Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang beragam berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Konsep pandangan
ini diterapkan sebagai upaya menyatukan keberagaman yang ada dengan mengutamakan
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah untuk menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara agar tujuan nasional dapat tercapai. Selaras dengan definisi
wawasan nusantara yang dituturkan dalam GBHN 1998 yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terkait diri dan lingkungannya dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Orde baru
Latar belakang
Lahirnya Orde Baru ditandai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura yang terdiri dari
tiga tuntutan, yakni pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan
harga. Akan tetapi sikap Presiden Soekarno bertolak belakang dengan aksi-aksi
mereka. Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia
menurunkan kepercayaannya terhadap pemerintahan Soekarno. Peristiwa G30S/PKI
adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas Soekarno. Hal itu membuatnya
mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11
Maret 1966 (Supersemar). Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan
Orde Baru. Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk
melakukan segala tindakan demi keamanan, ketenangan, dan stabilitas politik.
Sistem pemerintahan
Di masa Orde Lama, komunisme dan gagasan yang bertolak belakang dengan
Pancasila sempat meluas. Hal ini membuat Soeharto di masa jabatannya melakukan
indoktrinasi Pancasila. Beberapa metode indoktrinasi yang dilakukannya yaitu:
Menerapkan pengajaran P4 (Pelaksanaan, Pedoman, Penghayatan, dan
Pengamalan Pancasila) di sekolah.
Soeharto mengizinkan masyarakat membentuk organisasi dengan syarat
menggunakan asas pancasila.
Melarang kritikan yang menjatuhkan pemerintah dengan alasan stabilitas
negara.
Sistem pemerintahan Orde Baru menggunakan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utamanya adalah menerapkan nilai Pancasila dan UUD 1945, secara
murni serta konsekuen dalam aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Sistem pemerintahan pada masa Orde Baru adalah presidensial dengan bentuk
pemerintahan Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang berlaku. Dalam
periode masa Orde Baru, terjadi banyak perubahan-perubahan politik dan ekonomi.
Perekonomian Indonesia berkembang pesat walaupun dibarengi dengan praktik
korupsi yang merajalela. Melalui beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara
juga semakin kuat. Namun kondisi ini menurun ketika terjadi krisis moneter pada
1997. Krisis inilah yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan rakyat
sehingga Soeharto sebagai presiden mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998
yang mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Reformasi
Lahirnya Era Reformasi
Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden di tahun 1998 adalah pertanda Orde
Baru telah berakhir dan disusul dengan lahirnya era Reformasi. Pada era Reformasi
ini, masih ada beberapa pejabat yang beranggap bahwa Orde Baru belum berakhir,
karenanya era Reformasi disebut juga dengan era pasca Orde Baru. Adapun asal kata
reformasi sendiri tersusun atas dua kata, yakni re yang berarti kembali, dan formasi
berarti susunan. Maka era Reformasi dapat dikatakan sebagai era yang menyusun
kembali. Perihal yang disusun kembali dalam era ini adalah sistem pemerintahan
Negara Indonesia. Lahirnya era Reformasi ini bertujuan untuk mengubah segala
bidang yang menyimpang pada masa Orde Baru atau sebelum tahun 1998. Era ini
lahir tepat setelah presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan
kemudian digantikan oleh wakil presidennya, yakni B.J. Habibie.
Dampak
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat. Istilah globalisasi makin sering bergaung sejak
pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.