Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA

DEMOKRASI PADA ZAMAN REFORMASI


DOSEN PENGAMPU IBU ENDANG PRASTINI S.PD., M.H.

KELOMPOK 6
Nama Anggota : 1. Deny Suhendi (221011500048)
2. Muhammad Akmal Farisi (221011500267)
3. Rafi Fauzan Nugraha (221011500060)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG
Tahun Akademik 2023

Jln. Puspitek, Buaran, Kec.Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten


15310, (021)7412566
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, Taufik
Serta Hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "DEMOKRASI PADA ZAMAN REFORMASI" Shalawat serta salam selalu
tercurahkan Kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih Kepada Ibu Endang Prastini S.Pd M.H selaku dosen Mata Kuliah yang
telah memberikan tugas makalah ini. Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai Demokrasi Pada Zaman Reformasi . Dan untuk
memenuhi tugas mata Kuliah Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan baik untuk kita sebagai penulis maupun pembaca. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
Makalah ini.

Tangerang Selatan, 10 Oktober 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Demokrasi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan sejak era Reformasi pada
tahun 1998. Era Reformasi ini ditandai dengan jatuhnya rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin oleh
Soeharto dan perubahan besar dalam pemerintahan dan sistem politik Indonesia. Pada awalnya, era
Reformasi membawa harapan besar akan munculnya demokrasi yang lebih kuat dan inklusif di
Indonesia. perjalanan demokrasi di era Reformasi tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama
adalah korupsi yang merajalela dan berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang masih
terjadi. Terlepas dari tantangan ini, proses pemilihan umum (Pemilu) yang berkala telah menjadi pilar
demokrasi yang penting, dengan pemilihan presiden dan legislatif yang dilaksanakan secara berkala.
Masyarakat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka, dan pemilihan-pemilihan
tersebut telah menjadi ajang persaingan yang semakin dinamis antara partai-partai politik. Selain itu,
kebebasan berekspresi dan kebebasan media juga telah berkembang sejak era Reformasi. Media
massa dan platform online memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan
memungkinkan warga negara untuk lebih terlibat dalam proses politik. Namun, masih ada tantangan
dalam hal kebebasan media, terutama terkait dengan kemerdekaan pers dan isu-isu yang berkaitan
dengan keamanan nasional. Secara keseluruhan, era Reformasi telah membawa perubahan signifikan
dalam demokrasi Indonesia. Meskipun masih ada masalah yang perlu diatasi, seperti korupsi dan
pelanggaran hak asasi manusia, upaya menuju demokrasi yang lebih kuat dan inklusif terus berlanjut.
Pemilu yang berkala, partisipasi publik yang semakin meningkat, dan perkembangan dalam
kebebasan berekspresi adalah indikasi dari upaya untuk membangun demokrasi yang lebih matang di
Indonesia.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian demokrasi

2. Pembentukan demokrasi pada jaman reformasi

3. Jalannya demokrasi pada jaman reformasi

4. Hambatan dalam berjalannya demokrasi pada jaman reformasi

C. Tujuan penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian demokrasi

2. Dapat mengetahui proses pembentukan demokrasi pada jaman reformasi

3. Dapat mengetahui Jalannya proses demokrasi pada jaman reformasi

4. Dapat mengetahui Hambatan berjalannya demokrasi pada jaman reformasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna rakyat atau
khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang
mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta
turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.

Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan
perantaraan wakilnya. Demokrasi juga diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Konsep demokrasi lahir dari Yunani kuno yang dipraktikkan dalam hidup bernegara antara Abad ke-4
Sebelum Masehi sampai dengan Abad ke-6 SM. Demokrasi memiliki beberapa prinsip, seperti
persamaan hak, kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat, dan
kebebasan beragama.

Demokrasi Pancasila merujuk pada konsep demokrasi yang sesuai dengan ideologi dasar Indonesia,
yaitu Pancasila. Dalam konteks ini, demokrasi diatur dan dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip
Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila adalah ideologi dasar yang mencakup
lima sila (prinsip) utama, termasuk Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Demokrasi Pancasila mengacu pada implementasi prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Ini mencakup aspek-aspek seperti pemilihan umum, partisipasi rakyat dalam
pengambilan keputusan, kebebasan berpendapat, dan perlindungan hak asasi manusia, yang
semuanya harus sesuai dengan landasan nilai-nilai Pancasila.

Dalam konteks praktis, demokrasi Pancasila adalah sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia
yang selaras dengan ideologi Pancasila sebagai landasan negara. Ini mencakup pemilihan umum,
pemilihan presiden, parlemen, dan pemerintah daerah, serta partisipasi rakyat dalam proses politik
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

B. Poses Pembentukan
Proses terbentuknya demokrasi selama era Reformasi di Indonesia adalah sebuah perjalanan panjang
dan rumit yang dimulai pada tahun 1998 ketika rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin oleh
Soeharto mengalami tekanan dari berbagai pihak. Demonstrasi mahasiswa, unjuk rasa, dan tuntutan
masyarakat sipil untuk perubahan politik memainkan peran utama dalam jatuhnya Orde Baru. Pada
tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri, membuka jalan bagi perkembangan demokrasi.
Salah satu tonggak penting dalam proses ini adalah perubahan Konstitusi. Konstitusi Indonesia, UUD
1945, mengalami revisi untuk memperkuat prinsip-prinsip demokrasi. Revisi ini mencakup
pembatasan masa jabatan presiden dan peningkatan hak asasi manusia, yang memberikan landasan
kuat bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

Pemilihan umum memainkan peran sentral dalam pembentukan demokrasi selama era Reformasi.
Pemilu legislatif pertama pada tahun 1999 dan pemilihan presiden pertama pada tahun 2004 adalah
langkah penting dalam meneguhkan dasar demokrasi di Indonesia. Proses pemilu yang lebih terbuka
dan kompetitif memberikan kesempatan bagi berbagai partai politik untuk bersaing dan meraih
dukungan publik. Selain pemilihan umum, perkembangan kebebasan media dan ekspresi juga
berkontribusi pada pembentukan demokrasi. Lebih banyak stasiun televisi swasta dan media daring
muncul, memberikan akses yang lebih besar untuk berbagi informasi dan pendapat. Ini memainkan
peran penting dalam membentuk opini publik dan meningkatkan partisipasi warga negara dalam
proses politik.

C. Jalannya demokrasi pada jaman reformasi

Setelah masa Orde Baru berakhir atas tuntutan masyarakat, pemerintahan di Indonesia hingga kini
masuk ke era reformasi. Pada masa reformasi ini, demokrasi sudah lebih terjamin dan dapat
dilaksanakan oleh semua golongan masyarakat.

Bukti perkembangan yang signifikan pada demokrasi di era reformasi ini ditandai dengan banyak
munculnya partai politik, kemerdekaan pers, terselenggaranya pemilu yang demokratis, adanya
otonomi daerah, hingga pembebasan narapidana politik dan tahanan politik.

Jalannya demokrasi setelah terjadi Reformasi di Indonesia telah mengalami sejumlah perkembangan
signifikan. Berikut adalah gambaran umum tentang jalannya demokrasi pasca-Reformasi:

1.Pemilihan Umum yang Berkala: Salah satu ciri khas demokrasi pasca-Reformasi adalah pelaksanaan
pemilihan umum yang berkala. Pemilu legislatif dan pemilihan presiden diadakan secara teratur,
memberikan kesempatan bagi warga negara untuk memilih perwakilan mereka dalam pemerintahan.
Ini menciptakan dasar demokrasi yang kuat di Indonesia.

2. Partisipasi Publik yang Meningkat: Masyarakat Indonesia telah semakin terlibat dalam proses
politik. Partisipasi publik dalam pemilu dan pemilihan umum semakin meningkat, mencerminkan
dorongan kuat untuk berpartisipasi dalam pembentukan masa depan negara. Partisipasi aktif
masyarakat dalam unjuk rasa, kampanye, dan diskusi politik juga memainkan peran penting dalam
demokrasi.

3. Kebebasan Media dan Ekspresi: Era Reformasi telah membawa perkembangan dalam kebebasan
media dan ekspresi. Lebih banyak stasiun televisi swasta, surat kabar, dan media daring muncul,
memberikan akses yang lebih besar bagi warga negara untuk berbagi informasi, berdiskusi, dan
mengkritik pemerintah. Ini adalah elemen penting dalam memastikan pluralisme pendapat.

4. Peran Masyarakat Sipil: Organisasi masyarakat sipil, termasuk LSM, kelompok hak asasi manusia,
dan gerakan mahasiswa, memainkan peran penting dalam menjaga demokrasi. Mereka melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan, mengadvokasi isu-isu hak asasi manusia, dan berperan sebagai
penjaga demokrasi. Peran aktif masyarakat sipil adalah salah satu fondasi penting demokrasi yang
kuat.

Demokrasi di Indonesia terus berkembang, dan perjalanan ini tidak selalu mulus. Tetapi kesempatan
bagi partisipasi warga negara, kebebasan media yang berkembang, dan peran masyarakat sipil yang
aktif adalah faktor-faktor penting dalam menjaga dan memperkuat demokrasi. Proses demokratisasi
terus berlanjut, dan Indonesia tetap menjadi salah satu negara demokratis terbesar di dunia dengan
populasi yang beragam.

D. Tantangan yang dihadapi demokrasi pada jaman reformasi

Demokrasi di Indonesia pada masa Reformasi menghadapi sejumlah tantangan yang menjadi
hambatan dalam pembentukan dan pemeliharaan sistem demokratis yang kuat. Beberapa tantangan
yang dihadapi demokrasi pada era Reformasi meliputi:

1. Korupsi: Salah satu masalah terbesar yang dihadapi demokrasi adalah korupsi. Praktik korupsi yang
merajalela dapat merusak sistem politik dan lemahnya tata kelola pemerintahan. Meskipun telah ada
upaya untuk mengatasi korupsi, ini tetap menjadi masalah yang perlu terus dihadapi.

2. Ketidaksetaraan Sosial-Ekonomi: Ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya ekonomi dan akses
terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan menjadi tantangan serius. Ketidaksetaraan
ini dapat mengganggu akses yang adil ke proses politik dan menyebabkan frustrasi di kalangan
masyarakat.

3. Isu Agama dan Etnis: Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, isu-isu agama dan etnis
dapat memunculkan konflik politik. Tantangan ini membutuhkan pendekatan hati-hati dan inklusif
untuk mempromosikan persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman.

4. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Meskipun telah ada peningkatan dalam pengakuan hak asasi
manusia, masih terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi, terutama dalam hal kebebasan
berekspresi, kebebasan beragama, dan hak perempuan.

5. Kebebasan Pers: Kebebasan media dan pers masih menghadapi tantangan, terutama terkait
dengan tekanan politik, kepentingan bisnis, dan kasus-kasus penganiayaan terhadap wartawan. Ini
dapat menghambat fungsi media sebagai pengawas pemerintah.

6. Kualitas Pendidikan dan Keterampilan Politik: Pendidikan politik dan keterampilan yang diperlukan
untuk partisipasi yang efektif dalam proses demokratis masih perlu ditingkatkan. Sebagian
masyarakat mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup untuk memahami
dan berpartisipasi dalam politik.
7. Sistem Hukum yang Lambat dan Bermasalah: Lambatnya proses hukum, ketidakpastian hukum,
dan permasalahan di sistem peradilan dapat menghambat penegakan aturan hukum yang efektif dan
memberikan rasa keadilan kepada seluruh warga negara.

Meskipun demokrasi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, upaya untuk mengatasi masalah
ini terus berlanjut. Peran masyarakat sipil, lembaga-lembaga pengawasan, dan perubahan kebijakan
telah digunakan untuk mengatasi sebagian besar masalah ini. Demokrasi di Indonesia tetap menjadi
proyek yang sedang berlangsung, dan kesadaran tentang tantangan-tantangan ini adalah langkah
awal dalam mengatasi mereka.
BAB III

PENUTUP

perjalanan demokrasi ini merupakan suatu proses yang kompleks dan terus berlanjut. Era Reformasi
telah membawa perubahan signifikan dalam sistem politik dan sosial Indonesia, dengan pemberian
hak dan kewajiban kepada warga negara yang lebih besar, serta pembentukan pemerintahan yang
lebih transparan dan akuntabel. Meskipun demokrasi telah menjadi pijakan yang kuat, masih ada
berbagai tantangan yang perlu diatasi. Tantangan seperti korupsi, ketidaksetaraan, isu agama dan
etnis, dan pelanggaran hak asasi manusia tetap menjadi perhatian yang memerlukan solusi
berkelanjutan. Kebebasan media, partisipasi aktif warga negara, dan peran masyarakat sipil yang kuat
adalah elemen kunci dalam menjaga dan memperkuat demokrasi.

Proses demokratisasi di Indonesia adalah suatu perjalanan yang memerlukan komitmen dan kerja
keras dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan warga negara. Pembangunan
demokrasi yang lebih baik memerlukan kerjasama yang kokoh dan komitmen untuk menjaga prinsip-
prinsip demokrasi, seperti keadilan, kebebasan, dan keberagaman.

Melalui pemahaman akan sejarah demokrasi di Indonesia pada era Reformasi, kita dapat lebih
memahami tantangan dan pencapaian yang telah dicapai, serta peran kita masing-masing dalam
menjaga dan memajukan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang adil dan inklusif. Dengan
kerja keras dan tekad bersama, Indonesia dapat terus berkembang sebagai salah satu negara
demokratis yang kuat dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/

https://fisip.umsu.ac.id › 2023/07/26

Demokrasi : Pengertian dan Sejarahnya di Indonesia

https://journal.uny.ac.id/index.php/mozaik/article/view/10766

http://www.jke.feb.ui.ac.id/index.php/mjs/article/viewPDFInterstitial/4703/3302

Anda mungkin juga menyukai