Anda di halaman 1dari 23

DENDROLOGI

MORFOLOGI TUMBUHAN IDENTIFIKASI DAUN

LARASATI AULIA EKA PUTRI


203020404037

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

i
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan


hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita  Nabi
agung Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’atnya di Yaumul
Kiamah nanti.
Dengan pertolongan Allah dan usaha yang sungguh-sungguh, saya dapat
menyelesaikan tugas laporan yang berjudul : “Morfologi Tumbuhan Identifikasi
Daun”.Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini, masih
jauh dari bentuk kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari dosen dan juga teman-teman sekalian, adapun kritik dan sarannya, semoga
menjadi motivasi bagi penulis.
Dengan hasil yang tak seberapa ini, semoga menjadi segudang manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang luas bagi penulis dan pembaca. Selain itu,
semoga makalah ini dapat diterima dan menjadi amal ibadah yang ditempatkan di
sisi Allah SWT. Amin.

Palangkaraya , Maret 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Halama

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Laporan....................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap..................................... 3
2.2 Daun Majemuk dan Daun Tunggal.............................................. 4
2.2.1 Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)................................... 5
2.2.2 Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)............. 5
2.2.3 Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus).............................. 6
2.2.4 Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus).................... 6
BAB III. ISI
3.1 Daun Jati Putih (Gmelina arborea).............................................. 7
3.2 Daun Mahoni (Swietenia macrophylla)........................................ 8
3.3 Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis)......................................... 10
3.4 Daun Rengas (Gluta renghas)...................................................... 12
3.5 Daun Sungkai (Peronema canescens).......................................... 13
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 16
4.2 Saran............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Daun Jati Putih (Gmelina arborea)....................................... 7
Gambar 2. Daun Mahoni (Swietenia macrophylla)................................ 9
Gambar 3. Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis).................................. 11
Gambar 4. Daun Rengas (Gluta renghas)............................................... 12
Gambar 5. Daun Sungkai (Peronema canescens)................................... 14

iii
iv

iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ
tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, buah, bunga, maupun
bijinya. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-
masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui darimana asal bentuk dan susunan tubuh tersebut (Dewi, 2013). 
Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu
akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu bagian lain dari tubuh
tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua
bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan
susunan tumbuh tubuh tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh
tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian
pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Kormus hanya
dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji
(spermatophyte). Oleh karena itu para ahli  ilmu tumbuhan menempatkan kedua
golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut tumbuhan
kormus (Cormophyta).
Dalam morfologi tumbuhan kita dapat menegetahui organ-organ yang
digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum maupun organum
reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian tersendiri.
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, buah, bunga, maupun bijinya. Morfologi tumbuhan
tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga
bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam
kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal
2

bentuk dan susunan tubuh tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga
organ pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu
bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari
salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan
susunan tumbuh tubuh tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh
tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian
pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Kormus hanya
dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji
(spermatophyte). Oleh karena itu para ahli  ilmu tumbuhan menempatkan kedua
golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut tumbuhan
kormus (Cormophyta).
Dalam morfologi tumbuhan kita dapat menegetahui organ-organ yang
digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum maupun organum
reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian tersendiri.

1.2 Tujuan dan Manfaat Laporan


Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui identifikasi 5 jenis daun yang berbeda.
2. Mengetahui bagian- bagian daun yang di identifikasi.
Manfaat yang dapat di ambil dari laporan ini yaitu, diharapkan dapat
memberikan bahan informasi dan masukan bagi pembaca dalam
pengidentifikasian morfologi tumbuhan sehingga pada saat di lapangan dapat
mengidentifikasi pohon dengan baik.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap


Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya
berbentuk pipih dan melebar. Daun juga merupakan suatu bagian tumbuhan yang
paling penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun
besar. Bagian batang tempat melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus), dan
tempat diatas daun yang merupakan sudut antara daun dan batang dinamakan
ketiak daun (axilla) (Fahn, 1995).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
1. Upih atau pelepah daun (Vagina)
2. Tangkai daun (Petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak
jenisnya. Contohnya pada daun pisang, bambu, pinang, dan keladi. Ketiga
tumbuhan itu tergolong tumbuhan yang memiliki daun lengkap karena ada
pelepah, tangkai dan helaian daun. Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun tidak
lengkap atau kehilangan satu atau dua bagian dari daun. Ada beberapa
kemungkinan susunan daun yang tidak lengkap :
1.      Daun bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun
saja. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian, contohnya pada
daun nagka, daun mangga, dan lain-lain.
2.      Daun berupih atau daun berpelepah, yaitu daun yang terdiri atas upih dan
helaian daun. Lazim kita jumpai pada suku rumput, misalnya padi dan jagung.
3.      Daun duduk, yaitu daun yang hanay terdiri helaian daun saja, jadi daun
langsung melekat atau duduk pada batang.
4

4.      Filodia, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai daun saja, biasanya tangkai
daun lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan
helaian daun semu (palsu).
Pada ketiga contoh daun di praktikum ini, contohnya daun keladi
(Caladium bicolor) yang meruapakan salah satu contoh daun lengkap yang
memiliki pelepah daun atau vagina, tangkai daun atau petioles, dan helaian daun
atau lamina. Tanaman ini memiliki sifat daun yaitu bangun atau circumscription
bentuknya menyerupai sebuah perisai atau peltatus dan mempunyai tangkai daun
yang tidak tertanam. Selanjutnya contoh daun tidak lengkap ada pada daun jarak
( Richinus comunis L ) yang hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun saja.

2.2    Daun Majemuk dan Daun Tunggal


Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
mempunyai sejumlah besar daun. Daun berbentuk tipis melebar berwarna hijau
dan menghadap ke atas. Daun sangat berperan penting dalam proses fotositesis.
Jumlah daun pada setiap tumbuhan berbeda sesuai dengan lingkungan dan jenis
tumbuhan tersebut. Daun yang hidup di daerah panas (kering)  tentu berbeda
jumlah daunnya dengan daun yang hidup di daerah berair. Menurut (Sudarnadi,
1995; Tjitrosoepomo, 2003) terdiri dari 2 perbedaan daun yakni:
1.      Daun Tunggal
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara
golongan tumbuhan satu dengan yang lain karena pada daunnya hanya terdapat
satu helai daun saja
2.      Daun Majemuk (folium compositum)
Daun majemuk adalah daun yang pada satu tangkainya  terdapat lebih dari
satu helaian daun.  Pada bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Ibu tangkai daun (potiolus communis) yaitu bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun yang masing-masing
dinamakan anak daun.
5

b. Tangkai anak daun (petiololus) yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang


mendukung anak daun.
c.   Anak daun (foliolum) yaitu bagian-bagian helaian daun yang karena dalam
dan besarnya toreh menjadi terpisah.

2.2.1. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)


Daun majemuk menyirip adalah daun majemuk yang anak daunnya
terdapat di kiri kanan iu tangkai daun,jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Macam-Macam Daun Majemuk Menyirip:
a)      Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu (Unifoliolatus)yaitu seperti
daun tunggal tetapi pada tangkai daun memperlihatkan suatu
persendian (articulatio) jadi helaian daun tidak langsung pada ibu
tangkai.Contoh: daun pada jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.).
b)      Daun Majemuk Menyirip Genap (abrupte pinnatus)yaitu daun yang terdapat
sejumlah  anak daun berpasangan di sisi kanan dan kiri ibu tulang namun
pada suatu anak daun tidak selalu berpasangan maka dapat dilihat dari ujung
ibu tangkainya. Apabila ujung tangkainya terputus maksudnya pada ujung ibu
tangkai tidak terdapat anak daun sehingga ujung ibu tangkai bebas dan kalau
ada pasti tertutup oleh pucuk kecil. Contoh: daun asam (Tamarindus
indica  L )
c)      Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus) yaitu ada tidaknya satu anak
daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Apabila ditinjau dari dari jumlah
anak daunnya akan terlihat anak daun berpasangan namun di ujung ibu
tangkai terdapat anak daun yang tersendiri.  Contoh: mawar (Rosa sp ).

2.2.2  Daun  Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)


Daun majemuk menjari adalah daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
Berdasarkan jumlah anak daun:
a)      Beranak daun dua ( bifoliolatus ),pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak
daun. Contoh: daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.)
6

b)     Beranak daun tiga ( trifoliolatus ),pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak
daun. Contoh: daun pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell)
c)      Beranak daun lima ( quinquefoliolatus ) , pada ujung ibu tangkai terdapat lima
anak daun. Contoh: pada daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)
d)     Beranak daun tujuh ( septemfoliolatus ), pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh
anak daun. Contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaertn)
e)       Beranak daun 7 atau lebih ( polyfoliolatus )

2.2.3 Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)


Daun majemuk bangun kaki adalah daun yang mempunyai susunan seperti
daun majemuk menjari namun dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk
pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun di sampingnya.
Contoh: (Arisaema filiformeI)

2.2.4 Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)


Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari. Campuran susunan
menjari dan menyirip. Contoh : daun sikejut ( Mimosa pudica L ).
7

III. ISI

3.1. Identifikasi Daun Jati Putih ( Gmelina arborea )


Daun jati putih masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, karena unsur
penyusunnya hanya ada dua, yaitu tangkai daun dan helai daun. Sedangkan daun
lengkap harus memiliki tiga bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), dan juga helai daun (lamina). Daun Jati juga digolongkan kedalam
daun tunggal karena mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara
golongan tumbuhan satu dengan yang lain karena pada daunnya hanya terdapat
satu helai daun saja.

Gambar 3.1. Daun Jati Putih (Gmelina arborea)

Klasifikasi Jati Putih (Gmelina arborea) (Herbarium, 2011).


Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
8

Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Gmelina
Spesies : Gmelina arborea

Tangkai daun pohon jati putih sama seperti daun pada umumnya,
berbentuk silinder dengan sisi pangkal melebar dan cenderung pipih. Sementara
itu helaian daunnya berbentuk seperti telur (ovatus). Bagian pangkal daun tidak
bertoreh dan tumpul (optusus). Ujung daunnya meruncing (acuminatus). Tepi
daun merata (integer) dan permukaan daunnya kasap (skabrus).
Sistem pertulangan daun jati putih menyirip karena mempunyai satu
tulang daun besar sebagai induknya. Tulang daun berada di bagian pangkal daun.
Selain itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju
luar tepi daun. 

3.2. Identifikasi Daun Mahoni ( Swietenia macrophylla )


Daun Mahoni tergolong kedalam daun majemuk karena terdapat lebih dari
satu helaian daun. Daun mahoni masuk dalam kelompok daun tidak lengkap,
karena unsur penyusunnya hanya ada dua, yaitu tangkai daun dan helai daun.
Sedangkan daun lengkap harus memiliki tiga bagian, yaitu pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan juga helai daun (lamina) (Prawiranata, 1989).
9

Gambar 3.2. Daun Mahoni (Swietenia macrophylla)

Klasifikasi Mahoni (Swietenia macrophylla)


Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia macrophylla

Bentuk helai daun pada daun mahoni adalah memanjang yaitu dimana


daun lebih kurang 2.5 kali lebarnya. Bentuk tepi daun pada daun pohon mahoni
daun lebar yaitu rata, dimana daun pinggir helaian daunnya tanpa sembul atau
gigi, dan tanpa toreh.  Bentuk pangkal daun pada daun pohon mahoni daun besar 
10

runcing yaitu bentuk pangkal daun menyempit dan diakhiri dengan bentuk sudut.
Pada daun pohon mahoni daun besar memiliki bentuk ujung meruncing, dimana
pada ujung daun menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga
ujung daun tampak sempit, panjang dan runcing.
Pertulangan daun pada daun pohon mahoni daun besar yaitu melengkung,
dimana susunan tulang-tiulang daun yang terdiri atas satu ibu tulang daun
memanjang dari pangkal helaian daun ke ujung, sedangkan tulang – tulang cabang
berpangkal pada ibu tulang daun kemudian merentang melengkung menuju ke
ujung daun hamper sejajar dengan tepi daun.
Kondisi permukaan daun pada daun pohon mahoni daun besar terlihat
hijau, mengkilap, dan licin. Pada tata letak daun pohon yang diamati, daun pohon
mahoni daun besar memiliki tata daun berhadapan bersilang yaitu pada tempat
melekatnya daun terdapat dua daun yang letaknya berhadapan. Komposisi
daun pohon mahoni daun besar yaitu majemuk menyirip, dimana daun sejumlah
anak daunnya melekat sepanjang tangkai daun persekutuan. Pada komposisi daun
pohon mahoni daun besar  terdapat perbedaan daun majemuk menyirip yaitu pada
daun pohon mahoni daun besar memiliki komposisi daun majemuk genap, dimana
jumlah anak daunnya genap.

3.3. Identifikasi Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis)


Daun gaharu masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, karena unsur
penyusunnya hanya ada dua, yaitu tangkai daun dan helai daun. Sedangkan daun
lengkap harus memiliki tiga bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), dan juga helai daun (lamina).
11

Gambar 3.3 Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis)

Klasifikasi Gaharu (Aquilaria malaccensis)


Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Suku : Thymelaeaceae
Marga : Aquilaria
Jenis : Aquilaria malacensis

Daun gaharu merupakan daun tunggal yang memiliki bentuk lonjong
memanjang. Bagian ujung daun gaharu berbentuk runcing dan kadang ada yang
berekor. Tepi daun gaharu bergelombang dengan tangkai daun yang berbulu
Ranting muda berwarna coklat terang dan berbulu halus.Daun berwarna
hijau kadang terdapat bintik-bintik putih dan tepi daun bergelombang, pada
12

bagian atas daun muda tidak terdapat bulu tetapi pada bagian bawah kadang
dijumpai adanya bulu-bulu halus, merupakan daun tunggal dengan bentuk daun
menjorong hingga lonjong, membundar telur sungsang hingga lonjong atau
melanset sungsang. Pangkal daun membaji hingga menirus, ujung daun
meruncing dan kadang berekor. Tulang daun sekunder 12-19 pasang,urat daun
tidak beraturan, kadang bercabang, terlihat jelas dari permukaan atas daun.

3.4. Identifikasi Daun Rengas (Gluta renghas)


Daun rengas tergolong kedalam daun majemuk karena terdapat lebih dari
satu helaian daun. Daun rengas masuk dalam kelompok daun tidak lengkap,
karena unsur penyusunnya hanya ada dua, yaitu tangkai daun dan helai daun.
Sedangkan daun lengkap harus memiliki tiga bagian, yaitu pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan juga helai daun (lamina).

Gambar 3.4 Daun Rengas (Gluta renghas)

Klasifikasi Rengas (Gluta renghas)


Regnum : Plantae
13

Divisi : Angiospermae
Kelas : Eudikotil
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Gluta
Spesies : Gluta renghas
Bentuk helaian daun renghas seperti lanset (lanceolatus).Sementara itu
pangkal daun berbentuk petiolatus. Ujung daunnya meruncing (acuminatus). Tepi
daun merata (integer) dan permukaan daunnya licin (laevis).
Sistem pertulangan daun renghas menyirip karena mempunyai satu tulang
daun besar sebagai induknya. Tulang daun berada di bagian pangkal daun. Selain
itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju luar tepi
daun. 

3.5. Identifikasi Daun Sungkai (Peronema canescens)


Daun sungkai tergolong kedalam daun majemuk karena terdapat lebih dari
satu helaian daun. Daun sungkai masuk dalam kelompok daun tidak lengkap,
karena unsur penyusunnya hanya ada dua, yaitu tangkai daun dan helai daun.
Sedangkan daun lengkap harus memiliki tiga bagian, yaitu pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan juga helai daun (lamina).
14

Gambar 3.5 Daun Sungkai (Peronema canescens)

Klasifikasi Sungkai (Peronema canescens)


Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Gmelina
Spesies : Gmelina arborea

Tangkai daun sungkai sama seperti daun pada umumnya, berbentuk


silinder. Bentuk helaian daun seperti lanset.Bentuk ujung daun sungkai meruncing
(acuminatus). Sementara itu pangkal daun berbentuk atenuatus. Tepi daun merata
(integer) dan permukaan daunnya licin (laevis).
Sistem pertulangan daun sungkai menyirip karena mempunyai satu tulang
daun besar sebagai induknya. Tulang daun berada di bagian pangkal daun. Selain
15

itu, ada pertulangan cabang yang muncul dari bagian pusat daun menuju luar tepi
daun. 
16

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan adalah sebagai berikut:
1. Daun jati putih masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, digolongkan ke
dalam daun tunggal dan unsur penyusunnya hanya ada dua yaitu tangkai daun
dan helai daun.
2. Daun mahoni masuk dalam kelompok daun tidak lengkap, digolongkan ke
dalam daun majemuk karena terdapat lebih dari satu helaian daun.
3. Daun gaharu merupakan daun tunggal yang memiliki bentuk lonjong
memanjang dan dikelompokkan dalam kelompok daun tidak lengkap.
4. Daun rengas digolongkan dalam daun majemuk yang bentuk helaian daunnya
seperti lanset dan dikelompokkan dalam kelompok daun tidak lengkap.
5. Daun sungkai yang memiliki ujung daun meruncing dan juga dikelompokkan
dalam kelompok daun tidak lengkap.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan di atas, untuk mengidentifikasi
jenis daun , penulis memberikan saran seperti berikut:
1. Sebaiknya dalam mengidentifikasi jenis daun diperlukan buku panduan agar
memudahkan dalam pengenalan jenis daun.
2. Sebaiknya bahan yang sudah dibawa dibersihkan terlebih dahulu, seperti
pengamatan morfologi daun yang masih terdapat hama putih sehingga
menyulitkan praktikan dalam mengamati bentuk asli daun.
17

DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. (1990). Plant Anatomi. 4th Ed. London: Butterwort-Heinemann Ltd

Herbarium, M. (2011). Taksonomi Tumbuhan dan Herbarium Madanense


(MEDA). Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan.
Prawiranata, W., Harran,S.,dan Tjondronegoro, P. 1989. Dasar-dasar fisiologi
tumbuhan. IPB Press. Bogor.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. (2003). Morfologi Tumbuhan. 266 Hal. Edisi ke-14.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
61

Anda mungkin juga menyukai