Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI MORFOLOGI

TUMBUHAN
ACARA PRAKTIKUM I
“SITOLOGI DAN HISTOLOGI”

OLEH

NAMA : ETRY KAREN PUTRI MBEO


NIM : 2206050023
KELAS : BIOLOGI A

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan parktikum ini yang berjudu
“SITOLOGI DAN HISTOLOGI” dengan baik dan tepat waktu, sebagai bentuk
pemenuhan nilai praktikum mata kuliah Anatomi Morfologi Tumbuhan.

Kepada Ibu Dra. Maria Teresia Danong., Msi selaku dosen mata kuliah
Anatomi Morfologi Tumbuhan, saya mengucapkan terima kasih telah memberikan
tugas praktikum ini sebagai pemenuhan kriteria penilaian pembelajaran kami. Juga
saya sampaikan kepada asiten praktikum yang telah membimbing kami dalam
kegiatan praktikum ini, sehingga boleh berjalan dengan baik.

Laporan ini saya buat agar dapat digunakan semestinya, apabila selama
membaca laporan ini terdapat kesalahan atau kekurangan, diharapkan saran dan
masukan yang membangun dapat disampaikan.

Kupang, 31 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR
GAMBAR………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………
1.4 Manfaat……………………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………
BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………
3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………….
3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………
3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan............................................................................


LAMPIRAN.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Struktur Sel Tumbuhan......................................................


Gambar 2.2 Struktur Dinding Sel...........................................................
Gambar 2.3: Struktur Membran Plasma................................................
Gambar 2.4 Struktur Protoplasma...........................................................
Gambar 2.5 Struktur Mitokondria............................................................
Gambar 2.6: Struktur Retikulum Endoplasma.........................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi tumbuhan adalah suatu Ilmu yang mempelajari struktur dalam dari
organ-organ tumbuhan dengan teknik pemotongan organ-organ tersebut. Anatomi
tumbuhan bertujuan untuk mempelajari bagian-bagian dalam dari struktur organ-
organ tumbuhan termasuk kedalamnya adalah sel, yang merupakan unit dasar dari
seluruh organisma hidup termasuk tumbuhan. Anatomi tumbuhan, sebagai suatu
disiplin ilmu yang terperinci, merupakan salah satu bagian botani yang tertua. (Ii
and Pustaka 2011)
Sel kata pertama kali diciptakan oleh Robert Hooke. saat meneliti 167 irisan
jamur dengan mikroskop di 1000 senam. Dia melihat sebuah ruangan kecil
bernama "Cella", artinya ruangan kecil. Hampir 200 tahun kemudian, Dutrochet,
Bon Schleide, dan Schwan mendukung penemuan Robert Hooke. Pada tahun
1835, Durjdin melaporkan adanya zat yang tebal yang saat ini dikenal sebagai
Protoplasma. Pada pertengahan abad ke-19, muncul konsep bahwaSel
berkembang dari sel yang ada. Virchow mendeklarasikan Omnis cellula &
cellula. Sejak abad ke-20, beberapa ilmuwan sudah menemukan berbagai macam
struktur atau bentuk pada sel kita dan bentuk lain, di mana ditemukan organel
seperti mitokondria, golgi, ditiosom, kloroplas. Kemajuan teknologi dan
penemuan alat canggih telah menunjukkan bahwa struktur dan fungsi sel tidak
sesederhana kelihatannya. diperkirakan sebelumnya (Zairin, 2018)
Tumbuhan terdiri dari sel. Sel ialah unit terkecil makhluk hidup. sel tumbuhan
terdiri dari dinding sel dan protoplasma. Unit ini mengandung sejumlah besar
unsur organik dan anorganik. Ini memiliki berbagai peran, misalnya banyak. Sel
memiliki berbagai tugas, seperti memproduksi makanan, menyiapkan makanan,
mengangkut air, bereproduksi, dan mencegah kehilangan air. Sel tanaman
umumnya lebih dominan dari sel hewan. Organ pendiri pada tumbuhan biasanya
terdiri dariorgan vegetatif dan organ reproduksi. Organ vegetatif terlibat dalam
pertumbuhan dan perkembangan sedangkan organ reproduksi terlibat dalam
reproduksi tanaman. Tumbuhan dapat berperan sebagai sumber pangan, kayu,
bahan kosmetik dan industri, keindahan dan unsur hidrologi. Tumbuhan memiliki
sifat yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya, misalnya multiseluler (tidak
bertranslokasi), sel eukariotik, memiliki dinding sel, dan bersifat totipoten. Organ
tumbuhan juga terdiri dari berbagai jaringan, misalnya Maris, parenkim,
sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Sel tumbuhan
memiliki kemampuan penting untuk mengikat CO2 dan membentuk dinding sel
yang kaku selama fotosintesi (Rizki et al., 2021)
Sel tumbuhan adalah sel eukariotik. Secara umum, Sel tanaman berukuran
lebih besar (10-100 μm) daripada sel hewan (10-30 μm). Di alam, tanaman bisa
berperan untuk menghasilkan makanan sendiri. Sel tanaman berbeda dengan sel
lain karena memiliki dinding sel, yaitu lapisan luar sel di sebelah membran sel
(Silalahi 2022)
Sel dalam jaringan tanaman juga berkomunikasi melalui plasmoesmata.
plasmoesmata merupakan saluran terbuka pada dinding sel tanaman yang
mengandung sitosol yang mempertemukan dari sel satu ke sel sebelah. Sitoplasma
melintasi plasmodesmata dan menghubungkan isi hidup sel yang berdekatan. Ini
yang akan mepertemukan bagin besar tanaman dalam rangkaian masa hidup.
Membran sel yang berdekatan terus menerus melalui plasmodesmata. Cairan dan
zat terlarut kecil bisa dengan bebas berpindah dari sel ke sel. Moda perantara ini
disebut simpati. Molekul protein spesifik & RNA jua bisa melakukan ini pada
syarat tertentu (Nugroho, 2021).
Secara umum, dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh atau
Tracheophyta (memiliki jaringan pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut
garam-garam mineral dan air, serta mengangkut hasil fotosintesis keseluruh tubuh
tumbuhan) dan Thallophyta (tidak memiliki jaringan pembuluh). Contoh
Thallophyta adalah alga, lumut dan lumut kerak. Tumbuhan berpembuluh dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki alat reproduksi
tersembunyi, seperti pada paku-pakuan, kelompok ini mencakup tiga divisi yaitu
Psilotophyta, Microphyllophyta (Lycophyta) dan Arthrophyta (Filiciphyta, paku
biasa). Kelompok kedua yaitu tumbuhan berbiji disebut pula Spermatophyta.
(Hasanuddin et al. 2018)
Tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan yang berbiji
terbuka, tanpa bunga dan buah yang disebut Gymnospermae dan tumbuhan berbiji
tertutup, berbunga dan berbuah yang disebut Angiospermae. Angiospermae kini
membentuk bagian utama vegetasi alam dan yang dibudidayakan di bumi.
Angiospermae terbagi menjadi monokotil (tumbuhan berkeping satu) dan dikotil
(tumbuhan berkeping dua).
Tubuh tumbuhan terdiri dari sejumlah organ, yaitu akar, batang, daun, dan
bunga. Bunga terdiri dari bagian yang steril dan bagian yang fertil. Bagian-bagian
bunga itu terdiri dari sepal atau daun kelopak, petal atau daun mahkota, stamen
(benang sari), dan karpel (daun buah).
Tumbuhan berpembuluh dimulai dari perkembangan zigot (2n) yang terdiri
dari penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Zigot berkembang menjadi
embrio dan akhirnya berkembang menjadi sporophyt (tumbuhan) dewasa. Ketika
embrio tumbuhan tersebut berkembang menjadi tumbuhan dewasa terjadilah
proses pembelahan sel dan diferensiasi sel, dan pengorganisasian sel menjadi
jaringan dan sistem jaringan. Embrio tumbuhan berbiji memiliki struktur yang
relatif lebih sederhana dibandingkan dengan tumbuhan dewasa. Sel-sel dan
jaringan pada embrio kurang terdiferensiasi. Selanjutnya embrio berkembang
disebabkan adanya jaringan meristem yang terletak dikedua ujung axis yang
saling berlawanan arah, untuk selanjutnya akan tumbuh masing-masing menjadi
batang dan akar. Setelah biji berkecambah, dan selama perkembangan batang dan
akar, meristem apical muncul dan menyebabkan terjadinya percabangan.
Pada meristem terjadi penambahan sel baru sedangkan sel lama
berdiferensiasi menjadi bagian baru pada batang maupun pada akar. Pertumbuhan
ini dinamakan pertumbuhan primer. Banyak tumbuhan menebalkan akar, batang
dengan menambah jaringan pembuluh didalam tubuhnya. Penebalan itu
dihasilkan oleh kambium pembuluh dan disebut pertumbuhan sekunder. Dengan
demikian dikenal adanya xilem primer, xilem sekunder, floem primer, floem
sekunder. Sementara kambium pembuluh mengakibatkan bertambah lebarnya
batang dan akar dengan menambah jumlah xilem sekunder, pada bagian sumbu
muda (dekat ujung) aktivitas meristem apeks juga terus berlangsung. Stadium
reproduktif dari tumbuhan akan muncul setelah stadium vegetatif berkembang
secara sempurna. (Hasanuddin et al. 2018)
Sel merupakan unit morfologi pada tubuh tumbuhan yang berasosiasi dalam
bermacam-macam cara dimana satu sama lain akan membentuk jaringan. Sel-sel
pada tubuh tumbuhan terdiri dari bermacam-macam bentuk dan sel-sel tersebut
akan berkombinasi menjadi jaringan-jaringan, macam jaringan mungkin akan
berbeda pada tempat yang berbeda walaupun pada organ yang sama. Jaringan
yang secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya disebut
jaringan sederhana, sedangkan jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel
namun asalnya sama disebut jaringan kompleks atau majemuk. Struktur yang
majemuk pada tubuh tumbuhan dihasilkan dari variasi dalam bentuk dan fungsi
dari selsel dan juga dari perbedaan kombinasi dari sel-sel yang membentuk
jaringan dan sistem jaringan.
Sel serta jaringan dapat dibedakan karena memiliki sifat yang berbeda
sehubungan dengan posisinya dalam tubuh tumbuhan. Beberapa kelompok sel
dan jaringan pada tumbuhan berpembuluh adalah sebagai berikut:
1. Epidermis
Sel epidermis membentuk lapisan penutup dipermukaan tubuh
tumbuhan pada stadium primer. Sebagian besar sel-selnya memiliki bentuk
yang bermacam-macam, namun sering sekali berbentuk lempengan. Selain
itu, terdapat sel penutup stomata, berbagai rambut, sel sekresi, dan sel
sklerenkim. Sifat khas dari epidermis bagian tumbuhan di atas tanah adalah
lapisan kutikula di dinding luar dan kutinisasi yang terjadi pada sebagian atau
seluruh dinding lainnya. Fungsi epidermis adalah pelindung mekanis dan
berperan dalam membatasi transpirasi dan pertukaran udara. Pada tumbuhan
yang mengalami pertumbuhan asekunder, epidermis biasanya diganti oleh
periderm.
2. Periderm
Terdiri dari jaringan gabus atau felem, kambium gabus atau felogen,
dan feloderm, yaitu sel hidup yang yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam.
Felogen terletak didekat permukaan organ yang mengalami pertumbuhan
sekunder. Felogen duibentuk secara sekunder, yaitu dalam jaringan yang telah
dewasa di bawah epidermis atau dapat pula dalam epidermis itu sendiri.
Felogen membentuk felem ke arah luar, sedangkan feloderm kearah dalam.
Felem terdiri dari sel berbentuk lempeng tersusun rapat, dan dindingnya
mengandung suberin (zat gabus).
3. Parenkim
Sel parenkim mementuk jaringan sinambung dalam korteks akar,
batang dan mesofil daun. Selain itu, parenkim terdapat sebagai jari-jari
empelur. Pada korteks, empelur dan daun, parenkim ddibentuk secara primer.
Pada jaringan pembuluh, parenkim dapat bersifat primer atau sekunder, yaitu
yang berasal dari kambium pembuluh. Sel parenkim adalah sel hidup yang
mampu tumbuh dan membelah. Bentuknya beragam, seringkali bersegi
banyak, namun dapat juga berupa bintang. Dindingnya primer, namun dapat
pula sekunder. Fungsinya antara lain dalam fotosintesis, penyimpanan bahan,
dan penyembuhan luka. Parenkim juga menghasilkan struktur tambahan atau
dapat pula membentuk jaringan sekresi.
4. Kolenkim
Kolenkim adalah jaringan hidup, kolenkim memiliki hubungan erat dengan
parenkim, dan terspesialisasi sebagai penyokong dalam organ yang muda.
Bentuk sel antara prisma hingga bentuk memanjang. Dinding yang
berpenebalan tidak rata merupakan ciri khasnya. Sel kolenkim tersusun
sebagai berkas silinder dekat permukaan korteks pada batang dan tangkai
daun serta sepanjang tulang daun besar pada helai daun. Kolenkim jarang
ditemukan di akar.
5. Sklerenkim
Berdinding tebal, dindingnya berlignin karena adanya pertumbuhan
sekunder, pada saat dewasa protoplasmanya hilang. Sklerenkim merupakan
jaringan penyokong pada tumbuhan yang telah dewasa. Sel sklerenkim
membentuk kumpulan sel yang bersinambungan atau berupa berkas yang
ramping.
6. Xilem
Dari segi struktur dan fungsi, xilem adalah jaringan kompleks. Xilem
berasosiasi dengan floem dan membentuk jaringan yang bersinambungan di
seluruh tubuh tumbuhan. Xilem terdiri dari beberapa jenis sel dan berfungsi
dalam pengangkutan air, penyimpanan makanan, serta penyokong. Xilem
dapat berasal dari pertumbuhan primer atau sekunder. Sel pengangkut air
berupa trakeid dan trakea. Trakea terdiri dari deretan sel memanjang; ujung
sel yang satu berlekatan dengan pangkal sel berikutnya, diikuti dengan
hancurnya dinding ujung itu sehingga deretan sel tersebut menghasilkan
tabung panjang. Penyimpanan makanan terjadi dalam parenkim xilem dan
jari-jari empelur. Serat dan sklereid dalam xilem berfungsi sebagai penyokong
mekanis.
7. Floem
Floem adalah jaringan kompleks yang tersusun atas beberapa jenis sel.
Bersama dengan xilem, floem juga terdapat di seluruh tubuh tumbuhan.
Floem dapat berasal dari pertumbuhan primer dan sekunder. Fungsinya untuk
mengangkut hasil fotosintesis, menyimpan cadangan makanan, dan sebagai
pendukung. Sel utama dalam pengangkutan itu adalah sel tapis dan komponen
pembuluh tapis, keduanya sering tidak berinti sewaktu dewasa. Komponen
pembuluh tapis berlekatan ujung dan pangkalnya sehingga membentuk
pembuluh tapis dan berasosiasi dengan sel pengantar. Sel parenkim floem
terdapat dalam berkas tegak atau dalam jari-jari empelur. Sel pendukungnya
adalah serat atau sklereida.
8. Struktur sel sekresi
Sel sekresi tidak merupakan bagian jaringan tertentu, melainkan
berada dalam jaringan lain baik primer maupun sekunder, sebagai sel terpisah
atau dalam kelompok. Struktur sel sekresi terdapat di permukaan tumbuhan
sebagai rongga atau saluran sekresi. Sel lateks, yang dapat berupa sel panjang
bercabang atau tidak bercabang, namun senantiasa menghasilkan cairan
seperti getah, termasuk struktur sel sekresi dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara untuk mengamati bentuk, ukuran dan struktur sel tumbuhan
dengan menggunakan mikroskop cahaya?
1.3 Tujuan
Mengamati dan mengenal berbagai bentuk, ukuran dan struktur sel tumbuhan
dengan mengamatinya di bawah mikroskop cahaya.
1.4 Manfaat
Untuk mengamati dan mengenal berbagai bentuk, ukuran dan struktur sel
tumbuhan dengan mengamatinya di bawah mikroskop cahaya.
BAB II

LANDASAN TEORI

Sel merupakan kumpulan materi sederhana yang merupakan unit struktural


dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup yang umumnya mikroskopis yang
dapat diamati melalui mikroskop (Campbell, 2002).

Sebagai unit struktural berarti setiap makhluk hidup terdiri atas sel- sel, dan
sebagai unit fungsional artinya semua fungsi-fungsi kehidupan berlangsung di dalam
sel. Sel- sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan,
jaringan akan membentuk organ, dan organ- organ akan membentuk sistem organ lalu
kemudian terbentuklah organisme. Berdasarkan jumlah sel penyusunnya organisme
dikategorikan menjadi organisme uniseluler (bersel tunggal) dan organisme
multiseluler (bersel banyak).

Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis


sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel pada organisme
multiseluler tidak sama satu dengan lainnya tetapi memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda. Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel. Sel
tumbuhan memiliki bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida
dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan dan
disebut protoplas, sedangkan dinding sel berfungsi melindungi isi sel yang ada pada
protoplasma. Jenis plastida yang sangat memiliki peran yang penting bagi tumbuhan
ialah kloroplas yaitu berperan penting dalam proses fotosintesis. Ciri khas sel
tumbuhan yaitu terdiri dari organel dan sitoplasma. Semua organel sel pada tumbuhan
dan struktur subseluler yang ada di dalam sitoplasma tertutup oleh membran sel atau
dinding sel sebagai lapisan pelindung, kecuali inti sel.

Tumbuhan terdiri dari sel- sel penyusun yang memiliki struktur dan fungsi
yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan organ tumbuhan. Struktur sel
tumbuhan terdiri dari organel- organel sel. Sel tumbuhan yang meristematik dan
masih hidup terdiri atas organel sel seperti dinding sel dan protoplasma. Dinding sel
merupakan organel terluar yang melindungi isi sel, sedangkan protoplasma
merupakan seluruh bagian dalam sel. (Saptono et al. 2017)

Gambar 2.1: Struktur Sel Tumbuhan (Ruiz, 2011)

1. Dinding Sel
Pada sel tumbuhan membran sel dilapisi oleh dinding sel yaitu organel
terluar sel yang teksturnya kaku. Dinding sel tumbuhan terdiri atas polimer
karbohidrat yaitu selulosa, hemiselulosa dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh
diktiosom. Dinding sel pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan atas dinding
primer, dinding sekunder, dan lamela tengah (Dadan Rosana, 2008). Dinding
primer merupakan dinding pertama yang dibentuk saat pembelahan sel yang
terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selulosa terdiri dari mikrofibil
atau serat yang berdaya renggang kuat. Pada dinding primer terdapat noktah
yang menghubungkan satu sel dengan sel yang lainnya. Noktah merupakan sel
yang bertetangga yang berhubungan melalui pori yang tidak mengalami
penebalan (Hasanuddin dkk, 2017).
Sel-sel yang mempunyai dinding sel primer yaitu sel- sel muda yang
sedang tumbuh, sel parenkim, dan sel kolenkim. Dinding sel sekunder
merupakan dinding sel yang tersusun atas selulosa yang lebih banyak dari
dinding sel primer, juga selulosa, lignin, kutin dan suberin. Dinding sel
sekunder terbentuk di sebelah dalam dinding primer setelah sel selesai
tumbuh. Biasanya dinding sel yang tersusun selulosa mengalami penambahan
lignin yang keras dan kaku. Lamela tengah adalah bagian terluar dari dinding
sel yang berfungsi sebagai penghubung antara satu sel dengan sel lainnya.
Lamela tengah terdiri atas pektin dan zat pektat. Lamela tengah juga sebagai
suatu lapisan perekat antar sel yang terbentuk dari senyawa pektin
(Hasanuddin dkk, 2017).
Dinding sel pada tumbuhan memiliki ukuran ketebalan 0,1 µm.
Dinding sel tumbuhan mempunyai kekuatan daya tarik yang cukup tinggi
dalam menahan tekanan osmosis yang dihasilkan dari perbedaan konsentrasi
zat terlarut antara sel interior dan air di bagian ekstraseluler (Han and
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019).
Fungsi dinding sel antara lain:
 memberi bentuk pada sel,
 membantu pengangkutan substansi yang melewatinya,
 sebagai turgiditas dan mencegah pecahnya protoplasma karena terlalu
banyak menyerap air
 mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam sel.

Gambar 2.2 Struktur Dinding Sel

2. Membran Plasma
Membran plasma atau sering juga disebut dengan plasmalemma
merupakan selaput pembungkus isi sel (protoplasma) yang berasosiasi dengan
dinding sel. Membran plasma juga berperan sebagai pembatas organel sel.
Membran plasma bersifat semipermeabel atau disebut juga selektif permeabel
yaitu mencegah keluar masuknya molekul secara bebas. Struktur membran
plasma merupakan lapisan lipid bilayer, dua lapis fosfolipid dengan ekor
membentuk susunan sandwich di antara kepala. Membran plasma memiliki
bagian yang tersusun dari lemak (lipid) dan protein (lipoprotein)
(Campbell,2002)

Gambar 2.3: Struktur Membran Plasma (Campbell, 2002)


3. Protoplasma
Protoplasma adalah dasar fisik kehidupan. Seluruh bagian sel yang
terbungkus oleh membran plasma disebut protoplasma. Bagian dari
protoplasma yang mencakup organel sel dan inti ialah sitoplasma. Secara
fisika, sitoplasma merupakan cairan kental yang lebih kurang transparan
dalam cahaya tampak. Cairan tersebut merupakan bahan kimia penting dan
tempat berlangsungnya metabolisme. Cairan tersebut memenuhi rongga antara
selaput sel dan nukleus. Secara kimia, komponen utama sitoplasma adalah air
yaitu sekitar 85% hingga 90%. Pada sel hidup, sitoplasma selalu bergerak,
dan dapat diamati dengan gerakan organel sel seperti kloroplas (Hasanuddin
dkk, 2017).
Gambar 2.4 Struktur Protoplasma
4. Plastida
Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel
tumbuhan yang sangat berperan penting dalam proses fotosintesis. Plastida
dibentuk oleh dua lapis membran yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran dalam terdiri atas kantung tilakoid yaitu kantung yang mengandung
klorofil, grana yaitu tumpukan kantung tilakoid, tilakoid grana yang
merupakan penghubung antar grana dan stroma yaitu ruang antar lamela yang
menghubungkan grana. Plastida pada sel tumbuhan terdiri atas kromoplas,
kloroplas, dan leukoplas. Kromoplas adalah plastida yang menghasilkan
warna selain hijau. Kromoplas mengandung pigmen karotin (kuning),
fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan fikoeritrin (merah). Sedangkan
kromoplas yang mengandung banyak klorofil disebut dengan kloroplas.
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
Kloroplas berwarna hijau disebabkan oleh klorofil atau zat hijau daun. Jenis
klorofil yaitu klorofil a berwarna biru, dan klorofil b berwarna kuning.
Adapun plastida yang tidak berpigmen atau tidak berwarna disebut leukoplas
dan biasanya terdapat pada sel- sel yang tidak terkena sinar (Han and
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019).
5. Mitokondria
Struktur mitokondria terdiri dari membran luar, membran dalam,
ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran,
ribosom, krista, oksisom, inklusi dan DNA mitokondria. Mitokondria terdapat
pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi dan memerlukan
banyak ATP dalam jumlah banyak. Membran dalam mitokondria bentuknya
berlipat yang dikenal dengan istilah krista, dan banyak terdapat enzim- enzim
yang berperan dalam respirasi sel. Mitokondria berbentuk oval, memanjang,
bulat memanjang dan atau berlekuk dengan ukuran diameter 0,5- 1,0 µm, dan
panjang 3 µm. Fungsi mitokondria adalah sebagai tempat respirasi sel dan
pembentukan energi (ATP) (Hasanuddin dkk, 2017).

Gambar 2.5 Struktur Mitokondria (Campbell, 2002)


6. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan struktur yang terdiri dari dua lapis
membran yang membatasi ruang sempit (ruang RE). Retikulum endoplasma
merupakan komponen plasmodesmata, terletak dengan inti bahkan
berhubungan dengan selaput inti (Akmalia, 2020).

Gambar 2.6: Struktur Retikulum Endoplasma (Campbell, 2002)


7. Badan Golgi
Badan golgi disebut juga aparatus golgi atau kompleks golgi atau
diktiosom merupakan tumpukan lempeng sisterna yang pipih. Badan golgi
hampir serupa dengan retikulum endoplasma, hanya saja badan golgi berlapis-
lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan golgi memiliki dua
permukaan yaitu cis dan trans. Permukaan cis berperan menerima vesikula
dari retikulum endoplasma. Vesikula tersebut akan diserap ke ruangan-
ruangan di dalam badan golgi. Sedangkan permukaan trans merupakan
permukaan pembentukan dan pelepasan vesikula. Badan golgi berfungsi
dalam proses sintesis dan sekresi, sebagai tempat memodifikasi protein, dan
sebagai transpor lipid (Campbell, 2002).
8. Ribosom
Ribosom merupakan komponen sel berukuran kecil dan padat yang
tersusun dari protein (protein histon) dan RNA. Ribosom termasuk organel
yang tidak memiliki membran. Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma
dan melekat pada retikulum endoplasma. Ukuran ribosom lebih kecil dari
mitokondria. (Irawan, 2019). Ribosom terdiri atas dua sub unit, yaitu subunit
besar dan subunit kecil. Jika proses sintesis protein tidak berlangsung ribosom
akan membentuk sub unit kecil dan sub unit besar. Sub unit besar berperan
sebagai tempat melekatnya t-RNA pada sintesis protein. Ribosom berfungsi
sebagai pembuat protein dan melakukan sintesis protein dari semua asam
amino. Sel perlu memproduksi protein agar bisa mempercepat proses biologis
yang dilaluinya dan untuk bisa berfungsi dengan baik.
9. Nukleus
Nukleus atau inti sel tumbuhan umumnya berinti satu. Pada sel
embrional inti sel terletak di tengah sel. Pada sel dewasa inti sel dibungkus
oleh selaput inti. Pada selaput inti terdapat pori, sebagai jalur transportasi
antara sitoplasma dengan inti. Bagian dalam selaput inti terdapat cairan inti
yang di dalamnya tersuspensi benang- benang kromatin, protein, dan matriks
inti, serta anak inti (Hasanuddin dkk, 2017).
Struktur nukleus terdiri atas selaput inti, plasma, kromosom, dan anak
inti. Selaput atau membran inti berfungsi melindungi inti sel yang terdiri dari
plasma dan bagian padat yang disebut dengan nukleolus. Membran inti yang
melapisi inti sel memiliki pori yang cukup besar agar molekul protein mampu
melewati membran dari inti menuju ke sitoplasma. Fungsi nukleus adalah
untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan
mengelola ekspresi gen. Nukleus juga berfungsi mengorganisasikan gen saat
terjadi pembelahan sel, memproduksi sel mRNA untuk mengkodekan protein,
sebagai tempat sintesis ribosom, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi
gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri (Susilawati dan Bachtiar, 2018).
10. Vakuola
Vakuola pada sel tumbuhan besar dan jelas dan dikelilingi oleh
membran tunggal (tonoplas). Dalam vakuola tumbuhan berisi air, fenol,
antosianin, alkaloid, dan protein. Vakuola dapat berperan sebagai penyimpan
senyawa organik penyimpanan organik, pembuangan produk samping
metabolisme yang membahayakan dan dapat untuk menyimpan pigmen.
Vakuola juga berperan dalam turgiditas. Bentuk dari vakuola berongga bulat,
berisi senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang
mengandung berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat
berisi garam nitrat pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu,
minyak eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada
kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada lada. Pada
meristem yang sedang tumbuh banyak terdapat vakuola yang ada dalam
sitoplasma. Selama proses pembelahan sel, vakuola bertugas dalam
mengambil air supaya bertambah besar ukuran dan bersatu juga dengan
vakuola-vakuola lainnya.
I. Bawang Merah (Allium cepa)
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak
lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini
termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan
sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup
tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Balitbang Pertanian, 2005).
Bawang merah merupakan komoditas yang diusahakan petani dari dataran
rendah sampai dataran tinggi. Bawang merah menghendaki suhu udara berkisar
antara 25oC sampai 30oC, tempat terbuka tidak berkabut, intensitas sinar
matahari penuh, tanah gembur, subur cukup mengandung organik akan
menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik (Istina, 2016).
Adapun klasifikasi dari tanaman bawang merah, sebagai berikut (Ibriani,
2012):
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoenae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Allium
Species : Allium cepa L.

