FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
i
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Halama
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Laporan....................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap..................................... 3
2.2 Daun Majemuk dan Daun Tunggal.............................................. 4
2.2.1 Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)................................... 5
2.2.2 Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)............. 5
2.2.3 Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus).............................. 6
2.2.4 Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus).................... 6
BAB III. ISI
3.1 Daun Jati Putih (Gmelina arborea).............................................. 7
3.2 Daun Mahoni (Swietenia macrophylla)........................................ 8
3.3 Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis)......................................... 10
3.4 Daun Rengas (Gluta renghas)...................................................... 12
3.5 Daun Sungkai (Peronema canescens).......................................... 13
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 16
4.2 Saran............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Jati Putih (Gmelina arborea)....................................... 7
Gambar 2. Daun Mahoni (Swietenia macrophylla)................................ 9
Gambar 3. Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis).................................. 11
Gambar 4. Daun Rengas (Gluta renghas)............................................... 12
Gambar 5. Daun Sungkai (Peronema canescens)................................... 14
iii
iv
iv
1
I. PENDAHULUAN
bentuk dan susunan tubuh tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga
organ pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu
bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari
salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan
susunan tumbuh tubuh tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh
tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian
pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Kormus hanya
dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji
(spermatophyte). Oleh karena itu para ahli ilmu tumbuhan menempatkan kedua
golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut tumbuhan
kormus (Cormophyta).
Dalam morfologi tumbuhan kita dapat menegetahui organ-organ yang
digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum maupun organum
reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian tersendiri.
4. Filodia, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai daun saja, biasanya tangkai
daun lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan
helaian daun semu (palsu).
Pada ketiga contoh daun di praktikum ini, contohnya daun keladi
(Caladium bicolor) yang meruapakan salah satu contoh daun lengkap yang
memiliki pelepah daun atau vagina, tangkai daun atau petioles, dan helaian daun
atau lamina. Tanaman ini memiliki sifat daun yaitu bangun atau circumscription
bentuknya menyerupai sebuah perisai atau peltatus dan mempunyai tangkai daun
yang tidak tertanam. Selanjutnya contoh daun tidak lengkap ada pada daun jarak
( Richinus comunis L ) yang hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun saja.
b) Beranak daun tiga ( trifoliolatus ),pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak
daun. Contoh: daun pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell)
c) Beranak daun lima ( quinquefoliolatus ) , pada ujung ibu tangkai terdapat lima
anak daun. Contoh: pada daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)
d) Beranak daun tujuh ( septemfoliolatus ), pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh
anak daun. Contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaertn)
e) Beranak daun 7 atau lebih ( polyfoliolatus )
III. ISI
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Gmelina
Spesies : Gmelina arborea
Tangkai daun pohon jati putih sama seperti daun pada umumnya,
berbentuk silinder dengan sisi pangkal melebar dan cenderung pipih. Sementara
itu helaian daunnya berbentuk seperti telur (ovatus). Bagian pangkal daun tidak
bertoreh dan tumpul (optusus). Ujung daunnya meruncing (acuminatus). Tepi
daun merata (integer) dan permukaan daunnya kasap (skabrus).
Sistem pertulangan daun jati putih menyirip karena mempunyai satu
tulang daun besar sebagai induknya. Tulang daun berada di bagian pangkal daun.
Selain itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju
luar tepi daun.
runcing yaitu bentuk pangkal daun menyempit dan diakhiri dengan bentuk sudut.
Pada daun pohon mahoni daun besar memiliki bentuk ujung meruncing, dimana
pada ujung daun menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga
ujung daun tampak sempit, panjang dan runcing.
Pertulangan daun pada daun pohon mahoni daun besar yaitu melengkung,
dimana susunan tulang-tiulang daun yang terdiri atas satu ibu tulang daun
memanjang dari pangkal helaian daun ke ujung, sedangkan tulang – tulang cabang
berpangkal pada ibu tulang daun kemudian merentang melengkung menuju ke
ujung daun hamper sejajar dengan tepi daun.
Kondisi permukaan daun pada daun pohon mahoni daun besar terlihat
hijau, mengkilap, dan licin. Pada tata letak daun pohon yang diamati, daun pohon
mahoni daun besar memiliki tata daun berhadapan bersilang yaitu pada tempat
melekatnya daun terdapat dua daun yang letaknya berhadapan. Komposisi
daun pohon mahoni daun besar yaitu majemuk menyirip, dimana daun sejumlah
anak daunnya melekat sepanjang tangkai daun persekutuan. Pada komposisi daun
pohon mahoni daun besar terdapat perbedaan daun majemuk menyirip yaitu pada
daun pohon mahoni daun besar memiliki komposisi daun majemuk genap, dimana
jumlah anak daunnya genap.
Daun gaharu merupakan daun tunggal yang memiliki bentuk lonjong
memanjang. Bagian ujung daun gaharu berbentuk runcing dan kadang ada yang
berekor. Tepi daun gaharu bergelombang dengan tangkai daun yang berbulu
Ranting muda berwarna coklat terang dan berbulu halus.Daun berwarna
hijau kadang terdapat bintik-bintik putih dan tepi daun bergelombang, pada
12
bagian atas daun muda tidak terdapat bulu tetapi pada bagian bawah kadang
dijumpai adanya bulu-bulu halus, merupakan daun tunggal dengan bentuk daun
menjorong hingga lonjong, membundar telur sungsang hingga lonjong atau
melanset sungsang. Pangkal daun membaji hingga menirus, ujung daun
meruncing dan kadang berekor. Tulang daun sekunder 12-19 pasang,urat daun
tidak beraturan, kadang bercabang, terlihat jelas dari permukaan atas daun.
Divisi : Angiospermae
Kelas : Eudikotil
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Gluta
Spesies : Gluta renghas
Bentuk helaian daun renghas seperti lanset (lanceolatus).Sementara itu
pangkal daun berbentuk petiolatus. Ujung daunnya meruncing (acuminatus). Tepi
daun merata (integer) dan permukaan daunnya licin (laevis).
Sistem pertulangan daun renghas menyirip karena mempunyai satu tulang
daun besar sebagai induknya. Tulang daun berada di bagian pangkal daun. Selain
itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju luar tepi
daun.
itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju luar tepi
daun.
16
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan adalah sebagai berikut:
1. Daun jati putih masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, digolongkan ke
dalam daun tunggal dan unsur penyusunnya hanya ada dua yaitu tangkai daun
dan helai daun.
2. Daun mahoni masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, digolongkan ke
dalam daun majemuk karena terdapat lebih dari satu helaian daun.
3. Daun gaharu merupakan daun tunggal yang memiliki bentuk lonjong
memanjang dan dikelompokkan dalam kelompok daun tidak lengkap.
4. Daun rengas digolongkan dalam daun majemuk yang bentuk helaian daunnya
seperti lanset dan dikelompokkan dalam kelompok daun tidak lengkap.
5. Daun sungkai yang memiliki ujung daun meruncing dan juga dikelompokkan
dalam kelompok daun tidak lengkap.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan di atas, untuk mengidentifikasi
jenis daun , penulis memberikan saran seperti berikut:
1. Sebaiknya dalam mengidentifikasi jenis daun diperlukan buku panduan agar
memudahkan dalam pengenalan jenis daun.
2. Sebaiknya bahan yang sudah dibawa dibersihkan terlebih dahulu, seperti
pengamatan morfologi daun yang masih terdapat hama putih sehingga
menyulitkan praktikan dalam mengamati bentuk asli daun.
17
DAFTAR PUSTAKA