Anda di halaman 1dari 11

KESADARAN BERDEMOKRASI

Makalah
Disusun untuk memenuhi matakuliah
Kewarganegaraan

Oleh:
Intan
Afi

Dosen Pengampu:
Siti Nur Azizah, M.E

PROGRAM StUDI MANAJEMEN ZAKAt WAKAF


FAKULtAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSItAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
serta berbagai upaya, tugas makalah matakuliah Bahasa Indonesia yang berjudul
“KESADARAN DEMOKRASI” yang digunakan untuk memenuhi tugas matakuliah
kewarganegaraan dengan lancar dan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing dari jalan kesesatan
menuju jalan yang terang benderang yakni Addinul Islam wal Iman.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Siti Nur
Azizah, M.E selaku dosen pengampu matakuliah Bahasa Indonesia dan juga terimakasih pihak-
pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh karna itu
saya akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik
lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.

Surabaya, 16 maret 2024

i
DAFtAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. tujuan.................................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia..............................................................................................6
B. Makna serta urgensi pendidikan demokrasi...................................................................................7
C. Pendidikan Demokrasi di Indonesia................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUUP...................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................10
DAFAR PUSAKA....................................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyat. Dalam bahasa Yunani, "demos" berarti rakyat, dan "kratos" berarti kekuasaan. Demokrasi
mengakui kehendak rakyat sebagai dasar utama kewenangan pemerintahan. Di Indonesia,
demokrasi tercermin dalam Pancasila, terutama sila ke-4 yang menekankan "kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Namun, tantangan
masih ada. Pemilihan umum seringkali disertai kecurangan, dan kebebasan pers tidak selalu
bertanggung jawab. Sikap apatis dan apolitik juga menghambat kesadaran berdemokrasi di
kalangan warga negara. Nilai- nilai demokrasi, seperti kebebasan, menghormati orang/kelompok
lain, kesetaraan, kerjasama, persaingan, dan kepercayaan, adalah penting untuk mendukung
sistem politik yang demokratis 1. Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah
negara demokrasi, dan partisipasi politik masyarakat dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui kesadaran politik rakyat.

Pada tingkat desa, pemilih pemula adalah warga negara Indonesia yang pada hari
pemungutan suara telah genap berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin, yang
mempunyai hak pilih dan tidak termasuk pemilih sebelumnya karena ketentuan Undang-Undang
Pemilu Pemilih pemula adalah aktor politik aktif yang menentukan berhasil
tidaknya proses pemilu. Kesadaran politik rakyat adalah aspek penting dalam sebuah tatanan
negara demokrasi. Demokrasi merupakan pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki
hak yang sama dalam mengambil suatu keputusan guna menentukan masa depannya Pemerintah
desa yang demokratis diharapkan dapat menciptakan kesadaran masyarakat dalam partisipasi
politik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
2. Apa makna serta urgensi Pendidikan demokrasi?
3. Bagaimana pedidikan demokrasi di Indonesia?

1
C. tujuan
1. Untuk menjelaskan pelaksanaan demokrasi di Inddonesia
2. Untuk menjelaskan makna serta urgensi Pendidikan demokrasi
3. Untuk menejelaskan pendidikan demokrasi di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Sejalan dengan perkembangan waktu, demokrasi beserta prinsip-prinsip yang
menyertainya mengalami perkembangan, pembaharuan dan pengujian yang terus-menerus.
Demokrasi juga mengalami pasang surut, bahkan terdapat perkembangan menarik, hampir semua
negara jajahan yang merdeka setelah Perang Dunia II bergeser dari sistem demokrasi menuju
non-demokrasi. Demokrasi di Indonesia mengalami perjalanan panjang, namun membuahkan
kemajuan yang cukup berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilu legislatif, pemilu
presiden, hingga Pilkada dapat berlangsung dengan bebas, transparan, demokratis, dan paling
penting dalam suasana damai. Check and balance di antara lembaga-lembaga eksekutif dengan
legislatif juga berlangsung sangat dinamis. Kebebasan berpendapat dan berserikat jauh lebih baik
dibanding masa Orde Baru. Hal penting adalah dibenahinya kelemahan dalam Batang Tubuh
UUD 1945 yang kemudian membuat wajah konstitusi kita tampil berbeda dibanding Batang
Tubuh UUD 1945 yang asli (As'ad Said Ali, 2009: 99).
Perubahan-perubahan penting dan mendasar tersebut membangkitkan dan mendatangkan
sejumlah harapan, seperti diuraikan As'ad Said Ali dalam bukunya Negara Pancasila: Jalan
Kemaslahatan Berbangsa (2009). Masyarakat mengharapkan adanya peningkatan kualitas
demokrasi seiring dengan kemajuan prosedur demokrasi. Masyarakat juga mengharapkan
pemerintahan yang dihasilkan melalui prosedur demokrasi mampu menangkap dan
mengartikulasikan kepentingan publik jauh lebih baik dibandingkan masa sebelumnya serta
menjauhkan diri dari kepentingan-kepentingan sempit kelompok atau golongan tertentu.
Dalam kenyataannya, harapan terhadap peningkatan demokrasi belum terwujud secara optimal.
Masih muncul berbagai keluhan bahwa sistem demokrasi yang sekarang berjalan belum banyak
menghasilkan kesejahteraan ekonomi dan sosial lebih baik. Partisipasi rakyat dalam setiap proses
pengambilan keputusan nyaris seperti masa Orde Baru, sementara sirkulasi elite nasional tidak
banyak mengalami perubahan perilaku mendasar. Pada saat bersamaan muncul rasa khawatir
terhadap berbagai masalah yang cenderung mengguncang sendi-sendi pokok kehidupan
berbangsa dan bernegara. Gerakan separatisme sempat mencuat. Beberapa daerah mengajukan
tuntutan sangat keras kepada pemerintah pusat, dan Jakarta sering kali mengabaikan kepentingan

