Anda di halaman 1dari 31

Pertolongan Pertama

pada Kedaruratan Medis


di Sekolah
Oleh : Ananda Qotijah Niken Prastiwi
CV
Nama :
Ananda Qotijah Niken Prastiwi

Pendidikan Terakhir :
Mahasiswa S1 Keperawatan UNAIR

Pengalaman :
Pelatihan Diklatsar PMI
Pelatihan Training of Fasilitator
Pelatihan Pertolongan Pertama
PMI Kota Surabaya
01 Prinsip Pertolongan

Sub Topik
Pertama
02 Rawat Luka

03 Darurat Medis

04 Evakuasi
Prinsip Pertolongan
Pertama
Pertolongan Pertama adalah pertolongan
segera yang diberikan kepada orang yang
sakit atau terluka sampai bantuan Tujuan Pertolongan Pertama
profesional datang 1. Menyelamatkan nyawa/Jiwa
2. Mencegah Cacat
Pertolongan Pertama tidak hanya 3. Memberi rasa nyaman dan
berhubungan dengan penyakit secara membantu mempercepat proses
fisik saja, tetapi pertolongan pertama penyembuhan
juga diterapkan dalam bentuk dukungan
psikososial untuk orang-orang yang
mengalami tekanan emosional
Prinsip Manajemen Keselamatan dalam
Penilaian ancaman diri,
melakukan Pertolongan Pertama
ancaman pasien, jumlah Manajemen keamanan
pasien, jumlah personel 01 diri, keamanan penderita,
TEXT
dan kewaspadaan priortas pemindahan, cari
bantuan, waspada
Penilaian Keputusan

TEXT
03
TEXT 02
Tindakan segera melindungi Mobilisasi orang sekitar dan
diri, identifikasi posisi informasikan kepada koordinator
terlindung dan akses aman, Tindakan atau pemberi tugas, cari
pertolongan segera penderita pertolongan lanjut jika diperlukan
Perlengkapan Pertolongan
Pertama
Rawat Luka
PENILAIAN KEADAAN
Lakukan 3A terlebih dahulu
1. Amankan Diri
2. Amankan Lingkungan
3. Amankan Korban/Pasien
Pastikan kondisi sudah aman dan pikirkan
kemungkinan yang dapat terjadi dan bagaimana
cara mengatasinya agar yang telah kita lakukan
tidak sia-sia dan tidak memperparah keadaan

Cari saksi kejadian, dan tentukan keadaan umum,


minta bantuan
Teknik Rawat Luka yang Benar
1. Lakukan 3A terlebih dahulu
2. Selanjutnya siapkan bantalan kasa dan air mineral
3. Kemudian basahi area luka dengan semprotan air mineral, kemudian bersihkan
menggunakan kasa gunakan teknik swab
4. Lakukan searah, dengan menggunakan semua permukaan kasa, kemudian ganti
apabila belum bersih
5. Setelah dibersihkan, berikan antiseptik pada luka (betadine), dengan cara
diteteskan pada kasa, kemudian lakukan dengan teknik tap tap
6. Apabila luka lecet lebar, maka tutupi luka dengan kasa setril kemudian balut dengan
menggunakan kasa gulung, lalu lekatkan dengan menggunakan hepafix/handsaplast
gulung. Apabila luka kecil dan cepat kering, cukup gunakan handsaplast strip
7. Jangan lupa edukasi perawatan luka di rumah
Teknik Rawat Luka yang Benar
PERDARAHAN
Perdarahan adalah keluarnya darah dari
pembuluh darah yang rusak baik disebabkan
trauma ruda paksa maupun kondisi medis
terkait penderita. Perdarahan dapat terjadi
pada pembuluh arteri, vena, ataupun
pembuluh kapiler

Jenis perdarahan dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Perdarahan terbuka (ringan/hebat)
2. Perdarahan tertutup (ringan)
TEKNIK PENGENDALIAN
PERDARAHAN
1. TET : Tekan, Elevasi, Tekan pada
Titik Tekan
2. Immobilisasi : Meminimalisir
pergerakan
3. Kompres : Penggunaan kompres
dingin
4. PRICE : Protect, Rest, Ice,
Compression, Elevation
COR (Cidera Sistem Otot Rangka)

Jenis Cedera Otot Rangka :


1. Fraktur : Terputusnya jaringan tulang, terjadi akibat adanya benturan keras yang
menyebabkan tulang patah. Tanda dan gejalanya berupa adanya perubahan bentuk, nyeri,
kaku, adanya suara krepitasi, adanya pembengkakan disertai memar, ujung tulang terlihat
(terbuka), gangguan peredaran darah.
2. Dislokasi : Cerai sendi, terjadi saat kepala sendi keluar dari mangkok sendi. Tanda gejalanya
menyerupai fraktur namun terletak pada daerah persendian
3. Strain : Terkilir otot, terjadi karena otot teregang melebihi batas normal. Tanda dan gejala
berupa nyeri mendadak pada daerah otot tertentu, nyeri menyebar disertai dengan kejang
dan kaku otot, bengkak pada daerah cedera
4. Sprain : Terkilir sendi, terjadi karena sendi teregang melebihi batas. Tanda dan gejalanya
berupa adanya bengkak, nyeri gerak, nyeri tekan, warna kulit merah kebiruan
COR (Cidera Sistem Otot Rangka)
PENANGANAN STRAIN DAN SPRAIN
TEKNIK RICE
PENANGANAN FRAKTUR DAN
DISLOKASI
Dalam melakukan pertolongan pertama
pada cidera fraktur, perlu diperhatikan
bahwa kita dilarang untuk mereposisi posisi
anggota tubuh yang mengalami cidera.
Dalam hal ini prinsip utama yang dapat kita
lakukan adalah bagaimana agar anggota
tubuh yang mengalami cedera ini
terminimalisir gerakannya, yakni dengan
teknik pembidaian. Prinsip dari pembidaian
sendiri yaitu melalui 2 sendi dan setiap
ikatan tidak mengenai cedera penderita.
DARURAT MEDIS
Pingsan
Apa penyebab pingsan yang sebenarnya?
Pingsan dapat terjadi karena peredaran darah dan oksigen ke organ otak berkurang.
Pingsan dapat terjadi akibat beberapa hal diantaranya reaksi terhadap rasa nyeri hebat,
kelelahan, kekurangan makanan, emosi yang hebat, dan berada dalam ruangan yang penuh
orang tanpa udara segar yang cukup

