BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah
peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia
dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek
lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan
jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Sehingga dalam pendidikan jasmani sangat perlu akan adanya materi yamg berkaitan dengan
pendidikan kesehatan yang salah satunya materinya membahas tentang pendidikan penanggulangan,
pencegahan, dan penghindaran dari terjadinya kecelakaan, yang bertujuan agar memperoleh
keselamatan bagi manusia dan harta bendanya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani mencakup ruang
lingkup substansi yang luas, dan berkaitan erat dengan beberapa mata pelajaran lainnya, pelaksanaan
pendidikan jasmani yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan, dapat dipandang sebagai sebuah
perpaduan, dalam satu tema yang dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran. Selain itu, dapat juga
difokuskan, sesuai dengan pokok bahasannya.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Demikian juga pemahaman dan pengalamannya dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, atau
pendidikan kesehatan.Pendidikan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang
meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan sosial termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan
berkembang secara harmonis. Pendidikan kesehatan pada dasarnya amat bermanfaat untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan di Sekolah diarahkan untuk membina para siswa agar
memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat, bugar dan berdisiplin.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah
maupun rohaniah melalui pemahaman dan pengamalan gaya hidup sehat bagi peserta didik. Dengan
demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang secara wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial
dan emosionalnya.
Walaupun pada zaman moderen sekarang ini, kemampuan manusia untuk mengendalikan sebagian
besar penyakit infeksi semakin meningkat, namun cedera akibat kelalaian masih tetap merupakan
masalah yang mengancam kehidupan, khususnya bagi anak-anak dan pemuda. Misalnya di Amerika
serikat cedera dianggap sebagai masalah kesehatan bagi masyarakat yang berusia di bawah 40 tahun.
Sebagian penderita cedera disebabkan oleh kejadian yang tidak terelakkan misalnya akibat gempa
bumi, namun banyak pula penderita cedera disebabkan oleh kejadian yang sebetulnya bisa dihindari,
misalnya akibat kelalaian disadari maupun tidak, termasuk cidera akibat berolahraga dengan metode
yang salah, meremehkan keselamatan dalam melakukan aktivitas fisik, hingga tabrakan bermotor dan
sebagainya.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap siswa wajib mengetahui atau bahkan
menguasai tentang bagaimana melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, sehingga jika terjadi
kecelakaan baik di dalam lingkungan maupun di luar sekolah siswa dapat tahu apa yang ia dapat dan
akan diperbuat untuk korban kecelakaan.
B. Perumusan Masalah
Atas dasar pembahasan masalah seperti di atas, masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Pertolongan pertama pada kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan atau
dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk-beluk anatomi-
kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan
atau pun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang dilakukan dengan
cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari
pertolongan pertama pada kecelakaan sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak
lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga
korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya
mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolongpun diharuskan untuk mampu
memberikan pertolongan sekaligus atau sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
Ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan
pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang
sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang berhenti bernafas, pendarahan, shok, patah
tulang, dan lain-lain.
Ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengetahuan praktis tentang kesehatan
merupakan alat pendidikan bagi masyarakat sekolah sesuai dan selaras dengan perkembangan ilmu dan
teknologi pengobatan, sehingga mereka mampu menjaga kesehatan dirinya, keluarganya,
lingkungannya, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami
kecelakaan.
Pertolongan pertama pada kecelakaan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan dalam
penanganan kecelakaan. Jika penanganan tidak tepat dan lambat kondisi korban malah dapat menjadi
semakin parah. Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah
perburukan kondisi korban bahkan mencegah kematian. Untuk melakukan pertolongan pertama,
peralatan dan obat-obatan yang tersedia pun sangat mempengaruhi, selain itu diperlukan pula
ketepatan dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit. sehingga untuk melakukan pertolongan
pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak memperparah kondisi korban
Tujuan utama pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk mempertahankan korban kecelakaan
atau penderita tetap hidup, membuat keadaan korban tetap stabil, dan menghindarkan kecacatan yang
lebih parah, mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas. Tindakan pertolongan pertama
pada kecelakaan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan
menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan membunuh korban. sangat
penting untuk mengetahui tahap-tahap pemberian pertolongan pertama terutama pada keadaan yang
membahayakan jiwa, misalnya dimana denyut jantung dan pernapasan telah berhenti, perdarahan,
tersedak, dan keracunan.
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas pertolongan pertama pada kecelakaan
apabila menghadapi kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah, adalah sebagai
berikut ini:
1. Bersikap tenang dan tidak bole panik. Kita diharapakan menjadi penolong bukan pembunuh atau
menjadi korban selanjutnya (ditolong).
2. Gunakan mata dengan jeli, setajam mata elang (mampu melihat burung kecil diantara dedaunan),
kuatkan hati atau tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan sementara demi
keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan.
3. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, seringkali kita lengah atau kurang berfikir
panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah
tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
4. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok
pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya.
Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
5. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan cara terjadinya kecelakaan, cuaca dan sebagainya.
6. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa
sangat kesakitan.
7. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan
pernafasan bantuan.
8. Periksa nadi/ denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau
ada perdarahan massif segera hentikan.
