Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
”MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI DAN
TINGKAT RENDAH”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Dasar

Disusun oleh :
Nama : Akhwatun Nazilla Nur Silmy
NIM : 4442200182
Kelas : 1C

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum “Morfologi Tumbuhan Tingkat Tinggi Dan Tingkat Rendah”
ini berjalan dengan baik.

Pada penyusunan laporan praktikum ini penulis mengucapkan terima kasih


kepada Ibu Sulastri Isminingsih, S.P.,M.Si Selaku dosen pengampu mata kuliah
biologi dasar yang senantiasa membantu dalam pelaksanaan praktikum dan
penyusunan laporan praktikum ini. Dan tidak lupa kepada saudari Putri Syafiqah
Rizki sebagai Asisten Laboratorium yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan laporan ini.

Demikian penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari bahwa dalam


penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Serang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Morfologi Tumbuhan .................................................... 3
2.2 Tumbuhan Tingkat Tinggi ............................................................... 3
2.3 Tumbuhan Tingkat Rendah ............................................................. 4
2.4 Akar ................................................................................................. 4
2.5 Batang .............................................................................................. 5
2.6 Daun................................................................................................. 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 7
3.3 Cara kerja......................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................. 8
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 10
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................... 13
5.2 Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pohon Pisang .................................................................................. 4


Gambar 2. Tumbuhan Lumut ........................................................................... 4
Gambar 3. Akar ................................................................................................ 5
Gambar 4. Batang............................................................................................. 6
Gambar 5. Daun ............................................................................................... 6

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tumbuhan Tingkat Rendah.................................. 8


Tabel 2. Hasil Pengamatan Tumbuhan Tingkat Tinggi ................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adapun kegiatan praktikum kali ini adalah melakukan pengamatan
terhadap ciri-ciri morfologi pada tumbuhan. Morfologi adalah ciri-ciri yang
tampak pada bagian luar tubuh makhluk hidup. Sedangkan morfologi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari secara khusus pada bentuk-bentuk
organ tubuh tumbuhan beserta fungsinya.
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang terdiri atas banyak
sel. Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama
akan membentuk suatu jaringan tumbuhan tertentu. Beberapa organ
tumbuhan dimanfaatkan untuk perkembangbiakkan tumbuhan.
Perkembangbiakkan tumbuhan secara generatif pada umumnya menggunakan
biji, sedangkan perkembangbiakkan tumbuhan secara vegetatif dapat
menggunakan batang, umbi, serta tunas pada akar dan daun.
Pada umumnya tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Tumbuhan tingkat
tinggi merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki batang, akar, daun
sejati, dan pembuluh angkut untuk mengangkut air dan unsur-unsur hara ke
seluruh tubuh. Tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari tumbuhan berbiji.
Sedangkan tumbuhan tingkat rendah merupakan kelompok tumbuhan yang
masih sederhana karena tidak memiliki akar, batang, daun sejati, dan tidak
memiliki pembuluh angkut. Tumbuhan tingkat rendah terdiri dari tumbuhan
paku-pakuan dan tumbuhan lumut.
Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar,
batang, dan daun. Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut
adalah golongan kormofita. Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat
dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok
tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat
rendah.
2. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan ciri morfologi yang
nampak.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Morfologi


Morfologi adalah bentuk pengamatan pada ciri-ciri yang tampak pada
bagian luar tubuh tumbuhan. Dan terdapat ilmu khusus dalam biologi yang
mempelajari morfologi pada tumbuhan ini yang dikenal dengan morfologi
tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga tidak hanya menguraikan bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga menentukan fungsi masing-masing
bagian tubuh tumbuhan tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga
organ pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu,
bagian lain pada tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivate) dari
salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi (Irnaningtyas, 2017).
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik
struktur tubuh dari tumbuhan. Morfologi berasal dari bahasa latin morfush
yang berarti wujud atau bentuk dan logos berarti ilmu. Morfologi tumbuhan
berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur
internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan berguna
untuk mengidentifikasi secara kasat mata mengenai keanekaragaman
tumbuhan yang sangat besar dan mengklasifikasikan serta memberi nama
yang tepat untuk setiap kelompok tumbuhan yang sesuai dengan taksonomi
tumbuhan (Bob, 2014).
2.2 Tumbuhan Tingkat Tinggi
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan yang perkembangannya
telah memiliki batang, akar dan daun sejati. Antara batang, akar, dan daunnya
sudah dapat dibedakan dan sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan
floem. Tumbuhan tingkat tinggi bernapas menggunakan stomata (pada daun),
lentisel (pada batang) dan epidermis (pada akar) (Nurchayati, 2010).

3
Gambar 1. Pohon Pisang

Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu tumbuh tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan
monokotil monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang
disebut juga dengan dikotil dicotyledonae (Campbell, 2003).

2.3 Tumbuhan Tingkat Rendah


Tumbuhan tingkat rendah adalah kelompok tumbuhan yang struktur
tubuh dan perkembangan organ tubuhnya masih sangat sederhana (kebalikan
dari tumbuhan tingkat tinggi). Tumbuhan ini tidak memiliki bunga dan
jaringan pembuluh angkut sehingga penyaluran materi di dalam tubuh
dilakukan dengan cara difusi. Yang termasuk kelompok tumbuhan tingkat
rendah diantaranya yaitu tumbuhan talus (thallophyta), tumbuhan lumut
(bryophyta), serta tumbuhan paku (pteridophyta) (Nurchayati, 2010).

Gambar 2. Tumbuhan Lumut

4
2.4 Akar
Akar yaitu bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang
berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan berkembang
menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang lebih kecil. Sistem
akar ini disebut sistem akar tunggang dan merupakan salah satu ciri dari kelas
dikotil. Jika cabang akar tumbuh sama besar dengan akar utama atau kadang-
kadang akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar samping yang
keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut
sistem akar serabut. Sistem akar ini merupakan salah satu ciri dari kelas
monokotil (Loveles, 1998).

Gambar 3. Akar

Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke
tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain tanaman.
Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi,
tempat penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat
penghasil fitohormon, misalnya sitokinin (Agustina, 2004).
2.5 Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar
dan daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka
pada manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh
tumbuhan (Rosanti, 2013).

5
Gambar 4. Batang

Batang berfungsi untuk membentuk dan menyangga daun. Batang


mempunyai petumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dari daun yang
mempunyai pertumbuhan terbatas dan akhirnya ditinggalkan. Di ujung batang
terdapat titik vegetatif yang meristematik dan mempunyai kemampuan untuk
terus-menerus membentuk sel baru. Seperti daun, batang kerap kali juga
mengalami metamorfosis sesuai dengan fungsinya yang berubah. Batang
misalnya dapat berbentuk duri, sulur, menyerupai daun, umbi, dan lain-lain
(Tjitrosomo, 1983).
2.6 Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun disebut
buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut
antara batang dan ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang disebut
klorofil (Tjitrosoepomo, 2005).

Gambar 5. Macam-Macam Bentuk Daun

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktikum biologi dasar yang
berjudul “Morfologi Tumbuhan Tingkat Tinggi Dan Tingkat Rendah” ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 4 November 2020, pukul 9.10-10.50 WIB.
Bertempat di Kp.Pasir Angin RT.05 RW.03, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai
berikut: kertas HVS, pensil, tumbuhan paku, tumbuhan lumut, bunga mawar,
pohon pisang, dan pohon mangga.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Semua alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. Dilakukan pengamatan terhadap tumbuhan.
3. Ciri-ciri morfologi dari tumbuhan tersebut meliputi akar diamati dan
didiskusikan, lalu digambar hasil pengamatan.
4. Pengamatan dilakukan secara seksama terhadap bagian yang dimanfaatkan
dari tanaman, lalu digambar hasil pengamatan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan tumbuhan tingkat rendah

NO GAMBAR KETERANGAN

Adapun ciri-ciri paku yaitu :


1. Habitatnya air, tempat yang lembab,
dan menempel pada tumbuhan sisa
yang telah atau hampir mati.
2. Bentuk akar serabut.
3. Bentuk batang menjulang keatas dan
1. bercabang.
4. Bentuk daun pada tanaman paku
muda daun akan menggulung dan pada
tanaman paku dewasa menjadi tropofil
dan sporofil.
Paku
5. Cara bereproduksi aseksual dengan
(Pteridophyta)
cara pembentukan spora (sporangium).
Adapun ciri-ciri lumut yaitu :
1. Habitatnya di tempat lembab, di
batang pohon, kulit kayu lembab,
dinding lembab, permukaan batu bata.
2. Bentuk akar semu.
3. Bentuk batang tegak dan ditutupi oleh
2. daun.
4. Bentuk daun berupa lembaran
berbentuk spiral.
5. Cara reproduksinya aseksual dengan
pembentukan spora dan sporangium,
Lumut serta seksual dengan fertilisasi ovum
(Bryophyta) oleh spermatozoid menghasilkan zigot.

8
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tumbuhan Tingkat Tinggi

NO GAMBAR KETERANGAN

Adapun ciri-ciri mawar yaitu :


1. Memiliki jaringan pengangkut yang
terdiri dari xylem dan floem.
2. Batangnya berduri.
3. Bentuk akarnya tunggang.
4. Daun dengan tulang menyirip.
1.
5. Memiliki duri sejati.

Mawar
(Rosa sp.)
Adapun ciri-ciri mangga yaitu :
1. Memiliki jaringan pengangkut sarung
mestom, xylem, dan floem.
2. Batang tegak.
3. Bentuk akarnya tunggang.
2. 4. Tulang daun menyirip.
5. Durinya tidak sejati.

Mangga
(Mangifera indica L.)

9
Adapun ciri-ciri pisang yaitu :
1. Memiliki jaringan pengangkut xylem
dan floem.
2. Batang semu.
3. Bentuk akar rimpang.
4. Tulang daunnya sejajar.
3.
5. Durinya tidak sejati.

Pisang
(Musa paradisiaca)

4.2 Pembahasan
Adapun pelaksanaan praktikum kali ini mengenai ciri-ciri morfologi
tumbuhan. Morfologi berasal dari bahasa latin morfush yang berarti wujud
atau bentuk dan logos berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda dengan
anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur internal
tumbuhan pada tingkat mikroskopis.
Menurut Irnaningtyas tahun 2017 menyatakan bahwa morfologi adalah
bentuk pengamatan pada ciri-ciri yang tampak pada bagian luar tubuh
tumbuhan. Dan terdapat ilmu khusus dalam biologi yang mempelajari
morfologi pada tumbuhan ini yang dikenal dengan morfologi tumbuhan.
Morfologi tumbuhan juga tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan saja, tetapi juga menentukan fungsi masing-masing bagian tubuh
tumbuhan tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok,
yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu, bagian lain
pada tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivate) dari salah satu atau
dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan
fungsi.
Adapun pembahasan dalam tabel 1 yaitu sebagai berikut tumbuhan
tingkat rendah merupakan kelompok tumbuhan yang struktur tubuh dan
perkembangan organ tubuhnya masih sangat sederhana. Tumbuhan ini tidak

10
memiliki bunga dan jaringan pembuluh angkut sehingga penyaluran materi di
dalam tubuh dilakukan dengan cara difusi. Yang termasuk kelompokan
tumbuhan tingkat rendah diantaranya tumbuhan belah (Schizophyta),
tumbuhan lumut (Bryophyta), dan tumbuhan paku (Pteridophyta).
Menurut Pranita tahun 2017 menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi
tumbuhan paku adalah habitatnya air, tempat yang lembab, dan menempel
pada tumbuhan sisa yang telah atau hampir mati. Bentuk akar serabut, bentuk
batang menjulang keatas dan bercabang, bentuk daun pada tanaman paku
muda daun akan menggulung dan pada tanaman paku dewasa menjadi tropofil
dan sporofil. Cara bereproduksi aseksual dengan cara pembentukan spora
(sporangium).
Menurut Addninunnisa tahun 2017 menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi
tumbuhan lumut adalah habitatnya di tempat lembab, di batang pohon, kulit
kayu lembab, dinding lembab, permukaan batu bata. Bentuk akar semu,
bentuk batang tegak dan ditutupi oleh daun, bentuk daun berupa lembaran
berbentuk spiral. Cara reproduksinya aseksual dengan pembentukan spora dan
sporangium, serta seksual dengan fertilisasi ovum oleh spermatozoid
menghasilkan zigot.
Pada tabel 2 merupakan hasil pengamatan dari tumbuhan tingkat tinggi.
Tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara
akar, batang dan daunnya atau sudah memiliki akar, batang dan daun sejati.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum didapat
hasil bahwa yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi adalah bunga mawar,
pohon pisang dan pohon mangga. Bunga mawar, pohon pisang, dan pohon
mangga termasuk kedalam tumbuhan tingkat tinggi karena sudah mempunyai
akar, batang dan daun sejati atau dapat dibedakan akar, batang dan daunnya.
Bunga Mawar atau Rosa sp. termasuk ke dalam famili Rosaceae.
Tanaman ini termasuk salah satu komoditas tanaman hias yang banyak
dibudidayakan dan diusahakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Menurut Yuliawan tahun 2019 menyatakan bahwa ciri-ciri
morfologi bunga mawar yaitu memiliki jaringan pengangkut yang terdiri dari

11
xylem dan floem, batangnya berduri, bentuk akarnya tunggang, daun dengan
tulang menyirip, memiliki duri sejati.
Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang dapat tumbuh, baik di daerah tropis maupun subtropis
termasuk di Indonesia. Selain rasanya yang manis dan menyegarkan, buah
mangga juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Buah mangga
banyak mengandung vitamin, mineral dan nutrisi pelengkap. Lebih dari 160
varietas mangga yang ada di dunia, seluruh ungkapan tersebut menurut
Mohsin, Jamal, dan Ajmal tahun 2014. Menurut Sadri tahun 2017
menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi pohon mangga yaitu memiliki jaringan
pengangkut sarung mestom, xylem, floem. Sarung mestom merupakan
jaringan pengangkut dua dan berfungsi membantu jaringan pertama yaitu
xilem dan floem. Batang tegak, bentuk akarnya tunggang, tulang daun
menyirip, durinya tidak sejati.
Tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik
barat. Tanaman pisang tumbuh subur di daerah tropik dataran rendah yang
curah hujannya lebih dari 1250 mm tiap tahun dan rata-rata suhu minimum di
atas 15ºC. Akan tetapi daerah penghasil pisang yang penting terdapat di luar
daerah iklim tersebut seperti dataran tinggi Afrika Timur, beberapa negara di
daerah subtropis dan di daerah-daerah panas yang terletak dibawah garis
lintang 30ºC, ungkapan tersebut menurut Bridge tahun 1995. Menurut
Sariamanah tahun 2016 menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi pohon pisang
yaitu memiliki jaringan pengangkut xylem dan floem, batang semu, bentuk
akar rimpang, tulang daunnya sejajar, durinya tidak sejati.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Adapun simpulan dari praktikum ini yaitu morfologi tumbuhan
merupakan ilmu yang mempelajari secara khusus pada bentuk-bentuk organ
tubuh tumbuhan beserta fungsinya. Tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ
pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Beberapa
tumbuhan yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi adalah pohon mangga,
pohon pisang, dan bunga mawar yang sudah dapat dibedakan antara daun,
batang dan akarnya. Sedangkan yang merupakan tumbuhan tingkat rendah
adalah lumut dan paku yang tidak memiliki daun, batang dan akar.

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan agar semua praktikan yang membaca
laporan ini dapat menguasai materi mengenai anatomi tumbuhan dengan
sangat baik sehingga dapat mengelompokkan beberapa tumbuhan ke dalam
suatu kelompok tertentu berdasarkan ciri-cirinya tersebut. Selain itu,
diharapkan praktikan dapat mengetahui perbedaan antara tumbuhan tingkat
rendah dengan tumbuhan tingkat rendah dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan ciri morfologi yang tampak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Addninunnisa, A. I. 2017. Pengaruh Lumut (Bryophyta) Sebagai Komposisi


Media Pertunasan dan Pertumbuhan Tanaman Banahong. Jurnal Prodi
Biologi. 3 (6).

Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Bridge J, Sikora RA dan Luc M. 1995. Nematoda Parasitik Tumbuhan. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Foster, Bob. 2014. BIOLOGI. Jakarta Selatan : Penerbit Duta

Irnaningtyas. 2017. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Loveles A.R.,1998. Prinsip-prnsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Jakarta : Gramedia.

Novitasari, Eka. Tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi.


http://novittralala.blogspot.com/2016/05/tumbuhan-tingkat-tinggi-dan-
tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 7 November 2020, pukul 23.45
WIB.

Nurchayati, N. 2010. Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku


Familia Polypodiaceae Ditinjau Dari Karakter Morfologi Sporofit Dan
Gametofit, 7(19):9-18.
Pranita, H. S., Mahanal, S., Sari, M. S. 2017. Karakteristik Spora Tumbuhan Paku
Asplenium Kawasan Hutan Raya R. Soerjo. Jurnal Pendidikan. 2 (4).
454-458.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Sadri, M., Adelina, E., Samudin, S. 2017. Identifikasi Karakter Morfologi dan
Anatomi Mangga Lokal (Mangifera spp.) Morowali di Desa Bente dan
Desa Bahomoleo Kecamatan Bungku Tengah. Jurnal Agroland. 24 (2):
138-145.

14
Sariamanah, W. O. S., Munir, A., Agriansyah, A. 2016. Karakterisasi Morfologi
Tanaman Pisang (Musa paradisiaca L.) Di Kelurahan Tobimeita
Kecamatan Abeli Kota Kendari. Jurnal Ampibi. 1 (3): 32-41.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum I. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Yuliawan, W. 2019. Pertumbuhan Beberapa Bentuk Potongan Pangkal Setek


Tanaman Mawar (Rosa sp.) Akibat Cara Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh
Root-Up. Jurnal Ilmiah Pertanian. 1 (7): 43-47.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Mawar Lampiran 2. Mangga

Lampiran 3. Pisang Lampiran 4. Paku

Lampiran 5. Lumut Lampiran 6. Lup

Anda mungkin juga menyukai