Siti Uswatun Hasanah, Susi Lestari, Renita Nur Widiyana, Lutfia Agustin, Ahmad Misbakhul
Mustofa
Dosen Pengampu Ibu Siti Uswatunhasanah, M.Pd, Universitas Nahdatul Ulama Blitar
ABSTRAK
1
PENDAHULUAN
Tujuan dari pemberian pertolongan pertama ialah suatu upaya yang dapat
menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat atau
mencegah kondisi buruk yang dialami oleh korban dan dapat menunjang penyembuhan
dengan mengurangi rasa sakit, takut dan dapat mencegah infeksi dari korban
PEMBAHASAN
Pertolongan pertama adalah suatu tindakan memberi bantuan kepada penderita atau
seseorang yang mengalami cidera hingga pertolongan dari pihak profesional datang.
Pertolongan pertama ini juga merupakan suatu bentuk pertolongan sementara kepada
korban yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum korban mendapatkan
suatu pertolongan dari dokter agar kondisi korban tidak menjadi semakin parah.
Pembekalan pertolongan pertama bagi siswa SD pada ekstrakulikuler kepramukaan
sangatlah penting mengingat bahwasannya kegiatan kepramukaan adalah suatu
kegiatan yang banyak dilakukan di alam bebas dan pastinya akan banyak sekali
kemungkinan untuk terjadinya suatu cidera pada saat melakukan kegiatan tersebut,
maka untuk mengantisipasi cidera yang lebih parah sebelum mendapatkan
2
pertolongan dari profesional pembekalan mengenai pertolongan pertama ini harus di
berikan kepada peserta didik. Pembekalan pertolongan pertama diberikan dengan
tujuan agar peserta didik dapat memberikan pertolongan pertama pada saat temannya
mengalami suatu cidera atau luka dan mampu melakukan pembalutan, pembidaian
serta transportasi .
3
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memprioritaskan live saving:
a. Airways open: Bebaskan jalan pernafasan, seperti membuka kancing baju
ataupun mengendurkan ikat pinggang korban.
b. Breathing Restord: Memberikan nafas buatan apabila korban tidak
bernafas. Dengan melakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
c. Circulation Maitained: Jika denyut nadi menghilang, lakukan resusitasi
jantung dan paru.
5. Hentikan Perndarahan
Menghentikan pendarahan dapat menggunakan sapu tangan ataupun kain yang
bersih, kemudian setelah pendarahan di balut letakan bagian pendarahan lebih
tinggi dari bagian tubuh lainnya.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya jika belum dipastikan jenis
dan keparahan cidera yang diamaminya.
B. Pembalutan
Membalut adalah salah satu tindakan medis yang berguna untuk menahan
ataupun menyangga bagian tubuh tertentu agar tidak berubah dari posisi ataupun
bergeser dari posisi yang dikehendaki.
1. Tujuan Pembalutan
Adapun tujuan dari pembalutan yaitu :
a. Menjaga agar badan yang cidera tidak bergerah.
b. Menutup bagian tubuh agar tidak terinfeksi.
c. Menahan pembengkakan.
d. Menghentikan pendarahan (pembalut tekanan).
2. Jenis-jenis pembalut.
Jenis-jenis pembalut yang digunakan dalam melakukan pertolongan antara lain :
a. Mitella (pembalut segitiga)
1) Bahan pembalut berbentuk segitiga sama kaki dan terbuat dari kain dengan
berbagai ukuran.
2) Pembalut mitella ini dapat digunakan pada cidera bahu, kepala, dada, siko,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki dan juga dapat menggantung lengan.
4
3) Pembalut mitella ini dapat dilipat-lipat secara sejajar dan menjadi pembalut
berbentuk dasi.
b. Kasa steril
Kasa sterill adalah pembalut kasa yang di potong-potong dan sudah disterilkan
serta dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus kas aini tidak boleh dibuka
sebelum digunakan. Kasa steril ini digunakan untuk menutup luka kecil yang sudah di
bersihkan ataupun diobati sebelum dibalut atau diplaster.
c. Plaster atau pembalut perekat
Plaster digunakan untuk merekatkan penutup pada luka. Cara pembalutan
langsung dengan plaster disebut strapping.
3. Prosedur dalam pembalutan
Langkah-langkah dalam melakukan pembalutan antara lain:
a. Memperhatikan tempat dan letak bagian tubuh yang akan dibalut.
b. Memilih jenis pembalut yang akan digunakan.
c. Ketika akan membalut luka perlu membersihkan luka tersebut terlebih
dahuludengan menggunakan air atau antiseptik dan memberikan disinfektan pada
luka yang terbuka.
d. Tentukan posisi pembalutan dengan mempertimbangkan :
1) Usahakan posisi balutan nyaman untuk kegiatan pokok bergerak korban.
2) Tidak menggangu peredaran darah.
3) Tidak mudah kendor.
4) Dapat membatasi gerak dan pergeserran bagian tubuh yang cidera.
C. Pembidaian
Pembidaian merupakan salah satu tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian
tubuh yang patah.
Adapun tujuan dari pembidaian ini antara lain :
a. Mengurangi adanya cidera baru di daerah tulang yang patah.
b. Mengurangi rasa nyeri.
c. Mempercepat penyembuhan
d. Mencegah pergerakan dan pergeseran dari ujung tulang yang patah.
Macam-macam bidai :
a. Bidai traksi
5
Bidai ini hanya digunakan oleh tenaga profesional dan bidai ini digunakan pada
patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha.
b. Bidai keras
Bidai ini terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastic ataupun bahan lainnya
yang kuat dan ringan. Bidai ini digunakan dalam keadaan darurat. Contoh bidai
kayu.
c. Bidai improvisasi
Bidai ini terbuat dari bahan-bahan yang cukup kuat dan ringan sebagai penoang.
Pembuatan bidai ini juga sangat tergantung dari bahan-bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : koran, majalah dan lain-lain.
d. Belat atau gendongan dan bebat
Pembidaian ini mengguanakan pembalut mitella dengan memanfaatkan tubuh
korban sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan pada daerah cidera.
Contoh : gendongan lengan.
Pertolongan yang harus dilakukan untuk menolong korban patah tulang lengan adalah
sebagai berikut :
Letakan lengan dibawah dada dengan posisi telapak tangan meghadap kedalam.
Pasang bidai dari siku sampai atas bahu.
Ikat pada dearah atas dan bawah dari posisi tulang yang patah.
Bagian lengan bawah digendong.
Apabila siku juga mengalami patah dan tangan tidak dapat dilipat maka pasang spalk
ke lengan bawah dan biarkan tengan tergantung dan tidak digendong.
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika kita hendak memberikan pertolongan pertama ada beberapa hal pokok
yang bisa kita lakukan , yaitu : jangan panik , pastikan keadaan aman ketika
memberikan pertolongan , memeriksa kondisi kesadaran , perhatikan pernafasan
korban , hentikan pendarahan , jangan memindahkan korban dengan terburu-buru .
Untuk selanjutnya bisa dilakukan pembalutan dan pembidaian jika
diperlukan.pembidaian ada beberapa macam yaitu : Bidai traksi , Bidai keras , Bidai
improvisasi dan belat atau gendongan .
B. Saran
Ketika memang terjadi hal yang tidak di inginkan ada prosedur yang bisa bahkan
perlu untuk dilaksanakan , jika kita mengambil tindakan dengan tergesa- gesa bahkan
ceroboh justru akan memberikan banyak kemungkinan kesalahan penanganan.
DAFTAR RUJUKAN
Marpaung, Sifari Fadilla. 2019. Aku Bangga Menjadi Pramuka. Medan : YAYASAN
FADILLAH MALAY ISLAMI.
7
8