Anda di halaman 1dari 11

KESIMPULAN WEBINAR MUSYAWARAH NASIONAL KOMUNITAS

RELAWAN EMERGENSI KESEHATAN INDONESIA

Nama : Ainun Muthmainnah K. Tuli

Nim : 105111103521

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
BANTUAN HIDUP DASAR

Bantuan hidup dasar pada orang deawasa pada keadaan :

 Henti jantung

 Henti napas

 Tidak sadarkan diri

Rantai Kelangsungan hidup(OHCA) adalah rantai-rantai yang bisa kita lakukan sebagai

pedoman untuk bagaimana kitaa menatalaksana bantuan hidup dasar diluar rumah sakit,

yaitu : 1) mengenali dengan segera henti jantung atau henti napas, 2) mengaktivasi sistem

tanggap darurat, 3) RJP segera, defibrilasi segera (jika indikasi), 4) akses yang cepat ke pusat

perawatan yang lebih lengkap, 5) perawawatan setelah/pasca resusitasi yang efektif.

>Prinsip Dasar Bantuan HidupDasar : Pertama yaitu melakukan sirkulasi dari darah yang

membawa oksigen ke organ-organ penting yaitu otak, jantung dan paru-paru. Kemudian kita

akan melakukan dan mendapatkan perputaran oksigen yang baik. Karena ketika pada pasien

yang terjadi henti jantung dan henti nafas maka sebetulnya oksigen yang didalam tubuh itu

masih ada, namun tidak ada yang mengalirkan. Jika tidak mendapat oksigen di otak akan

menyebabkan kematian kanker otak.

> Tujuan RJP : mengalirkan darah sehingga oksigen juga mengalir ke otak dan jantung.

> Tahap-tahap BHD :

 Memastikan lingkungan aman

 Menilai respons

 Mengaktifkan sistem emergensi

 Kompresi dada : lokasi di tulang dada setengah bagian bawah tekan kuat dan

kecepatan 100-120 x/menit


 Membuka jalan napas

 Bantuan nafas

> RJP : Mulai siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan sampai AED tersedia. (Automated

External Defibrilator). Pada keadaan-keadaan tertentu aktivitas listrik jantung harus

dilakukan kejut listrik dan AED dapat melakukannya.

Defibrilasi AED :

- Pada kondisi jantung henti jantung yang disebabkan ventrikel fibrilasi atau ventrikel

takikardi > diperlukan kejut listrik

- Kejut listrik dilakukan sengan AED atau manual Defibrillator.

Bantuan hidup dasar pada anak dan bayi :

BHD pada anak dan bayi sama dengan BHD pada dewasa namun perbedaannya cara

mengecek respon, yaitu menggunakan rangsang taktil yang dimana kita tidak menepuk-

nepuk badannya tapi dengan cara mengosok perlahan punggung bayi atau tepuk kaki bayi.

Jangan pernah mengguncang-guncang tubuh bayi dan perhatikan apakah bayi bergerak atau

mengeluarkan suara.

> Cara kompresi ada 2 cara :

1. Teknik 2 jari 1 tangan > Posisi kompres di antara kedua putting

2. Teknik dua ibu jari tangan melingkar > Kedalamn 4-5 cm

Kebanyakan anak-anak jantungnya belum bermasalah, biasanya henti jantung diakibatkan

karena gangguan nafas atau oksigen. Maka berikan 15 kompresi dan 2 napas buatan pada
setiap siklus karena kita harus memberikan nafas lebih banyak pada anak karena henti

jantung sering diakbitakan kurangya oksigen.

PERTOLONGAN PERTAMA SEHARI-HARI

First Aid adalah pemberian pertolongan segera kepada korban sakit atau cedera/kecelakaan

yang memerlukan penanganan medis dasar.

Hal-hal yang hampir terjadi sehari-hari : kecelakaan lalu lintas > cedera kepala leher, patah

tulang, mengangkut pasien, perdarahan, luka bakar, terkilir dan tersedak.

>Cedera Kepala :Berdasarkan tingkat keparahan : - Cedera kepala ringan

- Cedera kepala sedang

- Cedera kepala berat

Gejala pada Cedera Kepala :

- Kehilangan kesadaran beberapa saat sampai dengan hitungan menit atau jam, terlihat

linglung, pandangan kosong, pusing, mual, muntah, hilang keseimbangan, mudah mengantuk,

mudah lelah, sulit konsentrasi, penglihatan kabur, telinga berdenging, pusing kejang dll.