9. Setelah keadaannya mulai stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada fraktur
(patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah). Janagn buru-buru menmindahkan atau
membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai.
10. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas
korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
11. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau rumah
sakit rujukan.
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar
lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi
korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat
lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh darah besar dapat
membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih
tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat
pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain.
Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak
kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang
dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita
mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah
duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh dipindahakan dari
tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat
kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak
diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam
mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai
saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada
korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat
bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.
Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Dalam makalah ini kami akan membahas secara praktis pertolongan pertama yang diberikan kepada
korban kecelakaan atau kasus-kasus darurat yang sering kita amati baik di dalam maupun di luar
lingkungan sekolah, diantaranya:
1. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia,
animea.
a. Gejala: Perasaan limbung, pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging, nafas tidak teratur,
muka pucat, biji mata melebar, lemas, keringat dingin, menguap berlebihan, tak respon (beberapa
menit), denyut nadi lambat
b. Penanganan
1) Baringkan korban dalam posisi terlentang
2) Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3) Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4) Beri udara segar
5) Periksa kemungkinan cedera lain
6) Selimuti korban
7) Korban diistirahatkan beberapa saat
8) Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
2. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila
cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai
dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan
cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
a. Gejala dan tanda dehidrasi
1) Dehidrasi ringan: Defisit cairan 5% dari berat badan, penderita merasa haus, denyut nadi lebih dari
90x/menit.
2) Dehidrasi sedang: Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan, nadi lebih dari 90x/menit, nadi
lemah, sangat haus.
3) Dehidrasi berat: Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan, hipotensi, mata cekung, nadi
sangat lemah, sampai tak terasa, kejang-kejang.
b. Penanganan
1) Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2) mengganti elektrolit yang lemah
3) Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4) Memberantas penyebabnya
5) Rutinlah minum jangan tunggu haus
4. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan,
gangguan kesehatan dll.
a. Gejala: kepala terasa nyeri/berdenyut, kehilangan keseimbangan tubuh, lemas
b. Penanganan
1) Istirahatkan korban
2) Beri minuman hangat
3) beri obat bila perlu
4) Tangani sesuai penyebab
6. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
a. Gejala: dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri, korban sulit bernafas dengan hidung
karena lubang hidung tersumbat oleh darah, kadang disertai pusing
b. Penanganan
1) Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2) Tenangkan korban
3) Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4) Diminta bernafas lewat mulut
5) Bersihkan hidung luar dari darah
6) Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama.
8. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
a. Gejala: warna kebiruan/merah pada kulit, nyeri jika di tekan, kadang disertai bengkak
b. Penanganan
1) Kompres dingin
2) Balut tekan
3) Tinggikan bagian luka
9. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
a. Gejala: bengkak, nyeri bila tekan, kebiruan/merah pada derah luka, sendi terkunci, ada
perubahan bentuk pada sendi
b. Penanganan
1) Korban diposisikan nyaman
2) Kompres es/dingin
3) Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4) Tinggikan bagian tubuh yang luka
10. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
a. Gejala: terbukanya kulit, pendarahan, rasa nyeri
b. Penanganan
1) Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2) Tutup luka dengan kasa steril/plester
3) Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4) Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
c. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1) Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
2) Keluarkan tanpa menyinggung luka
3) Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
4) Evakuasi korban ke pusat kesehatan
5) Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup.
Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
11. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa
saja. Penghentian darah dengan cara
a. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
b. Fisika:
1) Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
2) Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
c. Kimia: Obat-obatan
d. Biokimia: vitamin K
e. Elektrik: diahermik
12. Patah Tulang atau fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
a. Gejala: perubahan bentuk, nyeri bila ditekan dan kaku, bengkak, terdengar/terasa (korban)
derikan tulang yang retak/patah, ada memar (jika tertutup), terjadi pendarahan (jika terbuka)
b. Jenisnya
1) Terbuka (terlihat jaringan luka)
2) Tertutup
c. Penanganan
1) Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1) Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
a) Sensasi (respon nyeri)
b) Sirkulasi (peredaran darah)
2) Ukur bidai disisi yang sehat
3) Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
4) Pasang bantalan didaerah patah tulang
5) Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
6) Ikat bidai
Untuk patah tulang terbuka
7) Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
8) Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
9) Ikat dengan ikatan V
10) Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
d. Tujuan Pembidaian
1) Mencegah pergeseran tulang yang patah
2) memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3) mengurangi rasa sakit
4) Mempercepat penyembuhan
13. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan
panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
a. Penanganan
1) Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2) Perhatikan keadaan umum penderita
3) Pendinginan
4) Membuka pakaian penderita/korban
5) Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup
dikompres air
b. Mencegah infeksi
1) Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
2) Penderita dikerudungi kain putih
3) Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
c. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
d. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
e. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak
memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama
perjalanan.
f. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
14. Keracunan makanan atau minuman
a. Gejala: mual, muntah, keringat dingin, wajah pucat/kebiruan
b. Penanganan
1) Bawa ke tempat teduh dan segar
2) Korban diminta muntah
3) Diberi norit
4) Istirahatkan
5) Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
15. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut
untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya.
Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
a. Pertolongan Pertamanya adalah:
1) Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
2) Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
3) Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam
terbuka, diantaranya:
F. Beberapa Pengertian yang Terkait dengan Pemberian Obat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Obat merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat daruratan baik setelah
pasien stabil maupun yang digunakan dalam menstabilkan pasien. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai obat-obatan yang banyak ditemukan dalam kotak P3K, ada beberapa pengertian yang harus
dipahami.
Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, penyembuhan atau pencegahan
pada manusia maupun hewan. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari asal mula, sifat, kimiawi,
efek, dan kegunaan obat-obatan. Farmakokinetik adalah aspek farmakologis yang mencakup nasib obat
dalam tubuh, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya. Farmakodinamik adalah ilmu
yang mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi organ dan pengaruh obat terhadap reaksi
biokimia dan struktur organ.
Indikasi adalah alasan penggunaan suatu obat agar dapat memberikan efek sesuai kebutuhan atau
keluhan atau penyebab dari si pasien. Interaksi obat adalah interaksi antara obat yang satu dengan
obat yang lain yang diberikan pada waktu yang bersamaan yang dapat bersifat sinergistik, adisi,
potensiasi atau inhibisi (antagonis).
2. Jalur pemberian obat, obat-obatan dapat diberikan melalui beberapa jalur yaitu:
a. Per-oral, sebagian besar obat diberikan melalui oral, ada beberapa bentuk sediaan obat antara
lain pil, sirup, puyer, dll.
b. Sublingual, obat diberikan dengan menaruh dibawah lidah, absorbsi melalui pembuluh darah
kapiler di bawah lidah.
c. Per-rektal, berguna pada orang yang tidak sadar, muntah atau anak-anak, absorbsinya kurang
dapat diperhitungkan
d. Inhalasi, absorbsi melalui jalur ini pada umumnya cepat.
e. Topikal, untuk pemberian obat di tempat tertentu, seperti kulit, mata, hidung, dll.
f. Transdermal, bentuknya biasanya seperti plester yang ditempelkan ke kulit, obat akan melewati
kulit dan masuk ke jaringan kapiler.
g. Jalur parenteral, diberikan secara intravena, intra muskuler dan subkutan, pemberian obat iv
memiliki onset kerja yang cepat, berguna pada kasus-kasus emergensi atau tidak sadar.
3. Penggolongan obat-obatan berdasar kegunaannnya, dalam modul ini hanya dibicarakan golongan
obat-obatan yang dapat ditemukan dalam kotak P3K.
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury baik di lingkungan maupun di luar
lingkungan sekolah, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku skala
prioritas. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan
baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban. Pada kecelakaan massal seperti
kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan sebagainya maka dikenal adanya Samaritan
law, yaitu penolong berhak menilai korban yang masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan
harapan hidup masih tinggi, setelah meraka teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini
tergantung juga dari jumlah personil penolong.
Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk menghasilkan hasil yang
baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam
bertindak. Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para korban yang sudah kita tolong
justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling tidak usaha kita sudah maksimal
disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan
berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan kehidupan sudah sampai waktunya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah
peningkatan gerak manusia. Sehingga dalam pendidikan jasmani sangat perlu akan adanya materi yamg
berkaitan dengan pendidikan kesehatan yang salah satunya materinya membahas tentang pendidikan
penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran dari terjadinya kecelakaan, maka setiap siswa wajib
mengetahui atau bahkan menguasai tentang bagaimana melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan, sehingga jika terjadi kecelakaan baik di dalam lingkungan maupun di luar sekolah siswa
dapat tahu apa yang ia dapat dan akan diperbuat untuk korban kecelakaan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan atau
dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk-beluk anatomi-
kesehatan dasar. Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang
dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik
Tujuan utama pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk mempertahankan korban kecelakaan
atau penderita tetap hidup, membuat keadaan korban tetap stabil, dan menghindarkan kecacatan yang
lebih parah, mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas.
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas pertolongan pertama pada kecelakaan
apabila menghadapi kecelakaan baik di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah: bersikap tenang
dan tidak bole panic, menggunakan mata dengan jeli, memastikan anda bukan menjadi korban
berikutnya, memperhatikan keadaan penderita apakah pingsan, memperhatikan keadaan sekitar
kecelakaan cara terjadinya kecelakaan, dan lain-lain.
Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan yang tersedia pun sangat
mempengaruhi, selain itu diperlukan pula ketepatan dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.
sehingga untuk melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana
yang tidak memperparah kondisi korban. Obat-obatan yang sering dibutuhkan dan wajib ada di kotak
P3K adalah Antalgin, Asetosal, Asam mefenamat, Parasetamol dan lain-lain.
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury baik di lingkungan maupun di luar
lingkungan sekolah, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku skala
prioritas. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan
baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban.
B. Penutup
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki
dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat
mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan
mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis
resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari
suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan
selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten
C. Daftar Pustaka
Ida. (2008). Dulu P3K sekarang Pertolongan Pertama. http://taufikhockey. blo gspot.
com/2008/12/kesehatan-olahraga.html. Waktu akses: Senin, 28 Juli 2008; 07.40.