Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REPRODUKSI BETINA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan 1


Yang dibimbing oleh Dra. Amy Tenzer, MS & Ibu Nur’aini Kartikasari, S.Si., M.Sc.

Oleh
Kelompok 8/Offering B 2020:
Rahma Afikah Putri Prawira 200341417310
Retno Selvi Lidyastika 200341617251
Rifda Ahadina Aulia 200341617293

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Mei 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah berjudul “Sistem Reproduksi Betina”
dengan tepat waktu. Tak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad saw. yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Amy Tenzer, M.Si. dan Ibu Nur’aini
Kartikasari, S.Si, M.Sc selaku dosen mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan 1 yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kepada
teman-teman yang ikut membantu memberikan ide-idenya dalam pembuatan makalah ini.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan 1.
Dengan adanya tugas yang telah diberikan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan
serta wawasan yang bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis berharap semoga
makalah ini bisa menambah referensi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan yang ada. Oleh karena itu,
besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan tanggapan, kritik, dan saran yang
membangun guna memperbaiki kesalahan dari makalah ini.

Malang, 02 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

SISTEM REPRODUKSI BETINA................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
1.4 Pengertian dan Fungsi Sistem Reproduksi Betina ........................................................... 6
1.5 Histologi Ovarium ............................................................................................................ 6
1.6 Histologi Saluran Reproduksi .......................................................................................... 8
1.7 Anatomi Perbandingan Pada Vertebrata (Kelas Pisces, Amphibi, Reptile, Aves, dan
Mamalia) ................................................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Istilah ini diambil dari bahasa
Belanda “Biologie”, yang diturunkan dari gabungan bahasa Yunani, bios (hidup) dan logos
(ilmu). Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup, karenanya
dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Salah satu yang dipelajari dalam struktur hewan
adalah sistem reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia atau makhluk hidup lainnya untuk menghasilkan keturanan. Alat reproduksi
manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu, reproduksi pria dan wanita, tetapi pada
hewan disebut reproduksi jantan dan betina.
Sistem reproduksi betina terdiri dari organ reproduksi eksternal dan internal. Reproduksi
vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan
cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya,
hewan aquatic pada umunya melakukan fertilisasi diluar tubuh (fertilisasi eksternal),
sedangkan, hewan darat melakukan fertilisasi didalam tubuh (fertilisasi internal). Bagi hewan
yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu
organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
Sistem reproduksi betina terdiri atas ovarium dan saluran reproduksi. Pada mamalia
dilengkapi dengan organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu. Saluran reproduksi betina
pada saat embrio, berkembang dari sepasang saluran panjang yang disebut duktus Muller,
terletak berdampingan dengan duktus mesonefros. Saluran reproduksi ini terpisah dari
saluran ekskresi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan fungsi sistem reproduksi betina?


2. Bagaimana histologi ovarium?
3. Bagaimana histologi saluran reproduksi betina?
4. Bagaimana anatomi perbandingan sistem reproduksi betina pada hewan vertebrata (kelas
pisces, amphibi, reptile, aves, dan mamalia)?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan funsgi dari sistem reproduksi betina


2. Untuk mengetahui histologi ovarium dari sistem reproduksi betina beserta komponennya
3. Untuk mengetahui histologi saluran reporduksi dari sistem reproduksi betina beserta
komponennya

4
4. Untuk mengetahui anatomi peebandingan sistem reproduksi betina pada hewan vertebrata
(kelas pisces, amphibi, reptile, aves, dan mamalia).

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Pengertian dan Fungsi Sistem Reproduksi Betina

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan,
hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi. Tidak
seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi
sering memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk
kombinasi materi genetik antara dua individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan
kebugaran genetik yang lebih besar dari keturunannya.
Fungsi utama dari organ reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur untuk
pembuahan. Selain itu, organ-organ ini juga berfungsi sebagai tempat berkembangnya
janin.Agar fungsinya bisa berjalan dengan baik, sistem reproduksi wanita memiliki
struktur tersendiri untuk mempertemukan sperma dan sel telur.

(Mescher, A. L. 2016)

1.5 Histologi Ovarium

Pada ovarium terlihat sebuah folikel besar sesaat setelah obulasi dan selama tahap
awal pembentukan korpus luteum. Dinding folikel matur yang besar telah kolaps di
berkas rongga antrum. Sel granulosa yang terlipat, yang mengelilingi rongga antrumyang
memperlihatkan perubahan menjadi sel lutein grabulosa. Sel lutein grabulosa dikelilingi
di bagian tepinya oleh sel teka lutein yang lebih gelap yang merupakan berkas sel teka
interna pada folikel matur sebelum ovulasi.

6
Juga terlihat pada sediaan ovarium adalah folikel lainnya dalam berbagai tahap
perkembangan. Di korteks terlihat folikel primer dan folikel sekunder yang lebih besar
dengan rongga antrum yang membesar. Di bagian tengah ovarium terdapat tiga folikel
matur dengan rongga antrum besar. Salah satu dari folikel ini terlihat oosit primer, sel
yang mengelilingi korona radiata, sel grabulosa, dan sel teka interna di perifer.

Sumber: (Eroschenko, 2008)

Permukaan ovarium dilapisi oleh epitel germinal kuboid. Tempat di bawah pitel
germinal terdapar lapisan jaringan ikat padat yaitu tunika albuginea. Banyak folikel
primordial terletak di korteks di bawah tunika albugenea. Masing-masing folikel
primordial dikelilingi oleh satu lapisan sel folikular (folliculocytus primordialis) gepeng.
Seiring dengan membesarnya folikel, sel folikular di folikel primordial berubah menjadi
kuboid atau kolumnar rendah dan folikel sekarang disebut folikel primer. Oosit yang
sedang berkembang juga memiliki nukleus, besar eksentrik dengan nucleolus yang jelas.
Pada folikel primer, sel folikular berproliferasi secara mitosis dan membantuk
lapisan sel kuboid yaitu sel granulosa yang mengelilingi oosit primer. Satu lapisan sel
granulosa yang mengelilingi oosit membentuk korona radiata. Di antara korona radiata
dan oosit terbentuk lapisan glikoprotein nonselular yang disebut zona pelusida. Sel
stroma yang mengelilingi sel folikular sekarang berdiferensiasi menjadi lapisan teka
interna yang terletak berdekatan dengan sel granulosa. Membran basalis yang tipis (tidak
terlihat) memisahkan sel granulosa dari sel teka interna.
Banyak folikel primordial, sedang berkembang, atau matur mengalami
degenerasi, mati, dan menghilang melalui proses yang disebut atresia. Gambar di ujung
kiri atas memperlihatkan sebuah folikel atretik yang mengalami degenerasi. Banyak
pembuluh darah, misalnya kapiler, mengelilingi folikel yang sedang berkembang dan
ditemukan di jaringan ikat korteks.

7
Sumber: (Eroschenko, 2008)

Pada korteks ovarium terdapat berbagai jenis folikel. Folikel primordial imatru
terdiri dari oosit primer yang dikelilingi oleh lapisan sel folikular selapis gepeng.
Sewaktu folikel primordinal tumbuh menjadi folikel primer, lapisan sel folikular selapis
gepeng di sekitar oosir berubah menjadi lapisan Ruboid. Pada folikel primer yang lebih
besar, sel folikular telah berproliferasi menjadi beberapa lapisan di sekitar oosit yang sel
granulosa. Suatu lapisan glikoprotein yang mencolok zona pelusida terbentuk di antara
sel granulosa dan oosit imatur.
Sel-sel di sekitar folikel yang sedang berkembang juga membentuk dua lapisan
sel yang berbeda, teka interna penghasil-hormon di sebelah dalam dan lapisan jaringan
ikat teka interna di sebelah luar. Teka interna dan teka eksterna dipisahkan dari sel
granulosa oleh suatu membrane basalis tipis. Folikel di korteks dikelilingi oleh sel dan
serat jaringan ikat.

Sumber: (Eroschenko, 2008)

1.6 Histologi Saluran Reproduksi

Sepasang tuba uterina yang berotot terbentang dari dekat ovarium hingga uterus.
Salah satu ujungnya, infundibulum terbuka ke dalam rongga peritoneum dekat ovarium.
Ujung yang lain menembus dinding uterus untuk bermuara ke dalam uterus. Tuba uterine

8
menyalurkan oosit yang berovulasi ke arah uterus. Ampulla adalah bagian terpanjang
tuba dan biasanya merupakan tempat fertilisasi. Mukosa ampulla memperlihatkan plica
mukosa yang paling banyak. Plica ini menyebabkan lumen di tuba uterina tidak rata
sehingga terbentuk alur-alur yang dalam di antara plica. Plica ini semakin mengecil
ketika tuba uterina mendekati uterus.
Mukosa tuba uterina terdiri dari epitel selapis silindris bersilia dan tidak bersilia
yang terletak di atas jaringan ikat longgar lamina propria. Tunika muskularis terdiri dari
dua lapisan otot polos, lapisan sirkulasi dalam dan lapisan longitudinal luar. Di antara
lapisan otot terdapat banyal jaringan ikat interstisial dan akibatnya lapisan otot polos
terutama lapisan luar tidak jelas terlihat, banyak venula dan arteriol terlihat di jaringan
ikat interstisial. Serosa peritoneum vicerale membentuk lapisan terluar tuba uterina , yang
berhubungan dengan ligamenmtum mesosalpinx di tepi superior ligamentum latum.
Pada plica mukosa terdiri dari epitel bersilia dan sel sekrotari tidak bersilia. Sel
bersilia paling banyak di infundibulum dan ampulla tuba uterina. Gerakan lecut silia
mengarah ke uterus. Di bawah epitel terlihat membrane basalis yang mencolo dan lamina
propria dengan banyak pembuluh darah. Lamina propria adalah jaringan ikat longgar
selular dengan serat retikular dan kolagen halus.
Selama fase proliferasi awal dalam daur haid dan di bawah pengaruh estrogen, sel
bersilia mengalami hipertrofi, memperlihatkan pertumbuhan silia, dan menjadi
predominan. Selain itu, terjadi peningkatan aktivitas sekretorik epitheliocytus tubarius
angustus (1) tidak bersilia. Epitel tuba uterina menunjukkan perubahan siklik, dan
proporsi sel bersilia dan tidak bersilia bervariasi sesuai tahap daur haid.

Sumber: (Eroschenko, 2008)

Permukaan endometrium dilapisa oleh epitel selapis silindris yang berada di atas lamina
propria tebal. Epitel meluas ke bawah ke dalam jaringan ikat lamina propria dan
membentuk kelenjar uterus, tubular yang panjang. Pada fase proliferatif, kelenjar uterus
biasanya lurus di bagian superfisial endometrium, tetapi membentuk percabangan di
9
bagian yang lebih dalam di dekat miometrium. Akibatnya, banyak kelenjar uterus terlihat
pada potongan melintang.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium di sebelah dalam; lapisan
tengah otot polos miometrium, dan perimetrium membran serosa di sebelah luar (tidak
tampak). Endometrium dibagi lagi menjadi dua zona atau lapisan: stratum basale yang
sempit dan dalam, dekat miometrium dan stratum functionale, lapisan superfisial yang
lebih lebar di atas stratum basale yang meluas ke lumen uterus. Selama daur haid,
endometrium menunjukkan perubahan-perubahan mofologi yang secara langsung
berkaitan denga fungsi ovarium. Perubahan siklik pada uterus yang tidak hamil dibagi
menjadi tiga fase berbeda: fase proliferatif (folikular); fase sekretori (luteal) dan fase
menstruasi.
Pada fase proliferatif daur haid dan di bawah pengaruh estrogen ovarium, stratum
functionale semakin tebal dan kelenjar uterus memanjang dan berjalan lurus di
permukaan. Arteri spiralis (bergelung) (potongan melintang) terutama terlihat di
endometrium ysng lebih dalam. Lamina propria di bagian atas endometrium mengandung
banyak sel dan menyerupai jaringan mesenkim. Jaringan ikat di stratum basale lebih
padat dan tampak lebih gelap dalam gambar ini. Endometrium terus berkembang selama
fase proliferatif akibat meningkatnya kadar estrogen yang disekresi oleh folikel ovarium
yang sedang berkembang. Endometrium terletak di atas miometrium , yang terdiri dari
berkas padat otot polos dipisahkan oleh untai tipis jaringan ikat interstisial dengan banyak
pembuluh darah. Akibatnya, berkas otot terlihat pada potongan melintang, memanjang,
dan oblik.

Sumber: (Eroschenko, 2008)

Fase sekretori (luteal) daur haid dimulai setelah ovulasi folikel matur. Perubahan di
endometrium disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus

10
luteum fungsional. Akibatnya, stratum functional dan stratum basal endometrii menjadi lebih
tebal karena bertambahnya sekresi kelenjar dan edema di lamina propria.
Epitel kelenjar uterus mengalami hipertrofi (membesar) akibat bertambahnya akumulasi produk
sekretorik. Kelenjar uterus juga semakin berkelok-kelok, dan lumennya melebar oleh bahan
sekretorik yang kaya karbohidrat. Arteri spiralis terus berjalan ke bagian atas endometrium
(stratuna functionale) dan tampak jelas karena dindingnya lebih tebal. Selama fase sekretori
atau luteal daur haid, sratum functionale endometrii ditandai oleh perubahan epitel permukaan
silindris, kelenjar uterus, dan lamina propria. Stratum basale menunjukkan perubahan yang
minimal. Di bawah stratum basale yaitu miometrium dengan berkas otot polos, terpotong dalam
bidang melintang dan memanjang, dan pembuluh darah.

Sumber: (Eroschenko, 2008)

1.7 Anatomi Perbandingan Pada Vertebrata (Kelas Pisces, Amphibi, Reptile, Aves, dan
Mamalia)

A. Amphibi
➢ System genitalia Betina
Ovarium sepasang, sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak Ovarium sepasang,
Pada sebekah kranialnya dijumpai pula korpus adiposum atau bisa dibilang dengan
jaringan lemak berwarna kuning. Baik ovarium atau korpus adiposum berasal dari
plica gametalis, masing-masing gonalis dan pars gonalis. Ovarium digantungkan oleh
mesovarium. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok kelok.
Tanda oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (Infundibulum) dengan
lubangnya disebut dengan oskum abdominal oviduk disebelah kauda mengadakan
pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan bermuara di kloaka.

11
➢ Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada katak
betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi
sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini
diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya,
yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika
terjadi fertilisasi.

Sumber: https://www.pintarbiologi.com/
B. Aves
➢ System genitalia Betina
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan dibagi
menjadi beberapa bagian-bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian
terbuka yang mengarah kerongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-
fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan Mengekskrsikan albumin,
selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah magnum
yang akan mensekresikan albumin, selanjutnyaIstimus akan mensekresikan membran
sel telur dalam dan luar.
➢ Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu disebalh kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil (diamenter). Ovarium dilekati oleh suari corong
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka.

12
Sumber: https://www.amongguru.com/

C. Reptil
➢ System genitalia
Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dan bagian permukaan bertekstur
benjol. Letak di bagian ventral kolumba vertebralis. Bagian anterior terbuka ke
rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.

Sumber: https://www.amongguru.com/
D. Pisces
➢ sistem genitalia
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior
rongga abdomen. Saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada teleostei
tipe ovarium sirkular dan sepasang.

13
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur
sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah
telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar
contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit
disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal
ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur.

Sumber: https://pattyregina.wordpress.com/
E. Mamalia
Alat reproduksi mamalia betina terdiri atas sepasang ovarium, oviduk, uterus dan
vagina. Mamalia mengalami pembuahan di dalam tubuh betina, embrio akan
berkembang dalam rahim sampai saat melahirkan. Masa kehamilan antara jenis
mamalia tidak sama.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Devi, V, Female Reproductive System, Basic Histology: A Color Atlas and Text, 2016
<https://doi.org/10.5005/jp/books/12791_18>
2. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, and Ida, ‘Anatomi Dan
Fisiologi Alat Reproduksi’, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB, 2012
3. Eroschenko, Victor.P. 2008. Atlas Histologi diFiore Dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Jakarta: EGC
4. Mescher, A. L. 2016. Junqueira's Basic Histology Text & Atlas. fourteenth Edition.
Indiana: The McGraw-Hill Companies
5. Tenzer, Amy. Tanpa tahun. HANDOUT SISTEM REPRODUKSI JANTAN. Belum
diterbitkan
6. Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai