Pecinta Alam
HIMAPASTIK
Anggi Pratama
SEPATAH KATA
Berpetualang di alam bebas bukan merupakan suatu
kegiatan senang-senang atau hura-hura semata, tapi
banyak makna yang kita peroleh dari kegiatan ini.
Dengan kegiatan ini,kita dilatih untuk siap, tangguh,
kuat, percaya diri, dsb. Setidaknya kita dapat
memberikan informasi mengenai keadaan iklim dan
keadaan lingkungan tersebut kepada orang lain.
Namun dibalik itu semua kegiatan berpetualang
dialam bebas mengandung resiko yang besar, baik
resiko kecelakaan bahkan kematian. Yang kurang
disadari oleh para petualang alam bebas adalah
kecelakaan yang sebenarnya dapat terjadi dimana
saja dan kapan saja, dan pada saat kejadian tersebut
belum tentu ada tenaga kesehatan disekitar tempat
kejadian. Oleh karena itu untuk berpetualang dialam
bebas amat perlu pengetahuan tentang penanganan
gawat darurat pada kegiatan di alam bebas tersebut.
Pengetahuan ini bermanfaat sebagai keahlian dasar
(basic survival Skill) dan ini harus dimiliki oleh
setiap petualang. Kemampuan penanganan
awal/pertolongan pertama pada korban baik diri kita
maupun orang lain akan menentukan keberhasilan.
Banyak kejadian kecelakaan di alam bebas yang
disebabkan kurangnya pengetahuan maupun
ketrampilan yang dimiliki oleh para petualang itu
sendiri. Hal ini merupakan hasil pengamatan dari
berbagai operasi SAR yang pernah dilakukan. Untuk
kegiatan di alam bebas banyak hal yang perlu
dipersiapkan, selain persiapan fisik, mental,
peralatan, kemampuan akan pemahaman
lingkungan/daerah yang diperlukan, serta
pengetahuan-pengetahuan lainnya. Salah satunya
ialah pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) di
alam bebas.
Persiapan pengetahuan PPGD dan perlengkapan
medis merupakan salah satu factor yang dapat
menciptakan kondisi aman dan nyaman. Jadi
dalam melaksanakan kegiatan berpetualang di
alam bebas kita harus mempertimbangkan
terlebih dahulu pengetahuan dan perlengkapan
medis kita sebelum kita melakukan kegiatan
tersebut. Sebagai catatan yang mesti kita
perhatikan ialah resiko-resiko
bahaya/kecelakaan yang terjadi dan jika ini telah
diklasifikasikan kita harus siap dan tanggap
dalam bagaimana kita menanganinya.
Kemampuan dalam menghadapi situasi
bahaya/kecelakaan juga amat diperlukan.
HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN
MENJELAJAH ALAM
Materi
Fisik
Mental
4. Lindungi Korban.
Tujuannya :
Untuk mengurangi tekanan baik fisik maupun mental pada
korban. apapun jenis cederanyanya, korban memerlukan
perlindungan dari panas dan dingin. Apabila korban tidak
mengenal kita, kita harus menjelaskan siapa dan apa yang
kita lakukan (bila korban dalam keadaan sadar).
CONTINUE
5. Tentukan apakah ada cedera atau luka lainnya.
Tujuannya :
Untuk mengetahui semua cedera yang terjadi baik
cedera ringan ataupun berat. Hal ini dapat dilakukan
setelah kita menangani keadaan ancaman jiwa.
LUKA
Dalam melaksanakan kegiatan di alam bebas, luka dalam
jenis trauma yang sering terjadi, baik oleh kekuatan
mekanis, kimiawi, atau sebab-sebab lainnya. Akibat
trauma ini tidak saja dapat mengenai kulit tapi dapat juga
mengenai jaringan-jaringan dibawahnya seperti otot, urat
syaraf, pembuluh darah, tulang, dan organ-organ lainnya.
Jenis-jenis luka yang sering terjadi antara lain :
Luka Memar
Luka Lecet
Luka sayat
Luka tusuk
Luka Gigit
Luka bakar
1. Luka Memar
Suatu luka tertutup, dimana permukaan kulit tampak
utuh dan terdapat daerah yang bengkak, berwarna biru
kehitaman karena adanya darah dibawah kulit.
Penanganannya :
1. cari penyebabnya
2. jika terletak di daerah anggota gerak, adakah tanda-
tanda patah tulang (kelainan bentuk dibandingkan sisi
sebelahnya, nyeri apabila digerakkan atau bila ditekan).
Jika ada lakukan pemasangan spalk/bodai dengan benar
3. bila terdapat didaerah dada, perut atau pinggang kita
harus berhati-hati akan kemungkinan terdapat kerusakan
organ tubuh didalam rongga dada, rongga perut, dan
pinggang (tindakannya dengan makin dari nol daerah yang
terluka agar tidak menjadi parah dan membahayakan
korban, bila perlu bawa segera ke rumah sakit terdekat)
4. jika tidak terdapat tanda-tanda diatas lakukan
pembalutan tekan dan dapat diberikan obat untuk
penghilang rasa sakit.
2. Luka Lecet
Suatu luka yang ringan dimana hanya sebagian dari permukaan kulit saja yang terkena,
dapat disebabkan oleh suatu gesekan yang terus menerus atau gesekan pada benda yang
keras.
Penanganannya :
Cukup dengan membersihkan dan memberikan obat merah/betadine untuk mencegah kuman,
luka ini biasanya cepat mengering/sembuh.
3. Luka Sayat
Luka sayat, luka yang biasanya disebabkan oleh sayatan benda tajam yang disertai dengan
putusnya salah satu urat otot, bila cukup lebar diperlukan penjahitan pada luka jenis ini.
Yang mesti diperhatikan adalah jangan membubuhi apapun pada luka, jika luka kotor
bersihkan dengan air bersih atau mengalir, segera tutup dengan kasa steril atau kain yang
benar-benar bersih dan bawa ke sarana kesehatan.
Pada luka ini bila terjadi pendarahan yang banyak :
a. Baringkan korban, perhatikan darah yang keluar ke jalan nafas (jika ada luka di daerah
muka atau kepala)
b. Lindungi luka dengan perban tebal dan bersih, balut tekan pada bagian luka
c. Tinggikan bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya darah
d. Singkirkan pakaian yang menghalangi darah, untuk menilai kondisi luka
e. Warna darah yang merah segar atau mengalir deras kadang berdenyut merupakan
pendarahan arteri, sedang yang terbanyak adalah pendarahan dari vena dengan warna
merah gelap dan berasal dari bagian daerah luka untuk pendarahan dari arteri bisa
digunakan tekanan jari pada daerah pangkal dari luka atau dengan mempergunakan torniket
yang diikat selama 1 menit dan kendorkan 5 menit berselang seling, namun tindakan ini
tidak dianjurkan dan tidak dapat dilakukan untuk keadaan yang sangat terpaksa seperti
pendarahan yang hebat dimana pendarahan tidak dapat berhenti dengan balut tekan dan
penekanan arteri penangkal dari luka.
4. Luka Tusuk
Luka akibat tertusuk benda tajam. Jenis luka ini
hampir sama dengan luka sayat dalam cara
penanganan luka. Bedanya jika terjadi pendarahan
pada luka tusuk, jangan mencoba mencabut benda
yang ada/menusuk tubuh karena dapat menimbulkan
luka yang terbuka sehingga akan terjadi infeksi atau
timbul pendarahan, buat bantalan lilitan ujung
perban ke jari membuat lingkaran, buatlah lilitan
melingkar disetiap ujungnya keatas dan kebawah,
letakkan diatas tempat yang terkena tusukan (luka
tusukan berupa pecahan kaca atau benda-benda kecil
lainnya).
5. Luka Gigit
Luka yang diakibatkan oleh gigitan ular atau hewan-hewan lainnya. Luka jenis ini walaupun kecil selalu
kita anggap sebagai luka yang kotor dan sangat potensial untuk terjadi infeksi. Untuk kegiatan petualangan
di alam bebas, luka gigitan binatang ini lebih banyak diakibatkan ulah gigitan binatang melata (ular) dan ini
yang mesti kita hindarkan karena sebagian besar bisa biasanya 2 titik tusukan, ada kalanya bekas tusukan
Cuma satu, jika ular yang menyerang dari satu sisi.
Bisa ular terdiri dari 3 macam :
a. Neurotoksik
Racun bagi jaringan syaraf biasanya disertai sesak nafas dan luka gigitannya tidak terasa sakit namun
sangat cepat berbahaya bahkan tanda-tanda tidak begitu jelas.
b. Hemotxil
Racun bagi sel-sel darah bisanya menimbulkan bercak darah di seluruh tubuh, disertai batuk darah, kencing
darah, luka gigitannya terasa nyeri dan membengkak.
c. Kardiotoksik
Racun bagi jantung karena fungsi jantung itu sendiri sangat vital biasanya sangat sulit untuk ditangani,
jenis ini adapun tanda-tandanya luka dari bekas gigitannya berwarna hitam atau kebiru-biruan,
penyebarannya sangat cepat.
Penanganan luka gigitan ular berbisa
Karena akibatnya yang fatal, luka akibat gigitan ular berbisa ini harus segera ditangani. Adapun tindakan
yang paling tepat ialah dengan menginjeksi anti bisa ular (SABU) agar racun (bisa tersebut dapat segera
dinetralkan). Jika SABU tak ada maka hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Tenangkan korban
Baringkan korban dan jaga korban tidak banyak melakukan aktifitas, untuk menghindari percepatan
penyebaran racun atau bisa ular dalam tubuh.
b. Pasangkan tornikuet (pita Pengikat) pada daerah yang lebih dekat dengan jantung. Pengikat tidak perlu
terlalu ketat sebab tujuan pengikatan adalah hanya untuk memperlambat peredaran darah atau dalam
darah, dan bukan memberhentikannya, pita pengikat dibuka setiap 5 sampai 10 menit dengan tujuan agar
tidak terjadi kematian jaringan.
c. Mengeluarkan bisa ular dengan melakukan pengisapan pada daerah luka irisan dengan menggunakan alat
pengisap (sangat dianjurkan untuk tidak menghisap dengan mulut, karena apabila ada lubang pada gigi
akan mengakibatkan bisa masuk kedalam tubuh dan meracuni penolong).
TERKILIR
Biasanya korban mengeluh tangan atau kakinya tidak bias digerakkan dan terasa
nyeri, yang harus diperhatikan adalah anggota gerak tersebut harus diistirahatkan
lalu ditempatkan pada posisi yang seharusnya tidak boleh digerakkan, selain itu harus
diperhatikan bagian anggota gerak mana yang terkena, karena bagian yang berbeda
memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Pada kejadian terkilir terjadi pergeseran baik sebagian maupun keseluruhan tulang-
tulang pada suatu persendian, pergeseran ini dapat terjadi sementara dan kembali
tanpa dilakukan suatu tindakan atau menetap dan tidak bias kembali tanpa tindakan
tertentu. Seperti pada patah tulang luka ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat
karenanya pada luka ini juga harus dijaga agar tidak terlalu banyak gerakan.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :
1. Letakkan daerah yang terluka dalam posisi yang nyaman.
Lakukan RICE yaitu :
- R, Rest : Istirahatkan bagian yang luka tidak bergerak atau menahan beban
- I, Immobilisation : jaga daerah yang luka tidak bergerak dengan menggunakan
pembalut elastis, mitella, pembalut gulung kain, handuk atau benda lain yang dapat
menahan gerakan pada persendian.
- C, Compress : kompres daerah yang luka dengan es/air dingin/benda dingin pada
24jam pertama kemudian dengan benda hangat.
- E, Elevation : tinggikan daerah yang terluka.
2. Topang Persendian yang terluka dengan menggunakan mitella atau benda lain.
Kemudian korban dibawa kepusat pelayanan kesehatan.
PATAH TULANG
Patah tulang adalah hilangnya kontuinitas (keseimbangan) tulang. Bila patah
terjadi pada seseorang dapat timbul syok, kecacatan, kematian. Berdasarkan
hubungan dengan dunia luar patah tulang terbagi menjadi patah tulang
terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka adalah kulit-kulit
luka adalah kulit-kulit luka ada hubungan antara tulang dengan dunia luar
kemungkinan kuman-kuman masuk melalui luka dan menimbulkan infeksi.
Patah tulang tertutup adalah jika tidak ada hubungan antar tulang dengan
dunia luar (kulit tetap utuh).
Patah tulang dapat disebabkan oleh :
- Kekuatan langsung yaitu oleh benda tumpul atau tajam sehingga patah
tulang terjadi pada tempat yang terkena.
- Kekuatan tidak langsung yaitu jika disebabkan oleh kekuatan awal
diteruskan secara langsung melalui satu atau lebih persendian sehingga patah
tulang terjadi tidak pada tempat terkena.
- Tekanan atau benturan berulang-ulang.
Korban patah tulang biasanya mengeluh terasa nyeri terutama pada bagian
anggota tubuh yang mengalami patah tulang digerakkan atau tampak
kelainan bentuk dari anggota tubuh karena trauma, selain itu juga korban
bisa mengeluh lecet atau memar dan bengkak. Adanya keluhan lain juga
harus ditanyakan dan diperiksa berupa rasa baal atau hilangnya kemampuan
untuk bergerak, kulit pucat atau kebiruan pada jari-jari tangan/kaki bahkan
mulut mungkin terjadi hilang kesadaran.
PENANGANAN :
Penanganan korban patah tulang setiap gerakan pada daerah yang
terluka dapat menyebabkan syok dan dapat menimbulkan kerusakan
yang lebih beasar. Oleh karena itu [ada luka terbuka harus
dilakukan penangan agar tidak terjadi gerakan pada daerah patah
tulang, adapun hal yang perlu dilakukan pada korban patah tulang
ialah:
1. Letakkan daerah yang terluka di posisi yang nyaman dengan
sedikit mungkin gerakan
2. Jika ada pendarahan segera atasi dengan balut tekan.
3. Balut bidai dengan papan/dahan kayu/handuk dengan panjang
melebihi dua persendian di atas dan di bawah luka
4. Pasang bidai paling sedikit dua buah pada dua sisi yang melebihi
dua persendian
5. Ikat bidai di tiga tempat atau lebih, sehingga daerah yang luka
dan persendian di atas dan di bawah luka tidak bisa digerakkan
6. Topang daerah yang luka agar tidak bergerak terhadap tubuh
korban dengan mitella atau alat yang lain
7. Persiapkan korban untuk dievakuasi.
10. TRAUMA KEPALA