Sumber ide
Sumber ide adalah tempat asal dari rancangan yang tersusun di dalam pikiran, gagasan,
cita-cita. Gagasan atau ide menyebabkan timbulnya konsep yang merupakan dasar bagi segala
Teori pengembangan sumber ide menurut Dharsono Sony Kartika (2004) dapat dibagi
a) Teori Stilisasi
menggunakan obyek atau benda yang digambar, yaitu dengan cara menggayakan
disetiap kontur pada obyek atau benda tersebut. Contoh : pengambilan ornamen
motif batik, tatah sungging, lukisan tradisional dan lain-lain. Proses stilisasi ini dapat
b) Teori Distorsi
cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau obyek yang digambar.
Contoh : karakter wajah gatut kaca dan berbagai wajah topeng lainnya.
c) Teori Transformasi
memindahkan (trans) wujud atau figur dari obyek lain ke obyek yang digambarkan.
d) Teori Disformasi
dengan cara mengubah bentuk obyek dengan cara menggambarkan sebagian saja
yang lebih dianggap mewakili. Proses disformasi dapat dilakukan dengan cara
semakin sederhana.
Sumber ide adalah sesuatu yang dapat menimbulkan ide atau gagasan seseorang untuk
menciptakan suatu desain yang baru. Dalam menciptakan suatu desain yang baru,seorang
perancang dapat melihat dan mengambil berbagai objek untuk dijadikan sumber ide. Objek
tersebut dapat berupa benda-benda alam atau benda-benda yang diciptakan manusia, yang ada
Sumber ide sangat diperlukan karena tidak semua orang mempunyai daya khayal yang
sama, sehingga perlu adanya sumber yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi. Pengamatan
terhadap sumber ide pun tidak sama bagi setiap orang, hal ini tergantung dari segi mana si
pencipta karya itu merasa tertarik. Oleh karena itu, meskipun sumber ide yang diberikan sama,
ciptaan yang dihasilkan akan berbeda-beda. Selain itu faktor terciptanya suatu karya seni juga
didorong oleh faktor luar dan faktor dalam, seperti yang disebutan oleh Widagdo (2009: 3)
1. Faktor dari dalam yaitu motivasi dalam menciptakan sesuatu inovatif guna memenuhi
2. Faktor dari luar yakni faktor lingkungan yang meliputi faktor alam, lingkungan sosial,
Faktor-faktor inilah yang nantinya dapat merangsang orang untuk memiliki sumber ide dan
Penciptakan suatu desain yang baru, seorang perancang dapat melihat dan mengambil
berbagai objek untuk dijadikan sumber ide atau inspirasi. Objek tersebut dapat berupa benda-
benda alam atau benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya maupun peristiwa-peristiwa
penting yang dianggapnya menarik untuk dikembangkan dan dituangkan dalam suatu ciptaan
desain. Seorang seniman atau peneliti dalam menciptakan sebuah produk seni, tidak lepas dari
pengaruh lingkungan sekitarnya. sehingga faktor dari luar maupun dari dalam diri peneliti
Dalam penciptaan motif ini, peneliti memilih bunga krisan sebagai sumber ide. Pemilihan
bunga krisan dikarenakan bunga krisan memiliki daya tarik wisatawan di Bandungan.
Bandungan merupakan salah satu daerah wisata yang cukup diminati masyarakat Jawa Tengah
sebagai jujukan tempat wisata, khususnya masyarakat Semarang. Kebun bunga di Bandungan
banyak menanam bunga krisan yang sering diminati untuk tempat mengabadikan momen indah
para wisatawan. Terdapat salah satu tempat pembudidayaan bunga krisan, yaitu Kampung
Krisan Clapar yang sangat digemari para wisatawan lokal maupun asing.
Dari segi bentuk, bunga krisan memiliki bentuk yang mudah untuk divisualisasikan
menjadi sebuah motif batik. Peneliti juga memilih bunga dan daun dari bunga krisan sesuai
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau
Bunga Emas (Golden Flower) berasal dari daratan Cina. Krisan Kuning berasal dari daratan
Cina, dikenal dengan Chrysanthemum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan
C. daisy (bulat, pompom). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 979
bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East
Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun
1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis
atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke
Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial. (TTG
Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna
bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna, bunga juga menjadi
pilihan konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning,
sebagai warna dasar krisan namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang merupakan
hasil persilangan diantara warna dasar tadi (Rukmana dan Mulyana, 1997).
banyak sekali ragam spesiesnya. Bunga krisan dapat dengan mudah kita jumpai tumbuh dan
diperjualbelikan di daerah-daerah daratan tinggi dan bersuhu rendah. Tanaman krisan ini
memang dapat dijadikan sebagai sarana/sumber untuk memperoleh penghasilan yang lumayan
menjanjikan bagi para petani bunga, tanaman ini mampu menghasilkan bunga yang dapat
tumbuh lagi, meskipun sebelumnya tangkai-tangkai dari bunga tanaman ini telah dipotong.
Krisan atau Seruni disebut juga sebagai Bunga Emas (Golden Flower) mulai dikenal di
Indonesia setelah dibawa oleh para pendatang dari daratan Eropa. Karena bunganya yang
cantik dan beragam menjadikan bunga potong ini mulai dikembangkan dan dibudayakan (Hery
Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Melalui
proses seleksi dan hibridasi, para ahli botani mengembangkan krisan untuk menghasilkan
varietas-varietas baru. Tanaman krisan diperkirakan mulai masuk ke Indonesia pada tahun
1800, dan sejak tahun 1940-an tanaman krisan mulai dikembangkan secara komersial oleh
petani bunga di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang merupakan sentra penghasil bunga
krisan antara lain Bandungan, Kab. Semarang (Jawa Tengah), Cipanas (Cianjur), Cisarua,
Sukabumi, Lembang (Jawa Barat) sertas Brastagi (Sumatera Utara). Varietas yang ditanam dan
dikembangkan oleh petani bunga di Indonesia ini merupakan varietas hibrida yang berasal dari
Bandungan merupakan salah satu daerah wisata yang cukup diminati masyarakat Jawa
Tengah sebagai jujukan tempat wisata, khususnya masyarakat Semarang. Kebun bunga di
Bandungan banyak menanam bunga krisan yang sering diminati untuk tempat mengabadikan
momen indah para wisatawan. Terdapat salah satu tempat pembudidayaan bunga krisan, yaitu
Kampung Krisan Clapar, Desa Duren yang sangat digemari para wisatawan lokal maupun
asing.
Divisi : Spermathophyta
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Bunga krisan merupakan bunga majemuk di dalam satu bonggol bunga terdapat bunga
cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk pita. Bunga tabung dapat
berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan bunga pita. Dengan bentuk dan
warna bunga krisan yang beranekaragam memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen
1. Akar
Tanaman krisan pada umumnya memiliki akar serabut dan memiliki sistem perakaran
yang dangkal dengan demikian tanaman ini menghendaki tanah yang gembur, subur serta
cukup air.
2. Batang
Batang tanaman krisan yaitu berkayu, berwarna hijau kecoklatan dan ada juga yang
3. Daun
Daun krisan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Bentuk daunnya beraneka ragam
4. Bunga
Tanaman krisan dimanfaatkan pada bagian bunganya karena bunga krisan mempunyai
bentuk dan warna yang bervariasi. Bunga krisan mempunyai dua tipe yaitu :
1. Tipe standar
Tipe standar adalah tipe yang hanya dipelihara satu kuncup bunga dengan
meninggalkan bunga pada bagian teratas yang disebut bunga terminal, sedangkan
2. Tipe spray
Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe standar yaitu membuang kuncup bunga
teratas yang disebut dengan terminal dan memelihara bunga yang lainnya yang disebut
dengan internal
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah
sebagai tumbuhan obat tradisional dsn penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di
a. Bunga pot
Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya hanya 20-40 cm, berbunga lebat dan
cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga
kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy
Applause (kuning cerah), Yello Mandalay (semuanya dari belanda). Krisan introduksi
berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varietas krisan pot di
Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time
(kuning).
b. Bunga potong
Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai
bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di
lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat
banyak antara Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma,
Pada tahap ini, foto dari hasil observasi/pengamatan visual tentang bunga krisan
mencakup bentuk dan warna untuk merangkang tumbuhnya kreatifitas dalam penciptaan motif
batik. Dari hasil gambar yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan, peneliti
mewujudkan sketsa sebagai unsur utama motif batik yang akan dirancang tentunya
menggunakan software AnSeries. Adapun alternatif sketsa motif batik ditunjukkan pada tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dari gambar/foto yang diperoleh pada observasi yang telah dilakukan, peneliti
melakukan analisis terhadap bentuk, fungsi, warna dan teknik yang digunakan dalam
penciptaan motif batik ini. Kemudian mengembangkan imajinasi untuk memperoleh bentuk-
4.2. Visualisasi
Visualisasi pada proyek pengembangan desain ini mengolah unsur visual dari
pengembangan motif batik yang berkaitan dengan bunga krisan. Pengembangan bunga krisan
diolah dengan arahan batik kontemporer. Alasan pemilihan mengembangkan bunga krisan
Desain pengembangan ini dikelompokkan menjadi dua arah desain, yakni desain yang
menggambarkan motif batik bunga krisan dan mengolah karakter visual yang unik dari bunga
krisan tersebut menjadi motif utama dengan isen-isen khas batik. Dari segi pemilihan warna,
warna yang digunakan sebagai ragam warna (color ways) yaitu dari unsur-unsur warna batik
klasik seperti warna cokelat, krem, putih, serta warna hitam dan biru sebagai warna dasar pada
4.3. Hasil Karya Motif Batik dengan Sumber Ide Bunga Krisan menggunakan
Software AnSeries
Dari ketiga desain di atas, peneliti akan memberikan arahan warna dengan ragamnya
atau bisa disebut color ways. Sudah dijelaskan di atas, bahwa warna yang akan digunakan
sebagai ragam warna merupakan unsur-unsur warna batik klasik seperti warna cokelat, krem,
putih, serta warna hitam dan biru sebagai warna dasar pada desain motif batik.
4.3.1. Desain 1
Desain 1
Gambar 5. Desain 1
Color Ways
bunga krisan dibuat besar dari arah atas dan dari arah samping dengan daun yang menjuntai ke
atas dan ke bawah disertai kombinasi ukel. Pengulangan (repeat) desain ini membentuk
komposisi desain dengan arah diagonal dengan pengulangan rotasi dan salinan. Pengulangan
ini digunakan agar desain terlihat dinamis. Penggunaan warna pada motif yaitu merah, kuning,
hijau dan biru tua sebagai warna dasar menjadikan motif ini terlihat harmonis. Apabila proses
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses nyanting (pemberian
Remazol.
Bahan :
Desain 2
Gambar 8. Desain 2
Color Ways
Ukuran : 14 cm x 20 cm
Repeat Desain 2
Gambar 10. Repeat Desain 2
Desain ini memfokuskan pada pengolahan bentuk visual bunga krisan. Bunga krisan
dirancang mekar dan krumunan daun yang membentuk arahan diagonal dengan pengulangan
refleksi dan salinan berselang atau biasa disebut pengulangan ½ langkah. Pengembangan motif
bunga krisan ini mengarah ke batik kontemporer dengan motif remukan. Penggunaan warna
pada motif yaitu kuning, merah maroon, biru turkis, hijau, coklat muda dan orange kecoklatan
yang menjadikan motif ini terlihat harmonis. Apabila proses pengerjaan untuk digunakan
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses nyanting (pemberian
2. Pewarnaan pertama pada motif dan background ini menggunakan teknik colet dengan
Bahan :
4. Motif dan backgraound ditembok, pada motif abstrak dicelup warna dengan zat warna
Remazol.
6. Motif abstrak ditembok, kemudian background dan motif abstrak diremuk dan dicelup
warna.
Color Ways
Ukuran : 30 Cm X 24 Cm
Repeat : Salinan
Repeat Desain 3
Gambar 13. Repeat Desain 3
Desain ini memfokuskan pengolahan visual bunga krisan. Pengulangan motif ini hanya
menggunakan pengulangan motif salinan sehingga membentuk ceplokan dan bisa memberi 2
krumunan motif pada desain tersebut. Pengulangan ini digunakan agar desain terlihat harmonis
dan rapi. Apabila proses pengerjaan motif ini menggunakan teknik batik tulis, maka prosesnya
1. Proses nyorek (menggambar pada kain) sebelum dilakukan proses nyanting (pemberian
2. Pewarnaan pada motif dan background ini menggunakan teknik colet dengan zat warna
Remazol.
Bahan :
modern. Di zaman yang serba canggih, teknologi computer mampu membantu melestarikan
Batik. Salah satunya adalah dengam pengembangan penciptaan motif batik. Jika metode
penciptaan motif batik adalah dengan menggunakan pensil dan kertas. Kini, metode penciptaan
motif batik dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan berbagai software dengan
beragam.
Memang terdengar awam bagi perajin batik untuk menyatukan seni batik dengan
teknologi. Namun ternyata kolaborasi ini mampu membantu meringankan padaa proses
pengulangan motif pada batik tulis khususnya. Motif batik yang geometris pasti memerlukan
pengulangan yang lumayan memakan waktu lama apabila dikerjakan menggunakan pensil.
Dengan adanya software computer motif batik yang dihasilkan kemudian diapilkasikan di atas
Motif batik dapat dimodelkan dan didesain dengan menggunakan berbagai software
yang ada, salah satunya menggunakan software AnSeries. Dari hasil observasi yang peneliti
lakukan, software ini lebih sederhana dan ringan. Namun, software AnSeries belum begitu
Sumber ide yang diambil oleh peneliti adalah bunga krisan. Bunga krisan memiliki
bentuk yang cukup mudah untuk divisualisasikan sebagai salah satu motif batik dan warnanya
yang beragam. Motif batik yang dikembangkan dengan menggunakan software AnSeries