Anda di halaman 1dari 11

Universitas Borcelle

TUGAS
PRESENTASI
Oleh :
Kelompok 3
MATERI PEMBAHASAN
PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA DAN DINAMIKA
IMPLEMENTASI DI ERA
REFORMASI
01

LATAR
BELAKANG
Usai Orde Baru berakhir, rezim pemerintahan berganti ke masa Reformasi, sejak 1998 sampai sekarang.
Pada masa Reformasi, Pancasila masih ada dalam pendidikan sekolah melalui pengajaran di kelas, meski
tak seketat era Orde Baru. Masa Reformasi dimulai setelah Soeharto memutuskan mundur dari kursi
jabatannya dan digantikan oleh BJ Habibie.Inti dari Reformasi sendiri adalah memelihara kinerja bangsa
dan negara yang sudah baik di masa lampau dan memperbaiki kekurangannya.Pancasila di era Reformasi
dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan era Orde Lama dan Orde Baru, karena tetap ada tantangan
yang harus dihadapi. Tantangan tersebut adalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih
terus terjadi. Pancasila seakan-akan tidak memiliki kekuatan untuk menuntun masyarakat. Beberapa
kelemahan yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila di era
Pancasila sebagai dasar negara

Pancasila sebagai dasar negara artinya pancasila digunakan sebagai dasar


untuk mengatur pemerintahan negara atau sebagai dasar untuk mengatur
administrasi negara. Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar
negara, yang meliputi hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Semua
peraturan pemerintah harus sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut.
02
DINAMIKA IMPLEMENTASI
PANVASILA DI ERA REFORMASI
1.Pemaknaan Pancasila yang lebih inklusif: Setelah Reformasi tahun 1998, terjadi perubahan dalam pemaknaan Pancasila yang lebih inklusif, yaitu
memasukkan pemahaman yang lebih luas tentang hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, dan pluralisme. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa
amandemen pada UUD 1945, di mana nilai-nilai tersebut tercakup dalam rumusan dasar negara.

2.Perdebatan tentang agama dalam Pancasila: Meskipun Pancasila mengakui keberadaan Tuhan, terdapat perdebatan mengenai posisi agama dalam
Pancasila. Beberapa kelompok memandang bahwa agama harus diakui sebagai satu dari lima asas negara dalam Pancasila, sementara kelompok
lain berpendapat bahwa agama harus menjadi bagian dari nilai-nilai moral yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

3.Politisasi Pancasila: Selama Era Reformasi, Pancasila seringkali dipolitisasi oleh partai politik dan kelompok tertentu untuk memperoleh
dukungan politik. Hal ini menyebabkan beberapa kontroversi, seperti usulan untuk menambahkan kata "khilafah" pada sila pertama Pancasila.
03
LANJUTAN....
4.Penggunaan Pancasila dalam pendidikan: Pancasila tetap menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa pengajaran Pancasila seringkali hanya bersifat formalistik
dan tidak memperhatikan konteks sosial dan politik yang ada di Indonesia.

5.Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari: Meskipun Pancasila diakui sebagai dasar negara
Indonesia, nilai-nilai Pancasila seringkali tidak tercermin dalam praktik kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa
isu sosial seperti intoleransi, korupsi, dan ketidakadilan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Secara keseluruhan, dinamika Pancasila dalam Era Reformasi hingga saat ini mengalami perubahan dan
tantangan dalam pemaknaan, implementasi, dan politisasi nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Namun, Pancasila
tetap menjadi dasar negara yang penting dan memiliki potensi untuk memperkuat identitas nasional dan
kebhinekaan Indonesia jika diimplementasikan dengan baik.
05

KEKURANGAN MASA ERA


REFORMASI
1.Kembalinya Pancasila sebagai ideologi resmi: Pada masa Orde Baru, Pancasila dijadikan sebagai ideologi negara dan digunakan
sebagai alat untuk mengontrol kebebasan berpendapat. Setelah reformasi, Pancasila kembali diakui sebagai ideologi resmi, tetapi
dengan tafsiran yang lebih luas dan inklusif.

2.Munculnya pluralisme dan kebebasan beragama: Reformasi membawa perubahan yang signifikan dalam hal kebebasan
berpendapat dan kebebasan beragama. Hal ini membuka ruang bagi masyarakat untuk menafsirkan Pancasila dalam konteks yang
lebih pluralistik dan inklusif, yang memungkinkan adanya kebebasan untuk mempraktikkan agama dan keyakinan yang berbeda.

3.Munculnya perdebatan mengenai Islam dan Pancasila: Di era Reformasi, terjadi perdebatan yang intens mengenai hubungan
antara Islam dan Pancasila. Beberapa kelompok Islam memandang Pancasila sebagai ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam, sementara kelompok lainnya berusaha untuk menafsirkan Pancasila secara inklusif sehingga dapat diintegrasikan dengan
ajaran Islam.
06
ANALISA
KASUS
dinamika Pancasila dalam Era Reformasi mengalami perubahan signifikan berdasarkan tuntutan reformasi, seperti amandemen UUD
‘45, penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI, penegakan hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN), otonomi daerah, kebebasan pers, dan mewujudkan demokrasi. Berikut adalah penjelasan dan contoh konkretnya:
1.Amandemen UUD ‘45
Amandemen tersebut menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tetap dan bahwa kebebasan sipil dan hak asasi
manusia harus dihormati. Selain itu, amandemen juga mengatur tentang pemilihan presiden langsung dan pemilihan kepala
daerah.Contoh: Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung di seluruh Indonesia mulai dilakukan pada tahun 2005.

2.Penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI


Doktrin dwi fungsi ABRI ditiadakan pada 1998 sebagai tanggapan atas tuntutan reformasi. Dengan penghapusan doktrin ini, ABRI
tidak lagi memiliki peran politik dalam sistem pemerintahan.Contoh: ABRI berganti nama menjadi TNI (Tentara Nasional
Indonesia) dan perannya dibatasi hanya untuk menjaga keamanan dan ketertiban nasional.
07
LANJUT...
3.Penegakan HAM dan Pemberantasan KKN
Penegakan HAM dan pemberantasan KKN menjadi fokus utama reformasi. Hal ini tercermin dalam pembentukan Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Contoh: Kasus pelanggaran HAM dan korupsi seperti kasus
Munir dan kasus e-KTP menjadi sorotan publik dan dituntut untuk ditindaklanjuti oleh lembaga penegak hukum.

4.Otonomi daerah
Pemberian otonomi daerah bertujuan untuk memberikan kekuasaan lebih kepada daerah dalam mengatur urusan pemerintahan, ekonomi,
dan keuangan.
Contoh: Pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur keuangan, pendidikan, kesehatan, dan
infrastruktur di daerah masing-masing.

5.Kebebasan pers
Kebebasan pers menjadi hal yang penting dalam era reformasi untuk mencegah adanya praktik pelanggaran HAM dan KKN yang
disembunyikan oleh pemerintah.
Contoh: Berbagai media massa dapat melaporkan berita dan opini secara bebas dan tidak ada lagi sensor pada isi berita.
08
KESIMPULAM
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia telah berhasil melalui masa-masa sulit untuk mencapai
perubahan yang lebih baik dalam sistem politik dan tata kelola negaranya. Namun, meskipun telah berhasil mencapai
perubahan signifikan, masih ada banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi dalam memperkuat sistem demokrasi
dan mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat dari
seluruh pihak untuk terus memperjuangkan reformasi dan memperkuat sistem politik yang lebih demokratis dan transparan
di Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai