Anda di halaman 1dari 6

1.

2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan bagian dari perlindungan tenaga
kerja yang bertujuan setiap tenaga kerja yang berada ditempat kerja mendapat perlindungan
keselamatan dirinya,sumber produksi dapat dipakai secara aman, sehingga proses produksi
berjalan lancar. Dengan meningkatkan kesehatan kerja karyawan efisiensi dan produktifitas
kerja dapat dicapai.

Kita ketahui bahwa di lingkungan kerja terdapat erbagai faktor bahaya yang dapat
merusak kesehatan kerja dan dapat menimbulkan penyakit, keracunan bahkan kematian. Pada
industri busana juga demikian, misalnya seorang operator jahit, bagian potong, yang
berhubungan dengan mesin, jarum dan listrik,dan bahan harus menggunakan perlindung
sehingga terhindar dari bahaya kerja.

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan merupakan peristiwa yang menyebabkan orang celaka, dan kejadian


tersebut di luar kemampuan manusia yang disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam
waktu yang singkat dan menyebabkan kerusakan jasmani dan jiwa. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang berhubungan dengan mesin, lingkungan kerja, cara kerja yang dapat
menimbulkan kerugian,kerusakan, sakit yang mengancam keselamatan jiwa seseorang.
Kecelakaan kerja ini dapat terjadi secara langsung akibat dari pekerjaan, terjadi pada saat proses
pekerjaan berlangsung dan juga kecelakaan lalu lintas perjalanan pulang atau berangkat kerja.

Penyebab kecelakaan kerja:

1. Tindakan tidak selamat yaitu kecelakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, karena
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: kurang dan pengetahuan dan ketrampilan,
kecapaian, letih dan lesu, sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
2. Kondisi tidak selamat adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
yang tidak aman, penyebab hal tersebut antara lain: mesin peralatan dan perlengkapan kerja
dan bahan yang tidak aman, lingkungan kerja, proses kerja dan sifat dari pekerjaan yang tidak
aman.

Akibat kecelakaan kerja:

Akibat dari kecelakaan kerja dapat berdampak langsung misalnya: kerusakan mesin dan
bahan, cacat atau kematian, biaya pengobatan, pemberian kompensasi akibat cacat. Sedangkan
dampak tidak langsung misalnya adanya kekacauan organisasi yaitu berhentinya
proses produksi saat kecelakan berlangsung.
Penyakit Kerja

Penyakit kerja adalah penyakit yang disebabkan karena pekerjaan yang selalu
dilakukan dan tidak diderita oleh masyarakat umum. Penyebab terjadinya penyakit kerja:

1. Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena pada intensitas
tertentu menimbulkan gangguan. Akibat dari kebisingan: tuli sementara, bisa sembuh bila
keluar dari kerja dari tempat yang bising. Tuli tetap, bekerja di tempat bising sehingga
kehilangan daya pendengaran yang menetap dan tidak pulih kembali.
2. Penerangan merupakan itensitas cahaya yang digunakan untuk menerangi obyek dengan
jelas dan cepat. Penerangan yang kurang baik dapat menyebakan kelelahan pada mata dan
dapat terjadi kecelakan kerja.
3. Getaran , radiasi dan suhu yang melebihi NAB( nilai ambang batas) dapat menyebabkan
gangguan kenyamanan kerja, kelelahan dan berbahaya terhadap kesehatan.
4. Zat kimia diantaranya: debu, uap, gas, larutan dapat menyebabkan gangguan pernapasan,
keracuanan dan dermatitis.
5. Mental fisiologis adanya hubungan kerja yang kurang baik, keadan kerja yang monoton
sehingga terjadi kejenuhan dalam bekerja.

Upaya pencegahan kecelakaan:

1. Menggantikan bahan yang berbahaya dengan bahan yang aman.


2. mengamankan sumber bahaya atau proses yang berbahaya.
3. pengendalian lingkungan kerja sehingga bahan dan lingkungan kerja tidak melebihi dari
NAB.
4. Pemeriksaan dan kesehatan karyawan yang dilakukan pada saat penerimaan pegawai,
pemeriksaan berkala hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja,
pemeriksaan keserhatan khusus pada karyawan yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja.
5. Diadakan pelatihan agar tenaga kerja mengetahui dan sadar untuk mentaati peraturan yang
berlaku agar lebih hati-hati dan waspada dalam bekerja.
6. Penggunan alat pelindung diri (ADP) adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi
diri dari resiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. ADP digunakan oleh
pekerja atau orang lain yang berada ditempat kerja.

1.3 Pertolongan Pertama

Bila kecelakkan telah terjadi maka pertolongan pertama harus kita lakukan.
Pertolongan Pertama adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang pada
tempat kejadian kepada orang yang terluka atau sakit. Keterampilan pertolongan pertama
diperuntukkan secara umum dan untuk semua. Pada saat terjadi kecelakan sering kali
menyebabkan kepanikan dan kebingungan. Situasi ini menyebabkan ketidaktahuan apa yang
harus dikerjakan pertama kali, yang seharusnya dilakukan perawatan atau bagaimana untuk
mendapatkan pertolongan.

