Anda di halaman 1dari 11

KISI KISI SOAL PAS KLS 9

1. Menjelaskan pancasila sebagai dasar negara


Pancasila merupkan idelogi yang di bangun atas pandangan hidup yang perlu dianut bangsa
indonesia ,ideologi adalah sebuah ide atau gagasan. Ide atau gagasan ini di gunakan untuk
landasan negara,lalu mengapa harus pancasila ?
Seperti yang di bahas cerdikiawan barat. Bahwa jika indonesia ingin maju, mereka perlu
mengikuti paham orang orang barat. Yang mengutamakan kepentingan pribadi,jadi bukan hal
yang salah jika kita saling sikut untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, hal itu berbeda
dengan kita yang terlahir beragam,di perlukan sebuah kerukunan antara umat yang beragam,
oleh sebab itu di buat nya pancasila untuk menjadi landasan negara yang adil,makmur dan
sejahtera

2. Penerapan pancasila pada masa orde lama , orde baru, masa awal kemerdekaan
Masa awal kemerdekaan(45-59): penerapan pancasila pada masa ini terhitung sulit,di karenakan
banyak aksi separatis (memisahkan diri) dan pemberontakan untuk menganti ideologi negara.
Contoh nya
A. pemberontakan pki di madiun 18 september 1948 (muso)
B. Pemberontakan darul islam/tentara islam(nii) 7 agustus 1949 (kartosuwiryo)
C. Pemberontakan republik maluku selatan (rms)
D. Pemerintahan revolusioner republik indonesia (PRRI) 1957-58 (sjariffudin prawiranegara)
E. (APRA) 23 januari 1950 (raymond westerling)
F. Perubahan bentuk negara dari republik indonesia serikat menjadi NKRI

Orde lama(59-66): masa ini di kenal sebagai periode demokrasi terpimpin di mana pusat
pemerintahan di pegang oleh presiden sendiri, hal ini di ambil atas keputusan sukarno itu sendiri di
karenakan banyak aksi separatis yang menyebabkan ketidak stabilan negara. Hal ini di tandai dengan
di keluarkan nya dekrit presiden pada tanggal 5 juli 1959. pada periode ini terjadi g30spki yang di
dalam nya bertujuan mengganti paham negara indonesai yang berawalkan pancasila menjad paham
komunis

Orde baru(66-98)
Masa ini sepenuh nya di arahkan oleh seoharto,pki dan algojo nya berhasil di bersihkan,tingkat
kesejahtraan naik namun yang kurang adalah isu korupsi dan nepotisme yang melibatkan soharto
dankeluarga,di tambah kebijakan petrus yang jelas melangar ham. Hal tersebut mengakibatkan
turun nya kepercayaan rakyat terhadap suharo,periode ini di akhiri dengan lengser nya suharto
karna desakan para mahasiswa setelah 32 tahun menjabat sebagai presiden

3. Penerapan pancasila pada masa reformasi


Di karenakan terlalu bebas dala beberapa aspek mengakibatkan adanya aksi anarkis,penurunan
moral dan turun nya sikap toleransi antara umat

4. Menjelaskan perbandingan ideologi terbuka dan tertutup


Ideologi terbuka adalah sebuah idelogi yang dapat berubah sesuai perkembangan jaman dengan
mengandalkan musyawarah contoh nya pancasila
Idelogi tertutup adalah ideologi yang tetap seperti itu dan bersifat abadi (tidak bisa di ganti)
contoh nya idelogi komunis
5. Menyebutkan ciri ciri pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila dapat di buktikan sebagai idelogi terbuka dengan melihat Keragaman Budaya:
Indonesia adalah rumah bagi beragam suku, agama, bahasa, dan adat istiadat. Keragaman ini
tercermin dalam keberagaman budaya yang dihargai dan dijunjung tinggi.

Pancasila: Sebagai dasar negara, Pancasila adalah falsafah yang mencakup nilai-nilai seperti
persatuan, keadilan sosial, demokrasi, dan kebebasan. Nilai-nilai ini mendorong inklusivitas dan
toleransi terhadap perbedaan.

Kebebasan Beragama: Indonesia menjamin kebebasan beragama bagi seluruh warganya.


Beragamnya keyakinan agama yang diakui dan dihormati merupakan cerminan dari ideologi
terbuka.

Media dan Ekspresi: Meskipun dengan aturan tertentu, media di Indonesia dapat
mengekspresikan berbagai pendapat dan pandangan. Kehadiran media yang bervariasi
mendukung pertukaran ide dan informasi.

Partisipasi Politik: Negara ini memberikan ruang bagi partisipasi politik dari berbagai kelompok
masyarakat. Proses demokrasi melibatkan beragam suara dan pandangan.

Keterbukaan terhadap Pengaruh Luar: Indonesia terbuka terhadap pengaruh budaya, teknologi,
dan ide dari luar. Hal ini tercermin dalam adopsi berbagai aspek dari budaya global.

6. Memberi contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam berbagai bidang politik, bidang
ekonomi, bidang pertahanan dan keamanan
Politik:
Persatuan: Indonesia memiliki beragam partai politik yang mewakili berbagai pandangan
ideologis. Meskipun perbedaan, mereka bersatu dalam upaya menjaga keutuhan negara.
Keadilan Sosial: Kebijakan redistribusi kekayaan, program bantuan sosial, dan program-program
lainnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
Ekonomi:
Keadilan Sosial: Program-program ekonomi seperti bantuan kepada sektor pertanian kecil, akses
ke pendidikan dan layanan kesehatan yang terjangkau, serta bantuan untuk pengembangan
usaha kecil dan menengah.
Keseimbangan dan Kesejahteraan: Upaya pemerataan pembangunan antar daerah, menciptakan
lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.
Pertahanan dan Keamanan:
Persatuan dan Kedaulatan: Pengamanan wilayah yang terdiri dari kerja sama antar institusi
keamanan untuk menjaga kedaulatan negara dan keselamatan warganya.
Perlindungan dan Pelayanan: Peningkatan kapasitas dalam pelayanan dan perlindungan
terhadap masyarakat dari ancaman baik dari dalam maupun luar.

7. Memberi contoh perilaku sesuai dengan sila pertama Pancasila


Ya pasti soal agama lah ya
8. Menjelaskan makna alinea pertama, kedua dan keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Alinea Pertama:
"Pertama-tama: Maka dengan berdasarkan atas sebab-sebab yang sudah dikemukakan dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar yang terlampir pada dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945..."

Penjelasan:
Alinea pertama ini menegaskan bahwa pembentukan UUD NRI Tahun 1945 didasarkan pada
sejumlah alasan yang dinyatakan secara rinci dalam Pembukaan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa proses penyusunan UUD berlandaskan pertimbangan yang telah dipertimbangkan secara
matang.

Alinea Kedua:
"...berdasarkan atas sesungguhnya kedaulatan rakyat Indonesia yang tidak ada suatu lembaga
pun yang berwenang atas nama rakyat untuk mengubahnya."

Penjelasan:
Alinea kedua menegaskan prinsip kedaulatan rakyat. Ini menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat Indonesia dan tidak ada lembaga yang memiliki kewenangan untuk
mengubahnya kecuali rakyat sendiri. Ini menegaskan pentingnya legitimasi rakyat dalam proses
politik dan perubahan konstitusi.

Alinea Keempat:
"...maka disahkanlah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tidak
mengurangi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur dalam susunan Negara Republik Indonesia yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia."

Penjelasan:
Alinea keempat ini menegaskan bahwa UUD NRI Tahun 1945 disahkan dengan tujuan utama
untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Selain itu, tujuan utama dari
pembentukan negara adalah untuk menghormati dan meningkatkan martabat manusia serta
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

9. Menjelaskan pokok pikiran pertama pembukaan UUD NRI tahun 1945


Pokok pikiran pertama dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah: "Kemerdekaan adalah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peradaban manusia."

Poin utama ini menggarisbawahi hak setiap bangsa untuk merdeka dan menolak penjajahan. Hal
ini didasarkan pada keyakinan bahwa penjajahan bertentangan dengan prinsip-prinsip
kemanusiaan dan kemajuan peradaban manusia.

Pokok pikiran ini mencerminkan semangat anti-kolonialisme yang melandasi perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Hal ini juga menegaskan bahwa
kebebasan merupakan hak yang tidak dapat ditawar-tawar, dan bahwa penjajahan adalah
penghinaan terhadap martabat dan hak asasi manusia.
10. Memberi contoh sikap positip pokok pikiran pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tentang
persatuan, keadilan sosial dalam berbagai lingkungan
Perlu ada nya sikap toleransi di antara umat dengan berisikan keberagaman di berbagai
lingkungan

11. Menyebutkan pokok pikiran pembukaan UUD NRI Tahun 1945


Pokok pikiran ini menunjukkan bahwa dasar-dasar pembentukan UUD adalah berdasarkan pada
alasan-alasan yang sudah dijelaskan dalam Pembukaan yang terlampir dan menjadi bagian
integral dari konstitusi. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan UUD dilandaskan pada
pertimbangan dan argumentasi yang telah diuraikan secara rinci dalam Pembukaan UUD 1945.

