Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

MATA KULIAH ILMU KEPERAWATAN DASAR

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


NS. IWAN WAHYUDI,S.Kep.,M.Kep

Di Susun Oleh Kelompok 6 :


1. Nasran Hafizi (1420122076)
2. Khaerun Nisa (1420122054)
3. Muslihaturrohmatina (1420122074)
4. Nurasyah (1420122084)
5. Lalu Sanjana Ramdhanu (1420122059)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Bapak Dosen Ns. Iwan Wahyudi ,S.Kep.,M.Kep, dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi
yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Kami selaku pembuat makalah ini menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bagu, 21 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Kajian Teori...........................................................................................................................3
2.1.1. Definisi Anatomi Dan Fisiologi.....................................................................................3
2.1.2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan...........................................................................3
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2. Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh manusia terdiri dari sel, jaringan, organ dan sistem tubuh. Sel sebagai unit
terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit
terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang yang lebih kecil yang
berdiri sendiri. Sel terdiri dari organel-organel sel yang empunyai fungsi dan ciri khas
masing-masing untuk kelangsungan fungsi sel (Washudi and Hariyanto, 2016).

Beberapa sel akan membentuk sebuah jaringan. Jaringan merupakan gabungan dari
beberapa atau banyak sel yang memiliki fungsi yang sama dalam suatu ikatan. Beberapa
jaringan akan membentuk sebuah organ. Setiap organ dalam anatomi manusia memiliki
struktur dan fungsinya masing-masing. Organ-organ tubuh manusia ini terhubung satu sama
lain melalui sistem organ. Tubuh kita memiliki rangkaian sistem organ yang saling
mendukung agar berfungsi sempurna.

Anatomi dan fisiologi adalah dua cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
tubuh manusia. Anatomi dan fisiologi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Anatomi dan
fisiologi adalah dasar untuk mempelajari bagian tubuh dan bagaimana fungsinya. Anatomi
dan fisiologi perlu dimengerti dan dipahami oleh tenaga kesehatan sebagai dasar dalam
memberikan pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan sistem tubuh. Anatomi
berarti akan mempelajari struktur sedangkan fisiologi akan mempelajari fungsinya.

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian dan struktur tubuh,


sedangkan fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan kerja bagian- bagian
tubuh. Ilmu ini sangat erat hubungannya, fisiologi dihubungkan secara langsung dengan
anatomi. Sebagai contoh sel saraf yang terdiri badan sel, akson yang akan membentuk
jaringan saraf. Jaringan saraf ini berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsang di
sistem persyarafan. Pada sistem persarafan terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi yang tersusun
atas sel-sel saraf yang saling berkaitan. Sistem muskuloskeletal terdiri dari bagian-bagian
terkecil, termasuk sel dan jaringan otot, tulang dan persendian. Tubuh manusia dapat
bergerak karena seluruh bagian tubuh manusia dapat bekerja dengan normal.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa itu anatomi dan fisiologi ?
b. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem pencernaan ?
c. Apa gangguan yang terjadi pada sistim pencernaan?
d. Bagaimana cara menjaga kesehatan sistem pencernaan ?

1.3. Tujuan
Mengetahui tentang anatomi fisiologi pada sistem pencernaan berikut dengan
gangguan yang mungkin saja terjadi pada sistem pencernaan manusia serta cara menjaga
kesehatan sistem pencernaan pada manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Definisi Anatomi Dan Fisiologi


Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata "ana" artinya bagian
dan "tome" artinya memotong atau memisahkan. Anatomi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bagian-bagian dan struktur tubuh yang saling berkaitan. Ilmu
anatomi akan mempelajari susunan, letak dan hubungan bagian yang tidak dapat
dipisahkan (Sloane, 2004).

Fisiologi berasal dari kata fisis (phisis) artinya cara kerja; logos (logi) atau
ilmu pengetahuan. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau fungsi dari tiap-
tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh. Anatomi merupakan ilmu yang
mempelajari struktur tubuh. Ilmu anatomi melibatkan istilah-istilah dalam tubuh
manusia, dari bagian terkecil yang terlihat hingga bagaimana bagian- bagian tersebut
berinteraksi untuk membentuk unit fungsional. Anatomi yaitu ilmu yang mempelajari
susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Fisiologi yaitu ilmu
yang mempelajari fungsi bagian-bagian tubuh.

2.1.2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Ada beberapa organ utama yang menyusun


sistem pencernaan dan memiliki fungsinya
masing-masing. Mulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi
setiap organ tersebut:

2.1.2.1 Rongga Mulut

Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Faktanya, pencernaan


dimulai bahkan sebelum seseorang menggigit makanan yang dikonsumsi.
Sebab, kelenjar ludah akan menjadi aktif saat seseorang melihat dan mencium
hidangan tertentu. Ketika mulai makan, seseorang akan mengunyah makanan
dengan gigi menjadi potongan-potongan yang lebih mudah dicerna.

3
Di mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi.
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan, yaitu:

1) Lidah (Lingua) Lidah tersusun oleh otot lurik yang diselubungi oleh
selaput mukosa. Pada lidah terdapat papila-papila (tonjolan) yang
merupakan indra pengecap. Gerakan lidah berfungsi untuk membantu
mencampur makanan dengan ludah dan mendorong makanan masuk ke
kerongkongan. Lidah juga berfungsi untuk membantu ketika berbicara.
2) Kelenjar Ludah (Grandula Savinalis) Ludah dihasilkan oleh kelenjar
ludah yang berjumlah tiga pasang, yaitu:

a) Kelenjar Protis 8 Terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan
telinga. Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim
ptialin(amilum).

b) Kelenjar Submandibularis Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang.


Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa).

c) Kelenjar Sublingualis Terletak di bagian dasar bawah lidah dan


bermuara ke dalam dasar mulut. Menghasilkan ludah yang
mengandung air dan lendir (seromukosa).

Ketiga pasang kelenjar tersebut menghasilkan satu sampai dua


setengah liter ludah setiap hari. Ludah manusia terdiri dari hasil sekresi
dari kelenjar protin (25%), kelenjar submandibularis atau submaksilaris
(70%), dan kelenjar sublingualis(5%). Ludah mengandung enzim amilase
(ptialin) yang bekerja pada suasana netral. Enzim ini berfungsi mengubah
amilum menjadi glukosa. Kelenjar ludah menghasilkan air liur (saliva)
yang mempunyai fungsi berikut :

a) Mengandung enzim ptialin atau amilase yang merombak amilum


menjadi maltosa.

b) Mempermudah proses menelan makanan (sebagai pelumas).

c) Mempunyai efek anti bakteri terhadap makanan.

d) Merangsang papila pengecap pada lidah.

4
e) Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.

f) Membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

3) Gigi (Dentin) 9 Gigi manusia berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis,


gigi manusia tumbuh mulai usia 6 bulan, gigi pertama ini disebut gigi
susu, kemudian gigi sulung. Pada usia 6 tahun, gigi anak berjumlah 20.
Sejak usia 6 tahun hingga 14 tahun, gigi mulai tanggal dan berturut-turut
diganti oleh gigi tetap (permanen) yang jumlahnya sama dengan gigi
sulung ditambah 12 geraham besar. Gigi orang dewasa berjumlah 32 gigi.
Berdasarkan fungsinya, gigi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Gigi Seri, berfungsi untuk memotong makanan.

b) Gigi Taring, berfungsi untuk mengoyak dan merobek makanan.

c) Gigi Geraham Depan dan Belakang, berfungsi untuk mengunyah dan


menghaluskan makanan.

Gigi manusia terdiri atas bagian-bagian berikut :

a) Mahkota gigi yang dilapisi email (zat paling keras dalam tubuh yang
terbuat dari garam kalsium). Dalam mahkota gigi terdapat dentin.
b) Tulang gigi, meliputi leher gigi yang dikelilingi gusi dan akar yang
dilapisi semen untuk melekatkan gigi dengan kuat pada rahang.
c) Rongga pulpa, terdapat di tengah-tengah gigi dan berisi pembuluh
darah dan syaraf.

5
2.1.2.2 Kerongkongan (Esofagus)

Dari mulut, makanan menuju esofagus yang dindingnya dilapisi


epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya
sekitar 25 cm, memanjang dari akhir mulut hingga lambung. Kerongkongan
terdiri dari 1/3 otot lurik dan 2/3 otot polos. Kerongkongan merupakan saluran
yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Bagian dalam
kerongkongan terdapat kelenjar mukosa yang berfungsi membasahi 10
makanan sehingga menjadi licin. Karena ototnya tersusun secara memanjang
dan melingkar, maka di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yakni
gerakan mendorong makanan menuju lambung oleh otot-otot dinding
kerongkongan. Kerongkongan terdiri atas 4 lapisan, yaitu lapisan mukosa,
lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia.

2.1.2.3 Lambung (ventrikulus)

Makanan bergerak dari kerongkongan menuju lambung. Lambung


yaitu bagian saluran pencernaan yang melebar. Lubang lambung selalu dalam
keadaan tertutup. Akan tetapi, secara refleks sfingter kardial akan terbuka bila
ada makanan yang masuk. Sfingter kardial merupakan otot melingkar yang
terdapat diantara esofagus dan lambung. Lambung berupa kantong besar yang
terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1) Kardiak

Merupakan pintu masuk pertama makanan dari esofagus yang terletak


disebelah atas dekat jantung.

2) Fundus

Merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat dan


menghasilkan HCl serta musin.

3) Pilorus

Merupakan bagian didaerah bawah lambung yang berhubungan dengan


usus dua belas jari.

6
Setelah makanan masuk ke lambung sfingter kardiak dan sfingter
pilorus menutup. Kontraksi otot lambung mengaduk-aduk makanan dan secara
mekanik memecah serta mencampurnya dengan getah lambung yang di
hasilkan oleh kelenjar lambung. Getah lambung yang berfungsi dalam proses
pencernaan secara kimiawi mengandung zat-zat berikut :

1) HCl (asam klorida), berfungsi memberi suasana asam sehingga dapat


mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan. Selain itu, asam klorida
juga berfungsi mengaktifkan enzim pepsinogen yang membentuk pepsin,
serta mengubah sifat protein.

2) Pepsin, yaitu enzim yang berfungsi merombak protein menjadi pepton.

3) Renin, yaitu enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu).

4) Gastrin, yaitu hormon yang dapat mengaktifkan enzim tripsinogen untuk


membentuk enzim tipsin.

5) Lipase, yaitu enzim yang berfungsi menghidrolisis lemak.

6) Intrinsik faktor berfungsi untuk membantu usus menyerap vitamin B12.

Dinding lambung tersusun dari tiga lapis otot, yaitu otot


memanjang (bagian luar), otot melingkar (bagian tengah), dan otot miring
(bagian dalam). Jika dinding lambung mencampur makanan dengan getah
lambung. Sesudah kira-kira tiga jam, makanan menjadi berbentuk bubur yang
disebut kim. Akibat gerakan peristaltik, kim terdorong ke bagian pilorus.
Gerakan peristaltik tersebut menyebabkan sfingter pilorus mengendur dalam
waktu yang sangat singkat sehingga kim masuk ke usus halus sedikit demi
sedikit.

2.1.2.4 Usus halus (intestinum)

Usus halus berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-8 m, yang terdiri
atas tiga bagian, yaitu:

7
1) Usus Dua Belas Jari (duodenum) 25 cm. Duodenum merupakanUsus dua
belas jari panjangnya muara dua saluran, yaitu saluran empedu dan saluran
pankreas. Suasana asam merangsang dinding usus duabelas jari untuk
mengeluarkan hormon sekretin dan kolesitokinin. Kolesitokinin
merangsang kelenjar empedu untuk mengeluarkan empedu. Kerja sama 12
hormon kolesitokinin dan sekretin juga merangsang pankreas agar
mengeluarkan sekretnya.

2) Usus Kosong (jejunum) 2,5 cm. Jejenum merupakan tempatUsus kosong


panjangnya pencernaaan terakhir sebelum sari-sari makanan diserap. Di
dalam jejenum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh
enzim-enzim berikut :

a) Enterokinase, enzim ini berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang


dihasilkan oleh pankreas.

b) Erepsin (dipeptidase), enzim ini berfungsi mengubah dipeptida atau


pepton menjadi asam amino.

c) Laktase, enzim ini berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan


galaktosa.

d) Maltase, enzim ini berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

e) Sukrase, enzim ini berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan


fruktosa.

f) Lipase, enzim ini berfungsi mengubah lemak menjadi gliserol dan asam
lemak.

3) Usus Penyerapan (ileum) 3,6 meter. Ileum mmpunyai vili (jonjotUsus


penyerapan panjangnya usus) dan mikrovili yang berfungsi memeperluas
permukaan usus sehingga proses penyerapaan makanan lebih sempurna.
Glukosa, asam amino,vitamin dan mineral diserap oleh pembuluh darah
kapiler yang ada didalam jonjot usus (vili). Vili tersusun dari pembulu
darah, pembulu limfa, dan sel goblet. Sementara itu, asam lemak dan
gliserol diangkat melalaui kil (limfa).

8
2.1.2.5 Pankreas

Organ ini berfungsi untuk mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam


duodenum yang memecah protein, lemak dan karbohidrat. Pankreas juga
membuat insulin, meneruskannya langsung ke aliran darah.

2.1.2.6 Hati atau Liver

Hati memiliki banyak fungsi, tetapi tugas utamanya dalam sistem


pencernaan adalah memproses nutrisi yang diserap dari usus kecil. Empedu
dari hati yang disekresikan ke usus kecil juga memainkan peran penting dalam
mencerna lemak dan beberapa vitamin.

2.1.2.7 Kantong empedu

Kantong empedu menyimpan dan mengkonsentrasikan empedu dari


hati. Kemudian, melepaskannya ke duodenum di usus kecil untuk membantu
menyerap dan mencerna lemak.

2.1.2.8 Usus besar (kolon)

Usus besar merupkan tempat bermuaranya usus halus. Usus besar


dilapisi oleh membran mukosa tanpa lipatan, kecuali pada bagian rektum.
Fungsi utama organ ini adalah mengabsorpsi air, membentuk masa feses, dan
membentuk lendir untuk melumasi permukaan mukosa.

Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia Coli yang hidup


pada makanan yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya selulosa, dan
menghasilkan vitamin K dan biotin. Vitamin K dan biotin yang disintesis oleh
E.coli, diserap masuk ke dalam tubuh melalui dinding kolon.

Jadi, di dalam kolon tidak terjadi pencernaan mekanis maupun


kimiawi, yang terjadi adalah penyerapan air dan pembentukan feses yang
dapat tersimpan  24 jam.

Dalam sistem pencernaan, posisi kolon mula-mula naik, yaitu dimulai


dari sekum (usus buntu), kemudian mendatar dan turun kembali sampai poros
usus (rektum). Kolon naik disebut kolon asenden, kolon mendatar disebut
kolon transversum, dan kolon turun disebut kolon desenden.
9
Feses yang terbentuk akan terdorong ke rektum secara peristaltik dan
dikeluarkan lewat anus. Pengeluaran feses lewat anus disebut proses defekasi.
Proses defekasi (buang air besar) terjadi sebagai berikut. Lubang anus terdiri
atas otot sfingter anus yang berupa otot polos dibagian dalam dan otot lurik
dibagian luar.

Pada saat lambung dan usus halus terisi kembali, terjadi rangsangan
pada kolon untuk proses defekasi. Rangsangan ini disebut refleks gastrokolik
yang secara sadar dapat dirasakan. Jika kita melakukan kontraksi (mengejan),
dinding perut dan otot bagian dalam secara refleks mengendur pula. Ini
mengakibatkan berkontraksinya otot kolon dan rektum sehingga feses
terdorong keluar.

2.1.2.9 Rektum

Rektum adalah bagian akhir dari proses pencernaan. Dibagian ini,


fases disimpan sampai waktunya dikeluarkan. Rektum dapat berkontraksi
sehingga menimbulkan terjadinya defekasi, yaitu proses pengeluaran zat-zat
sisa pencernaan makanan melalui anus.

Rektum merupakan bagian tubuh yang memiliki berbagai fungsi.


Mulai dari menerima feses dari usus besar, memberitahukan bahwa ada feses
yang harus dikeluarkan dan menahan feses sampai terjadi evakuasi.

2.1.2.10 Anus

Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Ini adalah


saluran sepanjang 2 inci yang terdiri dari otot-otot dasar panggul dan dua
sfingter anal (internal dan eksternal). Lapisan anus bagian atas mampu
mendeteksi isi rektal. Ini memungkinkan seseorang untuk mengetahui apakah
isinya cair, gas atau padat. Anus merupakan lubang tempat keluarnya kotoran
(fases) setelah sebelumnya di tampung didalam rektum. Anus terdiri atas dua
lapis otot, yaitu otot polos dan otot lurik.

10
2.1.3. Gangguan Sistem Pencernaan

1) Gastritis/ maag, Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh radang akut


pada dinding lambung yang disebabkan karena makanan kotor atau
kelebihan HCL.
2) Kolitis, Penyakit pada sistem pencernaan akibat peradangan usus besar.
3) Apendisitis, Peradangan pada umbai cacing (usus buntu).
4) Xerostomia, Gangguan pada rongga di mana produksi air liur menurun
sehingga mulut terasa kering.
5) Diare, Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang
mengganggu flora normal pada kolon sehinnga feses menjadi cepat
keluar.
6) Kolik, Rasa nyeri pada perut karena menkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang meransang, misalnya cabe, lada, dam jahe.
7) Malabsorpsi, Kelainan kemampuan lambung dan usus untuk menyerap
sari makanan menjadi tidak sebaik yang seharusnya.
8) Malanutrisi, Gangguan kesehatan gizi, dapat karena kelebhihan,
kekurangan, atau ketidakseimbangan gizi.
9) Keracunan makanan, Keracunan makanan dapat terjadi karena alergi
terhadap makan tertentu atau zat aditif yang terkandung di dalamnya.
Keracunan juga bisa terjadi karena makanan mengandung virus, jamur,
dan mikroorganisme, dan parasit lain.
10) Konstipasi/sembelit, Sulit buang air besar karena feses terlalu keras.
11) Peritonitis, Infeksi pada rongga perut.
12) Parotitis, Radang pada kelenjar parotis. Satu atau kedua pipi
membengkak karena kelenjar ludah parotis diserang virus.
13) Heart burn, Mengalirnya kembali cairan gastrik (cairan lambung) yang
terlalu asam (karena banyaknya HCL) kebagian esofagus.
14) Ulkus peptikum, Terlalu banyak sekret getah lambung yang masuk ke
duodenum sehingga bersifat asam.

2.1.4. Cara Menkaga Kesehatan Sistem Pencernaan

Kesehatan saluran cerna merupakan kondisi yang fundamental dibutuhkan


bagi setiap manusia di segala usia. Selain fungsi saluran cerna sebagai penyedia asupan

11
energi dan zat gizi untuk pemenuhan kebutuhan tubuh, saluran cerna juga merupakan
penentu kondisi sehat-sakit dan kualitas hidup manusia.

Kesehatan saluran cerna ditentukan salah satunya dengan terciptanya kondisi


simbiosis antara bakteri “jahat” (penyebab penyakit) dengan bakteri “baik” (probiotik),
sehingga bisa mencegah terjadinya disbiosis. Bakteri “baik” atau probiotik adalah jasad
renik hidup yang termasuk golongan bakteri atau jamur, yang tersedia sebagai
suplemen makanan dan merupakan kandungan dalam makanan (seperti yogurt, kefir,
keju tua, kombucha ataupun miso), dan mempunyai manfaat untuk mendukung
pengobatan diare, IBS (irritable bowel syndrome), infeksi usus tertentu, dan mencegah
atau mengurangi keparahan “masuk angin” dan flu, ataupun membantu melancarkan
pencernaan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus
tersebut, antara lain adalah faktor genetik, pola hidup secara umum, kolonisasi awal
saat bayi lahir, medikasi yang diperoleh, dan kondisi sehat-sakit seseorang. Khusus
untuk nutrisi, maka ada beberapa hal yang dapat memengaruhi keseimbangan
mikrobiota usus, yaitu :

a. Pola makan, apakah pola makan gaya Barat yang banyak konsumsi daging atau
vegetarian?
b. Konsumsi makanan khusus, seperti bijian utuh, buah dan kacang, serta sayur dan
kacang-polong;
c. Senyawa aktif dari makanan seperti serat/ karbohidrat kompleks, lemak, protein dan
fitokimia;
d. Makanan yang mengandung mikroba.

Contoh makanan yang berasal dari tanaman yang dapat mendukung


mikrobiota usus dan kesehatan saluran cerna, antara lain adalah brokoli dan kelompok
kol, pisang, kacang-kacangan, dan tempe. Makanan-makanan tersebut berperan sebagai
prebiotik, yaitu kandungan karbohidrat makanan yang tidak hidup dan tidak dapat
dicerna, yang merupakan makanan bagi probiotik, dan tersedia sebagai suplemen
makanan dan secara alamiah terkandung dalam makanan tertentu (seperti pisang, tomat,
apel, mangga, wortel, asparagus, bawang putih atau bawang merah, serta madu, dan
coklat hitam). Prebiotik juga mempunyai manfaat untuk membantu melancarkan
pencernaan dan dapat mendukung pengobatan berbagai penyakit gangguan pencernaan
atau IBD (inflammatory bowel disease).

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata "ana" artinya bagian dan
"tome" artinya memotong atau memisahkan. Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bagian-bagian dan struktur tubuh yang saling berkaitan. Fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari faal atau fungsi dari tiap- tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh.
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Saluran pencernaan manusia
tediri dari : rongga mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (vetrikulus), usus halus, usus
besar (kolon) dan anus. Gastritis/ maag, Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh radang
akut pada dinding lambung yang disebabkan karena makanan kotor atau kelebihan HCL.
Kolik, Rasa nyeri pada perut karena menkonsumsi makanan yang mengandung zat yang
meransang, misalnya cabe, lada, dam jahe. Keracunan makanan, Keracunan makanan dapat
terjadi karena alergi terhadap makan tertentu atau zat aditif yang terkandung di dalamnya.
Parotitis, Radang pada kelenjar parotis. Kesehatan saluran cerna merupakan kondisi yang
fundamental dibutuhkan bagi setiap manusia di segala usia. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus tersebut, antara lain adalah faktor genetik, pola
hidup secara umum, kolonisasi awal saat bayi lahir, medikasi yang diperoleh, dan kondisi
sehat-sakit seseorang. Khusus untuk nutrisi, maka ada beberapa hal yang dapat memengaruhi
keseimbangan mikrobiota usus, yaitu : . Contoh makanan yang berasal dari tanaman yang
dapat mendukung mikrobiota usus dan kesehatan saluran cerna, antara lain adalah brokoli
dan kelompok kol, pisang, kacang-kacangan, dan tempe.

3.2. Saran
Setelah menyusun makalah terkait Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan kali ini
penulis berharap pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Tentunya terhadap
penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang
bisa membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sumiyati, S., Anggraini, D. D., Kartika, L., Arkianti, M. M. Y., Sudra, R. I., Hutapea, A.
D., ... & Sitanggang, Y. F. (2021). Anatomi Fisiologi. Yayasan Kita Menulis.

AL LAHIJI, A. K., DESIANA, D., ANDARNINGSIH, E., AMINAH, S., & SYAHADATIN,
Z. MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.

Bardosono, S. NUTRISI UNTUK KESEHATAN PENCERNAAN (BAGIAN 1).

14

Anda mungkin juga menyukai