Anda di halaman 1dari 16

TERMINOLOGI MORFOLOGI,KARAKTER DAN

KARAKTERISTIK TUMBUHAN BERDASARKAN


HABIT DAN KEGUNAANNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ADYAN NATTASHA

NIM : 2201011216

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ilmiah tentang “Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Perkembangan HAM Di Indonesia
Dan HAM Di Bidang Kesehatan ” ini. Tidak lupa juga kami mengucap kan
terimakasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik


dari penyusunan hingga tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Adyan Nattasha
2201011216

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B. Tujuan ............................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Deskripsi Teori ................................................................................. 8


B. Tinjaun Tentang Batang (Caulis) ..................................................... 9
C. Tinjauan tentang Daun (Folium) ...................................................... 10
D. Tinjuan tentang Buah (Fructus)......................................................... 11

BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap kegiatan dengan tumbuhan, hal pertama yang dihadapi adalah nama
dan pengelompokkan tumbuhan tersebut. Untuk mendapatkan nama tersebut,
tahap identifikasi perlu dilakukan. Sampai sekarang karakter morfologi,
merupakan pembeda utama dalam proses identifikasi dan pengelompokkan
tumbuhan. Tanpa pengetahuan tentang morfologi atau struktur luar tumbuhan
terutama terminologi yang memadai, akan sulit memahami karakter tumbuhan.
Untuk itu berikut ini disajikan secara ringkas dan sederhana tentang organologi
dan terminologi yang umum digunakan dalam bidang morfologi ataupun
sistematik untuk mengenal tumbuhan. Disamping itu tumbuhan mengalami
perkembangan struktur morfologi mulai dari kecambah sampai tumbuhan dewasa.
Dalam praktikum ini akan diamati struktur morfologi tumbuhan pada masa
perkecambahan (germinasi), struktur organ vegetatif (organ pertumbuhan) dan
struktur organ generatif (organ perkembangbiakan).

Morfologi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu botani tentang bentuk,
susunan dan struktur dari organ-organ tumbuhan, atau dapat juga dikatakan
sebagai ilmu tentang penampilan (performance) tumbuhan secara utuh. Mengenal
tumbuhan tidak mungkin dan tidak cukup dengan mengetahui bentuk organnya
saja, melainkan harus sekaligus tahu susunan dan strukturnya secara utuh
sehingga memberikan gambaran tentang penampilan tumbuhan tersebut dengan
lengkap (Simpson, 2006). Mata kuliah morfologi tumbuhan merupakan
matakuliah wajib dengan bobot sebanyak 2 SKS. Kajian utama mata kuliah ini
mengenai karakter-karakter morfologi tumbuhan, serta pemahaman terminologi
(istilah-istilah ilmiah) dari organ-organ tumbuhan baik vegetatif maupun
generatif. Sedangkan ruang lingkup kajian mata kuliah morfologi tumbuhan
adalah gambaran umum organ tumbuhan, struktur morfologi dan terminologi serta
modifikasi yang ada pada akar, batang dan daun, struktur morfologi dan

1
terminologi pada bunga, buah dan biji. Tujuan dari perkuliahan morfologi
tumbuhan ini adalah agar mahasiswa dapat memahami, menerapkan dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang berhubungan dengan ciri, fungsi dan
perkembangan organ pada tumbuhan (Silabus Perkuliahan Morfologi Tumbuhan,
2018).

