Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

FISIOLOGI TUMBUHAN
(FITOHORMON )

1. Identitas
Kelompok : 6

1) Ajeng Retno Astrini (200341617248)


2) Dian Wahyu Nurjannah (200341617217)
3) Ismawati (200341617216)
4) Maulidatul Masruroh (200341617249)
5) Rifda Ahadina A (200341417293)

2. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis fitohormon
2. Mahasiswa mampu memahami peran fitohormon bagi tumbuhan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya hormon dalam kultur jaringan

3. Materi Pokok
1. HORMON PADA TUMBUHAN

4. Petunjuk Belajar
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
mahasiswa!
2. Kerjakanlah LKM yang telah diberikan
3. Waktu mengerjakan LKM adalah 40 menit melalui group
whatsapp
4. Diskusikanlah hasil diskusi kelompok saudara dan
sajikan hasil diskusi kelompok melalui gmeet.
Orientasi Pada Permasalahan

Permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

……………………………………………………………………………………………

Cabai rawit (Capsicum Frustescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis
sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas. Cabai jenis ini dibudidayakan oleh
para petani karena banyak dibutuhkan masyarakat, tidak hanya skala rumah tangga, tetapi juga
digunakan dalam skala industri dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak
manfaat terutama pada buahnya yaitu bumbu masak, bahan campuran industri makanan dan
sebagai bahan kosmetik. Selain buahnya, bagian lain dari tanaman ini seperti batang, daun, dan
akarnya juga dapat digunakan sebagai obat-obatan (Ashari, 1995). Kebutuhan akan cabai
meningkat setiap tahunnya sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Meskipun kebutuhan akan cabai ini terus
meningkat, namun produksi cabai di Indonesia masih rendah dan belum mencukupi seluruh
kebutuhan, hal ini sering mengakibatkan langkanya cabai dipasaran dan fluktuasi harga yang
tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan peningkatan produksi tanaman cabai ini
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi (Santika, 1999). Produksi cabai rawit dikabupaten
Timor Tengah Utara tercatat mengalami fluktuasi dari tahun 2013 hingga 2017 yaitu 24 t/ha;
25.70 t/ha; 22.30 t/ha; 52 t/ha; dan 43.70 t/ha (BPS Kab.TTU, 2018). Menurut Rukmana
(2002), penurunan produksi dikarenakan petani mengalami gagal panen di akibatkan karena
adanya beberapa kendala, terutama penggunaan varietas lokal, tingkat kesuburan tanah, dan
serangan hama dan penyakit. Selain luas panennya yang rendah, cabai rawit harganya di
pasaran sering kali lebih tinggi dari pada cabai jenis lainnya, sehingga cabai rawit merupakan
salah satu sayuran unggulan yang bernilai ekonomi tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai rawit maka diperlukan pemilihan varietas unggul sesuai kondisi lokal,
tetapi perlu dilakukan juga menggunakan pemupukan, pengendalian hama dan penyebab
penyakit secara simultan. Oleh sebab itu upaya untuk meningkatkan produktifitas cabai rawit
lokal pulau Timor maka diperlukan untuk mengembangkan dengan cara memberikan zat
fitohormon alami (hormon tumbuhan). Hormon tumbuhan atau fitohormon merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hormon tumbuhan
dapat diartikan luas yakni sebagai suatu senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian
lain tanaman atau tumbuhan yang dapat mendorong maupun menghambat pertumbuhan. Hal ini
dimaksudkan agar pertumbuhan cabai rawit lebih cepat dari biasanya. Zat fitohormon yang
digunakan adalah ekstrak daun kelor, air kelapa dan bawang merah. Menurut Krisnadi (2012)
bahwa ekstrak daun kelor mengandung hormon yang dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman yaitu sitokinin. Manfaat ekstrak daun kelor dapat digunakan dengan disemprot pada
daun untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Salah satu fitorhormon yang di gunakan juga
adalah air kelapa. Air kelapa merupakan salah satu bahan alami. Didalamnya terkandung
hormon seperti sitokinin 5.8mg/l, auksin 0.07 mg/l dan giberelin sedikit sekali serta senyawa
lain yang dapat mensitimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Bey et al., 2006). Darlina et
al., (2016) menyatakan bahwa penyiraman air kelapa 200 ml/L menghasilkan jumlah daun 30
HST, berat basah, dan berat kering terbaik pada pertumbuhan vegetative lada. Bahan lain yang
mengandung fitohormon adalah tauge yang berasal dari kacang hijau. Fitohormon yang
terkandung dalam tauge adalah auksin (Ulfa et al., 2013). Selanjutnya dikatakan bahwa untuk
memperoleh fitohormon berupa auksin, sitokinin dan giberelin dapat diekstrak dari air kelapa
dan biji jagung.

Sumber: https://doi.org/10.32938/sc.v5i02.973

Hormon tumbuhan atau fitohormon merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apasajakah fitohormon yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
Mengorganisasi dalam belajar kelompok

Bentuklah kelompok yang terdiri dari maksimal 5 orang anggota. Lalu berdiskusilah
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan!

Melakukan penyelidikan

Diskusikan dengan kelompok kalian mengenai:

a. Rumusan Masalah:
b. Solusi yang saudara tawarkan dalam bentuk berpikir secara kreatif dan keterampilan
kolaborasi.

Mengembangkan/Menyajikan Hasil
Tuliskan penjelasan hasil diskusi anda dibawah ini!

a. Hormon tumbuhan atau fitohormon merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apasajakah fitohormon yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman?

b. Hormon Pemicu Pertumbuhan


Hormon dapat memengaruhi pertumbuhan karena menghasilkan pesan sinyal
kepada sel untuk melakukan pembelahan dan juga dapat mengaktivasi enzim. Secara
garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu : (1). Sitokinin,
adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan
tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar. (2). Auksin, adalah
kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar.
Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas. (3). Giberelin, adalah kelompok
hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya
adalah di daun dan buah. Dikatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai hormon yaitu hormon mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport
dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda. Satu hormon yang sama, dengan
konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian
tanaman yang berbeda.

Auksin
Auksin atau Asam Indol Asetat adalah hormon yang berada di ujung-ujung tanaman
dan daun yang masih muda. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, auksin berfungsi
untuk mendorong pertumbuhan tanaman dengan cara pemanjangan sel pada akar dan
batang.Auksin juga berfungsi dalam perkembangan bunga dan buah. Namun auksin
dapat menghambat pertumbuhan jika terkena cahaya matahari. Tumbuhan yang
terkena matahari akan terhambat pertumbuhannya dibanding bagian yang tidak
terkena cahaya. Inilah mengapa batang tumbuhan akan condong ke arah cahaya atau
yang biasa disebut sebagai fototropisme.
Sitokinin
Fitohormon sitokinin mempercepat pembelahan sel pada tumbuhan atau biasa disebut
dengan sitokinesis. Sitokinin merupakan hormon yang dapat mempertahankan
tumbuhan dari perubahan suhu juga infeksi virus, penuaan pada tanaman berjalan
lebih lambat.
Giberelin
Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang
pembelahan sel akar dan tunas. Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan
bersifat sinergis atau saling menguatkan. Hormon dalam kelompok hormon yang
berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan. Hal-hal tersebut
harus selalu diingat karena sangat penting di dalam penerapannya
Peranan Giberellin :
a. Perpanjangan Batang
Akar dan daun muda, adalah tempat utama yang memproduksi gibberellin.
Gibberellin menstimulasi pertumbuhan pada daun maupun pada batang; tetapi
efeknya dalam pertumbuhan akar sedikit. Di dalam batang, gibberellin
menstimulasi perpanjangan sel dan pembelahan sel. Seperti halnya auksin,
gibberellin menyebabkan pula pengendoran dinding sel, tetapi tidak
mengasamkan dinding sel. Satu hipotesis menyatakan bahwa; gibberellin
menstimulasi enzim yang mengendorkan dinding sel, yang memfasilitasi
penetrasi protein ekspansin ke dalam dinding sel. Di dalam batang yang
sedang tumbuh, auksin, mengasamkan dinding sel dan mengaktifkan
ekspansin; sedangkan gibberellin memfasilitasi penetrasi ekspansin ke dalam
dinding sel untuk bekerja sama dalam meningkatkan perpanjangan sel. Efek
gibberellin dalam meningkatkan perpanjangan batang, adalah jelas, ketika
mutan tumbuhan tertentu yang kerdil, diberi gibberellin. Beberapa kapri yang
kerdil (termasuk yang dipelajari oleh Mendel), tumbuh dengan ketinggian
normal bila diberi gibberellin. Apabila gibberellin diaplikasikan ke tumbuhan
yang ukurannya normal, seringkali tidak memberikan respon. Nampaknya,
tumbuhan tersebut sudah memproduksi dosis hormon yang optimal. Suatu
contoh yang paling menonjol, dari perpanjangan batang yang telah diinduksi
oleh gibberellin; adalah terjadinya pemanjangan yang tiba-tiba yang disebut
bolting, yaitu pertumbuhan tangkai bunga yang cepat. Pada saat tumbuhan
berubah ke fase reproduktif, maka terjadi ledakan gibberellin yang
menginduksi internodus menjadi memanjang dengan cepat, sehingga kuncup
bunga menjadi tinggi dan berkembang pada ujung batang.
b. Pertumbuhan Buah
Pada kebanyakan tumbuhan, auksin maupun gibberellin hendaknya selalu
tersedia untuk mengatur pertumbuhan buah.
c. Perkecambahan
Embrio biji kaya dengan sumber gibberellin. Setelah air diimbibisi, terjadi
pelepasan gibberellin dari embrio, yang mengisyaratkan biji untuk
memecahkan dormansi dan segera berkecambah. Pada beberapa biji yang
memerlukan kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah, misal
keterbukaan terhadap cahaya atau temperatur yang dingin, maka pemberian
gibberellin akan memecahkan dormansi. Gibberellin, membantu pertumbuhan
pada perkecambahan serialia, dengan menstimulasi sintesis enzim pencerna
-amilase, yang memobilisasi cadangan makanan. Diduga giberelin
yang terdapat di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan
dan proses metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio. Sebagai
contoh, air yang tersedia dalam jumlah cukup akan menyebabkan embrio
pada biji rumput-rumputan mengeluarkan giberelin yang mendorong
perkecambahan dengan memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat di
dalam biji. Pada beberapa tanaman, giberelin menunjukkan interaksi
antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat yang
menyebabkan dormansi biji.

