Disusun Oleh :
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sistem
Reproduksi Pada Hewan Ternak dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.
Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa pada makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan saya. Oleh sebab itu, saya
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai
masukan bagi saya. Akhir kata saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca
padaumumnya dan saya sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
b. Epididymis
Epididymis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga bagian yaitu kaput
epididymis, korpus epididymis dan kedua epididymis. Kaput epididymis merupakan muara dari
sejumlah suktus efferentes dan terletak pada bagian ujung atas dari testes.Korpus epididymis
merupakan sluran kelanjutan dari kaput yang berada diluar testes, sedangkan kauda
epididymis merupakan kelanjutan dari corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes.
Dinding epididymis terdiri dari lapisan otot sirkuler dan epitel berbentuk kubus. Batas
antara ketiga bagian dari epididymis dibedakan berdasarkan susunan histologinya. Pada bagian
kaput secara histologis dicirikan atas epitel dengan stereo silia yang tinggi, pada bagian corpus
dengan stereo silia yang tidak lurus dan lumen lebih lebar,sedangkan bagian kaud ditandai stereo
silia yang pendek, lumen yang lebih lebar dan banyak Damayanti Lestari & Ismudiono, 2014)
g. Penis
Penis mempunyai tugas ganda yaitu pegeluaran urine dan peletakan semen ke dalam saluran
reproduksi betina. Penis terdiri atas bagian akar, badan dan ujung yang berakhir pada glans
penis. Penis membentang dari arcus ischiadicus pelvis sampai ke daerah umbilikal pada dinding
ventra perut yang ditunjang oleh fasia penis dan kulit. Di depan skrotum penis terletak di dalam
preputium. Bagian ujung penis di sebut glans penis terletak bebas di dalam preputium. Beberapa
tipe glans penis pada beberapa hewan terlihat pada gambar 5. Bagian penis terdiri dari corpus
cavernosum penis yang relatif besar dan diselaputi oleh selubung fibrosa tebal berwarna putih,
tunika albugenea. Di bagian ventral terdapat corpus cavernosum urethrae, suatu struktur yang
relatif kecil yang mengelilingi urethra. Pada bagian glans penis kedua corpus tersebut bersatu
dan di sebut sebagai corpus fibrosum. Kedua corpus cavernosa bersifat seperti spons dan terbagi
atas ronggarongga yang dapat dianggap sebagai kapiler-kapiler yang sangat membesar dan
bersambung dengan venae penis. Ereksi penis di sebabkan oleh pembesaran rongga-rongga ini
oleh berkumpulnya darah. Pemberian darah ke penis di selenggarakan oleh a. Pudenda interna ke
crus penis, a. Obturator ke corpus penis dan b. Pudenda eksterna yang membentuk a. Dorsalis
penis sesudah melewati canalis inguinalis. Syaraf-syaraf yang menginervasi penis adalah
syarafotonom dari plexus pelvicus, sedangkan syaraf-syaraf pudenda dan hemoroidalis yang
merupakan syaraf motorik menginervasi m retrakor penis. Glans penis banyak mengandung
serabut syaraf dan ujung-ujung syaraf yang berasal dari n.dorsalis penis suatu cabang n.pudenda.
pada hewn mammalia terdapat dua tipe penis yaitu tipe fibrio elastis yang terdapat pada hewan
sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.pada penis tipe ini selalu dalam keadaan agak kaku dan
kenyal walaupun dalam keadaan tidak aktifatau nob-erect, dimana perbedaan panjang
penisantara ereksi dan tak ereksi adalah 3:2. Hal ini disebabkan karena struktur atau bentuk S
pada penis. Bagian yang berongga pada waktu aktif kelamin terisi darah dan menjadi tegang
tanpa memperbesar volume penis. Penis tipe vaskuler di dapatkan pada hewan kuda,gajah, dan
primata. Pada penis tipe ini, banyak mengandung serabut-serabut otot dan tidak mempunyai
flexura sigmoidea. Pada waktu tidak ereksi penis terasa lunak,sedangkan pda waktu ereksi
ukuran panjang dan diameternya menjadi dua kali lipatnya. Pada domba penis berukuran 5-7,5
cm dengan flexura sigmoid yang berkembang baik, diameter relatif kecil yaitu 1,5-2 cm. Pada
glans penis terdapatpenonjolan filimorsis sepanjang 4-5 cm, yang di sebut proscesus urethrae
yang mengandung bagian terminal urethra. Pada babi dan sapi flexura sigmoid terletak pada
prescrotal. Pada cranial penis tidak terdapat glans penis, tetapi berputar seperti spiral ke arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam.panjang penis 45-55 cm dan pada waktu kopulasi
sepanjang 20-35 cm bagian penis tersembul keluar dari mulut preputium. Pada kuda bertipe
vaskuler, tidak mempunyaiflexura sigmoid. Panjang penis mencapai 50 cm dengan diameter 2,5-
6 cm. Urethra menonjol keluar sebagai suatu legokan pada permukaan glans penis yang di sebut
fossa glandis. Potongan melintang penis sapi yang menunjukan bagian-bagiannya terlihat pada
gambar 5. (Tita Damayanti Lestari & Ismudiono, 2014)
h. Preputium
Preputium adalah invaginasi berganda dari kulit yang menyelubungi bagian bebas penis sewaktu
tidak ereksi dan mempunyai panjang 35-40 cm dengan diameter 4 cm.pada orificium di tumbuhi
oleh rambut-rambut reputial yang panjang dan kasar. Dinding preputium dilapisi oleh epitel
kelenjar yang berbentuk tabung, sedangkan sekresinya bersifat cairan kental berlemak. Sekresi
ini biasanya bercampur dengan reruntuhan epitel dan bakteri pembusuk,merupakan kerak basah
dan berbau busuk disebut smegma preputii. (Tita Damayanti Lestari & Ismudiono, 2014)
2.2. Anatomi Dan Fisiologi Alat Reproduksi Ternak Unggas Jantan
Gambar 1. Organ reproduksi dan uriner ayam jantan. (Atas kebaikan L.V. Donn. Card and
Nesheim, Poultry Production, llth edition (Philadelphia: Lea and Febiger, 1972). Dicetak ulang
dengan ijin)
Gambar 1, menggambarkan organ-organ reproduksi jantan, yang disederhanakan, dibandingkan
dengan spesies hewan piaraan yang lebih besar seperti sapi, babi, domba dan kuda. Organ
reproduksi jantan adalah testes, ductus deferens, dan organ kopulasi yang bersifat rudimenter
yang terletak dalam kloaka. Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena testes
tidak turun ke dalam skrotum tetapi tetap berada dalam rongga badan, dan terletak di dekat
tulang belakang dekat bagian anterior ginjal. Testes menghasilkan sperma, untuk membuahi telur
yang berasal dari hewan betina dan hormon jantan androgen, yang bertanggung jawab terhadap
munculnya karakteristik kelamin sekunder unggas jantan, seperti jengger yang berwarna merah
cerah, bulu, dan respons berkokok. Seperti halnya pada spesies-spesies lainnya, sperma
diproduksi pada tubulus seminiferous di bagian dalam testes. Sperma yang dikeluarkan dari
tubulus masuk ke dalam ductus deferens, yaitu saluran kecil yang menyalurkan sperma ke
kloaka. Ductus deferens tidak bermuara ke dalam organ kopulasi seperti pada spesies lainnya,
tetapi ke dalam papilla kecil (tonjolan seperti jari-jari tangan). Tonjolan-tonjolan ini terletak pada
dinding dorsal kloaka dan berperan sebagai organ pengangkut semen. Unggas jantan juga
memiliki hubungan dengan ductus deferens dan terletak pada bagian ventral kloaka. Perkawinan
dengan betina pada hakekatnya adalah mempersatukan dua kloaka dalam waktu yang cukup
untuk memungkinkan pemancaran semen. Unggas jantan juga memberikan respons terhadap
cahaya seperti halnya unggas. Unggas jantan yang akan digunakan untuk perkawinan secara
alami juga harus mendapatkan bentuk rangsangan atau stimulasi cahaya yang sama seperti pada
betina agar dapat menghasilkan semen yang hidup dan dalam jumlah yang memadai.( James
Blakely & H.B. David, 1998).
BAB III
KESIMPULAN
Blakely, James & H.B. David.1998. Ilmu Peternakan Edisi Keempat . Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Lestari, Tita Damayanti & Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak . Airlangga university