Anda di halaman 1dari 6

A.

Keadaan darurat di tempat kerja


1. Pengertian keadaan darurat
Keadaan/situasi darurat artinya suatu keadaan sukar atau sulit yang tidak
tersangka-sangka (misalnya dalam keadaan bahaya) yang memerlukan
penangguiangan segera agar tidak sampa terjadi kecelakaan. Kecelakaan tidak
terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yanc salah atau kondisi
yang tidak aman, biasanya faktor penyebab yang paling utama adalah kelalaian.
2. Sikap tenaga kerja ketika situasi darurat
a. Cepat dan tanggap dalam situasi darurat
Jika ada hal-hal yang berbeda lain dari biasanya ada yang janggal atau aneh,
maka seorang tenaga kerja harus cepat menanggapi situasi tersebut.
b. Apresiatif terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat atau bahaya
Apresiatif maksudnya mempunyai kesadaran untuk mengamati suatu keadaan
sehingga dapal mencegah terjadinya situasi darurat. Apabila situasi darurat
dapat dicegah maka tidak terjadí kecelakaan sehingga kejadian buruk pun
dapat dihindari.
c. Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat. Dengan bersikap tenang, kita
dapat mengendalikan situasi. Sebaliknya jika kita panik saal menghadapi situasi
darurat maka kita tidak dapat berpikir positif dan bertindak cepat dalam
menangani situasi darurat

Langkah-Langkah Penanganan Situasi Darurat

Jenis-Jenis Bahaya Di Tempat Kerja


Dalam setiap hal kiranya mengandung dua potensi yaitu bahaya dan
manfaat. Bila kita dapat menekan sekecil mungkin bahayanaya maka kita
akan lebih besar memperoleh manfaat. Sebaliknya bila kita tidak terlalu
memperhatikan manfaatnya maka bahayanya akan semakin besar pula.
Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya ditempat kerja, baik
untuk karyawan maupun perusahaannya, maka kita harus dapat meminilalisir
bahaya di tempat kerja tersebut. Adapun kondisi bahaya di tempat kerja di
antaranya bahaya yang bersifat khusus dan bahayanya yang bersifat umum.
Bahaya yang bersifat khusus: adalah bahaya yang bersifat meteria,
bahan6ya tersebut di timbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja
misalnya keadaan lingkungan kerja yang didak aman (Unsafe
Condition) gedung yang tinggi dengan pondasi yang tidak seimbang,
struktur yang tidak sesuai dengan setandar IMB (Izin Mendirikan
Bangunan) intstalasi listrik yang tidak teratur, tidak adanya peralatan
keamanan dan perlindungan saat berkerja, dan yang lainnya.
Bahaya bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial yang di
timbulkan dari proses kerja, misalnya bekerja dengan tidak memenuhi
keselamatan kerja (Unsafe Worker), tidak beristirahat, memaksakan
kerja selagi kondisi badan unfit, terjadinya konfik dan miskomunikasi
yang tidak membuat kondusif ditempat kerja, lalai, tidak mengikuti
prosedur kerja dan yang lainnya.
Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh seorang karyawan
professional terhadap keadaan bahaya diantaranya sebagai berikut:
Bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan
dapat membahayakan.
Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan
Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan
tersebut
Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang
Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil
pengamatan tersebut
Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut
diperusahan itu untuk ditindaklanjuti kepada atasannya.
B. Pertolongan pertama [ada keselakaan (P3K)

Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan


Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat
semen tara (relatif singkat). Misalnya ke celakaan, kebakaran, dan sebagai
nya. Dalam kondisi berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak ter lalu
lama, maka sangat diperlukan prosedur untuk mengatasinya

Penanganan Kondisi Darurat di Lapangan (Pertolongan


Pertama pada Kecelakaan)
Banyak resiko pekerjaan yang akan terjadi di lapangan, yang dihadapi
oleh pekerja dalam bidang pertanian, khususnya di bidang perkebunan.
Resiko tersebut mulai dari halhal yang kecil seperti anggota tubuh terluka,
digigit hewan berbisa, keracunan bahan kimia/ pestisida dan lainlain yang
mungkin terjadi. Bila bekerja di lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh
dari pemukiman. Jika terjadi kecelakaan maka kepada setiap pekerja harus
dibekali kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang
diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba
datang sebelum mendapatkan per olongan dari tenaga medis. Hal Ini berarti :
Pertolongan Pertama harus diberi kan secara cepat walaupun pe rawatan
selanjutnya tertunda.
Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit
bukan menambah sakit korban.