Ethylene
Ethylene adalah suatu gas yang dapat digolongkan sebagai zat pengatur pertumbuhan
(phytohormon) yang aktif dalam pematangan. Dapat disebut sebagai hormon karena
telah memenuhi persyaratan sebagai hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman, besifat
mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Seperti hormon
lainnya ethylene berpengaruh pula dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman antara lain mematahkan dormansi umbi kentang, menginduksi pelepasan
daun atau leaf abscission, menginduksi pembungaan nenas. Denny dan Miller (1935)
menemukan bahwa ethylene dalam buah, bunga, biji, daun dan akar. Proses
pematangan buah sering dihubungkan dengan rangkaian perubahan yang dapat dilihat
meliputi warna, aroma, konsistensi dan flavour (rasa dan bau).
Peranan Ethylene :
a. Ethylene sebagai hormon pematangan
Penelitian Mattoo dan Modi (1969) telah menunjukkan bahwa C2H2
meningkatkan kegiatan enzym-enzym katalase, peroksidase, dan amylase
dalam irisan-irisan mangga sebelum puncak kemasakannya. Serta selama
pemacuan juga diketemukan zat-zat serupa protein yang menghambat
pemasakan, dalam irisan-irisan itu dapat hilang dalam waktu 45 jam.
Perlakuan dengan C2H2 mengakibatkan irisan-irisan menjadi lunak dan tejadi
perubahan warna yang menarik dari putih ke kuning, yang memberi petunjuk
timbulnya gejala-gejala kematangan yang khas.
b. Ethylene Pada Absisi Daun
Warna daun pada musim gugur, merupakan suatu kombinasi dari warna
pigmen merah yang baru dibuat selama musim gugur, dan warna karotenoid
yang berwarna kuning dan orange, yang sudah ada di dalam daun, tetapi
kelihatannya berubah karena terurainya klorofil yang berwarna hijau tua pada
musim gugur. Ketika daun pada musim gugur rontok, maka titik tempat
terlepasnya daun merupakan suatu lapisan absisi yang berlokasi dekat dengan
pangkal tangkai daun. Sel parenkhim berukuran kecil dari lapisan ini
mempunyai dinding sel yang sangat tipis, dan tidak mengandung sel serat di
sekeliling jaringan pembuluhnya. Lapisan absisi selanjutnya melemah, ketika
enzimnya menghidrolisis polisakarida di dalam dinding sel.
c. Ethylene dan Permeablitas Membran
Ethylene adalah senyawa yang larut di dalam lemak sedangkan memban dari
sel terdiri dari senyawa lemak. Oleh karena itu ethylene dapat larut dan
menembus ke dalam membran mitochondria. Apabila mitochondria pada fase
pra klimakterik diekraksi kemdian ditambah ethylene, ternyata terjadi
pengembangan volume yang akan meningkatkan permeablitas sel sehingga
bahan-bahan dari luar mitochondria akan dapat masuk. Dengan perubahan-
perubahan permeabilitas sel akan memungkinkan interaksi yang lebih besar
antara substrat buah dengan enzym-enzym pematangan.
d. Ethylene sebagai “Genetic Derepression”
Pada reaksi biolgis ada dua faktor yang mengontrol jalannya reaksi. Yang
pertama adalah “Gene repression” yang menghambat jalannya reaksi yang
berantai untuk dapat berlangsung terus. Yang kedua adalah “Gene
Derepression” yaitu faktor yang dapat menghilangkan hambatan tersebut
sehingga reaksi dapat berlangsun. Selain itu ethylene mempengaruhi proses-
proses yang tejadi dalam tanaman termasuk dalam buah, melalui perubahan
pada RNA dan hasilya adalah perubahan dalam sintesis protein yang diatur
RNA sehingga pola-pola enzym-enzymnya mengalami perubahan pula.

Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

Berilah kesimpulan apa yang saudara dapatkan pada materi hari ini!

Hormon tumbuhan (dari kata Yunani hormaein yang berarti menggiatkan) pada
khususnya dibentuk di suatu tempat, akan tetapimenunaikan fungsi fisiologisnya di tempat
lain. Pada tumbuhan tidak diketahui diketahui adanya berjenis-jenis hormone seperti yang
terdapat pada hewan dan manusia. Seperti halnya dengan vitamin, maka susunan kimia
hormone-hormon itupun sangat beraneka ragam. Adapun yang kita sebut fitohormon itu
adalah sekumpelan zat-zat yang membantu proses pertumbuhan tanaman, dan seringkali
disebut juga zatpenumbuh atau hormone pertumbuhan.

Hormon bisa memengaruhi proses pertumbuhan tanaman karena menghasilkan pesan


sinyal kepada sel untuk melakukan pembelahan dan juga dapat mengaktivasi enzim.
Hormon pada tumbuhan atau fitohormon yang dapat memicu pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen. Senyawa-senyawa
tersebut secara keseluruhan disebut phytohormon, yang dapat mendorong inisiasi reaksi-
reaksi biokimia dan perubahan-perubahan komposisi kimia dalam tumbuhan. Bersamaan
dengan itu terjadi pula perubahan-perubahan dalam pola pertumbuhan , sehingga pada
akhirnya terbentuklah akar, batang, daun, dan bunga serta bagian-bagian lain dari
tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai