Anda di halaman 1dari 6

Observasi di pengrajin kayu,

1. pernah terjadi kecelakaan kerja pada pekerja yang disebabkan karena tidak
menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan saat memotong kayu sehingga
tangan pekerja mengalami cidera ringan.
2. Saat pekerja menghaluskan kayu, tidak memakai alat pelindung diri seperti masker,
kacamata, dan penutup telinga. Sehingga, serbuk kayu dapat masuk ke saluran
pernapasan dan mata. Selain itu suara mesin yang menimbulkan kebisingan dapat
menyebabkan gangguan pada telinga.
Program-program kesehatan keselamatan kerja:
A. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif,
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan, Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. (Green dan Ottoson,1998). meliputi :
1. Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), tentang
pentingnya penggunaan alat pelindung diri untuk melindungi diri pekerja dari bahaya
yang ditimbulkan akibat lingkungan kerja yang buruk.
2. Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi).
Pembuangan limbah kayu harus diperhatikan. Limbah kayu dikumpulkan dan
kemudian akan dijadikan sebagai pupuk.
3. Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran.
Olahraga dan peregangan diperlukan agar pekerja dapat menjaga kondisi kesehatan
nya, agar tidak terjadi kelelahan fisik akibat kerja.
4. Konseling berhenti merokok, karena saat observasi pekerja ada yang merokok,
sehingga diberikan konseling berhenti merokok untuk menjaga kesehatan pekerjanya.
B. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif,
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan
sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan,
kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat pada keselamatan kesehatan
kerja. Meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan
a. Awal
Pemeriksaan awal adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang
akan ditugaskan kepadanya. Anamnese umum pemerikasaan kesehatan awal
ini meliputi:
1) Anamnese pekerjaan
2) Penyakit yang pernah diderita
3) Alergi
4) Imunisasi yang pernah didapat
5) Pemeriksaan badan
b. Berkala
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko
kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu
antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal
dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan
resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
c. Khusus
Pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus
diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga
ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di sektor
kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan,
dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan
memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan
promotif dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak
berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya,
meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition
agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.

2. Identifikasi & pengukuran potensi risiko


Sarana identifikasi ini didesain untuk meminimalkan waktu bagi tenaga kerja
terpapar potensi bahaya atau mengurangi jumlah potensi bahaya yang memapari
tenaga kerja.
Sebagai contoh :
Seseorang bekerja pada tempat dengan intensitas kebisingan yang tinggi
perlu dijadwalkan agar mereka berada pada tempat tersebut untuk waktu
yang tidak lama (sesuai standar batas pemaparan); tenaga kerja yang
bekerja di luar ruangan dihindarkan terpapar sinar matahari di tengah hari

secara langsung, dll.


Penggunaan Alat pelindung diri seperti: masker, penutup telinga, penutup
mata, sarung tangan untuk menhindari kecelakaan akibat kerja dan untuk
melindungi pekerja dari potensi bahaya ytang ditimbulkan.

3. Pengendalian bahaya (Fisik, Ergonomi)


a. Fisik
Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan,
getaran, radiasi, dan temperatur ekstrim. Faktor-faktor ini penting diperhatikan
dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat
berlangsung dengan segera maupun secara kumulatif. Noise (kebisingan)
dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yaitu dalam bentuk
gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair dan gas. Bunyi dapat
didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada telinga oleh getaran.
Kualitas suara dapat ditentukan oleh 2 faktor yaitu frekuensi dan intensitas
suara. Identifikasi kebisingan di tempat kerja. Kebisingan dapat muncul di
tempat kerja karena penggunaan peralatan produksi yang mengeluarkan suara
(seperti mesin-mesin produksi). Jenis-jenis kebisingan yang dapat ditemukan
di tempat kerja adalah:
1. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesinmesin yang beroperasi terus menerus misalnya suara generator.
2. Kebisingan intermitten, yaitu jenis kebisingan yang ditimbulkan oleh
mesin-mesin yang tidak beroperasi secara terus menerus melainkan terputusputus, misalnya mesin penghalus kayu, mesin pemotong kayu.
3. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin atau
peralatan yang oleh karena penggunaannya terjadi hentakan-hentakan,
misalnya mesin pres dan mesin tumbuk.
Pengaruh kebisingan

Pengaruh kebisingan terhadap karyawan dapat dibagi menjadi 2 golongan


yaitu:
a. pengaruh terhadap kenyamanan yaitu dapat menimbulkan gangguan
pembicaraan, gangguan konsentrasi berpikir serta dapat menimbulkan stres.
b. pengaruh terhadap kesehatan yaitu dapat menimbulkan tuli pada telinga.
b. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi- tingginya. Posisi kerja yang
salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi
kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik
dan psikologis (stres) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri
pinggang kerja (low back pain), dikarenakan sikap posisi bekerja yang tidak
benar dan bekerja nya terlalu lama pada posisi yang sama.

C. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif,


Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati karyawan, kelompok yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan.
1. Pertolongan pertama pada kasus emergency.
Pada pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dirujuk ke pelayanan
kesehatan terdekat, misal Puskesmas.
2. Pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pekerja yang mengalami sakit dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang agar
kesehatan nya dapat terjaga.
3. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja, yang diberikan oleh pelayanan kesehatan terdekat.
D. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat
dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.
1. Rehabilitasi medik
2. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang
masih ada secara maksimal
Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.

STANDAR ACARA PENYULUHAN


Pendidikan Kesehatan Tentang Upaya Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja

A. Topik
: Pendidikan Kesehatan
B. Prinsip
: Pendidikan Kesehatan diberikan dalam upaya pencegahan
resiko kecelakaan kerja saat melakukan pekerjaan di lingkungan pengrajin kayu.
C. Tujuan
: Untuk memberikan pendidikan mengenai kesehatan
keselamatan kerja
D. Sasaran
: Pekerja pengrajin kayu
E. Tempat
: Bengkel pengrajin kayu
F. Waktu
: 30 menit
G. Penyuluh
: Kelompok observasi
1. Alfi Munandar
2. Ni Made Desy Armita
3. Astri Chintya F.
4. Mersi
5. Lindi Wulansari
H. Tahap Pelaksanaan

:
1.
2.
3.
4.
5.

Observer memantau keadaan tempat observasi


Memperkenalkan diri kepada para pekerja
Mengobservasi semua kondisi di lingkungan pengrajin kayu
Melakukan wawancara kepada salah satu pekerja
Memberikan materi mengenai pendidikan kesehatan
tentang pencegahan resiko kecelakaan kerja kepada semua
pekerja di pengrajin kayu
6. Observer mengucapkan terima kasih dan memberi pujian
kepada para pekerja yang telah berpartisipasi dalam
pemberikan pendidikan kesehatan ini.

I. Metode
J. Media

: Ceramah
: Leaflet mengenai pencegahan resiko kecelakaan kerja

Anda mungkin juga menyukai