Nim : 105111103521
2023
BANTUAN HIDUP DASAR
Henti jantung
Henti napas
Rantai Kelangsungan hidup(OHCA) adalah rantai-rantai yang bisa kita lakukan sebagai
pedoman untuk bagaimana kitaa menatalaksana bantuan hidup dasar diluar rumah sakit,
yaitu : 1) mengenali dengan segera henti jantung atau henti napas, 2) mengaktivasi sistem
tanggap darurat, 3) RJP segera, defibrilasi segera (jika indikasi), 4) akses yang cepat ke pusat
>Prinsip Dasar Bantuan HidupDasar : Pertama yaitu melakukan sirkulasi dari darah yang
membawa oksigen ke organ-organ penting yaitu otak, jantung dan paru-paru. Kemudian kita
akan melakukan dan mendapatkan perputaran oksigen yang baik. Karena ketika pada pasien
yang terjadi henti jantung dan henti nafas maka sebetulnya oksigen yang didalam tubuh itu
masih ada, namun tidak ada yang mengalirkan. Jika tidak mendapat oksigen di otak akan
> Tujuan RJP : mengalirkan darah sehingga oksigen juga mengalir ke otak dan jantung.
Menilai respons
Kompresi dada : lokasi di tulang dada setengah bagian bawah tekan kuat dan
Bantuan nafas
> RJP : Mulai siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan sampai AED tersedia. (Automated
Defibrilasi AED :
- Pada kondisi jantung henti jantung yang disebabkan ventrikel fibrilasi atau ventrikel
BHD pada anak dan bayi sama dengan BHD pada dewasa namun perbedaannya cara
mengecek respon, yaitu menggunakan rangsang taktil yang dimana kita tidak menepuk-
nepuk badannya tapi dengan cara mengosok perlahan punggung bayi atau tepuk kaki bayi.
Jangan pernah mengguncang-guncang tubuh bayi dan perhatikan apakah bayi bergerak atau
mengeluarkan suara.
karena gangguan nafas atau oksigen. Maka berikan 15 kompresi dan 2 napas buatan pada
setiap siklus karena kita harus memberikan nafas lebih banyak pada anak karena henti
First Aid adalah pemberian pertolongan segera kepada korban sakit atau cedera/kecelakaan
Hal-hal yang hampir terjadi sehari-hari : kecelakaan lalu lintas > cedera kepala leher, patah
- Kehilangan kesadaran beberapa saat sampai dengan hitungan menit atau jam, terlihat
linglung, pandangan kosong, pusing, mual, muntah, hilang keseimbangan, mudah mengantuk,
mudah lelah, sulit konsentrasi, penglihatan kabur, telinga berdenging, pusing kejang dll.
Yang harus dilakukan ketika cedera kepala dirumah tentukan tingkat keparahannya. Bila
cedera kepala ringan lakukan pemantauan dalam 24 jam kemudian rawat lukanya apabila ada
uka yang terbuka. Bila terdapat gejala penurunan kesadaran, muntah, nyeri kepala dan kejang
segera bawa ke rumah sakit. Jika cedera kepala sedang atau berat harus segera bawa ke
rumah sakit. Tujuan dibawa kerumah sakit untuk mendapat pemantauan yang lebih intens dan
detail.
> Cedera leher : dapat menyebabkan kerusakan saraf yang terletakdi leher dan saluran tulang
belakang yang berperan dalam pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya.
Langkah penanganan pada korban patah tulang : 1. Jangan menggerakan bagian yang cedera,
2. Stabilisasi dapat dilakukan dengan membuat bidai dari papan/kayu, atau lipatan
karton/kardus yang ditempatkan dibawah anggota badan dan diikat dengan hati-hati
3. Bia dicurigai terjadi patah tulang kaki, ikat area kaki dengan jaket, baju dll untuk
4. Bila tejadi patah tulang di selangka, ikat memakai baju, jaket dll seerti dipakaian ransel
5. Bila terjadi patah tulang lengan, diusahakan tidak telalu banyak gesekan atau pergerakan,
6. Bila kemungkinan patah tulang leher atau tulang belakang. Jangan memindahkan korban,
1. Tekan luka dengan menggunakan jari atau tangan atau bahan lain
2. Lakukan penekanan dengan tekanan yang kuat dan pertahankan. Pasang pembalut
3. Bila perdarahan terjadi pada alat gerak maka tinggikan anggota gerak yang cedera
4. Jika perdarahan tetap berlangsung, lakukan penekanan pada arteri di atas daerah yang
mengalami perdarahan.
