TUMBUHAN
ACARA PRAKTIKUM I
“SITOLOGI DAN HISTOLOGI”
OLEH
Kepada Ibu Dra. Maria Teresia Danong., Msi selaku dosen mata kuliah
Anatomi Morfologi Tumbuhan, saya mengucapkan terima kasih telah memberikan
tugas praktikum ini sebagai pemenuhan kriteria penilaian pembelajaran kami. Juga
saya sampaikan kepada asiten praktikum yang telah membimbing kami dalam
kegiatan praktikum ini, sehingga boleh berjalan dengan baik.
Laporan ini saya buat agar dapat digunakan semestinya, apabila selama
membaca laporan ini terdapat kesalahan atau kekurangan, diharapkan saran dan
masukan yang membangun dapat disampaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR
GAMBAR………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………
1.4 Manfaat……………………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………
BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………
3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………….
3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………
3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL
LANDASAN TEORI
Sebagai unit struktural berarti setiap makhluk hidup terdiri atas sel- sel, dan
sebagai unit fungsional artinya semua fungsi-fungsi kehidupan berlangsung di dalam
sel. Sel- sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan,
jaringan akan membentuk organ, dan organ- organ akan membentuk sistem organ lalu
kemudian terbentuklah organisme. Berdasarkan jumlah sel penyusunnya organisme
dikategorikan menjadi organisme uniseluler (bersel tunggal) dan organisme
multiseluler (bersel banyak).
Tumbuhan terdiri dari sel- sel penyusun yang memiliki struktur dan fungsi
yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan organ tumbuhan. Struktur sel
tumbuhan terdiri dari organel- organel sel. Sel tumbuhan yang meristematik dan
masih hidup terdiri atas organel sel seperti dinding sel dan protoplasma. Dinding sel
merupakan organel terluar yang melindungi isi sel, sedangkan protoplasma
merupakan seluruh bagian dalam sel. (Saptono et al. 2017)
1. Dinding Sel
Pada sel tumbuhan membran sel dilapisi oleh dinding sel yaitu organel
terluar sel yang teksturnya kaku. Dinding sel tumbuhan terdiri atas polimer
karbohidrat yaitu selulosa, hemiselulosa dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh
diktiosom. Dinding sel pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan atas dinding
primer, dinding sekunder, dan lamela tengah (Dadan Rosana, 2008). Dinding
primer merupakan dinding pertama yang dibentuk saat pembelahan sel yang
terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selulosa terdiri dari mikrofibil
atau serat yang berdaya renggang kuat. Pada dinding primer terdapat noktah
yang menghubungkan satu sel dengan sel yang lainnya. Noktah merupakan sel
yang bertetangga yang berhubungan melalui pori yang tidak mengalami
penebalan (Hasanuddin dkk, 2017).
Sel-sel yang mempunyai dinding sel primer yaitu sel- sel muda yang
sedang tumbuh, sel parenkim, dan sel kolenkim. Dinding sel sekunder
merupakan dinding sel yang tersusun atas selulosa yang lebih banyak dari
dinding sel primer, juga selulosa, lignin, kutin dan suberin. Dinding sel
sekunder terbentuk di sebelah dalam dinding primer setelah sel selesai
tumbuh. Biasanya dinding sel yang tersusun selulosa mengalami penambahan
lignin yang keras dan kaku. Lamela tengah adalah bagian terluar dari dinding
sel yang berfungsi sebagai penghubung antara satu sel dengan sel lainnya.
Lamela tengah terdiri atas pektin dan zat pektat. Lamela tengah juga sebagai
suatu lapisan perekat antar sel yang terbentuk dari senyawa pektin
(Hasanuddin dkk, 2017).
Dinding sel pada tumbuhan memiliki ukuran ketebalan 0,1 µm.
Dinding sel tumbuhan mempunyai kekuatan daya tarik yang cukup tinggi
dalam menahan tekanan osmosis yang dihasilkan dari perbedaan konsentrasi
zat terlarut antara sel interior dan air di bagian ekstraseluler (Han and
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019).
