Anda di halaman 1dari 3

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH

oleh :
dr. Waryono, M.Or
Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email
: wardokteryono@gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan merupakan suatu kata yang sudah biasa didengar melalui berita, surat
kabar, televisi atau mengalami sendiri. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja, entah di jalan, di rumah, di tempat kerja bahkan di sekolah. Kecelakaan dapat
menimbulkan cedera bahkan kematian. Banyak peristiwa yang dapat diklasifikasikan
sebagai kecelakaan, akan tetapi yang terpenting bukanlah berapa banyak macam
kecelakaan tetapi bagaimana cara menanggulanginya.
Pertolongan pertama pada kecelakaan perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh
setiap orang, bahkan orang yang awam dibidang kesehatan, tidak terkecuali guru. Para
guru perlu memahami prosedur melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi di sekolah.

Kata kunci : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Penanganan Cedera

I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa
seseorang atau sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja seperti di
rumah, di jalan, di tempat kerja bahkan di sekolah. Umumnya kecelakaan terjadi
secara tiba-tiba, tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat
bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat, bahkan sampai meninggal
dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi dengan satu korban,
banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana).
Kejadian kecelakaan di sekolah sangat beragam, misalnya anak terpeleset
yang menyebabkan luka robek atau memar, keracunan makanan, tersedak
makanan, pingsan dan lain-lain. Tidak jarang kecelakaan yang demikian sering
meminta korban. Maka diperlukan tindakan pertolongan pertama pada kasus
kecelakaan tersebut oleh orang terdekat yang mengetahui kejadiannya. Dalam hal
kecelakaan di sekolah maka guru yang seharusnya memberikan pertolongan
pertama.

1
Tetapi acapkali terjadi usaha orang-orang yang akan memberikan
pertolongan justru mengakibatkan si korban mendapat kerusakan tubuh atau cedera
lebih parah dari sebelum mendapat pertolongan. Oleh karena itu pada waktu
memberikan pertolongan, perlu diketahui apa yang harus dan yang tidak boleh
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Tulisan ini membantu pembaca
khususnya guru-guru untuk melakukan pertolongan pertama terhadap anak/siswa
yang mengalami kecelakaan saat berada di sekolah.

II. Pembahasan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah
berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medik
atau orang awam) yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk
menyelamatkan jiwa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat,
mencegah infeksi, mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan
lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa takut.
Ada beberapa prinsip atau pokok tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa
seseorang yang akan melakukan PPPK apabila menghadapi kecelakaan yaitu :
jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian, perhatikan pernapasan
korban dan berikan pertolongan bila perlu, hentikan pendarahan bila ada, tenangkan
korban dan hindarkan shock, pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak
tergesa-gesa memindahkan korban.
Dalam melakukan PPPK seyogyanya penolong mengikuti urutan sebagai berikut:
1. Lakukan dengan cekatan/cepat dan tepat tetapi tetap tenang. Karena
pertolongan pertama ini akan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan
korban. Jika kecelakaan berkaitan dengan pernafasan maka ancaman
keselamatan berkisar detik sampai menit, jika perdarahan maka kisaran menit
sampai jam, jika kesadaran maka jam sampai hari, jika infeksi maka
ancamannya hari sampai minggu.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya
menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya
adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih
berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan

2
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi
korban.
3. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh
darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan
menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota
tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang
lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan
tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita
mengalami cedera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar)
letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh
dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan
cedera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan
bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih
dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah telah
dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan
pertolongan pertama pada korban segera evakuasi korban ke sentral
pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan
pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.
Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis
yang berkompeten.
Berikut beberapa keadaan trauma dan cara penanganan cederanya:
Pertama dalam Keluarga. Jakarta, Arcan.

Anda mungkin juga menyukai