Umumnya para pekerja bidang pertanian berada di lapangan, bekerja dalam


kelompok kecil di lokasi ter pisah, sehingga setiap pekerja harus dilatih tentang
PP. Beberapa ke trampilan dasar yang perlu dikuasai adalah bagaimana
melakukan resusitasi jantung paru (RJP), bagaimana mengatasi korban tersedak,
bagaimana mengatasi korban per darahan, bagaimana mengatasi kor ban patah
tulang, bagaimana me ngatasi korban luka bakar dan lain sebagainya. Pelatihan
pertolongan pertama harus dilakukan secara berulang pada interval yang teratur,
untuk memasti kan bahwa ketrampilan dan penge tahuan tidak ketinggalan
jaman atau dilupakan. Ketetapan tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih
harus ditetapkan melalui peraturan Alat atau kotak PPPK yang dirawat dengan
baik harus siap tersedia di tempat kerja dan dilindungi terhadap pencemaran,
kelembaban dan ko toran. Wadah ditandai dengan jelas dan tidak berisi apapun
selain peralat an PPPK. Semua operator harus diberitahu tentang lokasi
peralatan PPPK dan prosedur untuk mem peroleh persediaan. Kotak PPPK
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
Prosedur Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prosedur Penanganan Darurat di ikuti Berdasarkan


Standar Perusahaan dan Persyaratan Kerja
Bagi organisasi perusahaan perke bunan besar, biasanya dalam pe
nanganan kondisi darurat mengguna kan prosedur sesuai standar yang te lah
ditetapkan. Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat ker ja, ada
beberapa hal yang harus dipahami oleh semua pihak, antara lain :
Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi resiko keselamat an dan kesehatan kerja secara
sistematis yang mungkin timbul dari pekerjaan di bidang pertanian
/perkebunan.
Identifikasi meliputi potensi baha ya dan resiko yang nyata dan potensi
timbulnya kecelakaan ker ja dan situasi darurat.
Untuk masingmasing kegiatan dan tugas harus dilakukan eva luasi resiko.
Setiap resiko harus diidentifikasi dan dicatat.
Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan penga ruh dari
potensi bahaya yang ter identifikasi, dengan memperhati kan frekuensi
kecelakaan yang sering terjadi.
Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan
untuk menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin, dan
melaksanakan tindakan pen cegahan yang sesuai.
Para manajer, penyelia dan peker ja harus terlibat dalam identifikasi resiko
dan pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan atau ling kungan kerja.
Pasmajaya (2008) menjelaskan bah wa prinsip dasar penanganan keada
an darurat di antaranya :
Pastikan Anda bukan menjadi kor ban berikutnya. Seringkali lengah atau
kurang berpikir panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum
menolong korban, pe riksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman
atau masih dalam bahaya.
Pakailah metode atau cara per tolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun
sarana pendukung lainnya. Bila bekerja dalam tim, buatlah pe
rencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
Buatlah catatan usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan yakni
memuat identitas korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut
berguna bagi penderita untuk mendapat rujukan atau pertolongan
tambahan oleh pihak lain.

Direktorat Pembinaan SMK (2013) 73


Prosedur Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sedangkan tahapan secara umum pertolongan pertama yaitu :


Jangan Panik
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Perhatikan tanda-tanda shock
Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Beberapa contoh kasus dan tindakan pertolongan pertama


(pasmajaya, 2008)
yaitu sebagai berikut:
Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena
otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan te naga, dehidrasi
(kekurangan cair an tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala Penanganan
•• Perasaan limbung •• Baringkan korban dalam posisi
•• Pandangan berkunang-kunang terlentang
•• Telinga berdenging •• Tinggikan tungkai melebihi ting gi
•• Nafas tidak teratur jantung
•• Muka pucat •• Longgarkan pakaian yang me
•• Biji mata melebar ngikat dan hilangkan barang yang
•• Lemas menghambat pernafasan
•• Keringat dingin •• Beri udara segar
•• Menguap berlebihan •• Periksa kemungkinan cedera lain
•• Tak respon (beberapa menit) •• Selimuti korban
•• · Denyut nadi lambat •• Korban diistirahatkan beberapa saat
•• · Bila tak segera sadar, periksa
nafas dan nadi, posisi stabil
kemudian rujuk ke instansi ke
sehatan

Anda mungkin juga menyukai