12. Menjelaskan arti penting Pokok Pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Arti penting pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 adalah sumber hukum tertinggi yang mengatur
mengenai hukum tertulis dan tidak tertulis di Indonesia. Pada dasarnya, UUD 1945 adalah
sebuah konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Indonesia.

13. Menjelaskan kedaulatan kedalam dan keluar


Kedaulatan di dalam: contoh nya indonesia mengatur selurh organisasi sendiri (ibarat kayak
rumah di pimpin kepala keluarga/presiden)
Kedaulatan ke luar: adanya kerja sama antara negara yang membuat organisasi bersama (kayak
rumah ke rumah jadi organisasi RT/RW)
14. Menjelaskan teori kedaulatan negara, teori kedaulatan Tuhan, Teori kedaulatan Raja, Teori
kedaulatan Hukum
Kedaulatan negara: kekuasaan di pegang negara
Kedaulatan tuhan: kekuasan di pegang tuhan lewat perantara nabi
Kedaulatan raja: kekuasan di pegang raja dan keluarga
Kedaulatan hukum: segala kekuasaan di dasari hukum

15. Menyebutkan sifat pokok kedaulatan


Asli, Kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
Permanen, Kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri meski pemerintahan sudah
berganti
Tunggal, satu-satunya dan tidak terbagi-bagi dengan badan lain
tidak terbatas, Kekuasaan tidak dibatasi kekuasaan lain

16. Menjelaskan pasal yang berhubungan dengan kedaulatan rakyat


Asli, Kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
Permanen, Kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri meski pemerintahan sudah
berganti
Tunggal, satu-satunya dan tidak terbagi-bagi dengan badan lain
tidak terbatas, Kekuasaan tidak dibatasi kekuasaan lain
17. Menjelaskan pembagian kekuasaan menurut Montesque
1. Kekuasaan Eksekutif:
Cabang eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penegakan hukum. Biasanya
dipegang oleh kepala negara atau pemerintahan, seperti presiden atau perdana menteri.
Tugasnya mencakup pelaksanaan kebijakan, penegakan hukum, dan administrasi pemerintahan
sehari-hari.
2. Kekuasaan Legislatif:
Cabang legislatif bertanggung jawab atas pembuatan undang-undang. Ini biasanya terdiri dari
badan legislatif seperti parlemen atau kongres, yang memiliki wewenang untuk membuat,
mengubah, dan menghapus undang-undang.

3. Kekuasaan Yudikatif:
Cabang yudikatif bertanggung jawab atas penafsiran hukum dan penerapan undang-undang.
Biasanya dipegang oleh sistem peradilan atau pengadilan yang independen. Tugasnya adalah
memastikan kepatuhan terhadap hukum, menyelesaikan perselisihan hukum, dan menafsirkan
konstitusi.

Pembagian kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh
satu lembaga atau individu. Montesquieu percaya bahwa dengan menjaga keseimbangan dan
independensi antara ketiga cabang kekuasaan ini, akan tercipta suatu sistem yang mencegah
otoritarianisme dan mendukung kebebasan serta perlindungan terhadap hak-hak individu.
Konsep ini telah menjadi dasar bagi konstitusi banyak negara demokratis modern.

18. Menjelaskan prinsip kedaulatan rakyat


Prinsip kedaulatan rakyat adalah konsep yang menyatakan bahwa kekuasaan dalam suatu
negara berasal dan dimiliki oleh rakyat. Artinya, pemerintahan yang sah dan legitim dihasilkan
dari persetujuan dan partisipasi aktif dari rakyat, bukan dari otoritas yang turun secara otonom
dari pihak tertentu seperti raja atau kelompok kecil yang berkuasa.

Pilar-Pilar Prinsip Kedaulatan Rakyat:


Kekuasaan berasal dari Rakyat: Kedaulatan tidak berasal dari otoritas absolut, tetapi dari
kehendak rakyat yang suveren.

Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan: Rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik, baik melalui pemilihan umum, pengambilan keputusan
melalui wakil-wakil yang dipilih, atau lembaga-lembaga partisipatif lainnya.

Perlindungan terhadap Hak Asasi Individu: Prinsip ini menjamin hak-hak asasi individu,
memastikan bahwa keputusan politik yang diambil menghormati dan melindungi hak-hak dasar
setiap individu.

Akuntabilitas Pemerintah: Pemerintah harus bertanggung jawab kepada rakyat atas tindakan
dan keputusannya. Kedaulatan rakyat memungkinkan rakyat untuk mengontrol dan
mengevaluasi kinerja pemerintah.

Implikasi Praktis:
Demokrasi Representatif: Mewujudkan sistem pemerintahan di mana rakyat memilih wakil-wakil
untuk mewakili kepentingan mereka dalam proses pembuatan keputusan.

Konsensus dan Kompromi: Menekankan pentingnya mencapai kesepakatan dan konsensus


dalam keputusan politik, meskipun pendapat yang berbeda-beda.

Perlindungan terhadap Minoritas: Pentingnya melindungi hak-hak minoritas dalam masyarakat


dari dominasi mayoritas.
Prinsip kedaulatan rakyat telah menjadi pijakan bagi banyak negara demokratis, menegaskan
bahwa legitimasi pemerintahan berasal dari rakyat dan memperkuat hak-hak serta tanggung
jawab mereka dalam proses politik negara.
Prinsip kedaulatan rakyat adalah konsep yang menyatakan bahwa kekuasaan dalam suatu
negara berasal dan dimiliki oleh rakyat. Artinya, pemerintahan yang sah dan legitim dihasilkan
dari persetujuan dan partisipasi aktif dari rakyat, bukan dari otoritas yang turun secara otonom
dari pihak tertentu seperti raja atau kelompok kecil yang berkuasa.

Pilar-Pilar Prinsip Kedaulatan Rakyat:


Kekuasaan berasal dari Rakyat: Kedaulatan tidak berasal dari otoritas absolut, tetapi dari
kehendak rakyat yang suveren.

Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan: Rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik, baik melalui pemilihan umum, pengambilan keputusan
melalui wakil-wakil yang dipilih, atau lembaga-lembaga partisipatif lainnya.

Perlindungan terhadap Hak Asasi Individu: Prinsip ini menjamin hak-hak asasi individu,
memastikan bahwa keputusan politik yang diambil menghormati dan melindungi hak-hak dasar
setiap individu.

Akuntabilitas Pemerintah: Pemerintah harus bertanggung jawab kepada rakyat atas tindakan
dan keputusannya. Kedaulatan rakyat memungkinkan rakyat untuk mengontrol dan
mengevaluasi kinerja pemerintah.

Implikasi Praktis:
Demokrasi Representatif: Mewujudkan sistem pemerintahan di mana rakyat memilih wakil-wakil
untuk mewakili kepentingan mereka dalam proses pembuatan keputusan.

Konsensus dan Kompromi: Menekankan pentingnya mencapai kesepakatan dan konsensus


dalam keputusan politik, meskipun pendapat yang berbeda-beda.

Perlindungan terhadap Minoritas: Pentingnya melindungi hak-hak minoritas dalam masyarakat


dari dominasi mayoritas.

Prinsip kedaulatan rakyat telah menjadi pijakan bagi banyak negara demokratis, menegaskan
bahwa legitimasi pemerintahan berasal dari rakyat dan memperkuat hak-hak serta tanggung
jawab mereka dalam proses politik negara.
19. Menjelaskan perbandingan demokrasi
terdapat beberapa bentuk demokrasi yang berbeda di dunia, masing-masing dengan
karakteristik dan metode pelaksanaan yang unik. Di antara berbagai jenis demokrasi yang ada,
beberapa yang paling umum meliputi:

1. Demokrasi Representatif:
Dalam demokrasi representatif, warga memilih wakil-wakil mereka melalui pemilihan umum
untuk mewakili kepentingan mereka dalam proses pembuatan keputusan. Wakil yang terpilih
bertanggung jawab atas mengambil keputusan politik atas nama warga yang mereka wakili.
2. Demokrasi Langsung:
Demokrasi langsung terjadi ketika warga secara langsung terlibat dalam pembuatan keputusan
politik tanpa melalui perantara. Ini bisa terjadi melalui referendum atau inisiatif rakyat, di mana
warga memilih atau mengesahkan undang-undang secara langsung.

