Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MINI RISET

“STRUKTUR ANATOMI DAUN”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ayu Wulandari (4222141002)


Raudhatul Husna (4223341039)
Siti Zahroh Azizahsyah S. (4222141004)
Marco Simorangkir (4223141037)
Joyce Basana Dionesa S. (4223341026)
Selfiana (23PMM188)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini
Riset ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Anatomi Tumbuhan.Terima
kasih juga kami ucapkan kepada ibu dosen mata kuliah Anatomi Tumbuhan yang telah
memberikan tugas Mini Riset ini kepada kami sehingga dapat memicu motivasi kami untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam dan pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan tugas mini riset ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tulisan ini di waktu yang akan datang. Akhir kata kami berharap Mini Riset ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca. Terima Kasih.

Medan, 1 November 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Masalah ............................................................................................................1

1.3 Tujuan ..............................................................................................................1


BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................................2

2.1. Pengertian Daun..................................................................................................2

2.2. Struktur Daun .....................................................................................................2

2.3. Tipe Daun ............................................................................................................3

2.4. Hipotesis ...............................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................6

3.1. Alat dan Bahan .....................................................................................................6

3.2.Prosedur kerja .......................................................................................................6

3.3.Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................8

4.1. Hasil Pengamatan ................................................................................................9

4.2. Pembahasan ..........................................................................................................10

BAB V PENUTUP............................................................................................................13

5.1. Kesimpulan ...........................................................................................................13

5.2. Saran .....................................................................................................................13


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Daun merupakan bagian penting pada tumbuhan dan seluruh tumbuhan pada umumnya
memiliki jumlah yang banyak. Alat ini hanya terdapat pada batangnya saja, tidak pernah
ditemukan di bagian lain tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau Tempat menempelnya
daun disebut buku batang (nodus) dan tempat di atas daun. Sudut antara batang dan daun
disebut ketiak. Bagian tanaman ini memiliki hidup terbatas, kemudian roboh dan meninggalkan
bekas luka pada batangnya.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang biasanya tumbuh dari batang hijau
(mengandung klorofil) dan berfungsi terutama sebagai perangkap energi dari sinar matahari
melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting dari tumbuhan hidup karena tumbuhan
merupakan organisme autotrofik, ia harus memenuhi kebutuhan energinya dengan mengubah
energi cahaya menjadi energi kimia.Bentuk daunnya sangat beragam, namun biasanya
berbentuk bilah, bisa tipis atau tebal. Deskripsi daun dua dimensi digunakan untuk
membedakan bentuk daun. membentuk Pangkal daun membulat, varietas pita berbentuk jari
atau elips dan memanjang. Bentuk ekstrimnya bisa berbentuk kerucut yang panjang. Daun
juga bisa diubah menjadi paku (misalnya pada kaktus) dan menyebabkan daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintesis Fungsi daun tanaman sukulen atau xerophytic juga bisa
berubah itu menjadi badan resapan air.
1.2. Tujuan penelitian

• Menginventarisasi daun-daun tumbuhan yang mempunyai tipe dorsiventral,


isobilateral dan sentris.
• Mengidentifikasi ciri-ciri anatomi daun berdasarkan susunan jaringan pada mesofil
(dorsiventral, isobilateral dan sentris)

1.3. Manfaat penelitian

• Mahasiswa dapat Menginventarisasi daun-daun tumbuhan yang mempunyai tipe


dorsiventral, isobilateral dan sentris.
• Mahasiswa dapat Mengidentifikasi ciri-ciri anatomi daun berdasarkan susunan jaringan
pada mesofil (dorsiventral, isobilateral dan sentris)

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Daun

Daun (Folia) merupakan organ fotosintesis yang paling utama bagi tumbuhan.
Meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk dari daun sangat
bervariasi, namun pada umumnya daun terdiri dari suatu helai daun (blade) dan tangkai daun
(petiola) yang menghubungkan daun dengan batang(Bowo dkk, 2011).

Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting,
membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh
memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah
yang banyak hujan, daun sering memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa
daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk
bertahan di udara dingin.

Daun merupakan salah satu biometrik yang dimiliki oleh tumbuhan, ini dikarenakan
daun memiliki bantuk dan tulang yang bervariasi untuk setiap jenis tumbuhan. Daun pada
tumbuhan memiliki bentuk yang bermacam-macam, ada yang berbentuk sejajar, oval,
menjari, dan lain sebagainya. Dan ada juga daun yang mengalama modifikasi menjadi duri
seperti tanaman kaktus dan ada yang berubah menjadi tempat menyimpan air. Daun dibagi
menjadi 2 berdasarkan strukturnya, daun lengkap dan daun yang tidak lengkap.

2.2. Struktur Daun

Adapun struktur yang dimiliki daun lengkap adalah sebagai berikut :


a. Tangkai daun (petilous), memiliki fungsi sebagai pendukung helai daun dan
menempatkan daun sedemikian rupa sehingga mendapatkan cahaya matahari secara
sempurna
b. Upih daun atau pelepah daun (vagina), pada dasarnya hanya terdapat pada tumbuhan
Monocotyledoneae (tumbuhan berkeping tunggal) Helai daun (lamina) , adalah tempat
terjadinya proses fotosintesis, respirasi. Setiap tumbuhan memiliki helai daun yang
berbeda-beda baik bentuknya, warnanya dan ukurannya. Tulang-tulang daun terletak
pada helai daun.
c. Helai daun (lamina) , adalah tempat terjadinya proses fotosintesis, respirasi dan lain-
lain. Setiap tumbuhan memiliki helai daun yang berbeda-beda baik bentuknya,

2
warnanya dan ukurannya. Tulang-tulang daun terletak pada helai daun(Tjitrosoepomo,
2005) .

2.3. Tipe Daun

Tiga tipe daun utama berdasarkan aspek strukturalnya adalah tipe dorsoventral, isobilateral,
dan sentris. Berikut adalah penjelasan masing-masing tipe:

• Daun Dorsoventral : Tipe daun ini memiliki perbedaan yang jelas antara bagian atas
(dorsal) dan bagian bawah (ventral) daun. Bagian atas daun cenderung lebih gelap, karena
konsentrasi klorofil yang lebih tinggi, sementara bagian bawahnya cenderung lebih
terang. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktural yang memungkinkan penyerapan
cahaya yang optimal untuk fotosintesis di bagian atas dan pengurangan penguapan air
melalui stomata di bagian bawah.

• Daun Isobilateral : Tipe daun ini memiliki struktur yang relatif seragam di kedua sisi
daun. Daun isobilateral memiliki struktur jaringan yang mirip di kedua sisinya, baik dari
segi distribusi stomata maupun lapisan sel-sel jaringan lainnya. Karena strukturnya yang
seragam, penyerapan cahaya dan pertukaran gas dapat terjadi secara efisien di kedua sisi
daun.

• Daun Sentris : Daun jenis ini memiliki struktur radial yang simetris di sekitar sumbu
sentralnya. Struktur sentris umumnya ditemukan pada daun-daun yang berbentuk
melingkar atau hampir melingkar, dengan struktur jaringan yang disusun secara radial di
sekitar sumbu sentral. Hal ini memungkinkan penyerapan cahaya secara efisien dari
berbagai arah, terutama pada tanaman yang tumbuh di lingkungan dengan intensitas
cahaya yang rendah.

Berdasarkan pada susunan tulang cabangan dibedakan menjadi empat tipe Pertulangan daun,
yaitu (Yulia, 2015) :
a. Menyirip (Penninerve)

Daun menyirip adalah daun memiliki tulang tersusun seperti sirip pada ikan. Contoh daun
menyirip adalah daun mangga, daun nangka, daun melijo dan lain sebagainya.

b. Daun melengkung ( Curvinerve)

Daun melengkung adalah daun yang memiliki sejumlah tulang cabang melengkung,
tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun). Contoh daun

3
melengkung ini adalah daun sirih, daun gembolo, daun gadung dan lain sebagainya.

c. Daun Sejajar ( Rectinerve)


Daun sejajar adalah daun yang memiliki sejumlah tulang cabang tersusun sejajar dari
pangkal sampai ujung helaian daun. Contoh daun dengan susunan sejajar ini adalah daun
padi, daun jagung, daun tebu dan lain sebagainya.

d. Daun Menjari (palminervis)

Daun menjari (palminervis) adalah daun yang memiliki tulang daun menyerupai susunan
jari-jari tangan. Daun menjari umumnya memiliki ibu tulang daun yang jumlahnya ganjil
lebih dari satu. Ibu tulang daun yang terletak paling tengah akan lebih panjang dan lebih
besar dibandingkan tulang daun yang berada di sampingnya. Dari ibu tulang daun inilah
keluar anak- anak tulang daun seperti halnya tulang daun menyirip.

Pada umumnya Jaringan yang menyusun daun terdiri atas :

a. Epidermis, adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata. Stomata
bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni
disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi
abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak
stomata tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata tersusun dalam deretan
memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berada
ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari epidermis. Epidermis
daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial atau epidermis
ventral) maupun dipermukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis ahaksial atau
epidermis dorsal). Umumnya epidermis terdiri dari | lapis sel tetapi adapula yang terdiri
dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis) (Husna, A. 2017).

b. Mesofil, merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan
epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim
yang relatif homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang),
jaringan pagar dan parenkim sponsa. Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak
mengandung kloroplas dan ruang antarsel Darsono, P. V. 2021).

c. Sistem Jaringan Pengangkut, pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-
venanya. Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan
pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke
4
permukaan bawah daun. Pada tulang daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas
pengangkutnya dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna terdiri atas
xylem dan floem. Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan
demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil (Charisma, A. M.,
Ningsih, dkk 2023).

2.4 Hipotesis
Tipe susunan jaringan pada mesofil daun, yang mencakup dorsiventral, isobilateral, dan
sentris, mungkin menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam hal kepadatan sel, penyebaran
jaringan vaskular, dan penempatan stomata. Daun dengan tipe dorsiventral mungkin menunjukkan
kepadatan sel yang lebih tinggi di daerah permukaan atas dan bawah daun, dengan penyebaran
jaringan vaskular yang lebih fokus di daerah-daerah ini. Daun tipe isobilateral mungkin
menunjukkan kepadatan sel yang lebih merata di kedua sisi dorsiventral, palisade parenkim
dibagian sisi atas saja; isolateral/isobilateral/unifasial palisade parenkim terdapat di kedua sisi, sisi
atas dan sisi bawah, missal pada daun jambu sentris, pada penampung lintang daun berbentuk
membulat, parenkim terdapat di tepi daun.
Daun Dorsiventral biasanya tumbuh dalam arah horizon dengan permukaan atas dan bawah
yang berbeda, permukaan atas memperoleh penyinaran yang lebih kuat dibanding permukaan
bawah. Perbedaan struktur dalam antara permukaan atas dan bawah daun dorsiventral dikarenakan
penyinaran yang tidak seimbang tersebut. Sebagian besar daun dikotil dorsiventral. Daun
isobilateral menggantung vertikal sehingga kedua permukaan daun menerima sinar matahari
langsung dengan jumlah yang seimbang. Daun isobilateral mempunyai struktur yang seragam
pada permukaan atas dan bawah. Sangat sedikit tumbuhan dikotil dan sebagian besar tumbuhan
monokotil mempunyai daun isobilateral
Dari pengamatan yang akan dilaksanakan, maka terdapat dugaan sementara mengenai
jaringan yang Menyusun daun yang akan di teliti yaitu pada daun rambung merah (fiscus
elastica), daun jagung (zea meys), daun kamboja (plumeria sp. ), dan daun pinus (pinus
merkusii).

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuliatatif, yang brsifat deskripsi
dan menggunakan analisis yang mendalam. Penilitian kuliatatif untuk memperoleh data utama
dari pengamatan dan juga jurnal dengan membelajari secara kritis pengetahuan, gagasan dan
temuan yang ada dalam literatur
3.1. Alat dan Bahan

A. Alat

• Mikroskop

• Cover glass

• Piper tetes

• Silet

B. Bahan

• Daun Zea mays (jagung)

• Daun Plumeria sp. (kamboja)

• Daun Ficus elastica (rambung merah)

• Daun Pinus merkusii (pinus)

3.3 Prosedur Kerja

1. Buatlah irisan melinytang daun Zea mays (jagung). Amati susunan jaringan-jaringan
penyusun daun mulai lapisan epidermis atas hingga epidermis bawah. Deskripsikan lah
ciri anatomi daun tersebut. Bagaimana ciri epidermis atas, ada berapa lapis? Amati
adakah lapisan kutikulanya. Apakah mesofilnya terdiferensiasi menjadi dua macam
jaringan parenkim, jaringan apakah itu? Perhatikan epidermis bawahnya! Perhatikan
trikoma dan stomatanya, terletak di mana? Amatilah susunan berkas pengangkutnya!
Perhatikan sel khusus atau jaringan lain yang menyusun daun tersebut, deskripsikan
jika ada. Gambarlah bagan/skema/anatomi penampang daun secara keseluruhan,
lengkapi dengan keterangan sesuai instruksi pada prosedur ini.
2. Buatlah irisan melinytang daun Plumeria sp. (kamboja). Amati susunan jaringan-
6
jaringan penyusun daun mulai lapisan epidermis atas hingga epidermis bawah.
Deskripsikan lah ciri anatomi daun tersebut.. Deskripsikan lah ciri anatomi masing-
masing daun tersebut. Bagaimana ciri epidermis atas, ada berapa lapis? Amati adalkah
lapisan kutikulanya. Apakah mesofilnya terdiferensiasi menjadi dua macam jaringan
parenkim, jaringan apakah itu? Perhatikan epidermis bawahnya! Perhatikan trikoma
dan stomatanya, terletak di mana? Amatilah susunan berkas pengangkutnya! Perhatikan
sel khusus atau jaringan lain yang menyusun daun tersebut, deskripsikan jika ada.
Gambarlah bagan/skema/anatomi penampang daun secara keseluruhan, lengkapi
dengan keterangan sesuai instruksi pada prosedur ini.
3. Buatlah irisan melinytang daun Ficus elastica. Amati susunan jaringan-jaringan
penyusun daun mulai lapisan epidermis atas hingga epidermis bawah. Deskripsikan lah
ciri anatomi daun tersebut.. Deskripsikan lah ciri anatomi masing-masing daun tersebut.
Bagaimana ciri epidermis atas, ada berapa lapis? Amati adalkah lapisan kutikulanya.
Apakah mesofilnya terdiferensiasi menjadi dua macam jaringan parenkim, jaringan
apakah itu? Perhatikan epidermis bawahnya! Perhatikan trikoma dan stomatanya,
terletak di mana? Amatilah susunan berkas pengangkutnya! Perhatikan sel khusus atau
jaringan lain yang menyusun daun tersebut, deskripsikan jika ada. Gambarlah
bagan/skema/anatomi penampang daun secara keseluruhan, lengkapi dengan
keterangan sesuai instruksi pada prosedur ini.
4. Buatlah irisan melintang daun Pinus merkusii. Amati susunan jaringan-jaringan
penyusun daun yang sentris tersebut mulai lapisan epidermis hingga ke bagian
terdalam. Deskripsikan lah ciri anatomi masing-masing daun tersebut. Bagaimana ciri
epidermis , ada berapa lapis? Amati adalkah lapisan kutikulanya. Apakah mesofilnya
terdiferensiasi menjadi dua macam jaringan parenkim, jaringan apakah itu? Perhatikan
adakah trikoma dan stomatanya, terletak di mana? Amatilah susunan berkas
pengangkutnya! Perhatikan sel khusus atau jaringan lain yang menyusun daun
tersebut, deskripsikan jika ada. Gambarlah bagan/skema/anatomi penampang daun
secara keseluruhan, lengkapi dengan keterangan sesuai instruksi pada prosedur ini.
5. Kumpulkanlah data-data hasil pengamatan di atas ke dalam tabel pengumpulan data
yang didisain sendiri.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengeumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara melakukan pengamatan di
laboratorium dan medote studi dokumen, melalui catatan resmi seperti atrikel, buku dan julnal.

7
Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder, dengan cara membaca hasil penelitan dan
jurnal dengan membelajari secara kritis pengetahuan, gagasan dan temuan yang ada dalam
literatur

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Daun jagung (Zea mays)

Gambar 1: Anatomi daun jagung (Zea mays)


Daun Jagung ( Zea mays ) terdapat tipe daun isobilateral terdapat epidermis yang memiliki
kutikula mempunyai tipe berkas pengangkut kolateral tertutup. Pada pengamatan daun jagung
terdapat : Jaringan epidermis (jaringan pelindung), merupakan lapisan terluar daun yang
terdapat dipermukaan daun atas dan bawah daun. Selain kutikula, pada jaringan epidermis
terdapat stomata sedangkan pada epidermis bawah daun terdapat sel-sel kipas. Sel kipas terletak
sejajar dengan permukaan epidermis. Jaringan parenkim mempunyai ruang antar sel yang
tersebar adalah mesofil. Jaringan pengangkut terdiri dari dua jaringan yaitu xylem dan floem

4.1.2 Daun Kamboja (Plumeria sp)

Gambar 2 : Anatomi daun kamboja ( Plumeria sp)


Daun kamboja memiliki tipe berkas pengangkut kolateral terbuka dang mempunyai dua
epidermis yaitu epidermis atas dan epidermis bawah.

4.1.3 Daun Rumbang merah (Ficus elastica)

Gambar 3 : Anatomi daun Rumbang merah (Ficus elastica)


9
Dari sayatan melintang daun Ficus elastica memperlihatkan adanya kutikula yang terlalu pada
bagian terluar daun. Kutikula biasanya ditutupi oleh bahan bersifat lilin sehingga dapat
mengurangi penguapan(evaporas). Kutikula pada daun merupakan lapisan yang mengandung
zat lilin yang diproduksi oleh lapisan epidermis daun. Dibawah kutikula ditemukan adanya
jaringa epidermis.. Pada epidermis bawahnya ditemukan stomata. Stomata berfungsi untuk
tempat berlangsung nya pertukaran gas dan keluar tubuh tumbuhan. Dibawah jaringan
epidermis, terletak jaringan mesofil, jaringan mesofil pada Ficus elastica mengalami
diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons. Jaringan palisade terletak diatas
jaringan spons, melalui sayatan melintang Ficus elastic terlihat adanya jaringan pengangkut.
Jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem. Daun yang seperti ini disebut daun dorsiventra
atau bifasial.

4.1.4 Daun Pinus (Pinus merkusii)

Gambar 4 : Anatomi daun Pinus(Pinus merkusii)


Stomata berserakan disemua sisi, terdapat hypodermis yang bersklereid seperti serat. Mesofilnya
mempunyai tipe cetris dan mempunyai tipe berkas pengangkut kolateral terbuka.

