupa ngengat mempunyai sayap berwarna coklat
dengan corak khas yaitu berbintik-bintik transparan. Rentang sayapnya
24 mm dan panjang badan rata-rata 12 mm. Ngengat betina meletakkan
telur pada permukaan bawah daun satu persatu atau berkelompok
sebanyak 2-5 butir. Telur berbentuk bulat pipih berwarna bening
(transparan) dengan diameter.

18
1 mm. Telur menetas setelah 3-6 hari dan larva yang berwarna hijau
bening mulai memakan jaringan daun.

Gambar : Imago Nausing geometralis Gn.. (F. Balithi)

Bentuk, warna dan cara makan larva ini mirip dengan larva P unionalis.
Masa larva berlangsung selama 17 hari. Larva dapat mencapai panjang
maksimun 22 mm. Pupa yang berwarna hijau dengan panjang 11 mm
menjadi ngengat dalam waktu 6 hari. Ngengat serangga hama ini dapat
hidup sampai 5 hari.

d. Pengendalian
1) Mekanis
Memangkas daun-daun yang terserang dan kemudian dimusnahkan.
2) Biologi
Menggunakan jamur parasit Beauveria bassiana. Aplikasi pada sore hari,
dengan frekuensi seminggu sekali.
3) Kimiawi
Sebelum aplikasi insektisida, dilakukan pemantauan OPT, dan aplikasinya
apabila diperlukan. Pestisida yang telah terdaftal dan diizinkan Menteri
Pertanian untuk OPT melati belum ada, namun demikian untuk sementara
dapat menggunakan insektisida sebagai-mana tercantum dalam lampiran.
Memangkas daun-daun yang terserang dan kemudian dimusnahkan.

19
3. Penutup
3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa di


Indonesia terdapat jenis-jenis melati yang beranekaragam, budidaya bunga
melatipun akan sangat baik jika dilakukan dengan teknik mencangkok, walaupun
masih ada teknik-teknik lainnya, serta hama yang biasa menyerang bunga
melatipun dapat diketahui gejalanya dan cara untuk mengendalikannya.

3.2 Saran

Untuk meningkatkan kualitas hasil dari bunga melati dianjurkan untuk


para pembaca dan pecinta bunga melati melakukan hal yang serupa. Adapun saran
yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut.

1. Dalam penanaman bunga melati diperlukan tekstur tanah yang baik.


2. Waktu tanam yang baik adalah awal musim hujan.
3. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan dengan tahap.
a) Penyiangan dan pembubunan
b) Penyulaman
c) Penyiraman
d) Pemupukan
e) Pemangkasan
4. Pencangkokannya pada tanaman bunga melati akan lebih baik bila
dilakukan di musim hujan.

20
Daftar Pustaka
Daryanto.1998.Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya:Apollo Lestari.

Maulan,Yusuf.2007.Budi Daya Bunga Melati.Jakarta:CV.Sinar Cemerlang Abadi.

Rahardja,P.C. dan Wahyu Wiryanta.2003.Aneka Cara Memperbanyak Tanaman.


Jakarta:PT AgroMedia Pustaka.

http://tanganpetani.blogspot.co.id/2012/10/budidaya-bunga-melati.html

http://tipspetani.blogspot.co.id/2013/02/keuntungan-dan-kerugian-
mencangkok.html

http://www.anekuteun.com/2014/11/manfaat-bunga-melati.html

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-
instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=definisi%20hama

Anda mungkin juga menyukai