Perbandingan:
Partisipasi Warga: Demokrasi langsung lebih menekankan partisipasi langsung warga dalam
pengambilan keputusan, sementara demokrasi representatif mengandalkan wakil-wakil terpilih
untuk mewakili kepentingan warga.

Kecepatan Pengambilan Keputusan: Demokrasi langsung dapat memungkinkan pengambilan


keputusan yang lebih cepat karena warga langsung terlibat, sementara dalam demokrasi
representatif, keputusan mungkin membutuhkan waktu lebih lama karena melalui proses
legislasi dan representasi.

Efisiensi vs. Partisipasi Penuh: Demokrasi representatif mungkin lebih efisien karena
mengandalkan perwakilan, sementara demokrasi langsung lebih mendorong partisipasi penuh
warga dalam pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kekurangan:


Demokrasi Representatif: Mampu menangani populasi besar, memungkinkan profesionalisme
dalam pengambilan keputusan, tetapi terkadang dapat memisahkan wakil dengan kepentingan
rakyat.

Demokrasi Langsung: Memberikan akses langsung warga terhadap keputusan politik,


memperkuat partisipasi, namun mungkin kurang efisien dan dapat menyebabkan keputusan
yang didasarkan pada emosi atau kepentingan sektarian.

Penting untuk dicatat bahwa banyak negara menggunakan kombinasi dari kedua jenis demokrasi
ini dalam sistem politik mereka, dan penerapan praktis demokrasi dapat bervariasi secara
signifikan dari satu negara ke negara lainnya tergantung pada kebudayaan, sejarah, dan
kebutuhan politik mereka.

20. Prinsip Pemilu


1. Keterlibatan dan Partisipasi Aktif:
Warga negara diharapkan untuk terlibat secara aktif dalam proses pemilu.
Pentingnya partisipasi untuk memastikan representasi yang lebih baik dalam sistem demokratis.
2. Hak dan Tanggung Jawab Warga Negara:
Memahami hak-hak pilih dan tanggung jawab sebagai warga negara, termasuk kewajiban untuk
memberikan suara dan berkontribusi pada pembangunan negara.
3. Ketentuan dan Aturan Pemilu:
Memahami aturan dan prosedur pemilu, termasuk registrasi pemilih, kampanye, dan proses
pemungutan suara.
Pentingnya menghormati dan mengikuti aturan untuk menjaga integritas pemilu.
4. Prinsip Demokrasi:
Pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip demokrasi, seperti keadilan, persamaan, dan
kebebasan.
Bagaimana pemilu merupakan sarana untuk mengaktualisasikan prinsip-prinsip demokrasi
tersebut.
5. Pengetahuan Tentang Calon dan Partai:
Mengetahui calon dan partai yang berpartisipasi dalam pemilu.
Kemampuan untuk menilai dan memilih berdasarkan program dan nilai-nilai yang diusung oleh
calon dan partai.
6. Memahami Hasil Pemilu:
Bagaimana hasil pemilu mencerminkan kehendak rakyat.
Pemahaman bahwa setiap hasil pemilu harus dihormati dan diterima dengan damai.
7. Pentingnya Persatuan dan Kedamaian:
Kesadaran akan pentingnya pemilu sebagai proses yang mendukung persatuan dan perdamaian
dalam masyarakat.
8. Etika Pemilu:
Pemahaman tentang etika dalam pemilu, termasuk larangan politik uang, kampanye hitam, dan
tindakan manipulatif lainnya.
9. Pentingnya Pendidikan Politik:
Kesadaran akan pentingnya pendidikan politik bagi warga negara untuk membuat keputusan
yang informasional dan cerdas.
10. Penghargaan Terhadap Keberagaman dan Pluralisme:
Penghargaan terhadap keberagaman opini dan pandangan politik dalam masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa materi pelajaran bisa berbeda antar sekolah dan wilayah, dan
rekomendasi di atas mencerminkan prinsip-prinsip umum yang sering diajarkan pada tingkat
tersebut.

21. Prinsip prinsip kedaulatan negara RI


1.kedaulatan rakyat
2. kemandirian dan kedaulatan wilayah
3. kedaulatan hukum
4 .kedaulatan ekonomi
5. kedaulatan presiden identitas
6. Kedaulatan dalam hubungan internasional
7. kedaulatan dalam pertahanan dan keamanan

22. Perbedaan demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan (tidak langsung)


Demokrasi langsung: warga aumbil peran dalam dunia demokrasi contoh nya pemilu
Demokrasi perwakilan: warga di suruh memilih wakil yang sekira nya dapat mewakil kan mereka
dalam demokrasi
23. Perkembangan demokrasi di Indonesia tahun 1945 – 1959
1. Konsolidasi Kemerdekaan (1945-1949):
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, yang diikuti oleh
perjuangan melawan penjajah Belanda.
Pada tahun 1949, melalui Perjanjian Roem-Van Roijen, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
dan berakhirnya masa penjajahan.
2. Periode Konstitusi Pertama (1945-1950):
Pada tahun 1945, disusunlah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menjadi dasar hukum
bagi negara Indonesia.
Periode ini ditandai dengan beragam eksperimen politik dan sistem pemerintahan, termasuk
sistem parlementer dan sistem presidensial.
3. Pemilihan Umum Pertama (1955):
Pada tahun 1955, diadakan Pemilihan Umum pertama di Indonesia, yang melibatkan berbagai
partai politik dan menyaksikan terbentuknya Konstituante.
Pemilu ini menjadi tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia, menunjukkan semangat
demokrasi yang kuat di antara masyarakat.
4. Periode Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) (1949-1950):
Setelah pengakuan kedaulatan, Indonesia terbentuk sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS)
yang terdiri dari beberapa negara bagian.
RIS memiliki konstitusi sendiri sebelum kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950.
5. Pergolakan Politik (1950-1959):
Pergolakan politik terjadi di dalam negeri, termasuk konflik politik antar-partai, terutama antara
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai lainnya.
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan sistem pemerintahan "Demokrasi
Terpimpin", yang memberinya kekuasaan yang lebih besar.
6. Pembentukan Konstitusi (1950):
Pada tahun 1950, disusunlah UUD 1950 yang kemudian digunakan hingga 1959.
Periode ini ditandai dengan dinamika politik yang kompleks, inklusi partai politik yang beragam,
dan perubahan sistem pemerintahan yang mencerminkan upaya pembangunan demokrasi di
Indonesia. Meskipun ada tantangan dan konflik dalam perkembangan demokrasi ini, periode ini
menandai langkah-langkah awal dalam membangun fondasi demokrasi di Indonesia pasca-
kemerdekaan.

24. Penyimpangan pada masa diterapkannya demokrasi pada tahun 1959 – 1966
1. Pengendalian Politik:
"Demokrasi Terpimpin" menghadirkan model pemerintahan yang memberi kekuasaan yang
sangat besar kepada Presiden Soekarno. Ini mengarah pada konsolidasi kekuasaan yang
sentralistik dan otoriter di tangan presiden.
2. Pembubaran Parlemen:
Parlemen dibubarkan pada tahun 1960, yang mengakibatkan kehilangan forum utama untuk
ekspresi politik dan pengambilan keputusan.
3. Dominasi Partai Tertentu:
Partai politik, terutama PKI (Partai Komunis Indonesia), mendapat pengaruh yang besar dalam
politik Indonesia pada saat itu. Hal ini memicu ketegangan dan kekhawatiran di kalangan pihak
lain, khususnya yang konservatif.
4. Polarisasi Politik dan Konflik:
Konflik antara partai politik dan pihak-pihak yang berbeda dalam politik Indonesia semakin
memburuk, memuncak pada ketegangan politik dan ketidakstabilan yang lebih besar.
5. Krisis Ekonomi dan Sosial:
Pada saat yang sama, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan sosial yang menjadi faktor
tambahan yang memperumit dinamika politik dan sosial.
6. Kondisi Kebijakan Luar Negeri:
Kebijakan luar negeri Indonesia pada periode ini juga menjadi kontroversial, terutama dalam hal
hubungan dengan negara-negara Barat dan konfrontasi dengan Malaysia.
7. Masa Transisi Menuju Orde Baru:
Selama masa ini, ketidakstabilan politik semakin meningkat, yang pada akhirnya membuka jalan
bagi terjadinya pergolakan yang mengakhiri "Demokrasi Terpimpin" dan memunculkan rezim
Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto pada tahun 1966.
25. Menjelaskan tugas dan wewenang MPR
1. Merumuskan dan Mengubah UUD:
MPR memiliki kewenangan untuk merumuskan dan mengubah Undang-Undang Dasar (UUD)
1945.
Proses perubahan UUD memerlukan persetujuan dari setidaknya dua pertiga dari jumlah
anggota MPR.
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden:
MPR bertanggung jawab untuk melakukan pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung setiap lima tahun sekali.
Presiden dan wakil presiden dipilih dari pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik.
3. Pengawasan terhadap Presiden:
MPR memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden. MPR dapat melakukan evaluasi kinerja
presiden dan memberikan rekomendasi jika diperlukan.
MPR juga dapat melakukan pemakzulan terhadap presiden jika terdapat pelanggaran serius
terhadap konstitusi.
4. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN):
Sebagai bagian dari fungsi perumusan kebijakan, MPR memiliki wewenang untuk menetapkan
GBHN yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menyusun program dan kebijakan
nasional.
5. Pemberian Amnesti dan Grasi:
MPR memiliki kekuasaan untuk memberikan amnesti dan grasi kepada narapidana, baik secara
individu maupun kelompok, atas rekomendasi presiden.
6. Sidang Bersama DPR:
MPR dapat melakukan sidang bersama dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) untuk
membahas masalah-masalah yang bersifat strategis bagi negara.
7. Pembentukan Pansus (Panitia Khusus):
MPR dapat membentuk Pansus untuk membahas isu-isu tertentu yang memerlukan penanganan
khusus.
8. Menetapkan Kode Etik dan Tata Tertib MPR:
MPR memiliki kewenangan untuk menetapkan kode etik dan tata tertib bagi anggota MPR.
MPR sebagai lembaga tertinggi dalam sistem politik Indonesia memiliki peran yang sangat
signifikan dalam proses pembuatan keputusan politik dan pengawasan terhadap kepala negara.
Tugas dan wewenangnya terkait erat dengan pembentukan dan pengawasan terhadap
pemerintah, perumusan kebijakan, serta penegakan konstitusi dan nilai-nilai dasar negara.