4.2 Pembahasan
4.2.1Daun Zea mays (jagung)
Dari sayatan Daun Jagung ( Zea mays ) dapat dilihat melalui mikroskop yang
memperlihatkan pada Zea mays Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan
2 lapis hypodermis tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dan spons, Terdapat lapisan
kutikula yang sangat tipis di jumpai pada penampang daun.

Pada pengamatan Zea mays yaitu monokotil terdapat sel kipas atau buliform yang
fungsinya untuk perlekukan pada saat musim kemarau. Selain itu juga terdapat seludang
pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi
menjadi palisade dan spons. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan- lekukan yang
menjadi penghubung antar sel. Serta terdapat pula jaringan penganagkut yaitu xilem yang

10
berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan dan floem yang berfungsi untuk menganagkut
hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan. Daun ini tergolong dalam daun unifasial.
Jaringan dasar atau mesofil terleak diantara kedua epidermis, epidermis atas dan epidermis
bawah ,mesofil merupakan daerah utama tempat fotosintesis.pada kebanyakan daun
dikotil,mesofil terdeferiansasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons
(jaringan bunga karang) jaringan palisde berfungsi sebagaitempat terjadinya fotosintesis,
sedangkan jaringan spons berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.

Stomata pada daun jagung memiliki bentuk yang memanjang dengan bagian ujung
membesar, berdinding tipis, dan berbentuk kecil dibagian tengah yang membuktikan bahwa
pada daun jagung terdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter
(memanjang). Trichoma pada daun jagung bisa bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
Umumnya, trichoma pada daun jagung adalah struktur rambut halus yang dapat ditemukan di
permukaan daun. Mereka biasanya terdiri dari sel-sel epidermis

4.2.2. Daun Plumeria sp. (kamboja)

Pada pengamatan Daun Plumeria sp. (kamboja) terdapat jaringan penyusun pada daun
yaitu, xilem, epidermis bawah, floem, palisade, spons dan epidermis atas. Jaringan epidermis
merupakan lapisan terluar daun yang terdapat dibagian atas dan dibagian bawah, berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Sel epidermis memiliki
dinding sel yang tebal dan terdapat lapisan kutikula yang merupakan lapisan lilin yang
berfungsi sebagai penutup sekaligus melindungi daun dari kekeringan air, dan juga terdapat
jaringan palisade Palisade adalah jaringan utama yang menjadi tempat terjadinya proses
fosintesis. jaringan yang berada pada mesofil daun. Jaringan ini berbentuk panjang dan lurus
seperti tiang. Pada jaringan palisade terdapat banyak kloroplas yang mengandung klorofil.
Jaringan spons atau jaringan bunga karang adalah jaringan pada bagian dalam daun yang
memiliki rongga lebih, Jaringan spons tersusun atas sel-sel berdinding tipis, tidak teratur, dan
longgar yang memiliki ruang antar sel yang luas. Jaringan spons memiliki fungsi sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Jaringan pengangkut terdiri dari dua
jaringan yaitu xylem dan floem. Xylem diatas dan floem dibawah, fungsixylem dalah
menyalurkan udara dan mineral yang terlarut dari akar kebagiantubuh yang melakukan
fotosintesis. Sementara floem berfungsi untukmenyalurkan makanan hasil fotosintesis dari
bagian tanaman yang melakukanfotosintesis kebagian lain. Xylem dan floem tersebar ditulang
daun yang berkas pengangkutnya lebih sederhana.

11
4.2.3 Daun Ficus elastica (rambung merah)
Dari sayatan melintang Daun Ficus elastica memperlihatkan adanya kutikula yang terlalu
pada bagian terluar daun. Kutikula biasanya ditutupi oleh bahan bersifat lilin sehingga dapat
mengurangi penguapan evaporas). Dibawah kutikula ditemukan adanya jaringan epidermis.
Pada epidermis bawahnya ditemukan stomata. Dibawah jaringan epidermis, terletak jaringan
mesofil, jaringan mesofil pada Ficus elastica mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade
dan jaringan spons. Jaringan palisade terletak diatas jaringan spons, melalui sayatan melintang
Ficus elastica terlihat adanya jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan
floem. Daun yang seperti ini disebut daun dorsiventral atau bifasial.

4.2.4 Daun Pinus merkusii (pinus)


Struktur anatomi daun pinus, seperti pada tanaman konifer lainnya, memiliki karakteristik
khusus yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan musim
dingin yang panjang. Daun pinus umumnya berbentuk jarum atau daun bersisik, yang
merupakan penyesuaian penting untuk mengurangi penguapan air dan kerugian nutrisi selama
musim dingin. Struktur anatomi daun pinus mencakup lapisan kutikula tebal yang melapisi
permukaan daun, berfungsi sebagai pelindung dari kekeringan dan kerusakan fisik. Di bawah
kutikula, terdapat sel-sel epidermis yang menghasilkan lilin dan resin, yang memberikan
perlindungan tambahan dan menjaga daun agar tetap bebas dari patogen. Di bawah epidermis,
terdapat jaringan palisade yang mengandung kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Daun pada tumbuhan yang mempunyai tipe dorsiventral, isobilateral dan sentris adalah
Pada Daun Zea mays tipe isobilateral , Daun Plumeria sp tipenya dorsiventral , Daun
Ficuselastica tipe yaitu dimiliki Dorsiventral , Daun Pinus merkusii yaitu sentris

2. Ciri – Ciri Anatomi berdasarkan susunan jaringan pada mesofil. Tipe dorsiventral
memiliki permukaan atas (adaxial ) dan bawah (abaxial) yang berbeda, Daun yang
memiliki parenkim palisade di lapisan atas dan parenkim spons di lapisan bawahnya
merupakan tipe daun dorsiventral. Tipe daun Isobilateral yaitu sama dikedua sisinya,
Meskipun masih ada permukaan abaxial dan adaxial , yang daat dibedakan dari
penampang melintang dengan melihat posisi xilem dan floem pada berkas
pengangkutnya daun terdiri atas jaringan epidermis, pembuluh, dan dasar yang
menempati posisi mesofil. Tipe sentris yaitu jika jaringan berbentuk silindris atau
simetri radial , daun tipe sentris biasnya dijumpai pada tumbuhan xerofit.
5.2. Saran

Dalam penulisan Critical Journal Review ini, saya menyadari bahwa penyusunan Critical
Journal Review ini masih terdapat kekurangan serta kesalahan.Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, untuk penyempurnaan
pembuatan critical book report berikutnya.Semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Sekian dan Terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA
Bowo, dkk. (2011). “Analisis deteksi Tepi Untuk Mengidentifikasi Pola Daun, Universitas
Diponegoro.
Charisma, A. M., Ningsih, A. A. W., & Farm, S. (2023). BOTANI FARMASI. Penerbit Qiara
Media.
Darsono, P. V. (2021). Gambaran Struktur Anatomis Dan Uji Aktivitas Antioksidan Daun Serta
Batang Hydroleaspinosa. BIOSCIENTIAE, 9(2), 63-73.
Husna, A. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatiftipe Team Games Tournament
dengan Mediamind Map pada Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Terhadapaktivitas dan
Hasil Belajar Siswa MTsN 2 Aceh Besar (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda
Aceh).
Tjitrosoepomo, G. (2005). “Morfologi Tumbuhan,” Jogjakarta : Gajah Mada University Yulia,
Ningsih( 2015 ). “Anatomi dan morfologi daun,” Fakultas farmasi Universitas jember.

14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Anatomi daun jagung (Zea mays) ......................................................................9
Gambar 2: Anatomi daun Kamboja (Plumeria sp) ..............................................................9
Gambar 3: Anatomi daun Rumbang merah (Ficus elastica) ...................................................9
Gambar 4 : Anatomi daun Pinus (Pinus merkusii)................................................................9

15

Anda mungkin juga menyukai