Urutan tindakan yang tepat akan memberikan kepastian keamanan, maka


diberikanlah pertolongan pertama.

Tujuan Pertolongan Pertama

- Mempromosikan keselamatan lingkungan


- Menjaga keselamatan
- Menjaga kecelakaan atau kesakitan untuk tidak menjadi bertambah buruk
- Membantu mempromosikan penyembuhan
- Memberikan rasa nyaman pada yang terluka atau sakit

Hal yang harus diketahui dalam pertolongan pertama

- Seberapa bahayakah keadaan yang ada di depan mata dilihat dari kondisi sekitar dan si
penderita?
- Berapa banyakkah penderitanya?
- Apa yang menyebabkan kecelakaan?
- Apakah penderita sadar atau tidak?
- Apakah terdapat udara bersih dan terbuka?
- Apakah pemulihan kesadaran diperlukan

Perawatan Penderita

- Monitoring kondisi penderita


- Catatlah detail atau kejadian atau kondisi
- Selalu bersama dengan penderita sampai tim medis datang
- Laporkan pemberian pertolongan pertama yang telah diberikan

Penanganan Kedaruratan

Langkah 1
Nilailah kondisi lingkungan
Jika berbahaya bagi anda sendiri, penderita atau yang lainnya?
- Jika memungkinkan singkirkanlah bahaya tersebut, tapi jangan taruhkan diri anda sendiri
dalam resiko bahaya.
- JIka memungkinkan sirngkirkanlah penderita dari bahaya

- lanjutkan pada langkah kedua.


Langkah 2
Nilailah kondisi penderita
Apakah penderita sadar? Goncangkan dan lihatlah responnya.
Jika tidak sadar :
- Jika ada orang lain mintalah untuk menelepon ambulans
- Letakkan penderita pada posisi yang nyaman

- Lanjutkan ke langkah ketiga

Langkah 3

Situasi kondisinya penuh dengan luka.Lanjutkan ke langkah keempat, lakukan langkah


pengembalian kesadaran kurang lebih 1 menit, jika penderita masih tetap tidak bernafas dan
jika anda sendirian segera telepon ambulans.
Jika penderita tidak penuh luka,
- Asumsikan sebagai serangan jantung
- Longgarkanlah pakaiannya untuk membuka saluran udara
- Periksalah pernafasannya – lebih dari 10 detik
- Jika tidak bernafas, segera telepon ambulans
- Segera ke langkah keempat, lakukan langkah pengembalian kesadaran.

Langkah 4

Periksalah tanda-tanda vital :


- tingkat kesadara, pernafasan, denyut nadi, warna kulit
Pemeriksaan dari kepala ke ujung kaki
Lakukan pengaturan perawatan luka dan pendarahan, hindari kepanikan dengan segera
memanggil ambulans jika diperlukan.

Langkah 5

Bersihkan jalannya udara dan periksalah pernafasannya


- longgarkan dan bersihkan jalannya udara – singkirkan semua benda yang mengganggu.

Langkah 6
Jika penderita bernafas :
- letakkan penderita dalam posisi yang nyaman dan lakukan pemeriksaan dari ujung kepala
sampai ke ajari kaki

- lanjutkan ke langkah keempat

Langkah 7

Lakukan (EAR) (pemberian penyadaran pernafasan)


- Baringkan penderita
- Berikan 8 kali nafas untuk mendapatkan setidaknya 2 efektive pernafasan

Langkah 8

Apakah pernafasannya telah pulih?


Jika belum :
Segera ke langkah keenam
Apabila pernafasan sudah pulih
- Baringkan penderita dalam posisi nyaman dan periksalah dari atas kepala sampai ke ujung
kaki, lakukan pengaturan luka atau pendarahan, hindari terjadinya shock.

Langkah 9
Periksalah sirkulasi
- Baringkan penderita
Dewasa :
- Periksalah denyut nadi – selama 10 detik

Langkah 10

- Periksalah setiap pergerakan, termasuk apakah ia menelan sesuatu.


Apakah denyut nadi telah muncul?
Belum muncul
- segera ke langkah 7

- Lanjutkan pemulihan kesadaran pernafasan dan periksa denyut nadi setiap 5 menit
sampai pernafasan telah berjalan normal.

Langkah 11

- Periksalah setiap pergerakan, termasuk apakah ia menelan sesuatu.


Dewasa :
- Pernafasan pada kisaran rata-rata 15 pernafasan per menit

Langkah 12
Lakukan CPR (Cardio pulmonary resuscitation) Pemberian Nafas Buatan.
- Lakukan 15 tekanan dada dengan pemberian 2 nafas buatan selama 4 siklus per menit.
Periksalah denyut nadi setiap menit

Langkah 13

Hentikan CPR apabila :


- Pasien menunjukkan tanda-tanda hidup
- Tercapai kualitas kesehatan
- Secara fisik anda tidak sanggup melanjutkannya
Jika pernafasan menjadi normal letakkan pasien pada posisi yang nyaman.
Lakukan pengaturan perawatan luka dan pendarahan, hindari terjadinya shock.

Anda mungkin juga menyukai