Morfologi bawang merah Bawang merah (Allium cepa L.) termasuk jenis
tanaman semusim, berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman
berkisar 15-25 cm, berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang
di sekitar permukaan tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang
merah tidak tahan terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk
bulat, memanjang seperti pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Ibriani,
2012).
Adapun morfologi atau bagian dari tanaman bawang merah sebagai
berikut (Nawangsari, dkk., 2008).
Morfologi Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Struktur morfologi
tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) terdiri atas akar, batang,
umbi, daun, bunga, dan biji.
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar,
dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun
atas epidermis korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan
titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya
berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi oleh tudung
akar (kaliptra). (Beberapa et al. 2017)
Tudung akar berfungsi melindungi akar terhadap kerusakan mekanis
pada waktu menembus tanah . Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang
merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-
rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-
rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. . Bila akar
tumbuh memanjang kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda
akan terbentuk rambutrambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang
lebih tua akan hancur dan mati (Allium & Dataran, 2022)
Batang Batang pada bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan
batang yang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling
membungkus. Kelopakkelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan
menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai kleopak daun terluar
mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini
membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang
membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat
mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis, Bagian yang
membengkak pada bawang merah (Allium ascalonicum L) berisi cadangan
makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman
baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akarnya. Sementara itu, bagian atas
umbi yang membengkak mengecil kembali dan tetap saling membungkus
sehingga membentuk batang semu, Pada pangkal ubi membentuk cakram
yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna. Dari bagian bawah
cakram ini tumbuh akar-akar serabut yang tidak terlalu panjang. Sedangkan
dibagian atas cakram, diantara lapisan kelopak daun yang membengkak
(Allium & Dataran, 2022).
Umbi bawang merah (Allium ascalonicum L) berbentuk bulat dengan
ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih,
sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setalah tua menjadi
hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman. Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L),
Tanaman berbunga pada umur 52 hari. Umur sampai panen adalah 70 hari.
Tinggi tanaman berkisar antara 26,9- 41,3 cm. Secara alami tanaman mudah
berbunga. Jumlah anakan berkisar antara 6-12 umbi. Bentuk daun berbentuk
silindris berlubang. Warna daun berwarna hijau dengan jumlah 22-43 helai.
Bentuk bunga seperti payung berwarna putih. Banyaknya buah setiap tangkai
berkisar 60- 80.
Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian
daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium
ascalonicum L hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan
memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan
bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak, Pada bawang
merah (Allium cepa var. ascalonicum), ada juga yang daunya membentuk
setengah lingkaran pada penampang melintang daunya. warna daunya hujau
muda (Alium & Dataran, 2022).
Kelopak-kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang
ada didalamnya., Bunga Bawang merah (Allium ascalonicum L) dapat
membentuk bunga yang keluar dari dasar cakram dengan bagian ujungnya
membentuk kepala yang meruncing sperti tombak dan terbungkus oleh lapisan
daun (seludang). Pertumbuhan bunga bawang merah (Allium ascalonicum L)
dimulai dari keluarnya tangkai bunga dari cakram melalui ujung umbi seperti
pemunculan daun biasa, tetapi lebih ramping, berbentuk bulat panjang dan
kuat, serta pada ujungnya terdapat benjolan runcing seperti mata tombak.
Seludang ini kemudian akan membuka sehingga tampak kuncup-kuncup
bunga beserta tangkainya (Kurniasi et al, 2022).
Bunga bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan bunga
majemuk berbentuk tandan. Setiap tandan mengandung 50-200 kuntum
bunga. Bunga bawang merah (Allium ascalonicum L) termasuk bunga
sempurna yang setiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Biasanya
terdiri atas 5-6 benang sari dan sebuah putik dengan daun bunga berwarna
hijau bergsris keputihputihan atau putih, serta bakal buah duduk diatas
membentuk suatau bangun seperti kubah, Bakal buah terbentuk dari tiga daun
buah yang disebut carpel, membentuk tiga buah ruang dan setiap ruang
mengandung 2 bakal biji (ovulum). Benang sari tersusun dalam dua lingkaran,
3 benang sari pada lingkaran dalam, dan benag sari 10 yang lainya pada
lingakaran luar. Tepung sari dari benang sari pada lingkaran dalam biasanya
lebih cepat matang dibandingkan dengan teapung sari pada lingkaran luar.
Penyerbukan antarbunga dalam satu tandan, maupun penyerbukan antarbunga
dengan tandan yang berbeda berlangsung dengan perantaraan lebah atau lalat
hijau (Ariani, 2008).
Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman, Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L)
Tanaman berbunga pada umur 52 hari. Umur sampai panen adalah 70 hari.
Tinggi tanaman berkisar antara 26,9- 41,3 cm. Secara alami tanaman mudah
berbunga. Jumlah anakan berkisar antara 6-12 umbi. Bentuk daun berbentuk
silindris berlubang. Warna daun berwarna hijau dengan jumlah 22-43 helai.
Bentuk bunga seperti payung berwarna putih. Banyaknya buah setiap tangkai
berkisar 60-80 (65), banyaknya bunga per tangkai 90-120 (107). Bentuk biji
bulat, gepeng dan berkeriput. Biji berwarna hitam. Umbi berbentuk bulat
dengan ujung meruncing. Warna umbi merah, produksi umbi kering 7,4 ton
per hektar. Susut umbi (basah-kering) 24,7%. Cukup tahan terhadap penyakit
busuk umbi (Botritis alli). Peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophthora
porri). baik untuk dataran rendah dan dataran tinggi (Kurniasih et al., 2022).
II. Tanaman Wortel (Daucus carora L. )
Tanaman wortel (Daucus carora L.). Merrupakan tanaman sayuran umbi yang
memiliki kandungan karoten yang tinggi, kaya akan serat makanan, antioksidan
alami, dan vitamin A. Tanaman ini berbentuk tanaman perdu dengan umbi
berwarna jingga kekunian dan memiliki tekstur seperti kayu. Bagian tanaman ini
yang dikonsumsi adalah umbi atau akar yang merupakan tempat penyimpanan
cadangan makanan pada tanaman (Crystallography 2016). Wortel merupakan
tumbuhan khas daratan tinggi yang dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian
1.200- 1.500 mdpl.
Dalam sistematika tanaman, wortel memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisi : Sprematophyta

Sub devision : Angiospermae

Kelas : Dycotiledone

Ordo : Umbelliferales

Family : umbelleferae (Apiaceae)

Genus : Daucus

Species : Daucus carota L.


Morfologi Tanaman Wortel

1. Daun
dengann anak daun berbentuk lanset atau garis-garis. Pada setiap tanaman
memiliki 5-7 tangakai berukuran sedikit panjang dengan tangkai daun
kaku dan tebal serta permukaan yang halus.
2. Batang
Wortel mmeiliki batang yang sangat pendek, berbentuk bulat, sedikit
keras tetapi tidak berkayu dan berdiameter kecil sekitar 1 - 1,5 cm
sehingga batang tanaman wortel hampir tidak tampak. Batang wortel tidak
bercabang dan memiliki tangkai daun yang panjang sehingga terlihat
seperti cabang. Batang wortel berwarna hijau tua dan memiliki permukaan
yang halus.
3. Bunga
Bunga pada wortel tumbuh pada ujung tanaman berwarna putih atau
merah jambu agak pucat berbentuk seperti payung ganda dengan katum
bunga terletak pada bidang yang sama. Penyerbukan bunga wortel
menghasilkan buah atau biji yang berukuran kecil dan berbulu.
4. Akar
Tanaman wortel merupakan tanaman yang memiliki sistem akar
tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang berubah
fungsi menjadi umbi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Bentuk akar yang berubah menjadi umbi wortel tumbuh memanjang dan
bulat dengan diameter yang bervariasi tergantung pada varietas atau jenis
dari tanaman wortel.
5. Umbi
Umbi dari tanaman wortel merupakan hasil dari regenerasi dari akar
tunggang dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan varietasnya. Umbi
wortel memiliki kulit yang sangat tipis dan berwarna jingga kekuningan
karena kandungan beta karoten yang tinggi.

III. Tumbuhan Adam Hawa ( Rhoe Discolor )


Daun Adam Hawa (Rhoe discolor L.) merupakan salah satu tumbuhan yang
tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata adalah segala
tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada daunnya, yang berbeda
dengan induknya. Pengertian varigata pada tanaman sangat variatif. Pada
wikipedia, yang dinamakan varigata adalah daerah dalam daun atau batang yang
memiliki warna yang berbeda dengan bagian lainnya. Umumnya, varigata
merujuk ke kelainan warna krem, putih, atau kuning pada daun. Namun, seiring
dengan banyaknya tanaman yang berdaun tidak hijau, istilah varigata juga bisa
mencakup warna yang lain (Kadir 2008).
Adapun klasifikasi dari tanaman daun adam hawa (Rhoe discolor) yaitu:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Commelinales

Famili : Commelinaceae

Genus : RhoeoSpesies : Rhoeo discolor

Tumbuhan adam hawa (Rhoe discolor) atau dikenal juga dengan sebutan
sosongkokan merupakan tumbuhan suku gawar-gawaran yang sering
digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini berasal dari
Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, memiliki batang
kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Panjang daun lebih dari 30 cm, lebar
2,5 - 6 cm. Tumbuhan ini juga memiliki bunga yang berwarna putih dan
berbentuk bunga kerang. Sosongkokan tumbuh subur pada daerah tanah yang
lembab. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki tanaman ini berupa saponin
dan tanin. Sedangkan warna ungu dari tumbuhan adam hawa ini diduga
memiliki kandungan kimia yang berupa senyawa flavonoid yaitu antosianin
(Kadir 2008).

Penyebab varigata pada daun, khususnya yang bewarna krem, putih, atau
kuning, disebabkan oleh kekurangan klorofil (zat hijau daun). Menurut
Ombrello, warna putih terjadi akibat daun yang tidak mampu menghasilkan
pigmen (zat warna) pada daerah tersebut. Warna orange, kuning, dan hijau
muda diakibatkan pigmen hijau (chlorophyll) yang dihasilkan daun kurang,
tercadar oleh pigmen orange (caretoined) dan pigmen kuning (xantophyll).
Adapun serambut merah, merah muda, dan juga ungu, disebabkan oleh
pigmen anthocyanin.

Serupa dengan namanya, adam hawa ungu mempunyai helaian daun


berwarna ungu pekat. Bentuk daun lanset dengan ujung runcing, tebal, dan
membentuk selubung di dekat batang. Bunga tanaman berukuran mini dengan
tiga helai kelopak berwarna ungu pucat. Penampilan bunga semakin cantik
sebab memiliki benangsari berwarna kuning kontras dengan warna kelopak.
Penampilan tanaman yang eksotis membuat banyak orang jatuh hati.
Masyarakat menanam adam hawa ungu di dalam pot lantas meletakkan pada
balkon maupun teras rumah. Ada pula yang menanam adam hawa ungu pada
pot gantung untuk mempercantik ruangan. Adam hawa ungu tahan terhadap
sinar matahari. Perbanyakan tanaman cukup mudah yakni melalui setek
batang. Perawatan tanaman mudah. Lakukan penyiraman secara berkala untuk
menjaga pasokan air. Berikan pupuk organik sebagai nutrisi tambahan setiap
bulan. (Deazzahra et al. 2023)
IV. Tanaman singkong (Manihot esculenta)
Singkong merupakan bahan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung,
Ubi kayu mempunyai potensi sebagai sumber karbohidrat yang penting sebagai
bahan pangan, khususnya bagi negara yang sedang berkembang, seperti
Indonesia. Ubi kayu dikonsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-
negara tropis, dan tiap tahunnya diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu (Helwig
et al.,2014.)

Klasifikasi tanaman singkong yaitu

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta

Morfologi Daun

1. Daun
Daun singkong berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk
menjari dengan anak daun berbentukm elpis yang berujung runcing posisi
duduk daun spiral dengan rumus 2/5, ruas antara tangkai daun pendek 3-5 cm.
warna dau muda hiijau kekuningan atau hijau keunguan, sedangkan warna
daun dewasa berwarna hijau tua dan bagian tiap daun berukuran lebar dengan
jumlah tiap daun 5, 6, dan 7 helai, berbentuk lanset ujung daun meruncing
(Hartanti and Sri Hartati 2020). Tangkai daun panjang dengan warna hijau,
merah, kuning, atau kombinasi dari ketinganya.
2. Batang
Menurut Rukmana (2002), batang tanaman singkong berbentuk bulat
diameter 2,5 - 4 cm, berkayu beruas-ruas dan panjang. Ketinggiannya dapat
mencapai 1 - 4 meter. Warna batang bervariasi tergantung dari kulit luar, tetapi
batang yang masih muda pada umumnya berwarna hijau dan pada saat tua
berubah keputih – putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Empulur
batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus (Hartanti
and Sri Hartati 2020) .
3. Akar
Akar penyongkong memberikan tambahan tompangan untuk tumbuh
tegak dan membantu penyerapan hara. Akar akan membesar dan membentuk
umbi. Umbi pada singkong merupakan akar pohon yang membesar umbi
singkong berbeda dengan tanaman umbi-umbian lain. Umbi secara anatomis
sama dengan akar, tidak mempunyai mata tunas sehingga tidak dapat
digunakan sebagai alat perbanyakan vegetatif. Bagian umbi atau daging
merupakan bagian terbesar, dan ditengahnya terdapat sumbu dimana sumbu
ini berfungsi sebagai penyalur makanan hasil fotosintesis dari daun ke
akar/umbi (Hartanti and Sri Hartati 2020).
4. Kulit
Umbi singkong terdiri atas tiga lapis, yaitu kulit luar berwarna coklat,
lapisan kulit dalam berwarna putih atau kekuningan, dan lapisan daging
berwarna putih atau putih kekuningan sesuai dengan jenisnya. Di antara kulit
dalam dan kulit luar, terdapat jaringan kambium yang menyebabkan umbi
dapat membesar. (Rahman 2022)
5. Bunga
Bunga pada singkong muncul saat 9 bulan setelah tanam. Umbi
berbentuk slindris dengan ketebalan korteks, bunga betina lebih dulu muncul
dan matang. Bunganya berumah satu (monoccius) dan proses penyerbukannya
bersifatnya silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga akan
layu dan gugur (Hartanti and Sri Hartati 2020).
V. Ganggang Hijau (Spirogyra sp)
Ganggang hijau atau juga dikenal dengan Alga merupakan bagian terbesar
dari tumbuhan laut dan termasuk tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun meskipun tampak
seperti ada perbedaan tapi sebenarnya hanya bentuk thallus (Mudrikah 2021).
Klasifikasi alga sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Chlorophyta

Class : Chlorophyceae

Ordo : Halimedales

Genus : Caulerpa

Species : Caulepra racesmosa

Alga adalah sekelompok organisme autotrof atau heterotrof yang memiliki


organ dengan perbedaan fungsi yang tidak nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki organ seperti yang dimiliki tumbuhan seperti akar, batang, daun,
dan sebagainya. Karena itu alga digolongkan sebagai tumbuhan talus. Alga atau
sering disebut rumput laut ini juga bersifat heterotrof, hidup sebagai patogen
walaupun sangat jarang. Contohnya terdapat pada Caphaleuros virescens yang
dapat menimbulkan penyakit pada tanaman teh (Mudrikah 2021).

Secara keseluruhan alga mempunyai morfologi yang mirip walaupun


sebenarnya berbeda, sehingga dikelompokkan ke dalam Thallophyta (tumbuhan
bertalus) yaitu suatu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh tidak
berdaun, berbatang, dan berakar, semuanya terdiri dari batang talus. Bentuk talus
ini bermacam-macam ada yang seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantung, seperti rambut dan sebagainya. Percabangan talus juga bermacam-
macam ada yang dichotomous (dua terus menerus), penicilate (dua-dua
berlawanan sepanjang talus utama), intricate (berpusat melingkar batang utama),
dan ada pula yang tidak bercabang (Mudrikah 2021).

Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid,


dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya,
alga menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul
dalam sel-selnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada
tumbuhan. Alga lain dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa
algae menyimpan minyak dan lemak. (Mudrikah 2021)

Tanaman wortel memiliki bentuk daun menyirip ganda dua atau tiga
BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.1[3.1] Waktu dan Tempat


Praktikum Antomi Morfologi Tumbuhan dilakukan pada hari Sabtu, 28
Oktober 2023, Pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WITA. Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ruang Analitik Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana Kupang.
1.2[3.2] Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai
berikut:
• Mikroskop cahaya
• Pensil 2B/bolpoint
• Penghapus
• Pinset
• Blade/silet/cutter
• Pipet tetes, beaker glass
• Air
• Objek glass
• Cover glass
• Tissue
• Peraparat awetan Ganggang Spirogyra sp
• Daun segar Rhoeo discolor
• Umbi Bawang Merah (Allium cepa)
• Empulur Singkong (Manihot esculenta)
• Umbi Wortel (Daucus carota)
• Jas lab, sarung tangan, masker
1.3[3.3] PROSEDUR KERJA
1. Diambil dengan pinset sepotong atau sehelai ganggang Spirogyra sp.
Letakkan pada objek glass yang telah ditetesi air dengan pipet lalu tutup
dengan cover glass. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah
(10x). Lihatlah bagaimana bentuk kloroplasnya, nucleus, dan di dalam
kloroplas terdapat pirenoid, yaitu benda-benda terdiri dari zat putih telur dan
tampak mengkilat.
2. Sayatan membujur daun Rhoeo discolor
Rhoeo discolor merupakan tanaman hias yang mudah ditemukan di
berbagai berbagai pekarangan. Tanaman ini termasuk tanaman sukulen
dengan daun yang berdaging. Permukaan atas daun bewarna hijau sedangkan
permukaan bawah bewarna keunguan. Warna tersebut berhubungan dengan
kandungan antosianinnya yang umumnya disimpan dalam vacuola. Untuk
mengamati struktur jaringan epidermis Rhoeo discolor dapat dilakukan
dengan dengan membuat sayatan membujur bagian permukaan bawah daun.
Sayatan diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas
kemudian diamati dengan mikroskop. Untuk memudahkan pengamatan dapat
ditambahkan dengan air sedikit. Kemudian amatilah struktur jaringan
epidermisnya serta perhatikan bagian antosianinnya. Gambar hasil
pengamatan.
3. Preparat atau bahan segar empulur singkong (Manihot esculenta)
Batang singkong (Manihot esculenta) memiliki jaringan dasar
bewarna putih yang disebut dengan empulur. Pada umumnya empulur
singkong bewarna putih dan mudah ditemukan pada batang yang masih muda.
Cara mengeluarkan empulur singkong dari batang dapat dilakukan dengan
melepaskan kayu dari empulurnya. Untuk mengamati struktur empulur
dilakukan dengan membuat irisan tipis melintang empulur. Untuk membuat
irisan tipis perlu dipertimbangkan ketajaman blade. Irisan empulur diletakkan
di atas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas. Gambar hasil
pengamatanmu. Secara umum empulur singkong tidak memiliki inti lagi,
sehingga terlihat seperti sel kosong.
4. Preparat awetan atau sayatan segar sel epidermis umbi lapis bawang merah
(Allium cepa).
Bawang merah (Allium cepa) memiliki umbi yang dikenal dengan
nama umbi lapis (bulb). Umbi ini merupakan pelepah daun yang berdaging
saling bertumpukan. Setiap lapisan umbi memiliki dua sisi yaitu sisi dalam
dan sisi luar. Sisi luar memiliki warna lebih terang dengan struktur yang lebih
kasar dibandingkan sisi dalam. Untuk mengamati sel bawang dapat dilakukan
dengan membuat sayatan membujur sisi bagian dalam. Sisi bagian dalam
lebih mudah di sayat dibandingkan sisi bagian luar. Kemudaian sayatan
diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas. Amatilah
struktur sel yang terdapat pada sel bawang. Gambar hasil pengamatan kamu
dan jelaskan bagian-bagiannya.
5. Sayatan segar umbi wortel (Daucus carota)
Sel penyusun jaringan dasar umbi wortel memiliki kromoplas yang
mengandung butir pigmen bewarna orange. Untuk mengamati kromoplas pada
wortel dapat dilakukan dengan membuat sayatan tipis secra melintang pada
jaringan perenkim umbi wortel. Sayatan tersebut diletakkan pada objek gelas
dan ditutup cover gelas. Amati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran
kecil hingga besar hingga kamu menemukan kromoplasnya. Gambar hasil
pengamatanmu dan tuliskan bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar sayatan empulur singkong Gambar struktur jaringan epidermis daun


(Manihot esculenta) Rhoeo discolor

Gambar sayatan melintang umbi wortel Gambar kloroplas dan nukleus Ganggang
(Daucus carota) hijau Spirogyra sp.
Gambar sayatan umbi lapis bawang Gambar sayatan umbi lapis bawang
merah bagian luar (Allium cepa) merah bagian dalam (Allium cepa)
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
Pembahasan.
Telah dilakukan praktikum Anatomi Morfologi Tumbuhan yang berjudul
Sitologi dan Histologi. Dalam praktikum ini dilakukan proses pengamatan pada
beberapa sampel tumbuhan, anatara lain : Umbi bawang merah (allium cepa), umbi
wortel (daucus carota), batang tanaman singkong (Monihot esculenta), daun Rhoeo
discolor, dan preparat awetan Ganggang hijau (spirogyra sp.). Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Adapun hasil yang didapatkan antara lain, sebagai berikut:
A. Daun adam dan hawa (Rhoeo discolor)
Daun Adam Hawa (Rhoe discolorL.Her.) merupakan salah satu tumbuhan
yang tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata adalah segala
tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada daunnya, yang berbeda
dengan induknya. Pengertian varigata pada tanaman sangat variatif, yang
dinamakan varigata adalah daerah dalam daun atau batang yang memiliki warna
yang berbeda dengan bagian lainnya.
Umumnya, varigata merujuk ke kelainan warna krem, putih, atau kuning
pada daun. Namun, seiring dengan banyaknya tanaman yang berdaun tidak hijau,
istilah varigata juga bisa mencakup warna yang lain. Rhoeo discolor memiliki
beberapa karakteristik yang tidak banyak ditemukan pada tanaman lain, seperti
warna pada sisi adaksial dan sisi abaksial daun (folium)-nya yang berbeda warna,
yakni berwarna hijau tua pada sisi adaksial daunnya dan berwarna ungu pada sisi
abaksial daunnya. Pada pengamatan ini, terdapat sel-sel pada daun Rhoeo
discolor memiliki bentuk yang lebih teratur dan bentuknya selalu tetap atau tidak
berubah. Hal tersebut dikarenakan sel tersebut memiliki dinding sel yang cukup
tebal. Di mikroskop, daun Rhoe discolor terlihat berwarna ungu kemerah-
merahan. Selain itu, pada daun Rhoeo discolor juga terdapat sel yang seperti
mulut yang disebut stomata. Se-sel pada daun Rhoeo discolor memiliki organel
yaitu nukleus dan plastida. Sel-sel pada daun Rhoeo discolor tersusun oleh,
dinding sel, sitoplasma,nukleus, dan organel sel lainnya.
 Dinding sel, dinding sel yang berupa dinding yang tebal dan kaku serta
tersusun oleh selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk memberi bentuk
tetap pada sel.
 Sitoplasma merupakan bagian sel yang diselubungi oleh membran sel, pada
bagian ini berlangsung beberapa reaksi kimia didalamnya.
 Stomata merupakan jalur yang digunakan pada tumbuhan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Stomata sendiri berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas CO2.
 Sel penutup merupakan bagian sel yang berfungsi untuk menahan air serta
mengontrol keluar masuknya karbondioksida (CO2).
 Sel penjaga merupakan sekumpulan sel yang mengelilingi sebuah sel
penutup. Sel penjaga secara mendalam melangsungkan fungsinya secara
berasosiasi dengan sel penutup.
B. Bawang Merah (allium cepa)
Setelah mengamati sel epidermis bawang merah menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 10x10, dapat dilihat beberapa bagian dari sel bawang merah
diantaranya:
 Dinding sel yang berupa dinding yang tebal dan kaku serta tersusun oleh
selulosa. Dinding sel ini memiliki fungsi untuk memberi bentuk tetap pada
sel.
 Nukleus, merupakan inti sel yang berfungsi untuk mengatur proses
metabolisme dalam sel.
Sitoplasma, merupakan bagian sel yang diselubungi oleh membran sel, pada
bagian ini berlangsung beberapa reaksi kimia didalamnya.
Pada pengamatan sayatan umbi lapis bawang merah, digunakan dua bagian umbi
bawang yaitu lapisan bagian luar dan lapisan bagian dalam. Lapisan umbi bawang
yang diamati dapat terlihat beberapa sel dan jaringan: lapisan luar, sel-sel umbi,
jaringan meristem, lapisan sklerenkim, lapisan vaskular.
Lapisan Inti struktur dalam umbi bawang merah ini bekerja secara bersama-
sama untuk menyimpan nutrisi, memelihara kelembaban, dan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sel-sel umbi, jaringan meristem,
lapisan sklerenkim, lapisan vaskular, dan lapisan inti berperan penting dalam
proses ini.
C. Empulur Singkong (Monihot esculenta)
Empulur tersusun dari sel-sel parenkima. Selain itu, empulur juga dapat
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dalam bentuk pati atau
gula, tempat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru, tempat pertukaran gas
antara batang dan lingkungan sekitar, tempat penyimpanan air dan mineral, serta
tempat penopang bagi batang tumbuhan. Struktur sel gabus pada batang singkong
adalah berbentuk segi enam pada pengamatan terlihat dinding sel, ruang antar sel,
sitoplasma, vakuola, dan nukleus.
Empulur pada batang singkong memiliki beberapa fungsi Sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dalam bentuk pati atau gula, Sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru, Sebagai tempat pertukaran gas
antara batang dan lingkungan sekitar, Sebagai tempat penyimpanan air dan
mineral, Sebagai tempat penopang bagi batang tumbuhan.
D. Umbi Wortel (Daucus carota)
Dalam struktur bagian dalam wortel, korteks merupakan lapisan sel-sel yang
terletak di bawah epidermis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan dalam bentuk pati. Endodermis merupakan lapisan sel-sel yang terletak
di bawah korteks dan berfungsi sebagai pengatur aliran air dan mineral ke dalam
akar. Perisikel merupakan jaringan yang terletak di bawah endodermis dan
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan akar lateral. Silinder pusat terdiri dari
jaringan xilem dan floem yang berfungsi sebagai tempat pengangkutan air,
mineral, dan nutrisi dari akar ke bagian atas tumbuhan. Sumsum terletak di
tengah-tengah silinder pusat dan berfungsi sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah pada beberapa jenis wortel.

 Epidermis Korteks, merupakan sel epidermis yang juga terletak di


rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan. Korteks
adalah lapisan kedua terluar setelah epidermis. Jaringan ini berfungsi
untuk tempat menyimpan cadangan makanan pada akar
 Endodermis, lapisan endodermis tersusun dari satu lapis sel yang
membatasi korteks dengan silinder pusat. Pada lapisan endodermis
terdapat pita kaspari yang berfungsi untuk mengatur jalannya mineral
menuju ke silinder pusat. Silinder pusat adalah bagian terdalam dari
jaringan penyusun akar
 Perisikel, perisikel adalah lapisan sel yang tepat berada di dalam
lapisan endodermis. Pada akar dikotil, perisikel berperan
dalam pembentukan cabang akar
 Silinder pusat, merupakan bagian terdalam dari akar, yang terdiri atas
berbagai macam jaringan perisikel (lapisan terluar dari stele),
berkas/jaringan pengangkut (terletak di sebelah dalam perisikel, terdiri
dari xilem dan floem), dan empulur (bagian terdalam terdiri dari
parenkim)
E. Ganggang hijau (Spirogyra sp.)
Pada ganggang hijau dilakukan pengamatan menggunakan mikrosop cahaya,
sample ganggang hijau yang digunakan merupakan preparat awetan. Bentuk
tubuh spirogyra berbentuk (memiliki benang). Spirogyra tersusun atas banyak
selatau multiseluler yang membentuk koloni sel. Struktur selpenyusun identik
sangat sama antar satu dengan lainnya.Struktur sel spirogyra memiliki inti yang
terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki
vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga
memberikan karakter tertentu pada Spirogyra.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang sitologi dan histologi diperoleh
kesimpulan :
 Sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel. Mencakup sifat-sifat
fisiologis sel seperti struktur, interaksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel, hingga
kematian sel.
 Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan
makhlukhidup. Histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
fungsianatomi mikroskopis tanaman dan hewan. Anatomi mikroskopis
meliputisel, jaringan, organ dan organ sistem organisme. Studi ini
dilakukanterutama dengan memeriksa sel dan jaringan.

Saran
Diharapkan kepada teman-teman sekalian untuk menggunakan laporan ini
sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan dalam kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Beberapa, Penampisan, Varietas Bawang, Merah Allium, and L Cepa. 2017.


“Winnowing of Some Onion Varieties Red ( Allium Cepa L .) to Aluminium,”
197–202.

Crystallography, X-ray Diffraction. 2016. 済無 No Title No Title No Title.

Deazzahra, Mega, Ilham Muhammad Habibie, Nanda Kristiyaningsih, Reni


Anggraeni4, Syarifatun Nisak, and Eva Yuninda Amalia. 2023. “Analisis
Penggunaan Laboratorium Biologi Untuk Praktikum Pengamatan Sel
Tumbuhan.” Jornal of Education and Technology 3 (1): 10–16.

Hartanti, Fajri, and N Sri Hartati. 2020. “BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS


INDONESIA KERAGAMAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER UBI KAYU
(Manihot Esculenta Crantz) HASIL PERBANYAKAN IN VITRO
Morphological and Molecular Diversity of Cassava (Manihot Esculenta Crantz)
Resulted from In Vitro Propagation” 6 (September 2018): 288–300.

Hasanuddin, Hasanuddin, Muhibbuddin Muhibbuddin, Wardiah Wardiah, and


Mulyadi Mulyadi. 2018. Anatomi Tumbuhan. Anatomi Tumbuhan.
https://doi.org/10.52574/syiahkualauniversitypress.291.

Helwig, Nathaniel E, Sungjin Hong, and Elizabeth T Hsiao-wecksler. n.d. “No 主観


的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散
構造分析 Title” 1 (2): 619–23.

Ii, B A B, and Tinjauan Pustaka. 2011. “C Sampai 38,” 6–16.

Kadir, Abdul. 2008. “Tanaman Hias Bernuansa Varigata.” Penelitia 26: 7–29.

Mudrikah, L. 2021. Modul Pembelajaran Taksonomi Tumbuhan Rendah ( Algae ).


Skripsi. Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan. Lampung.
Rahman, firman ali. 2022. Buku Ajar Anatomi Tumbuhan. Repository.Uin-
Suska.Ac.Id. http://repository.uin-suska.ac.id/26740/1/Haki Buku Genealogi
Intelektual Melayu Tradisi Pemikiran Islam Abad ke 19 di Kerajaan Riau
Lingga.pdf.

Saptono, Sigit, Nuryani Y Rustaman, Saefudin, and Ari Widodo. 2017.


“Memfasilitasi Higher Order Thinking Skills Dalam Perkuliahan Biologi Sel
Melalui Model Integrasi Atribut Asesmen Formatif.” USEJ: Unnes Science
Education Journal 5 (3): 1408–17.

Silalahi, Marina. 2022. “Buku Materi Pembelajaran Morfologi Tumbuhan,” 1–206.


LAMPIRAN

Rhoeo discolor
Allium cepa

Manihot esculenta Daucus carota

Preparat awetan Spirogyra sp. Air


Cutter Pipet tetes

Pinset dan silet Cover glass

Anda mungkin juga menyukai