Fungsi dinding sel antara lain:
memberi bentuk pada sel,
membantu pengangkutan substansi yang melewatinya,
sebagai turgiditas dan mencegah pecahnya protoplasma karena terlalu
banyak menyerap air
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam sel.
2. Membran Plasma
Membran plasma atau sering juga disebut dengan plasmalemma
merupakan selaput pembungkus isi sel (protoplasma) yang berasosiasi dengan
dinding sel. Membran plasma juga berperan sebagai pembatas organel sel.
Membran plasma bersifat semipermeabel atau disebut juga selektif permeabel
yaitu mencegah keluar masuknya molekul secara bebas. Struktur membran
plasma merupakan lapisan lipid bilayer, dua lapis fosfolipid dengan ekor
membentuk susunan sandwich di antara kepala. Membran plasma memiliki
bagian yang tersusun dari lemak (lipid) dan protein (lipoprotein)
(Campbell,2002)
Morfologi bawang merah Bawang merah (Allium cepa L.) termasuk jenis
tanaman semusim, berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman
berkisar 15-25 cm, berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang
di sekitar permukaan tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang
merah tidak tahan terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk
bulat, memanjang seperti pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Ibriani,
2012).
Adapun morfologi atau bagian dari tanaman bawang merah sebagai
berikut (Nawangsari, dkk., 2008).
Morfologi Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Struktur morfologi
tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) terdiri atas akar, batang,
umbi, daun, bunga, dan biji.
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar,
dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun
atas epidermis korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan
titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya
berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi oleh tudung
akar (kaliptra). (Beberapa et al. 2017)
Tudung akar berfungsi melindungi akar terhadap kerusakan mekanis
pada waktu menembus tanah . Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang
merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-
rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-
rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. . Bila akar
tumbuh memanjang kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda
akan terbentuk rambutrambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang
lebih tua akan hancur dan mati (Allium & Dataran, 2022)
Batang Batang pada bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan
batang yang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling
membungkus. Kelopakkelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan
menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai kleopak daun terluar
mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini
membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang
membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat
mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis, Bagian yang
membengkak pada bawang merah (Allium ascalonicum L) berisi cadangan
makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman
baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akarnya. Sementara itu, bagian atas
umbi yang membengkak mengecil kembali dan tetap saling membungkus
sehingga membentuk batang semu, Pada pangkal ubi membentuk cakram
yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna. Dari bagian bawah
cakram ini tumbuh akar-akar serabut yang tidak terlalu panjang. Sedangkan
dibagian atas cakram, diantara lapisan kelopak daun yang membengkak
(Allium & Dataran, 2022).
Umbi bawang merah (Allium ascalonicum L) berbentuk bulat dengan
ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih,
sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setalah tua menjadi
hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman. Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L),
Tanaman berbunga pada umur 52 hari. Umur sampai panen adalah 70 hari.
Tinggi tanaman berkisar antara 26,9- 41,3 cm. Secara alami tanaman mudah
berbunga. Jumlah anakan berkisar antara 6-12 umbi. Bentuk daun berbentuk
silindris berlubang. Warna daun berwarna hijau dengan jumlah 22-43 helai.
Bentuk bunga seperti payung berwarna putih. Banyaknya buah setiap tangkai
berkisar 60- 80.
Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian
daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium
ascalonicum L hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan
memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan
bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak, Pada bawang
merah (Allium cepa var. ascalonicum), ada juga yang daunya membentuk
setengah lingkaran pada penampang melintang daunya. warna daunya hujau
muda (Alium & Dataran, 2022).
Kelopak-kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang
ada didalamnya., Bunga Bawang merah (Allium ascalonicum L) dapat
membentuk bunga yang keluar dari dasar cakram dengan bagian ujungnya
membentuk kepala yang meruncing sperti tombak dan terbungkus oleh lapisan
daun (seludang). Pertumbuhan bunga bawang merah (Allium ascalonicum L)
dimulai dari keluarnya tangkai bunga dari cakram melalui ujung umbi seperti
pemunculan daun biasa, tetapi lebih ramping, berbentuk bulat panjang dan
kuat, serta pada ujungnya terdapat benjolan runcing seperti mata tombak.
Seludang ini kemudian akan membuka sehingga tampak kuncup-kuncup
bunga beserta tangkainya (Kurniasi et al, 2022).
Bunga bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan bunga
majemuk berbentuk tandan. Setiap tandan mengandung 50-200 kuntum
bunga. Bunga bawang merah (Allium ascalonicum L) termasuk bunga
sempurna yang setiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Biasanya
terdiri atas 5-6 benang sari dan sebuah putik dengan daun bunga berwarna
hijau bergsris keputihputihan atau putih, serta bakal buah duduk diatas
membentuk suatau bangun seperti kubah, Bakal buah terbentuk dari tiga daun
buah yang disebut carpel, membentuk tiga buah ruang dan setiap ruang
mengandung 2 bakal biji (ovulum). Benang sari tersusun dalam dua lingkaran,
3 benang sari pada lingkaran dalam, dan benag sari 10 yang lainya pada
lingakaran luar. Tepung sari dari benang sari pada lingkaran dalam biasanya
lebih cepat matang dibandingkan dengan teapung sari pada lingkaran luar.
Penyerbukan antarbunga dalam satu tandan, maupun penyerbukan antarbunga
dengan tandan yang berbeda berlangsung dengan perantaraan lebah atau lalat
hijau (Ariani, 2008).
Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman, Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L)
Tanaman berbunga pada umur 52 hari. Umur sampai panen adalah 70 hari.
Tinggi tanaman berkisar antara 26,9- 41,3 cm. Secara alami tanaman mudah
berbunga. Jumlah anakan berkisar antara 6-12 umbi. Bentuk daun berbentuk
silindris berlubang. Warna daun berwarna hijau dengan jumlah 22-43 helai.
Bentuk bunga seperti payung berwarna putih. Banyaknya buah setiap tangkai
berkisar 60-80 (65), banyaknya bunga per tangkai 90-120 (107). Bentuk biji
bulat, gepeng dan berkeriput. Biji berwarna hitam. Umbi berbentuk bulat
dengan ujung meruncing. Warna umbi merah, produksi umbi kering 7,4 ton
per hektar. Susut umbi (basah-kering) 24,7%. Cukup tahan terhadap penyakit
busuk umbi (Botritis alli). Peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophthora
porri). baik untuk dataran rendah dan dataran tinggi (Kurniasih et al., 2022).
II. Tanaman Wortel (Daucus carora L. )
Tanaman wortel (Daucus carora L.). Merrupakan tanaman sayuran umbi yang
memiliki kandungan karoten yang tinggi, kaya akan serat makanan, antioksidan
alami, dan vitamin A. Tanaman ini berbentuk tanaman perdu dengan umbi
berwarna jingga kekunian dan memiliki tekstur seperti kayu. Bagian tanaman ini
yang dikonsumsi adalah umbi atau akar yang merupakan tempat penyimpanan
cadangan makanan pada tanaman (Crystallography 2016). Wortel merupakan
tumbuhan khas daratan tinggi yang dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian
1.200- 1.500 mdpl.
Dalam sistematika tanaman, wortel memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Sprematophyta
Kelas : Dycotiledone
Ordo : Umbelliferales
Genus : Daucus
1. Daun
dengann anak daun berbentuk lanset atau garis-garis. Pada setiap tanaman
memiliki 5-7 tangakai berukuran sedikit panjang dengan tangkai daun
kaku dan tebal serta permukaan yang halus.
2. Batang
Wortel mmeiliki batang yang sangat pendek, berbentuk bulat, sedikit
keras tetapi tidak berkayu dan berdiameter kecil sekitar 1 - 1,5 cm
sehingga batang tanaman wortel hampir tidak tampak. Batang wortel tidak
bercabang dan memiliki tangkai daun yang panjang sehingga terlihat
seperti cabang. Batang wortel berwarna hijau tua dan memiliki permukaan
yang halus.
3. Bunga
Bunga pada wortel tumbuh pada ujung tanaman berwarna putih atau
merah jambu agak pucat berbentuk seperti payung ganda dengan katum
bunga terletak pada bidang yang sama. Penyerbukan bunga wortel
menghasilkan buah atau biji yang berukuran kecil dan berbulu.
4. Akar
Tanaman wortel merupakan tanaman yang memiliki sistem akar
tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang berubah
fungsi menjadi umbi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Bentuk akar yang berubah menjadi umbi wortel tumbuh memanjang dan
bulat dengan diameter yang bervariasi tergantung pada varietas atau jenis
dari tanaman wortel.
5. Umbi
Umbi dari tanaman wortel merupakan hasil dari regenerasi dari akar
tunggang dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan varietasnya. Umbi
wortel memiliki kulit yang sangat tipis dan berwarna jingga kekuningan
karena kandungan beta karoten yang tinggi.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Tumbuhan adam hawa (Rhoe discolor) atau dikenal juga dengan sebutan
sosongkokan merupakan tumbuhan suku gawar-gawaran yang sering
digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini berasal dari
Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, memiliki batang
kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Panjang daun lebih dari 30 cm, lebar
2,5 - 6 cm. Tumbuhan ini juga memiliki bunga yang berwarna putih dan
berbentuk bunga kerang. Sosongkokan tumbuh subur pada daerah tanah yang
lembab. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki tanaman ini berupa saponin
dan tanin. Sedangkan warna ungu dari tumbuhan adam hawa ini diduga
memiliki kandungan kimia yang berupa senyawa flavonoid yaitu antosianin
(Kadir 2008).
Penyebab varigata pada daun, khususnya yang bewarna krem, putih, atau
kuning, disebabkan oleh kekurangan klorofil (zat hijau daun). Menurut
Ombrello, warna putih terjadi akibat daun yang tidak mampu menghasilkan
pigmen (zat warna) pada daerah tersebut. Warna orange, kuning, dan hijau
muda diakibatkan pigmen hijau (chlorophyll) yang dihasilkan daun kurang,
tercadar oleh pigmen orange (caretoined) dan pigmen kuning (xantophyll).
Adapun serambut merah, merah muda, dan juga ungu, disebabkan oleh
pigmen anthocyanin.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Morfologi Daun
1. Daun
Daun singkong berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk
menjari dengan anak daun berbentukm elpis yang berujung runcing posisi
duduk daun spiral dengan rumus 2/5, ruas antara tangkai daun pendek 3-5 cm.
warna dau muda hiijau kekuningan atau hijau keunguan, sedangkan warna
daun dewasa berwarna hijau tua dan bagian tiap daun berukuran lebar dengan
jumlah tiap daun 5, 6, dan 7 helai, berbentuk lanset ujung daun meruncing
(Hartanti and Sri Hartati 2020). Tangkai daun panjang dengan warna hijau,
merah, kuning, atau kombinasi dari ketinganya.
2. Batang
Menurut Rukmana (2002), batang tanaman singkong berbentuk bulat
diameter 2,5 - 4 cm, berkayu beruas-ruas dan panjang. Ketinggiannya dapat
mencapai 1 - 4 meter. Warna batang bervariasi tergantung dari kulit luar, tetapi
batang yang masih muda pada umumnya berwarna hijau dan pada saat tua
berubah keputih – putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Empulur
batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus (Hartanti
and Sri Hartati 2020) .
3. Akar
Akar penyongkong memberikan tambahan tompangan untuk tumbuh
tegak dan membantu penyerapan hara. Akar akan membesar dan membentuk
umbi. Umbi pada singkong merupakan akar pohon yang membesar umbi
singkong berbeda dengan tanaman umbi-umbian lain. Umbi secara anatomis
sama dengan akar, tidak mempunyai mata tunas sehingga tidak dapat
digunakan sebagai alat perbanyakan vegetatif. Bagian umbi atau daging
merupakan bagian terbesar, dan ditengahnya terdapat sumbu dimana sumbu
ini berfungsi sebagai penyalur makanan hasil fotosintesis dari daun ke
akar/umbi (Hartanti and Sri Hartati 2020).
4. Kulit
Umbi singkong terdiri atas tiga lapis, yaitu kulit luar berwarna coklat,
lapisan kulit dalam berwarna putih atau kekuningan, dan lapisan daging
berwarna putih atau putih kekuningan sesuai dengan jenisnya. Di antara kulit
dalam dan kulit luar, terdapat jaringan kambium yang menyebabkan umbi
dapat membesar. (Rahman 2022)
5. Bunga
Bunga pada singkong muncul saat 9 bulan setelah tanam. Umbi
berbentuk slindris dengan ketebalan korteks, bunga betina lebih dulu muncul
dan matang. Bunganya berumah satu (monoccius) dan proses penyerbukannya
bersifatnya silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga akan
layu dan gugur (Hartanti and Sri Hartati 2020).
V. Ganggang Hijau (Spirogyra sp)
Ganggang hijau atau juga dikenal dengan Alga merupakan bagian terbesar
dari tumbuhan laut dan termasuk tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun meskipun tampak
seperti ada perbedaan tapi sebenarnya hanya bentuk thallus (Mudrikah 2021).
Klasifikasi alga sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa
Tanaman wortel memiliki bentuk daun menyirip ganda dua atau tiga
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Gambar sayatan melintang umbi wortel Gambar kloroplas dan nukleus Ganggang
(Daucus carota) hijau Spirogyra sp.
Gambar sayatan umbi lapis bawang Gambar sayatan umbi lapis bawang
merah bagian luar (Allium cepa) merah bagian dalam (Allium cepa)
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
Pembahasan.
Telah dilakukan praktikum Anatomi Morfologi Tumbuhan yang berjudul
Sitologi dan Histologi. Dalam praktikum ini dilakukan proses pengamatan pada
beberapa sampel tumbuhan, anatara lain : Umbi bawang merah (allium cepa), umbi
wortel (daucus carota), batang tanaman singkong (Monihot esculenta), daun Rhoeo
discolor, dan preparat awetan Ganggang hijau (spirogyra sp.). Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Adapun hasil yang didapatkan antara lain, sebagai berikut:
A. Daun adam dan hawa (Rhoeo discolor)
Daun Adam Hawa (Rhoe discolorL.Her.) merupakan salah satu tumbuhan
yang tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata adalah segala
tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada daunnya, yang berbeda
dengan induknya. Pengertian varigata pada tanaman sangat variatif, yang
dinamakan varigata adalah daerah dalam daun atau batang yang memiliki warna
yang berbeda dengan bagian lainnya.
Umumnya, varigata merujuk ke kelainan warna krem, putih, atau kuning
pada daun. Namun, seiring dengan banyaknya tanaman yang berdaun tidak hijau,
istilah varigata juga bisa mencakup warna yang lain. Rhoeo discolor memiliki
beberapa karakteristik yang tidak banyak ditemukan pada tanaman lain, seperti
warna pada sisi adaksial dan sisi abaksial daun (folium)-nya yang berbeda warna,
yakni berwarna hijau tua pada sisi adaksial daunnya dan berwarna ungu pada sisi
abaksial daunnya. Pada pengamatan ini, terdapat sel-sel pada daun Rhoeo
discolor memiliki bentuk yang lebih teratur dan bentuknya selalu tetap atau tidak
berubah. Hal tersebut dikarenakan sel tersebut memiliki dinding sel yang cukup
tebal. Di mikroskop, daun Rhoe discolor terlihat berwarna ungu kemerah-
merahan. Selain itu, pada daun Rhoeo discolor juga terdapat sel yang seperti
mulut yang disebut stomata. Se-sel pada daun Rhoeo discolor memiliki organel
yaitu nukleus dan plastida. Sel-sel pada daun Rhoeo discolor tersusun oleh,
dinding sel, sitoplasma,nukleus, dan organel sel lainnya.
Dinding sel, dinding sel yang berupa dinding yang tebal dan kaku serta
tersusun oleh selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk memberi bentuk
tetap pada sel.
Sitoplasma merupakan bagian sel yang diselubungi oleh membran sel, pada
bagian ini berlangsung beberapa reaksi kimia didalamnya.
