Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

SISTEM RANGKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan I


Yang dibimbing oleh Ibu Dra. Amy tenzer, M.S.

Oleh :

1. Aisha Yoga Meylistia (200341617250)


2. Angelina Sevilla Christy (200341617203)
3. Lailatul Badriyah (200341617241)
4. Reva Distri Rifana (200341617284)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan sebaik-
baiknya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memahami materi dengan baik
mengenai Sistem Alat Gerak serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan 1.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada Ibu Dra. Amy Tenzer, M.S. selaku dosen mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan 1 yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini serta semua pihak yang telah membantu memberikan arahan, dukungan
dan masukan kepada kami.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya
sebagai penunjang pemahaman kita dalam melaksanakan perkuliahan Struktur dan
Perkembangan Hewan 1. Amin.

Malang, 10 Maret 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.4 Manfaat.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rangka................................................................................3

2.2 Penggolongan Rangka...........................................................................3

2.3 Susunan dan Struktur Rangka Vertebrata.............................................12

2.4 Persendian..............................................................................................24

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................28

3.2 Saran........................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................33
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tulang tengkorak.................................................................................4

Gambar 2.2 Tulang Belakang..................................................................................5

Gambar 2.3 Vertebra Servikal................................................................................ 5

Gambar 2.4 Vertebra Toraks................................................................................... 6

Gambar 2.5 Vertebra lumbal................................................................................... 6

Gambar 2.6 Vertebra sakralis dan kaudalis............................................................. 6

Gambar 2.7 Tulang dada (kiri) dan tulang rusuk (kanan)........................................ 7

Gambar 2.8 Tulang Apendikuler.............................................................................. 8

Gambar 2.9 Tulang Gelang Bahu............................................................................. 8

Gambar 2.10 Tulang Humerus................................................................................. 9

Gambar 2.11 Tulang Ulna dan Radius..................................................................... 9

Gambar 2.12 Tulang Karpal..................................................................................... 10

Gambar 2.13 Tulang Panggul (Gidel pelvis)............................................................ 10

Gambar 2.14 Tulang femur dan patella.....................................................................11

Gambar 2.15 Tulang tibia dan fibula........................................................................ 11

Gambar 2.16 Tulang Tarsal...................................................................................... 12

Gambar 3.1 Rangka Ikan........................................................................................... 14

Gambar 3.2 Rangka Amphibi.................................................................................... 17

Gambar 3.3 Rangka Reptil (kadal)............................................................................ 19

Gambar 3.4 Rangka Aves.......................................................................................... 22

Gambar 3.5 Rangka Kelinci...................................................................................... 24


BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah


1.1 Latar Belakang
bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila akaimpuls atau rangsangan
yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili
pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat
dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun
dalam sistem gerak. Alat-alat gerak yang digunakan
pada manusia dan hewan ada dua macam yaitu alat
gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa
otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam
melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu
sistem yang disebut sistem gerak manusia yang
mempelajari : macam-macam tulang dan strukturnya,
proses pembentukan tulang, persendian, sistem
rangka, otot, maupun kelainan pada tulang dan otot.
Pengenalan mengenai sistem gerak ini perlu
kita terapkan, karena hal ini sangat berguna untuk
menambah wawasan serta pengetahuan setiap orang
terhadap betapa pentingnya untuk mengenali sistem
gerak. Oleh sebab itu, selain dibuatnya makalah ini
untuk memenuhi tugas kami, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan kita
mengenai sistem gerak pada manusia dan vertebrata.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh


1
rumusan
masalah sebagai
berikut :

1.2.1 Apa yang


dimaksud
dengan
Rangka ?

1.2.2 Apa saja


penggolon
gan rangka
pada
manusia ?

1.2.3 Bagaimana
susunan
dan
struktur
rangka
pada
Vertebrata
?

1.2.4 Apa yang


dimaksud
dengan
persendian
?

2
1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas,dapat diperoleh tujuan sbagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian rangka.

1.3.2 Untuk mengetahui penggolongan rangka.

1.3.3 Untuk mengetahui susunan dan struktur rangka pada vertebrata.

1.3.4 Untuk mengetahui pengertian persendian.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena dengan
adanya penyusunan makalah mengenai struktur dan perkembangan hewan, dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sistem alat gerak.
1.4.2 Bagi pembaca khusunya para teman mahasiswa, makalah ini dapat memberikan
wawasan mengenai sistem alat gerak. Dengan adanya makalah ini kita dapat
menambah pengeahuan tentang sistem alat gerak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rangka

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak
dan menunjang tubuh (Irawan, 2013). Sistem rangka terdiri dari tengkorak, tulang rusuk,
tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang
angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.
Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka
membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara
semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang.

Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain: pelindung organ dalam; penopang tubuh;
tempat melekatnya otot rangka; alat gerak pasif tubuh dan tempat pembentukan sel-sel darah.
Sistem rangka pada aves, mamalia, pisces, reptil dan amfibi tentulah berbeda. Rangka dari
kelompok pisces tidaklah sekuat rangka mamalia maupun yang lainnya. Begitu pula dengan
rangka pada aves cenderung ringan dan berongga untuk memudahkan terbang di udara.