Jika perdarahan akibat tersayat lakukan cuci luka dengan sabun di air mengalir, segera
oleskan salep antiseptik pada luka terbuka setelah dibersihkan dan tutup luka menggunakan
Tatalaksana : Manuver Helmlinch . Jika pada ibu hamil lakukan Back Blow.
> Terkilir/ Keseleo : Jika terkilir atau keseleo jangan seseringkali diurut tapi lakukan R.I.C.E
Rest kita istirahatkan kakinya selama 48 jam,Ice kita beri es selama 20 menit, Compress
> Luka Bakar : adalah kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat paparan api, air panas,
listrik, bahan kimia, radiasi, es dan lain sebagainya. Luka bakar dapat diklasifikasikan
1. Derajat 1 : tingkat luka bakar hanya mempengaruhi lapisan luar kulit saja. Kulit akan
kemerahan, kering dan terasa sakit. Contoh : kena paparan sinar matahari
2. Derajat 2 : mengenai lapisan kulit yanglebih dalam. Kulit nampak merah, lecet,
3. Derajat 3 : mengenai kulit yang lebih dalam bahkan sampai otot dan tulang. Tandanya
Pertolongan pertama pada luka bakar : Yang bisa dilakukan di dinginkan dengan air yang
sejuk tidak disarankan air es karena dapat membuat pembuluh darah terlistrik. Tidak
Pertolongan pertama pada luka bakar listrik : Pastikan lokaasi aman pasien terhindar dari
sumber listrik, pasien harus dibuka seluruh pakaian yang dikenakan untuk mengatasi
kerusakan yang lebih parah, kemudian meminta bantuan orang sekitar dan untuk segera
menghubungi rumah sakit terdekat. Apabila pasien tidak bernafas dan henti jantung berikan
resusitasi jantung para. Setelah tim medis datang, penanganan selanjutnya diserahkan kepada
tim medis.
> Ketuban pecah : Segera pastikan apakah air yang keluar benar ketuban pecah, gunakan
panty liner dan segera bawa ke puskes terdekat. Hindari berdiri atau berjalan.
> Anak demam : Kompres air hangat, pantau kondisi menggunakan termometer jika suhu
lebih 38 atau lebih dari 3hari segera ke puskes terdekat. Hindari mengenakan pakaian
KEDARURATAN/BENCANA
Disaster (situasi bencana) : penanggulangannya memerlukan support atau bantuan dari luar.
Relawan pada umumnya bekerja membantu pelayanan kesehatan untuk para pengungsi. Di
Negri ini relawan sangat diperlukan. Di Indonesia setiap tahun terjadi krisis kesehatan yang
bersumber dari bencana alam, non alam dan sosial. Kejadian bencana yang paling banyak
terjadi adalah banjir, angin putting beliung dan kebakaran. Bencana yang paling banyak
menimbulkan populasi terdampak meliputi banjir, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor,
dan letusan gunung berapi. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dimobilisasi harus
memperhatikan populasi yang berdampak akibat bencana. Mobilisasi tenaga kesehatan, selain
Untuk hadapi situasi bencaana dan kedarurat lainnya, perlu kesiapan semua pihak, termasuk
Prioritas
Kemitraan
Pemberdayaan
Nondiskriminatif
Nonproletisi
Peran kita sebagai Relawan Kesehatan yaitu adalah bagaimana kita mengelola resiko
kesehatan, harus bisa melakukan kesiapan diri yaitu bagaimana bisa bekerja dilapangan
dengan baik.
kedaruratan/bencana.
Penolong tercepat yaitu mereka yang terdekat dengan korban, bukan hanya petugas
dan relawan. Pemberdayaan masyarakat akan lebih efektif bila masyarakat akan lebih
efektif bila masyarakat sadar akan pentingnya peran mereka dama PB.
Team), 2. Tim Bantuan Kesehatan yang lainnya. Membantu kepala dinas kesehatan
Relawan untuk penanganan korban luka (Dokter, perawat, bidan, farmasi, rekam medik, dll) :