Stomata merupakan jalur yang digunakan pada tumbuhan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Stomata sendiri berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas CO2.
Sel penutup merupakan bagian sel yang berfungsi untuk menahan air serta
mengontrol keluar masuknya karbondioksida (CO2).
Sel penjaga merupakan sekumpulan sel yang mengelilingi sebuah sel
penutup. Sel penjaga secara mendalam melangsungkan fungsinya secara
berasosiasi dengan sel penutup.
B. Bawang Merah (allium cepa)
Setelah mengamati sel epidermis bawang merah menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 10x10, dapat dilihat beberapa bagian dari sel bawang merah
diantaranya:
Dinding sel yang berupa dinding yang tebal dan kaku serta tersusun oleh
selulosa. Dinding sel ini memiliki fungsi untuk memberi bentuk tetap pada
sel.
Nukleus, merupakan inti sel yang berfungsi untuk mengatur proses
metabolisme dalam sel.
Sitoplasma, merupakan bagian sel yang diselubungi oleh membran sel, pada
bagian ini berlangsung beberapa reaksi kimia didalamnya.
Pada pengamatan sayatan umbi lapis bawang merah, digunakan dua bagian umbi
bawang yaitu lapisan bagian luar dan lapisan bagian dalam. Lapisan umbi bawang
yang diamati dapat terlihat beberapa sel dan jaringan: lapisan luar, sel-sel umbi,
jaringan meristem, lapisan sklerenkim, lapisan vaskular.
Lapisan Inti struktur dalam umbi bawang merah ini bekerja secara bersama-
sama untuk menyimpan nutrisi, memelihara kelembaban, dan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sel-sel umbi, jaringan meristem,
lapisan sklerenkim, lapisan vaskular, dan lapisan inti berperan penting dalam
proses ini.
C. Empulur Singkong (Monihot esculenta)
Empulur tersusun dari sel-sel parenkima. Selain itu, empulur juga dapat
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dalam bentuk pati atau
gula, tempat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru, tempat pertukaran gas
antara batang dan lingkungan sekitar, tempat penyimpanan air dan mineral, serta
tempat penopang bagi batang tumbuhan. Struktur sel gabus pada batang singkong
adalah berbentuk segi enam pada pengamatan terlihat dinding sel, ruang antar sel,
sitoplasma, vakuola, dan nukleus.
Empulur pada batang singkong memiliki beberapa fungsi Sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dalam bentuk pati atau gula, Sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru, Sebagai tempat pertukaran gas
antara batang dan lingkungan sekitar, Sebagai tempat penyimpanan air dan
mineral, Sebagai tempat penopang bagi batang tumbuhan.
D. Umbi Wortel (Daucus carota)
Dalam struktur bagian dalam wortel, korteks merupakan lapisan sel-sel yang
terletak di bawah epidermis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan dalam bentuk pati. Endodermis merupakan lapisan sel-sel yang terletak
di bawah korteks dan berfungsi sebagai pengatur aliran air dan mineral ke dalam
akar. Perisikel merupakan jaringan yang terletak di bawah endodermis dan
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan akar lateral. Silinder pusat terdiri dari
jaringan xilem dan floem yang berfungsi sebagai tempat pengangkutan air,
mineral, dan nutrisi dari akar ke bagian atas tumbuhan. Sumsum terletak di
tengah-tengah silinder pusat dan berfungsi sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah pada beberapa jenis wortel.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang sitologi dan histologi diperoleh
kesimpulan :
Sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel. Mencakup sifat-sifat
fisiologis sel seperti struktur, interaksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel, hingga
kematian sel.
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan
makhlukhidup. Histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
fungsianatomi mikroskopis tanaman dan hewan. Anatomi mikroskopis
meliputisel, jaringan, organ dan organ sistem organisme. Studi ini
dilakukanterutama dengan memeriksa sel dan jaringan.
Saran
Diharapkan kepada teman-teman sekalian untuk menggunakan laporan ini
sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan dalam kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul. 2008. “Tanaman Hias Bernuansa Varigata.” Penelitia 26: 7–29.
Rhoeo discolor
Allium cepa