Waspadai Pingsan! Waspadai Gejala dan Tandanya!


PePandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
Lemas, keluar keringat dingin.
Menguap.
Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
Denyut nadi lambat
Penanganan Pingsan
1. Baringkan penderita dengan
tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup
udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya
hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan
beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
Periksa napas dan nadi,
Posisikan stabil.
Mimisan
Seringkali yang terlintas dalam pikiran mimisan
adalah kondisi di mana darah mengalir keluar
dari hidung.
Penyebab terjadinya mimisan sendiri beragam,
bisa karena penyakit bawaan seperti riwayat
hipertensi, gangguan pembekuan darah, gen
dinding pembuluh darah yang tipis, hingga
karena terkena udara yang terlalu panas.

Tanda dan gejala penderita mimisan tidak selalu


diawali gejala, namun tanda dan gejala yang
paling umum antara lain merasakan panas, perih
di hidung, hingga sakit kepala sebelum mimisan.
Penanganan Mimisan
1. Pindahkan pasien ke tempat yang
sejuk
2. Bersihkan lubang hidung supaya
jalan nafas tetap aman
3. Dudukkan pasien dengan posisi
kepala sedikit menunduk
4. Tekan kedua sisi hidung (cuping
hidung) selama 10 menit
5. Bila perlu kompres dengan es
6. Kalau pendarahan tidak segera
berhenti, cepat bawa ke fasilitas
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
rumah sakit
Kejang
Kejang disebabkan oleh gangguan pada aktivitas listrik, di sebagian atau
seluruh area otak. Gangguan tersebut dapat dipicu oleh gangguan di otak atau
kondisi lain yang secara tidak langsung memengaruhi fungsi otak, seperti :
riwayat epilepsi
stroke
infeksi selaput otak
kelainan bawaan lahir pada otak,
cedera kepala.
Kondisi lainnya yang juga dapat menyebabkan kejang diantaranya :
Penyakit jantung
Demam tinggi
Kadar gula darah tidak normal
Keracunan
Kejang
Tanda dan Gejala :
Tubuh kaku yang dilanjutkan dengan gerakan menyentak di seluruh tubuh
Gerak menyentak di wajah, leher dan tangan
Otot hilang kontrol sehingga dapat membuat penderita tiba-tiba jatuh
Kaku otot, terutama pada punggung dan tungkai
Pandangan kosong ke satu arah
Kesulitan Bicara
Mata berkedip cepat
Penurunan kesadaran sesaat
Linglung
Perubahan perilaku
Mulut berbusa atau mengiler
Napas berhenti sementara
Penanganan Kejang
1. Baringkan penderita di tempat aman dan jauhkan dari benda berbahaya
atau benda tajam.
2. Hindari menggunakan cara kekerasan untuk menahan gerakan penderita.
3. Letakkan bantal atau alas lain untuk menyangga kepala penderita.
4. Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut penderita selama
kejang.
5. Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di bagian leher penderita.
6. Posisikan kepala penderita miring ke kanan atau kiri, untuk mencegah
muntahan masuk ke dalam tenggorokan.
7. Segera panggil bantuan medis dari IGD atau pusat kesehatan terdekat.
8. Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau sampai petugas medis
datang
EVAKUASI
EVAKUASI
Evakuasi merupakan tindakan yang
dilakukan untuk memindahkan penderita ke
tempat yang aman untuk mendapatkan
tindakan lebih lanjut

Prinsip yang perlu diperhatikan saat hendak


melakukan evakuasi antara lain :

1. Lakukan 3A
2. Jangan lakukan apabila tidak perlu
dilakukan
3. Lakukan sesuai dengan teknik yang benar
4. Kondisi fisik penolong harus sehat dan kuat
EVAKUASI
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan penderita/evakuasi :
1. Lakukan penilaian kesulitan
2. Rencanakan pergerakan
3. Jangan lakukan jika tidak bisa melakukan
4. Gunakan otot tungkai, hindari penggunaan otot punggung dan membungkuk
5. Posisi punggung tegak lurus
6. Angkat secara perlahan dengan memperhatikan keseimbangan
Macam Evakuasi/Pemindahan pasien :
1. Pemindahan darurat : ada bahaya langsung, sehingga penderita perlu dipindahkan
segera
2. Pemindahan tidak darurat : tidak ada bahaya langsung, dapat menggunakan tandu
ALAT PEMINDAHAN TIDAK DARURAT
THANK YOU!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai