Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN

MATERI : BUAH

Oleh :

Nico Nata Anggara

2030801058

Dosen Pengampu :

Ike Apriani,M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSTITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih pada pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
terima kasih banyak kepada.

1. Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


2. Muhammad Lufika Tondi, M.Sc selaku Kepala Prodi Biologi
3. Ike Apriani M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi
Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Biologi yang telah membekali
ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
5. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Waalaikumsallam Wr, Wb.

Palembang, 6 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Morfologi Tumbuhan ...............................................................................................5
B. Morfologi Buah.........................................................................................................5
C. Penggolongan Buah...................................................................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................10
A. Waktu dan Tempat..................................................................................................10
B. Alat dan Bahan........................................................................................................10
C. Cara Kerja................................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
A. pepaya (Carica papaya L.).......................................................................................11
B. Srikaya (Annosa squamosa L.).................................................................................13
C. nanas (Ananas comosus).........................................................................................16
D.nangka (Artocarpus heterophyllus)..........................................................................18
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................20
A. Kesimpulan.............................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi Tumbuhan.............................................................................3


Gambar 2. Struktur Buah ........................................................................................5
Gambar 3. Jenis-Jenis Buah ....................................................................................8
Gambar 4. Pepaya .................................................................................................11
Gambar 5. Srikaya..................................................................................................13
Gambar 6. Nanas ...................................................................................................16
Gambar 7. Nanas ...................................................................................................17
Gambar 8. Nangka ................................................................................................18
Gambar 9. Nangka ................................................................................................19

iii
ABSTRAK
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih
luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang
terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati

Key Word : Morfologi tumbuhan, Struktur buah, Jenis buah.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk, logos: ilmu) berarti
ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji
mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya (Evika, 2005).
Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman tentang
sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam morfologi sebagai identitas
nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak division, kelas, anak kelas, bangsa/ordo,
keluarga/famili, marga/genus, maupun penunjuk spesies/jenis tumbuhan (Evika, 2005).
Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar, batang, dan daun.
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita. Selain
itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu
atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi,
seperti buah, bunga dan biji (Pratiwi, 2007).
Tumbuhan merupakan organisme autotrof atau organisme yang dapat membuat
makanannya sendiri. Tumbuhan sangat banyak jumlahnya di dunia ini. Tumbuhan yang
tersebar memiliki berbagai perbedaan satu sama lain. Ilmu yang mempelajari tumbuhan
disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian salah satunya yaitu tentang
morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ
tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri
dari tiga organ dasar tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang
(caulis), dan daun (folium). (Tjitrosoepomo, 2003)
Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga. Pada banyak
species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut
beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat
untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa
organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan
tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat,
cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir) jagung,
'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini,
buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati (Ashari, 2004).

1
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih
luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang
terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan
baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,
mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan
terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Ashari,
2004).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
bagian-bagian buah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri
atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan
yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal
dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti
tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan
(derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi (Tjitrosoepomo, 2003).

Gambar 1. Morfologi Tumbuhan


Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan
dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar
sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling. Pada
struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari segi fungsi, susunan
serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut (Setjo, 2004).
Akar tumbuhan menyerap air dan berbagai mineral seperti nitrogen, fosfor, besi,
kalsium dan kalium dari dalam tanah. Zat-zat ini sangat penting dalam proses pembuatan
makanan pada tumbuhan. Perjalanan dari akar menuju daun, tempat makanan dimasak, bisa
memakan waktu lama. Tumbuhan mempunyai jaringan vaskuler untuk mengalirkan air dan
sari makanan. Air yang mengandung larutan mineral masuk melalui rambut-rambut halus di
dekat ujung akar. Dari sini air mengalir melalui sel-sel sampai ke jaringan xylem yang

3
tersusun dari pembuluh-pembuluh yang didukung oleh serat tipis. Pembuluh ini mengalirkan
air ke atas sampai ke daun (Sambodo, 1996).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur
hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama yang
tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan
kemudian berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem
perakaran ini disebut sistem akar tungggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika
cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan diganti
dengan akar-akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem
akar ini disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil
(Tjitrosoepomo, 2003).
Makanan yang dimasak oleh daun melalui proses fotosintesis dialirkan ke seluruh
tumbuhan melalui sel-sel kecil berbentuk tabung. Sel ini disebut sel tapis karena pada
dindingnya terdapat lubang kecil menyerupai saringan. Lubang kecil ini didukung oleh oleh
sel lain membentuk jaringan floem. Floem dan xylem saling berdekatan, dan diantaranya
terdapat lapisan sel-sel yang disebut kambium. Setiap tahun jaringan veskuler yang
dihasilkan di pusat tumbuhan akan bertambah banyak. Lapisan disekelilingnya juga tumbuh
semakin banyak untuk melindungi dan mendukungnya (Sambodo 1996).
Akar adalah bagian pokok samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya
telah merupakan kormus. Sifat-sifat akar antara lain: (1) bagian tumbuhan yang biasanya
terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop) meninggalkan udara dan cahaya, (2) tidak berbuku-buku, tidak beruas dan tidak
mendukung daun-daun atau sirik-sirik maupun bagian-bagian yang lainnya, (3) warna tidak
hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan, (4) tumbuh terus pada ujungnya
tetapi umumnya pertumbuhan masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan
tanah, (5) bentuk ujungnya sering kali merunjing sehingga lebih mudah untuk menembus
tanah (Setjo, 2004).
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik
tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian batang
yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun yang melekat pada
batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang
berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas
dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuha. Batang bisa memperlihatkan tumbuh
yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga dapat amat
4
pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika
tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk (Gunawan, 1989).
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat
berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3
(tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang
dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun
sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi (Tjitrosoepomo, 2003).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat
beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan
dalam batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada aspeknya
segera terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan daun majemuk.
Perbedaan utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal terdapat tunas, sedangkan
pada ketiak anak daun majemuk tidak ditemukan adanya tunas (Marimin 2012).

B. Morfologi Buah
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik
sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala
putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).

Gambar 2. Struktur Buah

5
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan
tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak
merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful, 2011).
a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan
kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot)
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang
ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung,
yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita
lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang
sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah
manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah
yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus).Buah ini juga
dinamakan buah sejati atau buah sungguh (Syaiful, 2011).
Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut
mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang
paling menarik perhatian.Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar seringkali tidak
dikenal lagi.Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian
dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius).Pada buah semu buah yang
sesungguhnya seringkali tidak kelihatan (tertutup), karena itu seringkali buah semu
dinamakan pula buah tertutup (fructus clausus).Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu
mete, buah yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan (Campbell, 2003).
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan
terjadinya buah semu, misalnya (Mutmainah, 2014):
a. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L.),
tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat
dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada
ujung bagian yang membesar ini.
b. Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus
glomerata Roxb.) dan sebangsanya. Dasar bunga yang berbentuk periuk itu juga
6
membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubungi sejumlah besar buah-buah
yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam bahan yang
berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.
c. Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca L.) yang
kemudian menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula,
sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampir tak kelihatan.
d. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Physalis minima L.) pada pembentukan buah, kelopak
tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah yang
sebenarnya tadi tidak nampak sama sekali dari luar.
e. Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus
integra Merr.), misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga
majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-
akan hanya menjadi satu buah saja.).
Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pula oleh pembuahan,
maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah
akan tumbuh menjadi biji (Evika. 2005). Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang
disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk
lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).Sementaraitu,
kelopakbunga(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau
bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung
hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya
umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Hidayat, 1995).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam,
terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak,
mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk
buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut
buah semu (Kimball, 1999).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga,
dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga
dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar,
eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau
endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
7
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada
penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan
partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak
mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya tak
dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati
pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 2003)

C. Penggolongan Buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
(Tjitrosoepomo, 2003).
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-
bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedang buah yang
sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang
berarti

Gambar 3. Jenis-Jenis Buah


1. Buah semu dapat dibedakan atas : (Tjitrosoepomo, 2003).
a. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk
buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga
pada buah ciplukan.
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan 

8
merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya
pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
a. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka 
(Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang
terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda
bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit
buah semu ini
2. Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu : (Rifai, 1976).
a. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari
satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
1) Buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan satu biji.
2) Buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah dengan satu
ruang dan banyak biji.
3) Buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun buah,
mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
b. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas
satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada
cempaka (Michelia champaka Bail.).
c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi
buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya
pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2021 pukul 14.30 WIB (Online)

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Kamera
Bahan :
1. Pepaya
2. Srikaya
3. Nanas
4. Nangka
C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk buah dari bahan yang ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk buah tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Carica papaya L
Buah pepaya (Carica papaya L.) merupakan jenis tanaman
monodioecious atau sering disebut juga dengan tanaman berumah
tunggal dan juga berumah dua yang memiliki tiga kelamin yaitu
kelamin jantan, betina, serta banci atau hermafrodit. Buah pepaya
(Carica papaya L.) dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyda

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Violales

Famili: Cacicaceae

Genus: Carica

Spesies: Carica Papaya L

Kulit
buah

11 Daging buah
Biji
Gambar4: Buah pepaya (Carica papaya L)

Sumber: Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa buah


pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah sejati tunggal
berdaging yaitu buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah pepaya (Carica papaya L.) terjadi dari
beberapa daun buah dengan satu ruang dan bijinya berselaput.

Dalam pengelompokkan selanjutnya, buah pepaya (Carica


papaya L.) dikelompokkan sebagai buah buni, yaitu buah yang
dindingnya mempunyai 2 lapisan ialah lapisan luar yang tipis agak
menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam
yang tebal, lunak dan berair yang seringkali dapat dimakan.

Buah pepaya (Carica papaya L.) memiliki bentuk oval


bahkan hampir bundar, namun ada juga yang berbentuk lonjong
seperti belimbing. Buah pepaya (Carica papaya L.) memiliki
diameter sekitar 15 sampai 30 cm, umumnya papaya banyak
dikonsumsi sebagai buah segar.

Daging buah papaya jika sudah matang akan memiliki


warna kuning sampai merah tergantung dari jenis spesies, daging
buah tersebut dapat terbentuk dari karpela yang terus
mengembang. Pada bagian tengah buah terdapat rongga yang
memiliki banyak biji didalamnya dan memiliki warna hitam
terlapis oleh lender bernama pulp yang berfungsi untuk mencegah
kekeringan. Pada bagian kulit buah terasa sangat tipis namun
untuk daging buah cukup tebal.

12
Annona squamosa L.

Srikaya (Annosa squamosa L.) termasuk pohon buah – buahan kecil yang tumbuh di
tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari
Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3 – 5 tahun. Srikaya (Annosa squamosal L.)
sering ditanam di perkarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai
ketinggian 800 m dpl (Anonim, 2009b).

Menurut Irawati (2001), klasifikasi tanaman srikaya (Annosa squamosal L.) adalah
sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Annonales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annosa squamosa L.

Tangkai
buah
Daging
buah

Kulit
buah Biji

13
Gambar 5 : Srikaya (Annosa squamosa L.)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

14
Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa Srikaya (Annosa squamosa L.)
tergolong ke dalam buah sejati ganda, karena buah ini terjadi dari satu bunga dengan banyak
bakal buah yang masing – masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi
kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Selanjutnya, buah ini dikelompokkan lagi
sebagai buah buni ganda, dimana bakal buah berubah menjadi buah buni.

Buah srikaya (Annosa squamosa L.) berbentuk bola atau kerucut atau menyerupai
jantung, permukaan berbenjol – benjol, warna hijau berbintik (serbuk bunga) putih,
penampang
5 – 10 cm, menggantung pada tangkai yang cukup tebal. Jika masak, anak buah akan
memisahkan diri satu dengan yang lain, berwarna hijau kebiruan. Daging buah berwarna putih
semikuning, berasa manis. Biji membujur di setiap karpel, halus, coklat tua hingga hitam,
panjang 1,3 – 1,6 cm. Biji masak berwarna hitam mengkilap (Syamsuhidayat, 1991).

15
Ananas comosus

Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah tanaman buah yang berupa semak. Tanaman
nanas (Ananas comosus) ini hidup di waktu tertentu saja, dan hanya satu musim yaitu musim
kering dalam setahun (perennial). Adapun klasifikasi tanaman nanas sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Bromeliales

Famili : Bromeliaceae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus

Daun
pelindung

Kulit buah

Gambar6 : Nanas (Ananas comosus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

16
Daging
buah Biji

Gambar7 : Nanas (Ananas comosus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa nanas (Ananas comosus)


merupakan sejati majemuk yang digolongkan lagi sebagai buah buni majemuk. Bakal buah
masing – masing bunga majemuk membentuk suatu buah buni. Dindingnya mempunyai dua
lapisan, yakni lapisan luar yang tipis agak memanjang atau kaku seperti kulit (belulang), dan
lapisan dalamnya yang tebal. Tangkai daun pada buah ini berukuran cukup panjang. Setelah
dilakukan pembelahan kearah membujur, tampak terlihat bagian dalam dari buah tersebut,
yaitu daging buah dan batas pemisah. Daging buahnya dapat dimakan. Pada buah nanas saat
pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun – daun pelindung dan daun – daun tenda
bunga, sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.

Nanas (Ananas comosus) merupakan majemuk yang terbentuk dari gabungan 100 –
200 kuntum bunga dan bentuknya bulat memanjang. Pada buah nanas terdapat mata buah
nanas yang merupakan bekas putik dari bunga nanas. Ukuran, bentuk, rasa, dan aroma buah
nanas tergantung jenis varietasnya. Pada umumnya buah nanas berwarna orange kekuningan
ketika sudah masak dan berwarna hijau ketika masih muda. Namun, daging buah nanas
berwarna kuning. Buah nanas ini dipanen sekitar 5 – 6 bulan setelah tanaman nanas ini
berbunga. Dan di bagian atas bunga terdapat mahkota bunga (Corolla) yang dapat digunakan
untuk perbanyakan tanaman.

17
Artocarpus heterophyllus

Tanaman nangka memiliki nama latin Artocarpus heterophyllus merupakan jenis


tanaman buah, namun seringkali nangka di masak dengan santan yang biasa dikenal dengan
sayur nangka. Nangka yang dijadikan sayur adalah nangka muda. Nangka merupakan
tanaman yang cukup mudah dijumpai di Indonesia. Adapun klasifikasi tanaman nanas sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllus

Tangkai

Kulit buah

18
Gambar8 : Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

19
Daging
buah

Biji

Gambar 9: Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa


nangka (Artocarpus heterophyllus) termasuk dalam buah semu
majemuk karena buah ini terjadi dari bunga majemuk, tetapi dari
luar tampak seperti satu buah saja. Hal ini disebabkan oleh ibu
tangkai bunga yang berdaging beserta daun – daun tenda bunga
yang pada ujungnya saling berlekatan satu sama lain, hingga
merupakan kulit buah semu ini. Bila buah ini dibelah membujur
akan tampak jelas terlihat daun tenda bunga yang menyelimuti
buah.

Nangka (Artocarpus heterophyllus) memiliki bentuk


gelendong memanjang. Pada sisi luar membentuk duri pendek
yang lunak. Daging buah yang sesungguhnya merupakan
perkembangan dari tenda bunga. Daging buah ini berwarna
kuning keemasan apabila telah masak, berbau harum manis,
berdaging, dan kadang – kadang berisi cairan (nectar) yang manis.
Namun ketika buah nangka masih muda, buahnya berwarna putih
dan coklat, biasanya dimanfaatkan untuk sayuran. Buah nangka
ini tumbuh pada batang dan juga percabangan. Di dalam buah
nangka, terdapat dami – dami yang sebetulnya itu adalah buah
20
nangka yang tidak diserbuki.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan morfologi tumbuhan
merupakan ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenai akar, daun,
batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya tumbuhan terbagi atas tiga organ pokok
yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Buah (Fructus) adalah organ pada
tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Pada
umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada
bunga. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu : buah
semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah sejati.

B. Saran
Saat praktikum berlangsung sebaiknya lebih banyak lagi tanaman yang diamati agar
para mahasiswa/i juga dapat lebih memahami atau mengerti tentang bagian-bagian yang
terdapat pada suatu tanaman. Karena kendala tanaman yang diamati masih kurang jumlahnya
Mahasiswa/i tidak bisa untuk lebih mengetahui bentuk dan bagian dari tanaman yang sedang
diamati. praktikan sebaiknya membaca dan memahami atau setidaknya mengetahui sedikit
tentang morfologi buah tumbuhan agar pada saat praktikum tidak terlihat bingung. Kita
sebagai mahasiswa/i harus mengenal bentuk dan bagian-bagian dari buah tumbuhan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Evika, Sandi Savitri. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UIN Press: Malang.
Pratiwi, D. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Morfologi Tumbuhan, Universitas Negeri Malang:
Malang.
Sambodo, J. 1996. Kehidupan Tumbuhan. PT. Gramedia: Jakarta.
Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm
Anatomy of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical
Garden. Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.
Rosanti. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.
Syaiful A.S., 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal
Agronomika. Vol.1, No.1.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta.
Mutmainah. 2014. Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari
Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi
Tengah. Jurnal Of Natural Science. Vol. 3. No. 3. Hal. 278-286.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga: Jakarta.
Anonim, 2009b. Manfaat Buah Srikaya. www.tamanmundu.com. Diakses pada
22 Mei 2009.

Irawati. 2001. Tumbuhan langka Indonesia. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Biologi. LIPI. Balai Penelitian Botani. Herbarium
Bogoriense. Bogor. Indonesia.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Syamsuhidayat, Sri Sugati, and Johnny Ria Hutapea. 1991. Inventaris
Tanaman Obat Indonesia (l). Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

22
23

Anda mungkin juga menyukai