SISTEM RANGKA
Oleh :
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan sebaik-
baiknya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memahami materi dengan baik
mengenai Sistem Alat Gerak serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan 1.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada Ibu Dra. Amy Tenzer, M.S. selaku dosen mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan 1 yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini serta semua pihak yang telah membantu memberikan arahan, dukungan
dan masukan kepada kami.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya
sebagai penunjang pemahaman kita dalam melaksanakan perkuliahan Struktur dan
Perkembangan Hewan 1. Amin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.4 Persendian..............................................................................................24
3.1 Kesimpulan..............................................................................................28
3.2 Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................33
DAFTAR GAMBAR
1.2.3 Bagaimana
susunan
dan
struktur
rangka
pada
Vertebrata
?
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena dengan
adanya penyusunan makalah mengenai struktur dan perkembangan hewan, dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sistem alat gerak.
1.4.2 Bagi pembaca khusunya para teman mahasiswa, makalah ini dapat memberikan
wawasan mengenai sistem alat gerak. Dengan adanya makalah ini kita dapat
menambah pengeahuan tentang sistem alat gerak.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak
dan menunjang tubuh (Irawan, 2013). Sistem rangka terdiri dari tengkorak, tulang rusuk,
tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang
angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.
Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka
membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara
semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang.
Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain: pelindung organ dalam; penopang tubuh;
tempat melekatnya otot rangka; alat gerak pasif tubuh dan tempat pembentukan sel-sel darah.
Sistem rangka pada aves, mamalia, pisces, reptil dan amfibi tentulah berbeda. Rangka dari
kelompok pisces tidaklah sekuat rangka mamalia maupun yang lainnya. Begitu pula dengan
rangka pada aves cenderung ringan dan berongga untuk memudahkan terbang di udara.
Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri. Masing-masing
terdiri atas:
a) Tulang lengan atas (humerus)
b) Tulang hasta (ulna)
c) Tulang pengumpil (radius)
d) 8 tulang pergelangan tangan (carpal)
e) 5 tulang telapak tangan (metacarpal)
f) 14 tulang jari tangan (phalanges)
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti)
kaki pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi
mungkin ada yang berkurang 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada
salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak
mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung
bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan
melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing
vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri
dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai
tempat semsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada
sepasang processus articularis yang membuat vertebrae sedikit bergerak (Ahmad,
2013). Namun, beberapa amfibi memliki tulang tempurung kepala bersenyawa yang
tidak dapat digerak-gerakkan
(Ahmad, 2013).
Tubuh pada reptile (misalnya kadal kebun) terdiri dari tiga bagian
yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan kaudal (ekor).
Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila dibandingkan dengan
tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar.
Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-
masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat
membran niktitans yang transparans (terletak pada ujung anterior mata).
Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan.
Pada bagian sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang
merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).
1. Caput. Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian
dari caput yaitu rima oris yang terletak diantara anterior caput, labium
superior dan inverior, organon visus yang dilengkapi dengan adanya
palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan, sepasang
nares anterior yang terletak diujung depan maksila, dan porus acusticus
eksternum yang terletak dibelakang mata.
2. Truncus. Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama
(sisik) yang berbentuk heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya
extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atas extremitas cranialis
(posterior) dan extremitas anterior. Extremitas ini terbentuk oleh
branchium, antribrancium, dan manus. Pada bagian extremitas memiliki
falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagian anterior (poluks,
socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada dibagian
posterior berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5 buah
digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan
extremitas anterior kecuali pada urutan pertama disebut hallux (Puspita,
2013).
3. Serviks. Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan.
Bagian serviks panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini
hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.
4. Caudal. Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali
panjang badan ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian
pangkalnya tebal dan makin meruncing ke arah distal. Pada bagian badan
terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian
posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk
celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix),
terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian
pangkal alat gerak bagian belakang (Puspita, 2013).
2.3.5 MAMALIA
Sistem rangka pada mamalia banyak mengalami proses penulangan tetapi
juga terjadi pengurangan jumlah elemen rangka tubuh, contohnya tengkorak. Tulang
prefrontal, postorbital, quadratojugal sangat mereduksi dan pada beberapa mammal
4 tulang oksipital bergabung. Tulang- tulang presfenoid, orbitosfenoid, basisfenoid,
dan alisfenoid mungkin terpisah atau tergabung dengan tulang squamosal
(squamosum) membentuk tulang temporal. Tulang rusuk mamal memiliki 2
kondilus (kepala) yaitu capitulum costa adalah kondilus bagian ventral yang
bersendi pada bagian sentrum vertebra yang disebut parapofisis. Kondilus yang
satunya lagi adalah tuberculum costa yaitu kondilus bagian dorsal yang bersendi
pada bagian sentrum vertebra yang disebut dapofisis, sedangkan tulang iga atau
sering dusebut true ribs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada).
Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian utama,
yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas (anggota
gerak).
1. Kepala (caput).
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh labium
(bibir) yang terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir
bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang hidung luar) atau nares
yang merupakan dua celah condong. Organon visus (mata) dilindungi oleh
kelopak mata atas (pelpebrae superior atau frontalis) dan kelopak mata bawah
(palpebrae inferior). Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa
rambut-rambut kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane
nictitans pindah di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut
pilica seminularis. Di belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun
telinga) sebagai corong dari porus acusticus externa (lubang telinga luar) yang
selanjutnya ke alat pendengar (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990).
2. Leher (servix)
3. Badan (truncus)
Bagian truncus terdiri atas thorox (dada), dorsum (punggung), abdomen (perut),
glutea (pantat), perineum (daerah antara kelamin luar dan anus), dan cauda yaitu
bagian ekor (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990).
4. Anggota gerak (Extremitas).
Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau cranialis) yang
berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas posterior atau caudalis)
yang berjari empat (Raharjo, 2009). Tulang pada bagian extremitas anterior
marmot sama dengan tulang pada bagian extremitas superior pada manusia,
sedangkan tulang pada bagian extremitas posterior marmot sama dengan
extremitas inferior pada manusia.
Extremitas cranialis marmot terdiri dari:
• Brachium (lengan atas) berupa os humerus.
• Antibracium (lengan bawah) berupa os radius dan os ulna.
• Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa karpal (tulang pergelangan
tangan), ossa metakarpal (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruas jari-jari).
• Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh ada
sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas: os iskhium
(sebelah posterior) dan os pubis (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu
membentuk manglokan yang terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara
senyawa, disebelah ventral dibagian vertebrae.
Extremitas caudalis terdiri dari:
• Femur sebagai tungkai atas.
• Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.
• Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa
metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang
berfucula (cakar) dan berunggula (telacak) (Raharjo, 2009).
Gambar 3.5 Rangka Kelinci
(Sumber : Green and Taylor, 1986)
2.2 Persendian
2.4.1 Klasifikasi
Sendi peluru. Globaidea (ball dan socket). Sendi ini memberikan gerakan yang
terbesar. Kepala sendi yang agak bulat dari tulang panjang masuk ke dalam
rongga yang sesuai berbentuk cekung memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, rotasi, dan gerak panduan atau sirkumduksi. Jenis sendi ini
digolongkan ke dalam sendi bersumbu tiga. Contoh sendi ini adalah art humeri
dan art coxae.
Sendi bujur telur. Ellipsoidea (ellipsoid). Sendi ini merupakan modifikasi dari
sendi peluru. Gerakan sedikit terbatas dan tergolong ke dalam sendi bersumbu
dua. Meskipun dapat fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi, namun tidak rotasi.
Sebagai contoh sendi-sendi metacarpophalangea dan jari-cari tangan.
Sendi putar. Trocoidea (trocoid). Gerakan pada sendi jenis ini terjadi di dalam
bidang transversal dengan longitudinal. Contoh-contoh dari sendi ini ialah art,
radioulnar dan art. Atlanto epistrophica pada rotasi kepala.
Sendi engsel. Throchlearis (ginglysum). Gerakan pada sendi ini ada di dalam
bidang sagital dengan sumbu transversal. Fleksi dan ekstensi terjadi pada siku,
pergelangan kaki dan sendi interphalangea.
Sendi pelana. Sellaris (sellar). Sendi ini berbentuk seperti pelana. Sendi
bersumbu dua yang dapat bergerak fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi. Satu-
satunya sendi pelana yang asli ialah art. Carpometacarpaldari ibu jari
3.1 Kesimpulan
B B III
A PENUTUP
Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebra) dan tulang
rusuk sedangkan Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-
tulang lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat
gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian
bawah.
.
3.2 Saran
Penyusunan makalah Sistem Alat Gerak, di dalamnya masih perlu pendalaman lebih
lanjut dengan tambahan dari berbagai sumber literatur. Selain itu, pendampingan dan
penguatan lebih lanjut dari dosen juga sangat dibutuhkan untuk meminimalisir miskonsepsi
pada materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
DeSaix, P., Betts, J.G., Jhonson, E., Johnson, J.E., Korol, O., Kruse, D.H & Young, K.A.A. 2018.
Anatomy & Physiology: OpenStax
Elsevier, S. 2011 . Textbook of Medical Physiology, 12 th edition. Guyton and Hall
Gartner, L.P. and Hiatt, J.L. 2006. Color Atlas of Histology. 4thed. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins.
Irawan, A. B, 2013. Pemblajaran Biologi Mengenai Siste Rangka. Seminar Riset Unggulan
Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA, 2(1).
Kotpal, R.L., 2009. Modern Textbook of zoology Vertebrates. New Delhi: Capital, Offset Press.
Mescher, A.L. 2016 . Junqueria’s Basic Histology, Text and Atlas. New York : Mc Growhill
Education
Clinically Oriented Anatomy, 4th ed. Keith L. Moore and Robert F. Dalley. pp. 62-64