Disusun oleh:
Dosen pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil`alamin, puji dan syukur penulis ucapkan keharibaan Allah
Subhanahu wa ta`ala atas begitu banyak kemudahan, kesempatan, dan rahmat serta karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah ini. Shalawat serta salam
untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwasallam beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau
yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keanekaragaman hayati dan
pelestarian plasma nutfah pada jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Mahaputra Muhammad Yamin, Solok. Harapannya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, dan berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun, sehingga dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui dan mempelajari
tentang eksplorasi dan koleksi sumber daya hayati.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter kualitatif pada padi local Belitung memiliki kesamaan pada warna daun,
warna batang dan warna telinga daun untuk semua aksesi padi yaitu Rembiak, Siam,
Cerai Merah, Ketan dan Merawang. Perbedaan yang terlihat untuk karakter padi lokal
terdapat pada warna gabah, bentuk gabah yaitu aksesi, bentuk tanaman, muka daun,
posisi daun bendera dan warna kulit ari beras. Karakter kualitatif aksesi padi lokal di
Belitung bias dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakter kulitatif plasma nutfah tanaman padi local di Belitung
2
Lokasi eksplorasi meliputi hutan primer dan hutan sekunder baik di kawasan lindung
maupun di luar kawasan lindung. Lokasi eksplorasi khususnya daerah yang belum
pernah dikunjungi para ahli sebelumnya atau ternpat-tempat yang koleksinya tidak
tersedia di BO. Pengulangan koleksi di tempat yang sama atau refounding
dimungkinkan dengan tujuan untuk melengkapi spesimen, pencatatan GIS dan faktor
ekologi lainnya. Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi yang
akan dikunjungi adalah informasi yang diperoleh dari masyarakat yang mengetahui
habitat ataupun tempat tumbuh mangga. Waktu dalam eksplorasi di lapangan
ditentukan oleh musim berbunga dan berbuah.
3
2.3. Eksplorasi Sumber Daya Genetik Jagung Lokal Bali
Jagung-jagung lokal Bali umumnya ditemukan di daerah-daerah kering dan
ditanam di lahan-lahan yang tidak berpengairan, ditumpangsarikan dengan jeruk,
kacang-kacangan, ketela, pisang dan sebagainya. Dari hasil wawancara dengan petani
jagung ini sudah ditanam turun temurun dari generasi sebelumnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Louette (1997) yang menyatakan bahwa varietas lokal sudah ditanam
lebih dari satu generasi atau paling tidak 30 tahun. Cara bertanam tidak mengikuti
teknik budidaya yang intensif bahkan terkadang banyak tanaman yang ternaungi
sehingga penampilan tanaman sangat beragam. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Maxted et al (2013) yang menyatakan bahwa jagung lokal/landrace merupakan
populasi dinamis dari tanaman budidaya yang dipelihara secara tradisional sesuai
dengan kebiasaan setempat sehingga sering secara genetik menjadi beragam. Sistem
pertanian tradisional melibatkan budidaya, penyimpanan dan penggunaan yang
tradisional (Azeez et al., 2018).
4
Dari hasil eksplorasi ditemukan 16 jagung lokal di Bali. Di Kabupaten Buleleng
ditemukan mpat aksesi jagung lokal, yaitu Jagung Pangkung Paruk Barak, Jagung
5
Pangkung Paruk Putih, Jagung Lokal Sambirenteng dan Jagung Cicih Kebo. Di
Kabupaten Karangasem ditemukan tiga jagung lokal yaitu Jagung Seraya, Jagung Putih
Purwakerti dan Jagung Ketan Bunutan. Di Kabupaten Klungkung ditemukan satu jenis
jagung lokal yaitu Jagung Lokal Nusa Penida. Di Kabupaten Bangli ditemukan enam
jenis jagung lokal yaitu Jagung Kuning Pengootan, Jagung Lokal Landih, Jagung
Panes/Jagung Kuning Daup, Jagung Injin Daup, Jagung Bali Malet Gusti dan Jagung
Barak Keliki Kintamani. Di Kabupaten Badung ditemukan dua jenis jagung lokal yaitu
Jagung Belok Sidan, dan Jagung Ketan Belok Sidan. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui karakter agronomi dari jagung-jagung lokal yang telah
ditemukan pada lingkungan yang sama.
6
Tabel 4. Karakter Ubikayu Lokal Maluku Hasil eksplorasi Tahun 2007
Tabel 5. Jenis pisang yang berasal dari Kabupaten Agam, Kota Kendari, dan Aceh Besar
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Plasma nutfah harus dikelola dan dilestarikan karena bermanfaat bagi kehidupan di
masa mendatang. Hal ini disebabkan jika plasma nutfah terancam akan memberikan
dampak negatif terhadap kesejahteraan manusia di masa yang akan datang. Para
pemulia, peneliti dan pengguna sumber daya genetik dituntut peranannya untuk
menjaga dan mengoleksi plasma nutfah yang ada dengan melakukan identifikasi
berbagai jenis tanaman. Pengelolaan plasma nutfah perlu dilakukan sehingga tanaman
bisa terintegrasi dengan pemuliaan tanaman.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kencana y a, mustikarini ed, dan lestari t. 2022. Eksplorasi dan karakterisasi keragaman
plasma nutfah tanaman padi (oryza sativa l.) Di pulau belitung. Jurnal agro 9(1),
2022
Suryani l dan owbel. 2019. Pentingnya eksplorasi dan karakterisasi tanaman pisang
sehingga sumber daya genetik tetap terjaga. Agro bali (agricultural journal). Vol. 2
no. 2, desember 2019: 64-76
Pradnyawathi n l m, wijaya i k a, dan sutedja in. 2022. Eksplorasi sumber daya genetik
jagung lokal bali . Agrotrop : journal on agriculture science, 12(2): 240 – 250
(2022)
Dahamarudin l dan nurdin m. 2009. Eksplorasi dan konservasi ex-situ plasma nutfah
ubikayu Sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan di maluku. Jurnal
agrotropika 14(2): 73 – 80 , juli – desember 2009