Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DALAM

KEHIDUPAN BERBANGSA DAN


BERNEGARA DI INDONESIA
Diajukan untuk tugas PPKn

Al-ustadz Fikih Pascal Firdaus S.Pd

Kelompok 4: Ahmad Faiq Muttaqy


Ahmad Fauzi
Ilham Sulistyo Rizqi
Muhammad Faiz Hibatullah Nugraha
Rafy Maulana Bachtiar
Pondok Pesantren Daar el Qolam 2
Program Excellent Class
Tahun Ajaran 2022/2023

Daftar Isi

Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi
Pelaksanaan pada masa orde lama
Pelaksanaan pada orde baru
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas rahmat-nya
kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini.

Materi yang disajikan meliputi seperangkat pengetahuan,keterampilan, dan


memunculkan sikap-sikap dari Pancasila dan kewarganegaraan dalam kehidupan
sehari-hari,yang merupakan dasar terbentuknya warga negara yabg bertanggung
jawab.dengan demikian diharapkan kita dapat berfikir kritis,rasional,dan kreatif
dalam menanggapi isu yang berhubungan dengan pancsila dan
kewarganegaraan,berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan
bermasyarakat ,berbangsa,dan bernegara.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan kita
sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka pemahaman Pancasila
dan kewarganegaraan akan semakin baik.
Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem


demokrasi,demokrasi yang berlaku adalah demokrasi Pancasila .dalam kehidupan
bebangsa dan bernegara,Indonesia juga pernah menganut demokrasi liberal dan
demokrasi terpimpin
Perwujudan demokrasi Pancasila dapat dilihat dalam berbagai bidang,seperti
bidang polotik,ekonomi,dan sosial.
1. `pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi (1945-
1950)

Pada kurun waktu tahun 1945-1950,indonesi masih berjuang menghadapi belanda yang
ingin Kembali menjajah Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokasi belum berjalan dengan
baik .hal itu di sebabkan oleh masih ada nya revolusi fisik, yakni oerang mempertahanan
kemerdekaan.

Corak demokrasi indeonesia pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi


kekuasaan.hal itu terlihatp ada pasal 4 aturna peralihan UUD 1945 yang berbunyi ‘’sebelum
majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat, dan dewan pertimbangan agung di
bentuk menurut undang undang dasar ini, segala kekuasaan nya di jalankan oleh presiden
dengan bantuan sebuah komite nasional’’.

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa orde lama


A.masa demokrasi liberal (1950-1959)

Pada masa ini presiden berkedudukan sebagai lambang atau sebagai kepala negara bukan
sebagai kepala eksekutif. Praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan oleh
beberapa hal :

1.adanya dominasi partai politik

2.landasan sosial ekonomi yang masih lemah

3.tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

4.atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan dekrit presiden 5 juli 1959 yang berisi
pembubaran konstituante,Kembali ke UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950,serta segera
akan dibentuk MPRS dan DPAS

B.masa demokrasi terpimpin (1959-1966)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut ketetapan MPRS no.VII/MPRS/1965 adalah


kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan
dalam pelaksanaannya demokrasi ini bercirikan sebagai berikut:
1.dominasi presiden

2.terbatasnya peran partai politik

3.berkembangnya pengaruh pki

Berbagai penyimpangan terjadi :

1.terjadi sentralisasi kekuasaan pada presiden

2.mengaburnya system kepartaian

3.pemimpin partai banyak yang dipenjara

4.peranan parlemen yang lemah dibubarkan dan membentuk DPRGR

5.jaminan HAM yang lemah

6.terbatasnya peranan pers

7.kebijakan politik luar negeri memihak RRC (blok timur)

8.terjadi peristiwa G30SPKI

Demokrasi Indonesia periode demokrasi terpimpin (1959-1965) Kinerja Dewan Konstituante


yang berlarut-larut membawa Indonesia ke dalam persoalan politik yang pelik. Kondisi negara
serta tidak pasti. Landasan konstitusional tidak mempunyai kekuatan hukum tetap hanya
karena bersifat sementara
Pelaksanaan demokrasi pada masa orde baru

Era pemerintahan pada masa Soeharto dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan harapan bagi rakyat Indonesia. Terutama yang berkaitan
dengan perubahan-perubahan politik.

Perubahan politik dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden
Soekarno menjadi lebih demokratis pada Orde Baru.

Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto atas dasar
beberapa hal, yaitu:

1. Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang sebagai sosok pemimpin yang mampu
mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan.

2. Soeharto berhasil membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi musuh Indonesia pada
masa ini.

3. Soeharto berhasil menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca pemberontakan PKI dalam waktu
relatif singkat.

Tetapi harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena sebenarnya tidak ada perubahan
subtantif dari kehidupan politik Indonesia.

Antara Orde Baru dan Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter. Dalam perjalanan politik
pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.
Lembaga kepresidenan adalah pengontrol utama lembaga negara lain yang bersifat suprastruktur (DPR,
MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun infrastruktur (LSM, Partai Politik dan sebagainya).

Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima Tertinggi ABRI.

Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari harapan. Pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat politik penguasa. Kenyataan yang
terjadi, pelaksanaan Demokrasi Pancasila sama dengan kediktatoran.
Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan Sekarang).

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara
yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD
1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa
indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai
ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya
system multi partai dalam pemilu tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004)
jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari
mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk
pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa
terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Anda mungkin juga menyukai