Dosen
Dwi Afrimetty Timoera, S.H., M.H.
Disusun Oleh:
1. Adilla Syawal Pangrestu 1515623036
2. Fadiyah Aina Yasmin 1513623061
3. Jolly Ideal Noptrisman Halawa 1502623050
4. Moh. Hylmi Haidar Wibowo 1502623033
5. Muhamad Ridwan Hidayat 1527423002
6. Muhammad Rizky Saputra 1502623031
7. Nadya Nurruzzahra 1524423065
8. Rinjani Cinta Safira 1521423029
9. Sakti Tri Muwijaya 1502623050
FAKULTAS TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Pancasila di era reformasi adalah hasil dari perubahan politik
dan sosial yang signifikan di Indonesia setelah jatuhnya rezim otoriter Orde Baru pada
tahun 1998. Era reformasi ini menghasilkan perubahan besar dalam cara
pemerintahan dan paham politik di Indonesia, yang pada gilirannya memengaruhi
pemahaman dan pengembangan Pancasila sebagai dasar negara.
Berikut adalah beberapa latar belakang dan perkembangan penting Pancasila di era
reformasi:
1. Jatuhnya Orde Baru: Reformasi dimulai pada tahun 1998 ketika Presiden
Soeharto mengundurkan diri setelah tekanan besar dari demonstrasi massa dan
tekanan internasional. Pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan korup
menimbulkan ketidakpuasan besar di kalangan rakyat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masyarakat menginterpretasikan pancasila pada masa reformasi?
2. Apa saja yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pergantian ke
masa reformasi?
3. Seberapa besar pengaruh nilai pancasila dalam sejarah era reformasi ini?
4. Implementasi perilaku masyarakat terhadap pancasila pada masa reformasi ada
apa saja?
5. Apa saja contoh penerapan sila pancasila dikehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan mengetahui seberapa banyak pengaruh dan
implementasi terhadap sila-sila di pancasila pada era reformasi. Selain itu, untuk
mengetahui bagaimana kehidupan bermasyarakat yang ditinjau dari bidang ekonomi,
politik, dan hukum yang terjadi pada era tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Era Reformasi adalah periode penting dalam sejarah politik Indonesia yang
dimulai pada tahun 1998 dan masih berlanjut hingga saat ini. Era Reformasi dimulai
setelah jatuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto yang
berkuasa selama lebih dari 30 tahun. Saat Kejatuhan Soeharto Presiden Soeharto
mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J.
Habibie. Periode ini didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.
Isu-isu selama periode ini di antaranya dorongan untuk menerapkan demokrasi
dan pemerintahan sipil yang lebih kuat, elemen militer yang mencoba untuk
mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyarakat
umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar. Proses reformasi
menghasilkan tingkat kebebasan berbicara yang lebih tinggi, berbeda dengan
penyensoran yang meluas saat Orde Baru. Akibatnya, debat politik menjadi lebih
terbuka di media massa dan ekspresi seni makin meningkat. Peristiwa-peristiwa yang
telah membentuk Indonesia dalam periode ini di antaranya serangkaian peristiwa
terorisme (termasuk bom Bali 2002) serta gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia
2004.
Makna reformasi secara etimologis berasal dari kata Reformation dengan akar
kata “reform” yang secara semantik bermakna “make or become better by removing
or putting right what is bad wrong.” Yang secara harfiah reformasi mempunyai
pengertian suatu Gerakan yang memformat ulang, menata ulang, menata Kembali
hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula
sesuai dengan nilai-nilai ideal yang di cita-citakan rakyat. Reformasi juga diartikan
pembaharuan dari paradigma, pola lama ke paradigma, pola baru untuk menuju ke
kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan
.
B. Contoh
Pancasila tetap menjadi dasar negara Indonesia sepanjang era reformasi dan tidak
mengalami perubahan yang mendasar. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila yang
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) masih
berlaku pada era reformasi dan hingga saat ini. Namun, dalam prakteknya, nilai-nilai
Pancasila tetap menjadi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila pada
era reformasi:
1. Demokrasi
Era reformasi ditandai dengan pemulihan demokrasi di Indonesia setelah era
Orde Baru. Pemilihan umum yang bebas dan adil diadakan secara berkala,
memungkinkan rakyat Indonesia untuk memilih wakil-wakil mereka dalam
pemerintahan.
2. Keadilan Sosial
Pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menciptakan keadilan sosial
melalui berbagai kebijakan seperti program bantuan sosial, perbaikan akses
pendidikan dan layanan kesehatan, serta upaya pengentasan kemiskinan.
4. Persatuan Indonesia
Era reformasi juga menjadi waktu di mana upaya lebih besar dilakukan untuk
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Konflik regional dan etnis
diredam melalui dialog dan perundingan.
5. Kemandirian Ekonomi
Prinsip kemandirian ekonomi yang termaktub dalam Pancasila mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan
ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya ekonomi asing.
1. Demokrasi
- Meningkatkan proses demokrasi dengan mengadakan pemilihan umum yang
bebas dan adil, serta memastikan hak partisipasi politik untuk semua warga
negara.
- Mendorong keterbukaan pemerintahan dengan memberikan akses informasi
publik yang lebih baik dan memerangi korupsi.
2. Keadilan Sosial
- Mengimplementasikan kebijakan yang mendorong pemerataan ekonomi dan
mengurangi kesenjangan sosial antara kelompok-kelompok masyarakat.
- Meningkatkan akses ke pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan bagi seluruh
lapisan masyarakat.
3. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Meningkatkan penghargaan terhadap hak asasi manusia dan mencegah
pelanggaran hak-hak tersebut.
- Melindungi hak minoritas dan memerangi diskriminasi ras, agama, dan
gender.
4. Persatuan Indonesia
- Mendorong semangat persatuan dan kesatuan antar-etnis, agama, dan budaya
di Indonesia.
- Memastikan bahwa semua kebijakan dan tindakan pemerintah tidak
merugikan kelompok-kelompok tertentu.
5. Ketuhanan yang Maha Esa
- Menghormati kebebasan beragama dan keyakinan serta menjaga kerukunan
antar-agama.
- Mendorong dialog antar-agama dan kerja sama untuk membangun toleransi
dan pemahaman antar-umat beragama.
6. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
- Mengedepankan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
- Memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pembuatan kebijakan.
7. Musyawarah untuk Mufakat
- Mendorong budaya musyawarah dalam mengatasi perbedaan pendapat dan
konflik.
- Memfasilitasi dialog antara berbagai kelompok masyarakat untuk mencapai
kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
8. Kepribadian Indonesia
- Mendorong pelestarian budaya, bahasa, dan tradisi Indonesia.
- Memperkuat identitas nasional yang berlandaskan Pancasila.
9. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
- Mendorong tanggung jawab sosial perusahaan dan individu dalam menjaga
lingkungan dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat.
- Memperkuat perlindungan lingkungan dan sumber daya alam.
1. Kesimpulan
Era reformasi bisa dibilang masa transisi dari runtuhnya era orde baru. Era ini
seperti memberi sedikit harapan akan keterbukaan terhadap suara masyarakat yang
bisa menyampaikan aspirasinya. Era Reformasi telah membawa Indonesia ke arah
yang lebih demokratis dan terbuka, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan dalam
perjalanan menuju perubahan yang lebih besar dan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Saran
Sebagai generasi muda penerus bangsa sudah selayaknya kita membantu
perjuangan kemakmumaran masyarakat tanpa menghilangkan pengorbanan para
pahlawan terdahulu. Melalui peningkatan kualitas hidup bangsa dengan
memaksimalkan potensi diri agar terciptanya sumber daya manusia yang paham akan
artinya kepentingan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Wahda, Reformasi
https://www.academia.edu/33337113/MAKALAH_REFORMASI_1945_docx