26. Menjelaskan Fungsi DPR dan hak DPR


Fungsi DPR:
1. Fungsi Legislasi:
DPR memiliki wewenang untuk membuat, mengubah, dan mengesahkan undang-undang.
Anggota DPR dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang nantinya akan dibahas
dan disahkan melalui proses legislasi.
2. Fungsi Anggaran:
DPR memiliki kewenangan untuk mengesahkan anggaran negara.
DPR mengevaluasi, mengubah, dan menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) yang diajukan pemerintah.
3. Fungsi Pengawasan:
DPR memiliki peran dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.
Melalui mekanisme pertanyaan, laporan, dan penyelidikan, DPR dapat mengawasi kinerja
pemerintah, termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan dana publik.
4. Fungsi Pemilihan:
DPR memiliki peran dalam pemilihan pimpinan lembaga negara, seperti pemilihan presiden dan
wakil presiden.
5. Fungsi Perwakilan:
Sebagai lembaga perwakilan rakyat, DPR mewakili kepentingan rakyat di tingkat nasional.
Anggota DPR diharapkan menjadi suara rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik.
Hak DPR:
1. Hak untuk Mengajukan RUU:
Anggota DPR memiliki hak untuk mengajukan RUU yang dianggap penting atau bermanfaat bagi
masyarakat.
2. Hak Legislasi:
DPR memiliki hak untuk membahas, mengubah, dan menetapkan RUU menjadi undang-undang.
3. Hak Anggaran:
DPR memiliki hak untuk mengevaluasi, mengubah, dan menyetujui anggaran negara yang
diajukan pemerintah.
4. Hak Pengawasan:
DPR memiliki hak untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah, termasuk
memanggil pejabat pemerintah untuk memberikan penjelasan.
5. Hak Pemilihan:
DPR memiliki hak untuk melakukan pemilihan pimpinan lembaga negara, seperti presiden dan
wakil presiden.
6. Hak Perwakilan Rakyat:
DPR memiliki hak untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingan rakyat di tingkat nasional.
Hak dan fungsi ini merupakan landasan penting dalam menjalankan peran DPR sebagai lembaga
representatif dan legislatif di Indonesia. Melalui fungsi-fungsi ini, DPR bertanggung jawab dalam
menyuarakan kepentingan rakyat, mengawasi pemerintah, dan mengambil keputusan yang
memengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

27. Menjelaskan perwujudan nilai nilai Pancasila sila ke empat dalam kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat
28. Gak jauh jah dari musyawarah

Anda mungkin juga menyukai