2.2 Penggolongan Rangka


Secara garis besar, rangka (skeleton) terbagi menjadi 2, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh)
dan rangka apendikuler (anggota gerak).

2.2.1 Rangka Aksial


Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah sumbu tubuh. Tulang
rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
2.2.1.1 Tulang tengkorak (Kranium)

Gambar 2.1 Tulang tengkorak


(Sumber: Desaix, 2018)
Tengkorak berfungsi melindungi otak dan membentuk wajah. Hubungan tulang yang
terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakkan. Tulang
tengkorak dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulang otak dan tulang-tulang wajah
Tulang-tulang kotak otak (kranium), terdiri dari:
1) 1 tulang dahi (os frontal)
2) Sepasang tulang ubun-ubun (ossa parietal)
3) 1 tulang belakang kepala (os oksipital)
4) Sepasang tulang pelipis (ossa temporal)
5) Sepasang tulang baji (ossa sfenoidal)
6) Sepasang tulang tapis (ossa etmoidal)
Tulang-tulang wajah, terdiri dari:
1) Sepasang tulang air mata (ossa lakrimal)
2) Sepasang tulang hidung (ossa nasal)
3) 1 tulang vomer (os vomer)
4) Sepasang tulang kerang hidung (ossa konkha nasal inferior)
5) Sepasang tulang pipi (ossa zigomatik)
6) Sepasang tulang rahang atas (ossa maksila)
7) 1 tulang rahang bawah (os mandibula)
8) Sepasang tulang langit-langit (ossa palatin)

2.2.1.2 Tulang Belakang (Columna Vertebralis)


Tulang belakang berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai jenis posisi dan gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari.
Gambar 2.2 Tulang Belakang (Columna Vertebralis)
(Sumber: Desaix, 2018)
Kolom vertebral dalam rangka aksial tersusun atas 26 tulang dengan 24 di
antaranya adalah tulang servikal, toraks, dan lumbal. Sisanya sebanyak 2 tulang
adalah hasil leburan tulang sakrum dan tulang ekor. Sebanyak 26 tulang
belakang kemudian dikelompokkan lagi menjadi lima bagian, yaitu:
a) Vertebra servikal: 7 tulang berada di kepala dan leher

Gambar 2.3 Vertebra servikal


(Sumber: Desaix, 2018)
b) Vertebra toraks: 12 tulang berada di punggung atas

Gambar 2.4 Vertebra toraks


(Sumber: Desaix, 2018)

c) Vertebra lumbal: 5 tulang berada di punggung bawah

Gambar 2.5 Vertebra lumbal


(Sumber: Desaix, 2018)

d) Vertebra sakralis: 5 tulang melebur untuk membentuk os sacrum

Gambar 2.6 Vertebra sakralis dan kaudalis


(Sumber: Desaix, 2018)
e) Vertebra kaudalis: 4 tulang melebur untuk membentuk os coccygis (Gambar 2.7)

2.2.1.3 Tulang Dada (Sternum)

Gambar 2.7 Tulang dada (kiri) dan tulang rusuk (kanan)


(Sumber: Desaix, 2018)
Tulang dada (Gambar 2.3) berfungsi untuk melindungi organ dalam dan sebagai
tempat melekatnya tulang rusuk. Tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai
(manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (processus
xyphoideus).

2.2.1.4 Tulang Rusuk (Costa)


Tulang rusuk (Gambar 2.3) membentuk rongga dada yang melindungi organ-organ
penting seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan dan pembuluh darah. Tulang
rusuk terdiri atas 12 ruas yang terdiri atas 7 pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang
rusuk palsu (costa spuria), dan 2 pasang rusuk melayang (costa fluctuantes).

2.2.2 Rangka Apendikuler


Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh (Gambar 2.9). Rangka apendikular dapat
dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, dan tulang
anggota gerak bawah (Kurnadi, 1992: 148).
Gambar 2.8 Tulang apendikuler (anggota gerak tubuh)
(Sumber: Desaix, 2018)
2.2.2.1 Gelang bahu (Girdel pektoral)

Gambar 2.9 Tulang gelang bahu


(Sumber: Desaix, 2018)
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing gelang bahu terdiri
atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula).
2.2.2.2 Tulang anggota gerak atas

Gambar 2.10 Tulang humerus


(Sumber: Desaix, 2018)

Gambar 2.11 Tulang ulna dan radius


(Sumber: Desaix, 2018)
Gambar 2.12 Tulang karpal
(Sumber: Desaix, 2018)

Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri. Masing-masing
terdiri atas:
a) Tulang lengan atas (humerus)
b) Tulang hasta (ulna)
c) Tulang pengumpil (radius)
d) 8 tulang pergelangan tangan (carpal)
e) 5 tulang telapak tangan (metacarpal)
f) 14 tulang jari tangan (phalanges)

2.2.2.3 Gelang panggul (Girdel pelvis)

Gambar 2.13 Tulang panggul (Gidel pelvis)


(Sumber: Desaix, 2018)
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) di kanan dan kiri. Gelang
panggul sangat stabil dan berfungsi menahan berat tubuh.
2.2.2.4 Tulang anggota gerak bawah

Gambar 2. 14 Tulang femur dan patella


(Sumber: Desaix, 2018)

Gambar 2.15 Tulang tibia dan fibula


(Sumber: Desaix, 2018)
Gambar 2.16 Tulang tarsal
(Sumber: Desaix, 2018)
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan kiri. Masing-
masing terdiri atas:

a) tulang paha (femur)


b) tulang tempurung (patella)
c) tulang kering (tibia)
d) tulang betis (fibula)
e) 7 tulang pergelangan kaki (tarsal)
f) 5 tulang telapak kaki (metatarsal)
g) 14 tulang jari kaki (phalanges)
2.3 Susunan dan Struktur Anatomi Perbandingan Rangka Vertebrata
2.3.1 PISCES
Rangka pada ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
eksoskeleton dan endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedangkan
endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum
pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip. Sedangkan struktur rangka
pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial
pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan kolumna vertebralis.
Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk
tempat beberapa pasang organon  sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis,
yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk
mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna
vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada
tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatine (Jasin, 1984).
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra
ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah abdominal
(badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna
untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei primitif mempunyai 2
rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-masing sentrum kolumna vertebralis,
yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor
bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk membentuk lengkung hemal (Tenzer, 2020).
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang pektoral pada
ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi. Struktur dari
tulang membran (tulang dermal) meliputi klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra
kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri dari keeping-keping pelvis bertulang atau
bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-
keping tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, 2020).
2.3.1.1 RANGKA AKSIAL
 Cranium terdiri daru operkulum, penutup otak (frontal), rahang atas, rahang
bawah (dentary), orbital.
 Vertebral column / Tulang punggung dan Rusuk. Memanjang dari tengkorak
hingga ekor. Memiliki tonjolan yang berhubungan langsung dengan rusuk.
2.3.1.2 RANGKA APENDIKULAR
 Gelang bahu. Coracoid dan scapula dengan ukuran yang tereduksi atau kadang
malah tidak ada. Clavikula, cleithrum,supracleithrum, dan lain-lain.
 Gelang panggul dan alat gerak. Meliputi pelvic plates beserta sirip, seperti sirip
perut, sirip dada, sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor juga termasuk tulang
rawan yang menyokongnya
 Pada pisces tidak memiliki tulang dada (sternum). Tulang-tulang anggota badan
pada ikan (extremis liberare) berupa sirip (pinna). Terdapat 2 macam sirip pada
ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal pada ikan disebut
juga sirip median. Sirip ini terdiri dari sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal
dorsalis); terdapat pada sepanjang garis medio dorsal. Ada juga Sirip anal (pinna analis);
terdapat diantara anus dan ekor. Dan Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor.
Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak terbalik atau oleng
ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai kemudi.
Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu:
a) Tipe protoserkal; kolumna vertebralis bagian dorosal dan ventral terbagi hampir sama,
ujung ekor membulat dan biasanya terdapat pada siklostomata dewasa.
b) Tipe difiserkal; kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi simetris dari
luar maupun dalam, ujung ekor meruncing, dan biasanya terdapat pada ikan paru-paru.
c) Tipe heteroserkal; kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian dorsal,
sehingga ekor terbagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan biasanya terdapat
pada Selachei dan Ganoidae.
d) Tipe homoserkal; kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor terbagi
simetris dari luar, asimetris dari dalam, dan biasanya terdapat pada ikan berangka
tulang.

Gambar 3.1 Rangka Ikan (Pisces)


(Sumber : Chiasson, 1980)
2.3.2 AMFIBIA
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.
Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot
daging berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih
lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras.
Skeleton pada katak (amfibi) dibagi menjadi 2, yaitu :
 Skeleton aksial adalah pada tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
 Skeleton apendikular adalah pada kaki.
Tempurung kepala pada amfibi yang besar dan pipih terdiri atas:
 Cranium yang sempit,
 Beberapa pasang kapsula sensoris dari  hidung kapsula pendengaran dan kapsula
yang besar untuk mata, dan
 Tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx
(skeleton viseral).
Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang
hidung), frontal, parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada
amfibi. Akibatnya, neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral
otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada
premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental (Ahmad, 2013).
2.3.2.1 RANGKA AKSIAL
 Cranium yang tersusun oleh skull, pterygoid, premaksila, maksila, nasal,
exoccipital, guadartojugal, frontoparietal, prootic, squamosal.
 Verebral column pendek.
 Tulang rusuk ciri-cirinya yaitu pendek, tidak menempel pada tulang dada
(sternum), menempel pada tulang punggung bagian dorsal.
 Tulang dada (sternum) terdapat di bagian dada dan berhubungan dengan gelang
bahu, bersegmen-segmen, yaitu episternum, omosternum, sternum, dan
xiphisternum.
2.3.2.2 RANGKA APENDIKULAR
 Gelang bahu terdiri dari suprascapular, scapula, coracoid, clavicula
 Gelang panggul terdiri dari illium panjang, ischium, pubis
 Alat gerak depan terdiri dari humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal,
phalanges
 Alat gerak belakang femur, tibia+fibula= tibiofibula, tibiale, fibulare, metatarsal,
phalanges

Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi


menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan
Reptile, yang merupkan silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen
pendek yang fleksibel seperti vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas
centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat
sumsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang processus
articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak memunyai
tulang rusuk (costale). Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara
proporsional. Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai
sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya
pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti
yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia (Ahmad, 2013).

Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti)
kaki pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi
mungkin ada yang berkurang 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada
salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak
mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung
bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan
melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing
vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri
dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai
tempat semsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada
sepasang processus articularis yang membuat vertebrae sedikit bergerak (Ahmad,
2013). Namun, beberapa amfibi memliki tulang tempurung kepala bersenyawa yang
tidak dapat digerak-gerakkan
(Ahmad, 2013).

Gambar 3.2 Rangkaian Amfibi (Katak)


Sumber : (Kotpal, 2009)
2.3.3 REPTILE
2.3.3.1 RANGKA AKSIAL (KADAL)
 Terdapat cranium
 Vertebral column berbentuk memanjang dari tengkorak hingga ekor
(cervical, dorsal, sacral, dan caudal)
 Tulang rusuk menempel pada tulang belakang bagian dorsal dan pada
tulang dada
 Terdapat tulang dada
2.3.3.2 RANGKA APENDIKULAR
 Gelang bahu : tulang belikat (scapula), clavikula (selangka)
 Gelang panggul : tulang panggul dan tulang sakral
 Alat gerak depan : humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, dan
phalanges
 Alat gerak belakang : femur, tibia, fibula, tarsal, matatarsal, dan
phalanges

Tubuh pada reptile (misalnya kadal kebun) terdiri dari tiga bagian
yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan kaudal (ekor).
Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila dibandingkan dengan
tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar.
Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-
masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat
membran niktitans yang transparans (terletak pada ujung anterior mata).
Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan.
Pada bagian sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang
merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).
1. Caput. Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian
dari caput yaitu rima oris yang terletak diantara anterior caput, labium
superior dan inverior, organon visus yang dilengkapi dengan adanya
palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan, sepasang
nares anterior yang terletak diujung depan maksila, dan porus acusticus
eksternum yang terletak dibelakang mata.
2. Truncus. Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama
(sisik) yang berbentuk heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya
extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atas extremitas cranialis
(posterior) dan extremitas anterior. Extremitas ini terbentuk oleh
branchium, antribrancium, dan manus. Pada bagian extremitas memiliki
falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagian anterior (poluks,
socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada dibagian
posterior berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5 buah
digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan
extremitas anterior kecuali pada urutan pertama disebut hallux (Puspita,
2013).
3. Serviks. Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan.
Bagian serviks panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini
hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.
4. Caudal. Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali
panjang badan ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian
pangkalnya tebal dan makin meruncing ke arah distal. Pada bagian badan
terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian
posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk
celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix),
terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian
pangkal alat gerak bagian belakang (Puspita, 2013).

Selain morfologi yang disebutkan di atas, sebagaimana galibnya


reptil, kadal kebun berdarah dingin (itu sebabnya kadal kebun kerap
berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang
terbangun dari zat tanduk. Beberapa jenis kadal mempunyai sisik-sisik
yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun
sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori di
kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak Beberapa spesies
kadal kebun tak berkaki, seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur
gelangan bahu dan
panggul dalam
tubuhnya, meski
tak ada tungkainya.
(Puspita, 2013).

Gambar 3.3 Rangka Reptil (Kadal)


(Sumber : Anonim, 2010)
2.3.4 AVES
Rangka aves terdiri dari rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial
yang tersusun atas caput (kepala), kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus
(badan), dan kosta (tulang-tulang rusuk), sedangkan rangka apendikular pada aves
tersusun atas extremitas (tulang-tulang anggota gerak).
2.3.4.1 RANGKA AKSIAL
1. Caput (Kepala). Pada bagian caput terdapat tulang-tulang tengkorak
kepala yang terdiri dari beberapa tulang, yaitu rostum (paruh), cranium
(tulang kotak otak), nares (lubang hidung), dan tulang rongga mata. (Staf
dosen Universitas Yogyakarta, 1990). Rostum terdiri dari 2 bagian, yaitu
os premaksila (paruh bagian atas yang langsung berhubungan dengan
nares) dan mandibula (paruh bawah). Kranium terdiri dari os frontal
(tengkorak bagian atas), os parietal, dan os oksipital. Tengkorak burung
normal biasanya beratnya sekitar 1% dari berat badan keseluruhan
burung. Mata burung menempati sebagian besar tengkorak dan
dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang
mengelilingi mata.
2. Kolumna Vertebralis (tulang belakang). Sistem tulang belakang
(kolumna vertebralis) aves dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebra
servikalis (leher), vertebra torakalis (bagian badan), synsacrum (menyatu
pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul), vertebra kaudalis
(ekor), dan pygostyle (ujung ekor). Ruas pertama pada vertebra
servikalis disebut tulang atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang
aksis. Burung memiliki tulang leher (bagian collum/cervix) yang lebih
banyak dibanding binatang lainnya. Kebanyakan burung memiliki tulang
leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13 - 25 tulang.
3. Truncus (badan). Pada bagian truncus, tepatnya bagian sternum (dada)
terdapat cinglum anterior/ cinglum pektoral (gelang bahu) yang dibentuk
oleh tulang-tulang frucula (tulang garpu), korakoid (tulang leher), dan
skapula (tulang belikat). Ketiga tulang tersebut bersama-sama
membentuk pektoral korset. Sisi dada dibentuk oleh tulang rusuk, yang
bertemu di tulang dada (Hasan, 2012). Frucula berfungsi sebagai
penopang otot pada saat terbang, atau serupa pada penguin untuk
menopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh
burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta. Menurut catatan,
burung perenang memiliki tulang dada yang lebar, burung yang berjalan
memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi, sementara burung yang
terbang memiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati
sama (Mutiara, 2011).
4. Kosta (Tulang-tulang rusuk). Pada bagian kosta (tulang-tulang iga)
terdapat kosta servikalis yang melekat pada vertebra servikalis dan kosta
torakalis yang melekat pada vertebra torakalis (Staf dosen Universitas
Yogyakarta, 1990). Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang
merupakan perpanjangan tulang yang membengkok yang berfungsi
untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling bertumpang tindih. Fitur
ini juga ditemukan pada Sphenodon. Sphenodon juga memiliki tulang
panggul tetradiate yang memanjang seperti pada beberapa reptil.
Sphenodon memiliki tengkorak diapsid seperti pada reptil dengan
lekukan air mata. Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal
(Hasan, 2012).
2.3.4.1 RANGKA APENDIKULAR
Extreminas (tulang-tulang anggota gerak).
 Extremitas anterior pada aves tersusun atas tulang bahu yang
terdiri dari skapula (tulang belikat), korakoid (tulang leher), dan
humerus (tulang lengan atas). Humerus bergabung dengan radius
(tulang pengumpil) dan ulna (tulang hasta) untuk membentuk
siku. Tulang-tulang karpal dan metakarpal membentuk
karpometakarpus (Rani, 2012). Pinggul aves terdiri dari panggul
yang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul), iskhium
(bagian posterior), dan pubis (bagian anterior). Ketiga tulang ini
menyatu menjadi satu membentuk tulang innominate. Tulang
innominate merupakan evolusi yang signifikan yang
memungkinkan burung untuk bertelur. tulang innominate
bertemu di acetabulum (soket pinggul) dan mengartikulasikan
dengan femur (tulang paha), yang merupakan tulang pertama dari
kaki belakang (Hasan, 2012).
 Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian atas terdiri dari os
femur (tulang paha). Pada sendi lutut (patella), femur
menghubungkan ke tibiotarsus (tulang tibia yang bersatu dengan bagian
proksimal dari tulang tarsal) dan fibula (sisi tungkai bawah).
Tarsometatarsus (persatuan antara tulang-tulang tarsal bagian distal dengan
metatarsal) membentuk
bagian atas kaki aves, serta jari
(digiti) yang membentuk kaki.
Tulang kaki burung merupakan
tulang yang paling berat,
berkontribusi pada
rendahnya titik berat
burung. Hal ini membantu dalam
penerbangan. Sebuah
kerangka burung terdiri dari hanya
sekitar 5% dari total berat badan
burung (Rani, 2012).

Gambar 3.4 Rangka Aves


(Sumber : Kotpal, 2009)

2.3.5 MAMALIA
Sistem rangka pada mamalia banyak mengalami proses penulangan tetapi
juga terjadi pengurangan jumlah elemen rangka tubuh, contohnya tengkorak. Tulang
prefrontal, postorbital, quadratojugal sangat mereduksi dan pada beberapa mammal
4 tulang oksipital bergabung. Tulang- tulang presfenoid, orbitosfenoid, basisfenoid,
dan alisfenoid mungkin terpisah atau tergabung dengan tulang squamosal
(squamosum) membentuk tulang temporal. Tulang rusuk mamal memiliki 2
kondilus (kepala) yaitu capitulum costa adalah kondilus bagian ventral yang
bersendi pada bagian sentrum vertebra yang disebut parapofisis. Kondilus yang
satunya lagi adalah tuberculum costa yaitu kondilus bagian dorsal yang bersendi
pada bagian sentrum vertebra yang disebut dapofisis, sedangkan tulang iga atau
sering dusebut true ribs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada).

Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian utama,
yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas (anggota
gerak).
1. Kepala (caput).
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh labium
(bibir) yang terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir
bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang hidung luar) atau nares
yang merupakan dua celah condong. Organon visus (mata) dilindungi oleh
kelopak mata atas (pelpebrae superior atau frontalis) dan kelopak mata bawah
(palpebrae inferior). Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa
rambut-rambut kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane
nictitans pindah di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut
pilica seminularis. Di belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun
telinga) sebagai corong dari porus acusticus externa (lubang telinga luar) yang
selanjutnya ke alat pendengar (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990).
2. Leher (servix)
3. Badan (truncus)
Bagian truncus terdiri atas thorox (dada), dorsum (punggung), abdomen (perut),
glutea (pantat), perineum (daerah antara kelamin luar dan anus), dan cauda yaitu
bagian ekor (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990).
4. Anggota gerak (Extremitas).
Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau cranialis) yang
berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas posterior atau caudalis)
yang berjari empat (Raharjo, 2009). Tulang pada bagian extremitas anterior
marmot sama dengan tulang pada bagian extremitas superior pada manusia,
sedangkan tulang pada bagian extremitas posterior marmot sama dengan
extremitas inferior pada manusia.
Extremitas cranialis marmot terdiri dari:
• Brachium (lengan atas) berupa os humerus.
• Antibracium (lengan bawah) berupa os radius dan os ulna.
• Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa karpal (tulang pergelangan
tangan), ossa metakarpal (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruas jari-jari).
• Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh ada
sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas: os iskhium
(sebelah posterior) dan os pubis (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu
membentuk manglokan yang terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara
senyawa, disebelah ventral dibagian vertebrae.
Extremitas caudalis terdiri dari:
• Femur sebagai tungkai atas.
• Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.
• Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa
metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang
berfucula (cakar) dan berunggula (telacak) (Raharjo, 2009).
Gambar 3.5 Rangka Kelinci
(Sumber : Green and Taylor, 1986)

2.2 Persendian
2.4.1 Klasifikasi

1. Sendi dapat diklasifikasikan


menurut kemungkinan
geraknya yaitu tidak dapat
bergerak, sedikit bergerak,
dan bergerak bebas

2. Terdapat tiga kelompok besar


sendi diantaranya :
Fibrous, Cartilagineus dan
synovial

2.4.1.1 Sendi yang tidak dapat bergerak


Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura tulang
tengkorak. Di klasifikasikan menjadi 3, yakni :

a) Synarthrosis, mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan fibrosa. Sub


klasnya yaitu: Sutura secara berkelok-kelok saling bersesuaian, dengan
sedikit jaringan fibrosa dan praktis tidak ada gerakan. Ada 3 macam sutura,
yaitu:

 Sutura serrata, hubungan antar tulang seperti gigi gergaji.

 Sutura squamosa, hubungan antar tulang saling menipis dan saling


bersesuaian.

 Sutura harmoniana/plana, hubungan lurus tersusun tepi menepi.

b) Syndemosis, Hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yang banyak


dan hanya sedikit terjadi gerakan. Contoh : hubungan tibia dan fibula
(syndenmosis distal tibiafibularis), hubungan antara radius dan ulna
(syndemosis distal radioulnaris)

c) Gomphisis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong). Contoh:


hubungan gigi dengan tulang rahang (articulatio dentoalveolaris)

2.4.1.2 Sendi dengan Gerakan sedikit


Articulatio Cartilaginea, hubungan antar tulang disatukan oleh tulang rawan
cartilago hyalin atau fibro cartilago. Ada beberapa sub klas, yaitu:

1. Syncondrosis, hubungan antar tulang bersifat temporer, dimana tulang rawan


yang terjadi saat embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada masa
dewasa, dan dapat melayani pertumbuhan dari tulang yang bersendi. Contoh:
hubungan antar tulang-tulang tengkorak.

2. Symphisis, hubungan antar tulang di satukan oleh jaringan fibrocartilago.


Contoh: Symphisis pubis, Symphisis intervertebralis, dan Symphisis
manubriosternalis.

2.4.1.3 Sendi yang banyak bergerak

Articulatio synovialis (dhiarthrosis), mempunyai karakteristik terdapat ruangan


spesifik yang memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas. Pada ruang ini terdapat
cairan “Synovialis” yang berfungsi sebagai pelumas, yang dihasillan oleh lapisan
dalam pembungkus sendi (Capsule joint) yang disebut membrana synovialis. Ujung-
ujung tulang yang ditutupi tulang rawan dan di perkuat dibagian luarnya oleh
kapsula sendi dan ligamentum. Kapsula sendi ada dua lapisan, yaitu:
1. Bagian luar disebut stratum (membrana) fibrosum

2. Bagian dalam disebut stratum (membrana) synovialis.

2.4.1.4 Sendi yang bergerak bebas

 Sendi peluru. Globaidea (ball dan socket). Sendi ini memberikan gerakan yang
terbesar. Kepala sendi yang agak bulat dari tulang panjang masuk ke dalam
rongga yang sesuai berbentuk cekung memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, rotasi, dan gerak panduan atau sirkumduksi. Jenis sendi ini
digolongkan ke dalam sendi bersumbu tiga. Contoh sendi ini adalah art humeri
dan art coxae.

 Sendi bujur telur. Ellipsoidea (ellipsoid). Sendi ini merupakan modifikasi dari
sendi peluru. Gerakan sedikit terbatas dan tergolong ke dalam sendi bersumbu
dua. Meskipun dapat fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi, namun tidak rotasi.
Sebagai contoh sendi-sendi metacarpophalangea dan jari-cari tangan.

 Sendi geser (gliding, atrhrodial, plane). Permukaan-permukaan sendi


berbentuk tak beraturan, biasanya datar atau sedikit lengkung. Satu-satunya
gerakan yang dapat dilakukan adalah menggeser, karenanya disebut nonaxial.
Contoh-contoh terdapat dalam tulangtulang tarsal dan carpal, dan juga processus
articularis dari verterbrae.

 Sendi putar. Trocoidea (trocoid). Gerakan pada sendi jenis ini terjadi di dalam
bidang transversal dengan longitudinal. Contoh-contoh dari sendi ini ialah art,
radioulnar dan art. Atlanto epistrophica pada rotasi kepala.

 Sendi engsel. Throchlearis (ginglysum). Gerakan pada sendi ini ada di dalam
bidang sagital dengan sumbu transversal. Fleksi dan ekstensi terjadi pada siku,
pergelangan kaki dan sendi interphalangea.

 Sendi pelana. Sellaris (sellar). Sendi ini berbentuk seperti pelana. Sendi
bersumbu dua yang dapat bergerak fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi. Satu-
satunya sendi pelana yang asli ialah art. Carpometacarpaldari ibu jari

3.1 Kesimpulan
B B III
A PENUTUP

Sistem Rangka merupakan suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik


pada makhluk hidup.Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal,
dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur
penunjang.

Fungsi Kerangka adalah Untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh,


menjaga agar organ tubuh tetap berada di tempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti
otak, jantung, dan paru-paru, untuk bergerak ketika dikehendaki otot dan menghasilkan sel
darah di dalam sumsum tulang. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi
menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebra) dan tulang
rusuk sedangkan Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-
tulang lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat
gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian
bawah.

Persendian merupakan hubungan antara komponen-komponen penyusun rangka


Sendi dapat diklasifikasikan menurut kemungkinan geraknya yaitu tidak dapat bergerak,
sedikit bergerak, dan bergerak bebas. Terdapat tiga kelompok besar sendi diantaranya :
Fibrous, Cartilagineus dan synovial.

RANGKA AKSIAL RANGKA APENDIKULAR


PISCES - Cranium terdiri dari - Gelang bahu. Coracoid dan
operkulum, penutup otak scapula dengan ukuran yang
(frontal), rahang atas, rahang tereduksi atau terkadang tidak
bawah (dentary), orbital. ada. Clavikula, cleithrum,
supracleithrum, dan lain-lain.
- Vertebral column / Tulang
punggung dan Rusuk - Gelang panggul dan alat gerak.
Memanjang dari tengkorak Meliputi pelvic plates beserta
hingga ekor. Memiliki sirip, seperti sirip perut, sirip
tonjolan yang berhubungan dada, sirip punggung, sirip anal,
langsung dengan rusuk. dan sirip ekor juga termasuk
tulang rawan yang
menyokongnya

- Pisces tidak memiliki tulang


dada (sternum)
- Cranium yang tersusun oleh - Gelang bahu terdiri dari
skull, pterigoid, premaksila, suprascapula, scapula, coracoid,
maksila, nasal, exoccipital, clavicula.
quadartojugal, frontoparietal,
- Gelang panggul terdiri dari
prootic, squamosal.
illium panjang, ischium, dan
- Verebral column pendek. pubis.

- Memiliki tulang rusuk yang - Alat gerak depan terdiri dari


pendek, tidak menempel pada humerus, radius, ulna, carpal,
tulang dada (sternum), metacarpal, phalanges.
AMPHIBI melainkan menempel pada
- Alat gerak belakang femur,
tulang punggung bagian
tibiofibula, tibiale, fibulare,
dorsal.
metatarsal, phalanges.
- Tulang dada (sternum)
terdapat di bagian dada dan
berhubungan dengan gelang
bahu, bersegmen-segmen,
yaitu episternum, omosternum,
sternum, dan xiphisternum.
- Terdapat cranium - Gelang bahu : tulang belikat
(scapula), clavikula (selangka)
- Vertebral column berbentuk
memanjang dari tengkorak - Gelang panggul : tulang panggul dan
hingga ekor (cervical, dorsal, tulang sakral

REPTILE sacral, dan caudal)


- Alat gerak depan : humerus, radius,
- Tulang rusuk menempel pada ulna, carpal, metacarpal, dan phalanges
tulang belakang bagian dorsal
- Alat gerak belakang : femur, tibia,
dan pada tulang dada
fibula, tarsal, matatarsal, dan phalanges
- Terdapat tulang dada
AVES - Pada bagian caput terdapat - Extremitas anterior pada aves
tulang-tulang tengkorak kepala tersusun atas tulang bahu yang
yang terdiri dari beberapa terdiri dari skapula (tulang
tulang, yaitu rostum (paruh) belikat), korakoid (tulang leher),
yang terdiri dari 2 bagian yaitu dan humerus (tulang lengan
os premaksila dan mandibula; atas).
cranium (tulang kotak otak)
- Extremitas posterior aves
yang terdiri dari os frontal, os
berupa kaki. Bagian atas terdiri
parietal, dan os oksipital ;
dari os femur (tulang paha).
nares (lubang hidung) , dan
Pada sendi lutut (patella), femur
tulang rongga mata.
menghubungkan ke tibiotarsus
- tulang belakang (kolumna (tulang tibia yang bersatu
vertebralis) aves dapat dibagi dengan bagian proksimal dari
menjadi 5 bagian, yaitu tulang tarsal) dan fibula (sisi
vertebra servikalis (leher), tungkai bawah).
vertebra torakalis (bagian Tarsometatarsus (persatuan
badan), synsacrum (menyatu antara tulang-tulang tarsal
pada tulang punggung, juga bagian distal dengan metatarsal)
menyatu pada pinggul), membentuk bagian atas kaki
vertebra kaudalis (ekor), dan aves, serta jari (digiti) yang
pygostyle (ujung ekor). membentuk kaki.
- Pada bagian truncus (badan),
tepatnya bagian sternum
(dada) terdapat cinglum
anterior/ cinglum pektoral
(gelang bahu) yang dibentuk
oleh tulang-tulang frucula
(tulang garpu), korakoid
(tulang leher), dan skapula
(tulang belikat). Ketiga tulang
tersebut bersama-sama
membentuk pektoral korset.

- Pada bagian kosta (tulang-


tulang iga) terdapat kosta
servikalis yang melekat pada
vertebra servikalis dan kosta
torakalis yang melekat pada
vertebra torakalis
MAMALIA - Pada bagian caput terdapat - Extremitas cranialis terdiri dari:
rima oris (celah mulut) yang
• Brachium (lengan atas) berupa
dibatasi oleh labium (bibir)
os humerus.
yang terdiri dari labium
• Antibracium (lengan bawah)
superior (bibir atas) dan
berupa os radius dan os ulna.
labium inferior (bibir bawah).
Di atas mulut terdapat nares • Manus (tangan) berupa digiti
anteriores (lubang hidung luar) yang berupa ossa karpal (tulang
atau nares yang merupakan pergelangan tangan), ossa metakarpal
dua celah condong. Organon (tulang telapak tangan) dan phalangus
visus (mata) dilindungi oleh (ruas jari-jari).
kelopak mata atas (pelpebrae
• Cingulum pelvicus berupa
superior atau frontalis) dan
tulang pinggul yang menempel secara
kelopak mata bawah
kokoh ada sacrum dan masing-masing
(palpebrae inferior). setengah tulang pinggul itu terdiri atas:
os iskhium (sebelah posterior) dan os
- Leher (servix)
pubis (sebelah ventral).
- Badan (truncus) terdiri atas
- Extremitas posterior terdiri dari:
thorox (dada), dorsum
(punggung), abdomen (perut), • Femur sebagai tungkai atas.
glutea (pantat), perineum
• Crus sebagai tungkai bawah
(daerah antara kelamin luar
terdiri atas tulang tibia dan fibula.
dan anus), dan cauda yaitu
• Pes (kaki) terdiri atas ossa
bagian ekor
tersalia (tulang pergelangan
tangan), ossa metacarpalia (telapak
kaki) dan phalangus (ruas jari-jari).
Jari ada yang berfucula (cakar) dan
berunggula (telacak).

.
3.2 Saran

Penyusunan makalah Sistem Alat Gerak, di dalamnya masih perlu pendalaman lebih
lanjut dengan tambahan dari berbagai sumber literatur. Selain itu, pendampingan dan
penguatan lebih lanjut dari dosen juga sangat dibutuhkan untuk meminimalisir miskonsepsi
pada materi ini.
DAFTAR PUSTAKA

DeSaix, P., Betts, J.G., Jhonson, E., Johnson, J.E., Korol, O., Kruse, D.H & Young, K.A.A. 2018.
Anatomy & Physiology: OpenStax
Elsevier, S. 2011 . Textbook of Medical Physiology, 12 th edition. Guyton and Hall

Gartner, L.P. and Hiatt, J.L. 2006. Color Atlas of Histology. 4thed. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins.
Irawan, A. B, 2013. Pemblajaran Biologi Mengenai Siste Rangka. Seminar Riset Unggulan
Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA, 2(1).
Kotpal, R.L., 2009. Modern Textbook of zoology Vertebrates. New Delhi: Capital, Offset Press.
Mescher, A.L. 2016 . Junqueria’s Basic Histology, Text and Atlas. New York : Mc Growhill
Education
Clinically Oriented Anatomy, 4th ed. Keith L. Moore and Robert F. Dalley. pp. 62-64

Anda mungkin juga menyukai