Kelompok 1
Disusun oleh :
BAB I...................................................................................................................................................1
Pendahuluan.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................2
Pembahasan........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Reproduksi Manusia.................................................................................2
2.2 Nama Organ pada Sistem Reproduksi Manusia....................................................................2
2.3 Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia............................................................................6
2.4 Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia...........................................................................8
BAB III..............................................................................................................................................10
Penutup.............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
BAB I
Pendahuluan
1
BAB II
Pembahasan
2. Skrotum
2
Skrotum disebut juga kantong pelir, berjumlah sepasang yang dipisahkan oleh
septum internal. Pada masing-masing skrotum terdapat testis. Pada skrotum
terdapat otot dartos dan otot kremaster. Otot dartos berfungsi untuk
menggerakkan skrotum untuk mengerut dan mengendur dalam rangka
adaptasi terhadap udara panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali
yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih
jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan
menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini
dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis. Selain itu otot dartos juga
berfungsi dalam merespon rangsangan seksual. Sedangkan otot kremaster
berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar lebih rendah dari suhu
tubuh, karena proses spermatogenesis (pembentukan sperma) dapat berjalan
dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3ᵒC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh.
3. Testis
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa testis terdapat dalam kantong skrotum.
Fungsi testis adalah untuk memproduksi sperma. Proses spermatogenesis
(pembentukan sperma) terjadi di sel-sel tubulus seminiferus. Sperma yang
dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel
sperma setiap hari. Sperma berfungsi untuk meneruskan keturunan.
Testis juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu testosteron yang
dihasilkan oleh sel-sel Leydig yang terletak di celah-celah antara tubulus
seminiferus. Selain sel Leydig terdapat juga sel Sertoli yang berfungsi
memberikan nutrisi bagi spermatozoid yang sedang berkembang dan
menghancurkan sel germinativum yang cacat.
Hormon estosterone sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin
sekunder pada seorang laki-laki, menentukan sikap mental seorang laki- laki,
serta penampilan kejantanan tubuhnya. Ciri-ciri kelamin sekunder pada
seorang laki-laki antara lain:
1) Suara yang membesar
2) Tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu 3)
Bentuk dada yang bidang.
4. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran atau saluran reproduksi terdiri atas saluran epididimis,
saluran vas deferens, saluran ejakulasi, dan saluran uretra.
1) Saluran Epididimis
Epididimis merupakan saluran berliku-liku yang memiliki panjang 4-6
meter dan menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Di dalam
epididimis ini, tempat menyimpan sperma kurang lebih selama 2
minggu hingga mengalami proses pematangan sampai sperma menjadi
dewasa dan siap membuahi sel telur.
2) Saluran Vas Deferens
3
Setelah sperma matang, dari saluran epididimis sperma disalurkan ke
dalam vas deferens. Bagaimana prosesnya? Saat ereksi maka iotot
dinding saluran epididimis akan berkontraksi mendorong sel sperma ke
saluran vas deferens.
3) Saluran Ejakulasi (duktus ejakulatoris)
Setelah dari vas deferens, semen/mani (sel sperma dan air) yang
terbentuk dialirkan ke bagian saluran pemancaran yang disebut duktus
ejakulatoris. Dari bagian ini, sperma disemprotkan lewat saluran
uretra. Pada keadaan ini, penis dalam keadaan menegang, untuk dapat
menyalurkan semen ke dalam alat kelamin wanita, peristiwa ini
disebut ejakulasi. Sperma yang tidak dikeluarkan dari dalam tubuh
akan mati lalu diserap oleh tubuh.
4) Saluran Uretra
Saluran uretra memiliki dua fungsi yaitu mengeluarkan cairan sperma
dan mengeluarkan urine.
b) Organ Reproduksi Wanita
Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi
yang lengkap. Akan tetapi belum berfungsi sepenuhnya dengan sempurna. Organ
reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa
pubertas, dimana ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks seperti
pembesaran payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi) (Ns. Hernida Dwi
Lestari, SPd, 2016).
Organ reproduksi wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus, vagina, dan vulva
(Mudhari, 2018).
1. Ovarium
Ovarium atau indung telur terletak di sebelah kiri dan kanan rahim.
Bentuk ovarium seperti buah kenari dengan panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm,
tebal
1 cm dan berat 15 gram. Ovarium berfungsi sebagai tempat oogenesis
(pembentukan ovum/ sel telur), menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Sel telur diproduksi setiap 28 hari. Hormon estrogen dan progesteron akan
mempengaruhi sifat-sifat pada wanita untuk menjadi dewasa. 2. Tuba Fallopi
Tuba fallopi disebut juga oviduk yaitu merupakan saluran yang panjang
menuju ke rahim. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya akan
disalurkan melewati oviduk. Di dalam saluran inilah terjadi pembuahan antara
sperma dan ovum. Di dalam sepanjang saluran tuba fallopi ini terdapat
rambutrambut getar atau cilia yang berfungsi untuk mendorong atau
mempermudah jalannya zigot hasil pembuahan.
3. Uterus
Uterus atau rahim merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba
falopi bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir terbalik.
Bagian leher bawah dari uterus adalah serviks (leher rahim).
4
Dinding rahim tersusun atas perimetrium (lapisan terluar), miometrium
(lapisan tengah berupa otot polos) dan lapisan endometrium (lapisan
terdalam). Endometrium tersusun atas dua lapisan, yaitu stratum fungsionalis
(lapisan ini luruh saat menstruasi) dan stratum basalis (berdekatan dengan
miotrium).
Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin hingga
tumbuh besar. Kehidupan janin ditopang oleh plasenta. Plasenta akan
mencukupi kebutuhan janin yang berupa O2 dan makanan yang diperoleh dari
ibunya.