3
pemerintah daerah. Isu-isu sensitif dengan mengatasnamakan agama kembali meruyak. Hal lain
yang cukup mengguncangkan adalah maraknya korupsi pada era reformasi.

Praktik demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan
berlaku dan sejarah Indonesia. Mirriam Budiardjo (2008:127- 128) menyatakan bahwa
dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa Orde Baru dapat
dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:

a. Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi


konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partai- partai dan karena itu dinamakan
Demokrasi Parlementer

b. Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak
aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasannya
dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

C. Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa demokrasi Pancasila yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensiil.

d. Masa keempat Republik Indonesia (1998-sekarang) yaitu masa reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi
pada masa ketiga Republik Indonesia.(Kogoya, 2013)

B. Makna serta urgensi pendidikan demokrasi


Pendidikan Demokrasi adalah suatu proses untuk mengembangkan pada diri peserta didik
baru berupa pengetahuan Kesadaran sikap keterampilan dan pengetahuan serta kemampuan
untuk berpartisipasi dalam proses politik. definisi tentang pendidikan Demokrasi adalah
mendidik warga masyarakat agar tampak dipimpin tetapi sulit dipaksa gampang diperintahkan
tetapi sulit diperbudak.sebagai warga dari masyarakat demokratis, masing-masing warga dengan
sukarela senantiasa taat pada undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan. Namun
apabila undang- undang atau peraturan dilecehkan mereka akan bangkit.apalagi kalau mereka
dipaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang dan peraturan
tersebut.demikian pula reaksi spontan warga masyarakat akan muncul apabila justru penguasa
sendiri yang dengan sengaja dan sadar melancarkan undang-undang atau peraturan yang ada.
Pendidikan demokrasi memberikan kesempatan kepada para siswa guna mempraktikkan

4
kehidupan yang demokratis baik di kelas di sekolah maupun di masyarakat dengan tujuan agar
para peserta didik memahami Bagaimana proses politik suatu negara berlangsung sehingga
mampu berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Mengapa Pendidikan Demokrasi?

Menurut Suseno (1995) kini demokrasi telah berhasil diakui sebagai tolak ukur tak
terbantah politik bagi semua bangsa di dunia.demokrasi telah menjadi sebuah kekuatan hampir
universal sebagai cita-cita politik harapan dan sebuah ideologi. Meskipun demikian
kecenderungan global ke arah demokrasi itu tidak dengan sendirinya membuat nilai-nilai
demokrasi itu diterapkan. terwujudnya nilai-nilai demokrasi tersebut perlu senantiasa
diperjuangkan terus menerus. dengan kata lain, bangunan struktur politik demokratis perlu
dilengkapi dengan Upaya pengembangan kultur demokratis. oleh karena itu, sudah sejak lama
Dewey (1966) menyatakan bahwa masyarakat demokratis memerlukan pendidikan demokrasi.
Mengapa?

Dari sisi historis komitmen bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat demokratis telah
dicanangkan sejak awal kemerdekaannya melalui dasar negara Pancasila.sila keempat Pancasila
memuat prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan kehidupan demokratis di negara Indonesia.
Namun demikian, sejarah kehidupan bangsa Indonesia menunjukkan bahwa selama ini kita
belum berhasil mengelola kehidupan demokrasi, termasuk paradoks paradoks Abadi dalam
demokrasi itu sendiri.kehidupan politik bangsa Indonesia selama ini oleh Alfian (1980)
dilukiskan sebagai selalu diwarnai oleh pergulatan antara konflik dan konsensus.konflik
mewakili dimensi kebebasan dan kepentingan pribadi dalam kehidupan warga negara, sedangkan
sensus mewakili dimensi kesamaan, ketertiban dan kebaikan bersama dalam hidup
bernegara.tampak bahwa selama ini kita selalu terjebak dalam keberpihakan atau au minimal
pengutamaan salah satu dari kedua ekstrem paradoks tersebut.masa demokrasi liberal tahun 1950
an misalnya, masa pengutamaan kebebasan (konflik) dalam hidup beragama sehingga ke
tidakstabilan politik amat menonjol di masa itu.selalu banyak masa demokrasi terpimpin sejak
tahun 1959 dan masa demokrasi Pancasila Orde Baru sejak tahun 1966 ditandai oleh kuatnya
pengutamaan konsensus (stabilitas politik)dengan hanya diabaikannya kebebasan warga

5
negara.di masa transisi ini kebebasan diutamakan dengan akibat lemahnya kemampuan negara
menegakkan ketertiban masyarakat.

C. Pendidikan Demokrasi di Indonesia


Dari sisi perkembangan demokrasi, dapat dikatakan bahwa demokrasi di Indonesia belum
sepenuhnya menjadi kesadaran dan mentalitas segenap warga bangsa.runtuhnya rezim otoriter
Orde Baru, tidak ada jaminan akan berubah menuju ke terwujudnya sistem demokrasi, tapi bisa
saja kembali ke rezim otoriter, bahkan mungkin dalam kondisi yang lebih buruk kata guillermo
o'Downell (1993).demikian pula praktek kehidupan bernegara bangsa Indonesia semasa Orde
Baru, menunjukkan bahwa demokrasi yang diberi label Pancasila pada waktu hanya demokrasi
seolah-olah karena walau pemilu dilaksanakan secara rutin 5 tahun sekali (1971, 1977, 1982,
1987, 1992 dan 1997) namun kebanyakan Pemilu itu berlangsung dengan penuh kecurangan,
dikontrol ketat oleh penguasa di mana ML menjalankan fungsi "screening bagi setiap orang yang
hendak di dicalonkan menjadi pejabat publik (sulasmono 2011).

Dalam kaitan dengan pendidikan realitas sejarah di Indonesia. Telah menunjukkan Betapa
institusi pendidikan malah dijadikan alat melanggengkan kekuasaan.kenyataan ini sesungguhnya
bisa dimaklumi karena warisan masa lampau baik itu orde lama maupun orde baru yang tidak
mendukung terjadinya proses demokrasi dan juga kurangnya andil pendidikan dalam
menyemaikan kultur demokrasi, bahkan pendidikan yang diharapkan memberikan kontribusibagi
tumbuhnya kultur demokrasi dijadikan alat memberangus demokrasi (Zamroni 2001). Oleh
karena itulah perwujudan sistem pendidikan yang demokratis sudah menjadi keniscayaan yang
harus disikapi secara positif oleh seluruh komponen yang terlibat di dalamnya.pendidikan dapat
berperan menciptakan kultur demokrasi di masyarakat melalui internalisasi nilai-nilai demokrasi
di sekolah.pendidikan dapat juga menjadi instrumen untuk mengembangkan kesadaran,
kedewasaan, kemandirian, sikap dan perilaku serta watak demokratis bagi siswanya sehingga
kelak para siswa menjadi warga masyarakat yang baik.pendidikan yang demokratis diharapkan
juga akan melahirkan Generasi masa depan bangsa yang mampu atau mumpuni memasuki alam
demokrasi, sehingga mereka tidak akan Kehilangan konteks dan perannya di era keterbukaan di
masa yang akan datang.(Dr. ABD. WAHIB, 2021)

6
BAB III

PENUUP
A. Kesimpulan
pentingnya kesadaran demokratis sebagai prasyarat utama terbentuknya warga negara
yang aktif dan partisipatif dalam proses demokrasi di Indonesia. Kesadaran demokratis
merupakan hasil pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip demokrasi, hak, dan kewajiban
warga negara. Diperlukan upaya bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai kesadaran demokrasi yang kuat. Pelaksanaan
demokrasi di Indonesia, makna serta urgensi pendidikan demokrasi, dan faktor dukungannya
diuraikan dalam makalah ini. Perkembangan demokrasi di Indonesia sejak kemerdekaan,
tantangan dan harapannya, serta implementasi pendidikan demokrasi sebagai upaya untuk
mengembangkan kesadaran, kedewasaan, kemandirian, dan sikap demokratis di kalangan
masyarakat, terutama generasi masa depan.

7
DAFAR PUSAKA
Dr. ABD. WAHIB, M. (2021). buku pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan.
Kogoya, W. (2013). Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa (Suatu Kompilasi) (Vol. 1).

Anda mungkin juga menyukai