Deskripsi morfologi suatu tumbuhan menjadi dasar pengenalan terhadap jenis


tumbuhan tersebut, hal ini menjadikan morfologi sebagai bentuk dasar dari
deskripsi taksonomi tumbuhan dan umumnya merupakan data yang paling penting
dalam penentuan batasan taksa suatu tumbuhan (Simpson, 2006). Morfologi
tumbuhan juga menjadi dasar dalam setiap investigasi botani (Bell, 1991). Oleh
sebab itu, pada perkuliahan morfologi tumbuhan mahasiswa secara khusus
diarahkan untuk mampu memahami konsep dan pengetahuan dasar tentang
terminologi ilmiah tumbuhan melalui kegiatan pembelajaran dan dilengkapi
dengan pengamatan langsung terhadap objek nyata yang bersifat makroskopik
untuk mendapat pengetahuan faktual melalui kegiatan praktikum di laboratorium.
Pada kegiatan praktikum mahasiswa juga dituntut untuk dapat merepresentasi
objek yang diamati, hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami tentang
morfologi tumbuhan melalui kemampuan representasi serta dapat memanfaatkan
pengetahuan tersebut untuk mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan
tumbuhan. Quillin (2015) mengatakan bahwa representasi dapat meningkatkan
keterampilan pengamatan dan membantu mahasiswa dalam membangun
pengetahuannya. Selain itu, hasil representasi objek makroskopik yang dibuat
mahasiswa dapat menggambarkan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap objek
yang diamati berdasarkan pengetahuan faktual berbasis pengetahuan konseptual.
Pengetahuan faktual diperoleh dari pengamatan langsung terhadap objek
makroskopik, sedangkan pengetahuan pengetahuan konseptual diperoleh dari
kegiatan pembelajaran yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang.
Pengetahuan konseptual yang sudah dimiliki mahasiswa disebut sebagai
pengetahuan awal (pior knowledge) yang membantu mahasiswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama

2
mengamati objek makroskopik. Fakta-fakta tersebut merupakan informasi baru
akan diolah terlebih dahulu pada sistem pengolahan informasi. Informasi yang
diperoleh selama pengamatan objek makroskopik akan diolah oleh sistem
pengolahan informasi (working memory) sehingga dapat tersimpan pada sistem
memori jangka panjang (long term memory). Menurut Sweller (2010), setiap
informasi atau konsep baru yang didapatkan akan diolah terlebih dahulu di dalam
dua komponen fungsional skema kognitifnya yaitu memori kerja (working
memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Pertama informasi
yang didapatkan akan diproses di dalam memori kerja (working memory) lalu
proses lebih lanjut akan melibatkan memori jangka panjang (long term memory).
Berdasarkan teori dual coding informasi yang diterima dapat berupa verbal
maupun nonverbal. Informasi nonverbal dapat diterima oleh memori manusia
berupa visual, audio, artikulatori, dan dengan cara pengkodean khusus (Clark &
Paivio, 1991). Mekanisme teoritis dual coding dan fenomena empiris memiliki
kaitan relevan dengan berbagai aspek, seperti kognisi manusia, emosi,
keterampilan motorik, dan domain psikologis lainnya (Clark dan Paivio, 1991).

Menurut Paivio (2006), kognisi berdasarkan teori dual coding merupakan


proses yang melibatkan dua subsistem yang berbeda, yaitu sistem verbal dan
sistem nonverbal. Sistem verbal berkaitan dengan bahasa, baik secara lisan
maupun tulisan. Sementara itu sistem nonverbal lebih menitik beratkan pada
sistem visual yang berkaitan dengan gambar tentang objek atau peristiwa
nonlinguistik. Kedua sistem ini terdiri dari unit representasi internal yang
diaktifkan saat seseorang melihat, mengamati, mengenali, memanipulasi, dan atau
memikirkan kata-kata atau benda. Informasi yang diperoleh selama pengamatan
objek makroskopik dapat direpresentasikan secara verbal dan nonverbal berupa
representasi visual. Representasi visual dan verbal berfungsi sebagai pembawa
makna. Representasi visual dalam biologi mencakup berbagai jenis, seperti foto,
gambar, peta, diagram, grafik, tabel, persamaan, dan teks (Bergey, Cromley &
Newcombe, 2015). Salah satu representasi visual yang dapat digunakan untuk
merepresentasikan objek dalam kegiatan praktikum morfologi tumbuhan adalah

3
gambar. Gambar adalah representasi visual yang menggambarkan semua jenis
konten, baik struktur, hubungan dan proses yang dibuat dalam bentuk dua dimensi
statis pada media apapun (Quillin & Thomas, 2015). Representasi gambar dapat
menyajikan informasi tentang pemahaman terhadap objek/fenomena yang diamati
berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Ainsworth, Prain, & Tytler (2011) bahwa representasi gambar yang dibuat oleh
mahasiswa dapat menjelaskan pemahaman mahasiswa tersebut terhadap konsep
yang dipelajari. Sedangkan representasi verbal merupakan representasi yang berisi
kode atau istilah dari informasi visual. Kode atau istilah tersebut dapat disajikan
dalam bentuk kata dan atau deskripsi yang mendukung informasi visual yang
diperoleh (Paivio, 1991). Representasi hasil pengamatan objek makroskopik pada
praktikum morfologi tumbuhan dapat dilakukan secara visual ke dalam bentuk
gambar dan secara verbal ke dalam sebuah deskripsi yang berupa penjelasan dari
gambar hasil representasi visual. Paivio (1991) menyatakan bahwa informasi yang
direpresentasikan dengan gambar dan teks akan lebih mudah dipahami dan dapat
disimpan lebih lama dalam memori jangka panjang daripada informasi yang
hanya direpresentasikan melalui gambar atau teks saja. Oleh sebab itu, pada
praktikum morfologi tumbuhan mahasiswa dituntut untuk dapat
merepresentasikan objek pengamatan secara visual dan verbal berdasarkan hasil
pengamatan, akan tetapi fakta di lapangan mahasiswa masih kesulitan dalam
merepresentasikan objek makroskopik secara visual dan verbal berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan tetapi mahasiswa sering menggunakan literatur
dalam merepresentasikan objek makroskopik tersebut. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Zumeri (2016) yang menyatakan bahwa
mahasiswa masih sering membuat gambar dan deskripsi hasil pengamatan
berdasarkan literatur bukan berdasarkan hasil pengamatan sendiri. Padahal
representasi visual dan verbal yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan tersebut
dapat menyajikan informasi tentang pemahaman mahasiswa terhadap objek yang
diamati berkaitan dengan fakta dan konsep yang dipelajari. Hasil representasi
yang dibuat dapat menjadi sarana untuk menganalisis dan menilai pemahaman
tentang pembelajaran (Kose, 2008; Dikmenli, 2010). Teori dual coding

4
menyatakan bahwa seseorang memiliki kemampuan yang bervariasi dalam
representasi visual dan verbal, representasi tersebut dapat menjadi alat untuk
merekam dan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dari objek
pengamatan sehingga dapat dianalisis pemahamannya. Dalam merepresentasikan
hasil representasi visual ke dalam bentuk deskripsi mahasiswa juga masih
mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan pada morfologi tumbuhan terdapat
banyak istilah-istilah berbasis morfologi yang sulit dipahami mahasiswa. Istilah-
istilah tersebut merupakan dasar dalam aktivitas pengamatan dan deskripsi
sehingga pada saat mengamati objek praktikum menyebabkan mahasiswa
kesulitan dalam aktivitas pengamatan. Selain itu intervensi dari gambar dan
istilah-istilah tersebut menjadi deskripsi juga memungkinkan mahasiswa untuk
menghabiskan lebih banyak kapasitas kognitif mereka untuk memahami istilah
sulit bukan pada tindakan representasinya (Quillin & Thomas, 2010), hal ini dapat
menyebabkan mahasiswa mendapatkan informasi yang tidak utuh dari kegiatan
praktikum yang dilakukan. Menurut Kalyuga (2011) akibat informasi tidak utuh
maka informasi akan dipahami secara independen tanpa integrasi mental dapat
menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami dan
menghubungkan informasi yang diperoleh dari materi pembelajaran yang
dipelajari dan kegiatan praktikum yang dilakukan. Informasi yang dipahami
secara independen ini dapat menyebabkan overload pada working memory
sehingga informasi tersebut tidak tersimpan pada long term memory. Menurut
Sweller (2010) memori kerja (working memory) merupakan tempat pengolahan
informasi dengan kapasitas dan waktu terbatas. Memori kerja digunakan untuk
penyimpanan informasi sementara dan memanipulasi pengetahuan yang berkaitan
dengan informasi yang diperoleh dalam kesadaran pikiran aktif (Mayer, 2009).
Long term memory berperan dalam penyimpanan pola informasi berupa struktur
pengetahuan terorganisir yang biasanya disebut skema (Kalyuga, 2011).
Keterbatasan pada memori kerja dapat meningkatkan kejenuhan dalam ingatan
apabila jumlah informasi yang diolah melebihi kapasitas memori yang
dimilikinya. Keadaan seperti ini memaksa kemampuan kognitif mahasiswa
bekerja dengan tidak semestinya, sehingga kelebihan informasi yang diolah dalam

5
memori kerja tersebut akan menjadi hambatan dalam membentuk skema kognitif,
hambatan tersebut biasa disebut beban kognitif. Beban kognitif merupakan
hambatan yang dialami oleh seseorang dalam membentuk skema kognitif, yang
terdiri dari tiga komponen, yang pertama yaitu intrinsic cognitive load (ICL)
merupakan beban yang terbentuk pada saat pemrosesan informasi akibat dari
kompleksitas konten (Paas et al., 2003). Kompleksitas tersebut tergantung pada
interaktivitas dari konten, yaitu jumlah informasi yang dibutuhkan oleh memori
kerja dalam memahami materi pembelajaran (Sweller, 2005). Komponen kedua
dari beban kognitif yaitu extraneous cognitive load (ECL) merupakan beban yang
terbentuk akibat faktor di luar mahasiswa itu sendiri misalnya desain
pembelajaran atau organisasi bahan ajar (Sweller, 2005). Komponen ketiga, yaitu
germane cognitive load (GCL) merupakan beban kognitif yang berperan dalam
pembentukkan skema kognitif, beban ini dibentuk dari gabungan intrinsic
cognitive load dan extraneous cognitive load yang diperlukan dalam memproses
informasi, membentuk skema kognitif serta memindahkannya ke memori jangka
panjang (long term memory) (Scharfenberg & Bogner, 2011). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan Rahmat, Soesilawati, dan Nuraeni (2015) menunjukan
bahwa tinggi rendahnya beban kognitif siswa dalam pembelajaran biologi
bergantung pada ICL, ECL dan GCL. ICL berkaitan dengan proses kognitif yang
dilakukan untuk memahami informasi dari pembelajaran tersebut, ECL berkaitan
dengan desain pembelajaran yang digunakan dan GCL berkaitan dengan hasil
belajar yang diperoleh. Sedangkan pada kegiatan praktikum mahasiswa
melakukan pengolahan informasi pada memori kerja, informasi yang diolah
tersebut dapat digambarkan melalui representasi yang dibuat, hasil representasi
tersebut dapat berupa visual maupun verbal. Leutner et al. (2009) melakukan
penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa pembelajaran yang mengintruksi
siswa untuk dapat memvisualkan konten teks efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Sejalan dengan itu, Reid (2010 b) melakukan penelitian tentang
pemrosesan gambar teks dalam belajar biologi menunjukan bahwa kelompok
siswa yang mampu memvisualkan atau menggambarkan teks sains yang terdapat
dalam pembelajaran memiliki pemahaman yang lebih unggul dibandingkan

6
kelompok yang hanya membaca saja. Hasil representasi mahasiswa dapat
menggambarkan banyaknya informasi yang dapat diproses selama kegiatan
praktikum, sehingga dapat menggambarkan bagaimana beban kognitif yang
dimiliki selama kegiatan praktikum. Oleh sebab itu, tinggi atau rendahnya beban
kognitif yang dimiliki mahasiswa pada kegiatan praktikum morfologi tumbuhan
ini dapat dianalisis dari representasi visual dan verbal yang dibuat mahasiswa
berdasarkan hasil pengamatannya, sebab pengolahan informasi pada memori kerja
dilakukan secara kognitif oleh dua sub sistem yang berbeda, satu sub sistem yang
mengolah informasi verbal dan satu lagi mengolah informasi nonverbal (Clark &
Paivio, 1991). Maka sangat perlu dianalisis kemampuan representasi visual dan
verbal mahasiswa khususnya dalam merepresentasikan objek praktikum
morfologi tumbuhan dan beban kognitif yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.

B. TUJUAN
1. Mengetahui struktur perkembangan morfologi tumbuhan pada beberapa
masa pertumbuhan
2. Mengenal dan mengetahui struktur batang dan bagian-bagian batangnya
pada beberapa jenis tumbuhan.
3. Mengenal dan mengetahui kelengkapan daun dan terminologinya

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
Morfologi Tumbuhan Secara bahasa Morfologi berasal dari kata
Morphologi (Morphe: bentuk, logos: ilmu) berarti ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji mengenai
organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya.15 Menurut istilah
Morfologi Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan yang dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi
dalam. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah
fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan susunan
tubuh tersebut.16 Demikian dapat disimpulkan bahwa Morfologi
Tumbuhan merupakan ilmu yang menyelidiki dan membandingkan aspek
yang mengkaji bentuk dan struktur tumbuhan yang menjadi dasar dari
penafsiran adanya perbedaan diantara berbagai tanaman. Sejak dahulu sifat
morfologi telah digunakan untuk kepentingan kemudahan dalam ilmu
Taksonomi. Sifat-sifat morfologi ini meliputi struktur vegetatif seperti
daun, batang, dan tunas serta struktur generative seperti bunga, buah, dan
biji. 17 Menurut sejarah, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang
berdasar pada variasi dan karakter bentuk morfologi. Karakter suatu
organisme adalah seluruh ciri atau sifat yang dimilki organisme tersebut
yang dapat dibandingkan, diukur, dihitung, digambarkan dengan cara
lain.18 Karakter morfologi morfologi pada tumbuhan yang dapat diamati
adalah semua organ tumbuhan meliputi akar, batang, daun, bunga, buah,
dan biji. a. Tinjauan tentang Akar (Radix) Akar merupakan bagian bawah
dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang dibawah permukaan
tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh diatas tanah. Morfologi
struktur luar akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar dan
tudung akar. Kondisi lingkungan sering kali mempengaruhi pertumbuhan

8
akar. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup ditanah kering biasanya
berkembang lebih baik. Pada tumbuhan yang hidup pada tanah berpasir,
perkembangan akarnya dangkal, mendatar, dan akar leteral menyebar
didekat permukaan tanah. Struktur akar banyak ragamnya. Fungsi akar
ialah untuk menegakkan berdirinya tumbuhan, mengisap air dan zat hara
dari tanah lalu menyalurkannya ke batang. Dalam melaksanakan tugasnya,
akar harus menembus tanah dengan partikelpartikelnya yang keras, maka
titik vegetasi pada ujung akar dilindungi oleh calyptra (tudung akar). 19
Bagian-bagian akar meliputi leher akar atau pangkal akar (collum), ujung
akar (apex radix), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang akar (radix
lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), dan rambut-rambut akar atau
bulu-bulu (pilus radicalis). Berdasrkan fungsinya, dikenal akar penyimpan,
akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar napas
(pneumatafor), dan akar yang bersiombiosis dengan jamur (mikorhiza).
Sedangkan sistem perakaran dapat dibedakan menjadi sistem akar
tunggang yang terdapat pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut
yang terdapat pada tumbuhan monokotil. Akar tunggang hanya dapat
dijumpai pada tumbuhan yang ditanam dari biji.

B. Tinjauan tentang Batang (Caulis)

Batang adalah bagian dari tubuh tanaman yang menghasilkan daun


dan struktur reproduktif. Daerah pada batang yang menumbuhkan daun
disebut nodus (buku), sedangkan daerah antara dua nodus disebut
internodium (ruas). Berdasarkan kenampakan batang, tumbuhan dibedakan
menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis), seperti lobak
(Rhapanus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.), dan tumbuhan yang
jelas berbatang, yang terdiri atas batang basah (herbaceus), batang berkayu
(lignosus), batang rumput (calmus), dan batang mendong (calamus). Pada
umumnya batang mempunyai sifat-sifat sebagi berikut. 1) Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula umumnya bentuk

9
lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. Artinya dapat dengan sejumlah
bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. 2) Terdiri atas ruas-
ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku
inilah terdapat daun. 3) Tumbuhanya biasanya keatas. menuju cahaya atau
matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). 4) Selalu bertambah panjang
diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan. bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas. 5) Mengadakan percabangan dan selama
hidupnya tumbuhan tidak digugurkan. Kecuali kadang-kadang cabang atau
ranting yang kecil. 6) Umumnya tidak berwarna hijau. Kecuali tumbuhan
yang umurnya masih pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih
muda. Fungsi batang sebagai bagian dari tubuh tumbuhan antara lain. 1)
Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun,
bunga, dan buah. 2) Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi,
dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan didalam ruang sedemikian
rupa. Hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat
dalam posisi yang paling menguntukan. 3) Jalan pengangkutan air dan zat-
zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan hasil-hasil
asimilasi dari atas ke bawah 4) Menjadi tempat penimbunan zat-zat
makanan cadangan.

C. Tinjauan tentang Daun (Folium)

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang penting. Daun


mempunyai fungsi antara lain sebagai resorbsi (pengambilan zat-zat
makanan terutama yang berupa zat gas karbon dioksida), mengolah
makanan melalui fotosintesis, serta sebagai alat transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas).24 Daun sebenarnya adalah
batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih
dan juga terdiri dari sel-sel yang dan jaringan seperti yang terdapat pada
batang.25 Bagian-bagian daun yang lengkap meliputi upih daun atau
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Daun yang lengkap dapat dijumpai pada beberapa tumbuhan, seperti

10
pisang (Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu
(Bambusa sp.) dan lain-lain. Tumbuhan seringkali mempunyai alat
tambahan atau selain bagian-bagian tersebut di atas, diantaranya daun
penumpu (stipula), selaput bumbung (ocrea atau ochrea), dan lidah-lidah
(ligula).

D. Tinjauan tentang Buah (Fructus)


Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal
buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. sedang umumnya
segera setelah terjadi penyerbukan dan bagian-bagian bunga selain bakal

11
BAB III
KESIMPULAN
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk
fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa
Latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti
ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara
khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis.
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara
visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat
dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap
kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta
pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Bell, A.D. 1991. Plant Form. Oxford University Press. Oxford. 2.
2. Hidayat, E.B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Institut Teknologi
Bandung.
3. Hartman, H.T. and D.E. Kester. 1983. Plant Propagation : Principle
and Practices. 4th edition. Prantice-Hall Inc., Englewood Cliffs, New
Jersey.
4. Jones, S.B. and A.E. Luchsinger. Plant Sistematics Second Edition,
McGraw-Hill Book Company, New York, St. Louis San Francisco.
512 hlm Tjitrosoepomo, G. 2010.
5. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
6. http://edudel.nic.in/pahal/biology_260309/biology_dt_260309.pdf
diunduh 26 Mei 2015 pukul15.00.
http://www.careerpoint.ac.in/download/smp_sample/Botany_Plant
%20morpholog y.pdf diunduh 26 Mei 2015 pukul16.00.

13

Anda mungkin juga menyukai