Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Tentang

“P3K”

DI SUSUN OLEH:

MUHAMMAD HAIKAL

Kelas : IX C

MTsN 2 BENGKALIS
Jl. Beringin-Selatbaru
T.A 2022/2023
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

A. Pengertian P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat
dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan
dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus
tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih
lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
B. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Secara umum tujuan dulakukannya pertolongan pertama pada kecelakaan
sebagai berikut :
1.Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian.
 Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.

 Melaksanakan resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.


 Mencari dan mengatasi pendarahan.
2.Mencegah cacat yang lebih berat (Mencegah kondisi memburuk).
 Mengadakan diagnose.

 Menangani korban dengan prioritas yang logis.


 Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
3.Menunjang penyembuhan
 Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.

 Mencegah infeksi.
 Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat.
C. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Prinsip yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan adalah :
1. Bersikap tenang dan tidak panic.
2. Berikan pertolongan dengan cara yang cepat dan tepat.
3. Sebelum mengetahui berat ringannya cidera yang dialami, jangan cepat – cepat
memindahkan atau menggeser korban.
4. Jika ada luka, diusahakan agar korban tidak melihatnya, sebab dapat membuat
korban menjadi panic.
5. Setelah mendapat pertolongan pertama, korban sebaiknya segera dibawa ke dokter,
rumah sakit, Puskesmas untuk penanganan selanjutnya.
D. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal
sebelum P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri (memastikan penolong telah aman dari
bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis
5. Tindakan P3K
E. Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1.Kasa Pembalut (Perban).
 Perban terbuat dari kain yang jarang dan tipis.

 Perban ini dipergunakan untuk membalut luka yang sudah ditutup kasa steril.Kasa
Steril.
 Kasa yang sudah disterilkan digunakan untuk menutup luka. Kasa steril adalah kain
yang bebas dari kuman – kuman penyakit.
2.Plester.
 Plester digunakan untuk merekatkan kasa penutup agar tidak terlepas.

 Dalam meletakkan kasa penutup, plester ditempatkan pada beberapa tempat dan
jangan melewati bagian tengah.
3.Plester Obat.
 Plester obat atau plester yang mengandung obat biasanya digunakan untuk menutup

luka kecil.
 Sebelum luka di plester ada baiknya luka dibersihkan
 Luka akibat teriris atau tersayat benda tajam.
 Pada permukaaan tengah plester terdapat lapisan yang mengandung obat.
4.Pembalut Segitiga (Mitella).
 Digunakan untuk korban yang mengalami kecelakaan seperti patah tulang lengan.

 Luka di kepala atau cedera pada sendi lutut.


 Kain mitella terbuat dari kain putih dengan ukuran 90 cm dan 125 cm.
 Gunakan pinggiran kain untuk membersihkan luka yang kotor.
5.Kapas.
 Digunakan untuk membersihkan luka atau mengoleskan obat.

 Basahkan kapas terlebih dahulu dengan air bersih yang steril, atau menggunakan
cairan pembersih luka.
 Selanjutnya bersihkan luka yang kotor.
6.Gunting.
 Gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban (tahan karat).

 Untuk menggunting kanin serta keperlluan untuk melakukan pertolongan.


7.Lampu Senter.
 Lampu senter ini digunakan untuk melihat luka tertentu agar lebih jelas,

 Untuk melihat suatu benda yang masuk ke telinga atau melihat benda yang sangat
kecil di dalam luka.
8.Jepitan (Pinset).
 Alat ini digunakan untuk mengambil suatu benda yang kecil didalam luka.

 Mengambil kotoran yang melekat pada permukaan luka.


 Pinset juga biasanya dipakai untuk menjepit kapas atau kasa steril.
 Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya pinset dibersihkan dahulu dengan alcohol
70% atau direbus.
F. Teknik Dalam P3K
1) Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
a) Cari keterangan penyebab kecelakaan
b) Amankan korban dari tempat berbahaya
c) Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
d) Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
e) Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita
melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat)
terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana
korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat
itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
2) Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan
jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan
mencegah cacat serta infeksi.
a) Kegunaan pembalutan adalah:
 Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
 Mengurangi atau mencegah pembengkakan
 Membatasi pergerakan
 Mengikatkan bidai.
b) Macam-macam pembalutan:
 Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori),
kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong
lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-
masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
 Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang,
sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus
kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas
tertutup).
c) Pembalut Pita Gulung.
d) Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut
gulung.
3) Pernafasan Buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru
(RJP) intinya adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
 Tersedak,
 Tenggelam
 Sengatan Listrik,
 Penderita tak sadar,
 Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
 serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
4) Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke
tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di
daerah – daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong
harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
5) Cara pengangkutan korban:
a) Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan
korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
b) Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
 Persiapan,
 Pengangkatan korban ke atas tandu,
 Pemberian selimut pada korban
 Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
c) Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
1. pengangkatan korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan
alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh
korban.
2. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari
kaki, kecuali;
 Menaik, bila tungkai tidak cedera,
 Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
 Mengangkut ke samping,
 Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
 Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.

Anda mungkin juga menyukai