4. Vagina
Vagina merupakan suatu saluran tempat berlangsungnya proses kopulasi
(pertemuan antara dua alat kelamin), jalan keluar menstruasi, dan jalan keluar
bayi. Panjang vagina 8-10 cm, dindingnya berlipat-lipat, dan elastis.
Vagina bermuara pada vulva.
Vagina terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Selaput lendir (membran mukosa)
Selaput lendir merupakan bagian terluar dari vagina yang dapat
mense- kresikan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir
tersebut dihasilkan oleh kelenjar bartholin.
2) Jaringan otot
Jaringan otot penyusun vagina adalah otot polos yang dapat
berkontraksi untuk memperlebar saluran vagina dan uterus serta
mengembalikan ke bentuk semula. Hal ini diperlukan dalam proses
persalinan.
3) Jaringan ikat
Jaringan ikat dan jaringan otot berperan dalam melebarkan uterus
ketika janin akan keluar. Pada saat janin sudah dilahirkan maka kedua
jaringan ini akan mengembalikan uterus ke bentuk semula.
5. Vulva
Vulva merupakan organ reproduksi wanita luar yang terdiri atas bagianbagian
berikut.
a. Mons pubis
Merupakan bagian vulva yang tersusun atas jaringan lemak, dan akan
ditumbuhi rambut bila sudah masa pubertas.
b. Labia mayor
Labia mayor atau bibir besar terletak di bawah mons pubis, berupa
lipatan berjumlah sepasang, ditumbuhi rambut bila sudah masa
pubertas.
c. Labia minor
Labia minor atau bibir kecil merupakan dua lipatan kulit diantara
kedua labia mayor. Labia minor tidak ditumbuhi rambut, mengandung
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
5
d. Klitoris
Merupakan organ erektil pada wanita, terletak di bagian atas dari
struktur labium. Klitoris banyak terdapat pembuluh darah dan ujung-
ujung saraf yang sangat sensitif.
e. Orifi sium uretra
Merupakan saluran keluar urine dari kandung kemih.
f. Mulut vagina
Mulut vagina dikelilingi membran yang disebut himen (selaput dara).
Jadi ada dua saluran yang langsung berhubungan dengan vulva yaitu
orifi sium uretra dan vagina.
6
➢ Genitalia interna : kelenjar aksesoris membesar dan mengeluarkan
sekret
➢ Suara : laring membesar, pita suara memanjang dan menebal, suara
berat
➢ Pertumbuhan rambut : muncul janggut, garis rambut kepala mundur,
tumbuh rambut dibagian tertentu
➢ Mental : tertarik pada lawan jenis
➢ Konformasi tubuh : bau melebar, otot membesar
➢ Sekresi sel sebasea mengentel dan meningkat (jerawat)
7
Progesteron merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korpus
luteum (menjadi stadium sekresi), plasenta dan folikel. Uterus yang
sudah berkembang akibat pengaruh hormon estrogen, selanjutnya
dipengaruhi hormon progesteron. Progesteron di dalam darah 2%
berada dalam keadaan bebas, 80% terikat ke albumin dan 18% ke
globulin.
Efek Progesteron :
➢ Perubahan siklik uteri (vaskularisasi endometrium), sehingga
memudahkan uterus untuk menerima ovum yang telah dibuahi
➢ Perubahan payudara, merangsang pembentukan lobulus dan
sekresi alveolus (terjadi akibat rangsangan prolaktin)
➢ Menghambat LH dan meningkatkan efek inhibin estrogen
sehingga ovulasi terhambat.
8
Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi
atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini ditandai dengan
rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis.
5. Sifilis Penyakit ini menyerang pria.
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidium
yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:
a. Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.
b. Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
c. Bercak-bercak di seluruh tubuh.
d. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan
telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini
dapat menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat
menular ke orang lain. Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan
segera.
6. Herpes Genetalis
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai
dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.
7. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin wanita.
Gejala penyakit ini tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada
vagina. Kanker ovarium dapat ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan.
8. Kanker Rahim
Kanker rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium.
Endometrium adalah tempat dimana janin tumbuh. Penyakit ini menyerang wanita
yang berusia diantara 60 sampai 70 tahun.
9. Keputihan
Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan
normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja
dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak
normal.
10. Infeksi Vagina
Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang telah menikah.
Penyebabnya adalah hubungan kelamin. Penyakit ini ditandai dengan keputihan dan
timbul gatalgatal.
9
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau
seksual.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai
macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Kami mengetahui bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan
yang benar kepada pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamid. A dan B. Alexander 2020. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Paket B Setara SMP/MTs
Kelas IX Modul Tema 12 : Reproduksi pada Makhluk Hidup . Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemdikbud. Jakarta.
Dwi. H, dkk (2016). Guru Pembelajar Modul Guru Produktif Keperawatan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Kompetensi G : Anatomi Fisiologi Tubuh
Manusia 2. PPPPTK Bisnis dan Pariwisata. Depok
Wahyuni. S (2018). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Materi Memahami Sistem
Reproduksi Manusia Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IX C SMP
Negeri 6 Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Nasional. Vol. 02,
No. 01
Fuadi. T, dkk (2013) Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia Dengan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan
Sikap Siswa Man Darussalam Aceh Besar. Jurnal Biotik. Vol. 1(1) .
Tharakan. T, etc (2022). Human reproduction system. International Journal. Vol. 28 (3)
Adaji, Linne, U.W & Antony, A.O. 2010. The Attitudes of Kenyan In-School Adolescents
Toward Sexual Autonomy. African Journal of Reproduksi Health.
11