Yang harus dilakukan ketika cedera kepala dirumah tentukan tingkat keparahannya. Bila

cedera kepala ringan lakukan pemantauan dalam 24 jam kemudian rawat lukanya apabila ada

uka yang terbuka. Bila terdapat gejala penurunan kesadaran, muntah, nyeri kepala dan kejang

segera bawa ke rumah sakit. Jika cedera kepala sedang atau berat harus segera bawa ke
rumah sakit. Tujuan dibawa kerumah sakit untuk mendapat pemantauan yang lebih intens dan

detail.

> Cedera leher : dapat menyebabkan kerusakan saraf yang terletakdi leher dan saluran tulang

belakang yang berperan dalam pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya.

Langkah-langkah pertolongan pertama :

1. Pastikan lingkungan aman untuk penolong

2. Pindahkan pasien bila kondsi darurat

3. Pasien dipindahkan dengan minimal 3 orang penolong

4. Siapkan alas yang datar dan leher pasien tetap terifikasi

>Pertolongan pertama pada korban patah tulang (fraktur)

Langkah penanganan pada korban patah tulang : 1. Jangan menggerakan bagian yang cedera,

stabilkan daerah yang cedera utuk mencegah kerusakan jaringan.

2. Stabilisasi dapat dilakukan dengan membuat bidai dari papan/kayu, atau lipatan

karton/kardus yang ditempatkan dibawah anggota badan dan diikat dengan hati-hati

3. Bia dicurigai terjadi patah tulang kaki, ikat area kaki dengan jaket, baju dll untuk

mencegah pergeseran tulang

4. Bila tejadi patah tulang di selangka, ikat memakai baju, jaket dll seerti dipakaian ransel

supaya tidak terjadi patahan tulang menusuk ke paru-paru

5. Bila terjadi patah tulang lengan, diusahakan tidak telalu banyak gesekan atau pergerakan,

dilakukanjuga pengikatan dengan baju, jaket dll

6. Bila kemungkinan patah tulang leher atau tulang belakang. Jangan memindahkan korban,

segera hubungi tim medis untuk penanganan.


> Perdarahan

Tahapan saat memberikan pertolongan pertama pada perdarahan besar :

1. Tekan luka dengan menggunakan jari atau tangan atau bahan lain

2. Lakukan penekanan dengan tekanan yang kuat dan pertahankan. Pasang pembalut

untuk menekan luka

3. Bila perdarahan terjadi pada alat gerak maka tinggikan anggota gerak yang cedera

melebihi tinggi jantung

4. Jika perdarahan tetap berlangsung, lakukan penekanan pada arteri di atas daerah yang

mengalami perdarahan.

Jika perdarahan akibat tersayat lakukan cuci luka dengan sabun di air mengalir, segera

oleskan salep antiseptik pada luka terbuka setelah dibersihkan dan tutup luka menggunakan

perban, hindari membersihkan luka dengan alkohol.

> Tersedak ( Choking) : Masuknya benda asing pada saluran nafas.

Tatalaksana : Manuver Helmlinch . Jika pada ibu hamil lakukan Back Blow.

> Terkilir/ Keseleo : Jika terkilir atau keseleo jangan seseringkali diurut tapi lakukan R.I.C.E

Rest kita istirahatkan kakinya selama 48 jam,Ice kita beri es selama 20 menit, Compress

lakukan kompresi dan Elevate.

> Luka Bakar : adalah kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat paparan api, air panas,

listrik, bahan kimia, radiasi, es dan lain sebagainya. Luka bakar dapat diklasifikasikan

menjadi 3 derajat antara lain :

1. Derajat 1 : tingkat luka bakar hanya mempengaruhi lapisan luar kulit saja. Kulit akan

kemerahan, kering dan terasa sakit. Contoh : kena paparan sinar matahari
2. Derajat 2 : mengenai lapisan kulit yanglebih dalam. Kulit nampak merah, lecet,

melipuh, bengkak dan terasa nyeri.

3. Derajat 3 : mengenai kulit yang lebih dalam bahkan sampai otot dan tulang. Tandanya

kulit yang terbakar terlihat hangus (kehitaman) dan kasar.

Pertolongan pertama pada luka bakar : Yang bisa dilakukan di dinginkan dengan air yang

sejuk tidak disarankan air es karena dapat membuat pembuluh darah terlistrik. Tidak

memberi minyak ke luka bakar.

Pertolongan pertama pada luka bakar listrik : Pastikan lokaasi aman pasien terhindar dari

sumber listrik, pasien harus dibuka seluruh pakaian yang dikenakan untuk mengatasi

kerusakan yang lebih parah, kemudian meminta bantuan orang sekitar dan untuk segera

menghubungi rumah sakit terdekat. Apabila pasien tidak bernafas dan henti jantung berikan

resusitasi jantung para. Setelah tim medis datang, penanganan selanjutnya diserahkan kepada

tim medis.

> Ketuban pecah : Segera pastikan apakah air yang keluar benar ketuban pecah, gunakan

panty liner dan segera bawa ke puskes terdekat. Hindari berdiri atau berjalan.

> Anak demam : Kompres air hangat, pantau kondisi menggunakan termometer jika suhu

lebih 38 atau lebih dari 3hari segera ke puskes terdekat. Hindari mengenakan pakaian

berlapisan dan selimut tebal.


PERAN RELAWAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN

KEDARURATAN/BENCANA

Emergency : masih bisa dilakukan oleh sumber daya lokal.

Disaster (situasi bencana) : penanggulangannya memerlukan support atau bantuan dari luar.

Relawan pada umumnya bekerja membantu pelayanan kesehatan untuk para pengungsi. Di

Negri ini relawan sangat diperlukan. Di Indonesia setiap tahun terjadi krisis kesehatan yang

bersumber dari bencana alam, non alam dan sosial. Kejadian bencana yang paling banyak

terjadi adalah banjir, angin putting beliung dan kebakaran. Bencana yang paling banyak

menimbulkan populasi terdampak meliputi banjir, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor,

dan letusan gunung berapi. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dimobilisasi harus

memperhatikan populasi yang berdampak akibat bencana. Mobilisasi tenaga kesehatan, selain

dari populasi terdampak juga dipengaruhi oleh besarnya masalah kesehatan.

Untuk hadapi situasi bencaana dan kedarurat lainnya, perlu kesiapan semua pihak, termasuk

masyakat. Masyarakat cenderung menuntut/tergantung pada bantuan.

> Prinsip dalam penanggualangan bencana :

 Cepat dan tepat

 Prioritas

 Koordinasi dan keterpadun

 Bedayaguna dan berhasil guna

 Transparansi dan akuntabilitas

 Kemitraan

 Pemberdayaan

 Nondiskriminatif
 Nonproletisi

Peran kita sebagai Relawan Kesehatan yaitu adalah bagaimana kita mengelola resiko

kesehatan, harus bisa melakukan kesiapan diri yaitu bagaimana bisa bekerja dilapangan

dengan baik.

1. Situasi tidak ada bencana,aman : Dapat membantu membangun pemberdayaan

masyarakat di daerah rawan bencana untuk kesiapsiagaan menghadapi

kedaruratan/bencana.

Penolong tercepat yaitu mereka yang terdekat dengan korban, bukan hanya petugas

dan relawan. Pemberdayaan masyarakat akan lebih efektif bila masyarakat akan lebih

efektif bila masyarakat sadar akan pentingnya peran mereka dama PB.

2. Situasi Kedaruratan : Pelaksana kegiatan kesehatan : 1.EMT ( Emergency Medical

Team), 2. Tim Bantuan Kesehatan yang lainnya. Membantu kepala dinas kesehatan

setempat untuk melakukan penanggulangan kesehatan pada bencana.

Relawan untuk penanganan korban luka (Dokter, perawat, bidan, farmasi, rekam medik, dll) :

 Bersama Tim Kesehatan setempat melakukan penanganan korban di lokasi bencana

(stabilisai korban, mengatur evakuasi korban ke RS, dll)

 Membantu kegiatan pelayanan korban luka di Rumah Sakit

 Membantu pelayanan kesehatan di Pos Pelayanan Kesehatan

 Pencacatan dan pelaporan kegiatan pelayanan korban luka

 Membantu dalam sistem Komunikasi dan Informasi, DLL.

Anda mungkin juga menyukai