Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI

PATAH PADA LENGAN DILINGKUNGAN SEKOLAH

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Yuniseffendri, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. SEFIA AMANDA PUTRI (138)
2. BAGUS YUDHA DWI MAULANA (151)
3. IGOR TAMERLAN SOMO KARTONO (155)
4. MUHAMMAD IQBAL FATHONI (173)
5. WAHYU DWI SANTOSO (178)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
PENDIDIKAN OLAHRAGA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula,penulis dapat menyelesaikan makalah
Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga yang insyaallah tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak dan penulis juga menyadari bahwa buku ini
belum sepenuhnya bisa dikatakan sempurna.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya, khusunya kepada Bapak Dr. Yuniseffendri, S.Pd., M.Pd, Selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga .
ABSTRAK

Kecelakaan merupakan suatu kata yang sudah biasa didengar melalui berita, surat kabar, televisi
atau mengalami sendiri. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, entah di jalan, di rumah,
di tempat kerja bahkan di sekolah. Kecelakaan dapat menimbulkan cedera bahkan kematian. Banyak
peristiwa yang dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan, akan tetapi yang terpenting bukanlah berapa
banyak macam kecelakaan tetapi bagaimana cara menanggulanginya. Pertolongan pertama pada
kecelakaan perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh setiap orang, bahkan orang yang awam
dibidang kesehatan, tidak terkecuali guru. Para guru perlu memahami prosedur melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi di sekolah.

Kata kunci : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Penanganan Cedera.


I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa seseorang atau
sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja seperti di rumah, di jalan, di tempat
kerja bahkan di sekolah. Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga
sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa berupa cedera ringan,
sedang, berat, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa
terjadi dengan satu korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana).
Kejadian kecelakaan di sekolah sangat beragam, misalnya anak terpeleset yang
menyebabkan luka robek atau memar, keracunan makanan, tersedak makanan, pingsan dan
lain-lain. Tidak jarang kecelakaan yang demikian sering meminta korban. Maka diperlukan
tindakan pertolongan pertama pada kasus kecelakaan tersebut oleh orang terdekat yang
mengetahui kejadiannya. Dalam hal kecelakaan di sekolah maka guru yang seharusnya
memberikan pertolongan pertama. Tetapi acapkali terjadi usaha orang-orang yang akan
memberikan pertolongan justru mengakibatkan si korban mendapat kerusakan tubuh atau
cedera lebih parah dari sebelum mendapat pertolongan. Oleh karena itu pada waktu
memberikan pertolongan, perlu diketahui apa yang harus dan yang tidak boleh dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya. Tulisan ini membantu pembaca khususnya guru-guru
untuk melakukan pertolongan pertama terhadap anak/siswa yang mengalami kecelakaan
saat berada di sekolah.
II. Pembahasan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih
sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medik atau orang awam) yang
pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk menyelamatkan jiwa atau mencegah
kematian, mencegah cacat yang lebih berat, mencegah infeksi, mempertahankan daya
korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa
takut. Ada beberapa prinsip atau pokok tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa
seseorang yang akan melakukan PPPK apabila menghadapi kecelakaan yaitu :
jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian, perhatikan pernapasan korban
dan berikan pertolongan bila perlu, hentikan pendarahan bila ada, tenangkan korban dan
hindarkan shock, pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa
memindahkan korban. Dalam melakukan PPPK seyogyanya penolong mengikuti urutan
sebagai berikut:
1. Lakukan dengan cekatan/cepat dan tepat tetapi tetap tenang. Karena pertolongan
pertama ini akan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban. Jika kecelakaan
berkaitan dengan pernafasan maka ancaman keselamatan berkisar detik sampai menit, jika
perdarahan maka kisaran menit sampai jam, jika kesadaran maka jam sampai hari, jika
infeksi maka ancamannya hari sampai minggu.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari
sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih berkonsentrasi pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau
memperparah kondisi korban.
3. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh darah besar
dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau
kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-
luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari
bagian tubuh.
5. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringankan telungkup
dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan
untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam
paru-parunya. Apabila penderita mengalami cedera di dada dan penderita sesak nafas (tapi
masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh dipindahkan dari
tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialaminya kecuali
bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan. bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-
tulang yang patah telah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala
korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat
oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan
pertama pada korban segera evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau
rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada
dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai