Anda di halaman 1dari 20

SITEM REPRODUKSI JANTAN PADA VERTEBRATA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Perkembangan Hewan I

Yang dibimbing oleh Ibu Dra. Hj. Nursasi Handayani, M.Si. dan Ajeng Daniarsih, S.Si., M.Si.

Disajikan Pada tanggal 31 Maret 2020

Disusunoleh :

Kelompok 7 Offering I

1. Fanya Masrufah (190342621218)


2. Fath Ril Aulia (190342621214)
3. Luthfi Angely P.R. (190342621238)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

S1 BIOLOGI

Maret 2020

KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sistem Reproduksi Jantan pada Vertebrata” dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
Struktur Perkembangan Hewan I.

Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelsaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi kami.

Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya kami mengucakan banyak
terima kasih.

Malang, 30 Maret 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi karena halini merupakan salah satu cirri dari
makhluk hidup. Reproduksi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan
jenis atau keturunan suatu individu. Demikian pula manusia, proses reproduksi diatur oleh
system reproduksi yang terdiri dari dua jenis sistem, yaitu system reproduksi jantan dan sistem
reproduksi betina. Secara umum system reproduksi pada vertebrata khususnya pada manusia
terdiri atas : (1) kelenjar kelamin (gonad), yang merupakan organ utama dalam system ini, (2)
alat reproduksi tambahan berupa saluran reproduksi, (3) dan kelenjar yang berhubungan
dengan reproduksi.
Sistem reproduksi jantan terdiri atas gonad yang berupa testis dan saluran reproduksi
jantan sedangkan pada system reproduksi betina terdiri atas gonad yang berupa ovarium,
saluran reproduksi betina serta kelenjar tambahan pada reproduksi jantan dan betina. Selain
itu juga akan dibahas tentang perbandingan sistem reproduksi vertebrata.

1.2 Rumusan Masalah


2. Bagaimana struktur histologis organ-organ penyusun sistem reproduksi jantan?
3. Bagaimana anatomi sistem reproduksi jantan pada Pisces?
4. Bagaimana anatomi sistem reproduksi jantan pada Amphibi?
5. Bagaimana anatomi sistem reproduksi jantan pada Reptil?
6. Bagaimana anatomi sistem reproduksi jantan pada Aves?
7. Bagaimana anatomi sistem teproduksi jantan pada mamalia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Histologis Organ-Organ Penyusun Sistem Reproduksi Jantan

Alat reproduksi utama (gonad) pada sistem reproduksi jantan berupa testis, saluran
reproduksi jantan yang terdiri dari duktus epididimis, vas eferen, vas deferen dan uretra,
sedangkan kelenjar asesori pada reproduksi jantan terdiri dari prostat, vesikula seminalis, dan
bulbouretralis/cowperi.

2.1.1 Testis

Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai dua fungsi yaitu
reproduksi dan hormonal (menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa , dan
menghasilkan hormone seksual pria , testosteron , yang merangsang organ seksual laki-
laki aksesori dan menyebabkan perkembangan karakteristik seks ekstra genital maskulin)
Pada mamalia testis halus berbentuk oval, dilapisi tunika albugonia, yang merupakan
kapsula jaringan pengikat padat. Testis dibagi menjadi 250 ruangan/ lobulus testis oleh
septa fibrosa. Setiap lobulus ditempati oleh 1-4 tubulus seminefurus yang berkelok-kelok,
panjangnya 30-60 mm. Tubulus seminefurus terdiri dari unsur-unsur :

a. Lapisan jaringan penyambung fibrosa, yang terdiri atas beberapa lapisan


fibroblas.
b. Lapisan basalis yang terdiri dari sel-sel mieloid yang menunjukkan sifat otot
polos.
c. Epitel germinativum

Setiap tubulus seminiferus terus dekat mediastinum menjadi tubulus lurus, rektus
tubulus. Tubulus langsung melanjutkan ke rete testis ,system labirin rongga di
mediastinum .
Proses spermatogenesis

Produksi sperma dimulai dari sel primodial diploid disebut spermatogonium (jamak:
spermatogonia). Sel ini membesar menjadi spermatosit primer, kemudian mengalami
meiosis I menghasilkan 2 spermatosit sekunder dan meiosis II menghasilkan spermatid.
Setelah meiosis II spermatid berkembang (mengalami diferensiasi) menjadi sperma matang.
Setiap sel kehilangan sitoplasma dan inti sel membentuk kepala sel sperma. Selain itu,
terbentuk juga ekor panjang seperti flagella yang berfungsi untuk bergerak.

2.1.2 Saluran Reproduksi Jantan


2.1.2.1 Tubuli Rekti

Tubuli rekti merupakan saluran lurus pendek dengan lumen sempit yang dibentuk
pada setiap puncak dari tubulus seminefurus. Berdiameter 25 mikron, terdiri dari sel
epitel kubus yang disokong jaringan pengikat padat. Tubuli rekti bermuara pada rate
testis.

2.1.2.2 Rate Testis

Terdiri dari sel epitel kubus diselang dengan epitel silindris yang sering bersilia.
Rate testis yang merupakan saluran-saluran yang saling beranastomose. Rete testis
terdapat pada bagian mediastinum testis.
2.1.2.3 Duktus Eferen

Vas eferens terletak dalam jaringan ikat epididimis. Vas eferens dilapisi oleh epitel
kubus dan berganti menjadi epitel kolumnar bersilia setelah mendekati epididimis. Di
bawah lapisan epitel terdapat lamina propria dengan jaringan ikat padat dan otot polos
(lamina proprianya tipis.). Selnya bersilia.

2.1.2.4 Epididymis
Epididimis merupakan satu saluran panjang yang sangat berkelok-kelok, dengan
panjang sekitar 4-6 m. Saluran yang panjang ini dengan jaringan ikat membentuk
korpus dan ekor epididimis. Kaput epididimis berisi vas eferens. Epididimis dilapisi
oleh epitel berlapis semu kolumnar dengan sel-sel kolumnar yang sangat panjang
dengan stereo silia yang panjang dan sel basal yang kecil. Lamina proprianya tipis
dengan jaringan ikat dan otot polos. Segerombol spermatozoa dapat terlihat dalam
lumen epididimis.

2.1.2.5 Duktus Deferen (vans deferen)

Vas deferens merupakan saluran lurus yang keluar dari ekor epididimis. Saluran ini
berdinding tebal terdiri dari lapisan mukosa yang tipis dan lapisan muskularis yang tebal
dan dikelilingi oleh lapisan adventisia. Lapisan epitelnya merupakan epitel berlapis semu
kolumnar dengan stereo silia. Sel kolumnarnya lebih pendek dibandingkan sel kolumna
repididimis. Lapisan ototnya terdiri dari lapisan otot polos yang tipis dengan susunan
longitudinal di bagian dalam dan luar dan tengahnya merupakan lapisan otot yang tebal
dengan susunan sirkuler. Lapisan mukosanya pada vas deferens awal membentuk vili-vili
sederhana, tetapi pada bagian ampula, vas deferens melebar, dan terdapat vili-vili yang
membentuk kripta-kripta yang bercabang-cabang sehingga lumennya semakin besar.
Bagian yang membentuk kripta-kripta itu merupakan kelenjar yang menghasilkan sekret
yang penting untuk kehidupan spermatozoa. Pada bagian akhir ampulla, saluran itu
bersatu dengan kelenjar vesikula seminalis dan selanjutnya salurannya mengecil dan
masuk ke dalam prostat dan bermuara pada urethra. Bagian yang masuk prostat
dinamakan duktus ejakulatorius, dengan lapisan mukosa sama dengan pada ampula
tetapi tanpa lapisan otot.

2.1.3 Kelenjar Tambahan Pada Reproduksi Jantan

Kelenjar tambahan pada reproduksi jantan terdiri dari kelenjar prostat, vesikula
senalis, dan bulbouretralis.

Prostat terdiri dari 30-50 kelenjar tubuloalveolar bercabang yang saluran keluarnya
bermuara di uretra pars prostatika. Sekresi prostat disimpan dan dikeluarkan waktu
ejakulasi. Sekret prostat merupakan cairan seperti susu, bersifat agak alkali, kaya enzim
proteolitik, terutama fibrinolisin yang membantu mencairkan semen. Sekret juga
mengandung fosfotase/asam. Pada sajian mikrokopis sekret terlihat sebagai masa
granular yang asidofilik dan sering mengandung badan-badan bulat/bulat telur disebut
konkremen prostat (korpora amilosa) yang merupakan kondensasi sekret yang mengalami
pengapuran/pengentalan. Kelenjar prostat dibagi menjadi 3 struktur yaitu kelenjar
mukosa, kelenjar submukosa dan kelenjar utama. Kelenjar-kelenjar itu bermuara pada
urethra pars prostatika. Padausia di atas 40 tahun, kelenjar mukosa dan submukosa sering
mengalami hipertrofi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan urethra.

Vesikula seminalis terdiri dari 2 saluran yang sangat berkelok-kelok dengan panjang
15 cm. Lapisan mukosa dibatasi oleh epitel berlapis semu silindris. Lapisan epitelnya
membentuk kripta-kripta yang saling beranastomose. Epitel terdiri dari sel-sel basar dan
lapisan sel kubus atau silindris pendek, yang kaya dengan granula sekret. Lamina
proprianya kaya dengan serabut elastin dan dikelilinggi oleh lapisan otot polos yang tipis.
Pada lapisan ototnya terdapat serabut-serabut saraf dan ganglia simpatis. Sekresi yang
tertimbun dalam kelenjar dikeluarkan waktu ejakulasi oleh kontraksi otot polos.
Kelenjar bulbouretralis merupakan bentukan seperti kacang polong yang terletak di
belakang uretra pars membranosa dan bermuara ke dalam uretra tersebut. Kelenjarnya
merupakan kelenjar tubule alveoler. Kelenjar dikelilingi oleh jaringan ikat dan otot lurik.
Unit sekresinya bervariasi struktur dan ukuran. Kebanyakan merupakan alveoli dan yang
lain merupakan tubular. Sekresinya terutama adalah mucus. Sel-sel sekretori berbentuk
kubus atau silindris pendek.

2.2 Anatomi Perbandingan Sistem Reproduksi Jantan pada Vertebrata

1. Pisces
• Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh
mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya
panjang dan seringkali berlobus.
• Terdapat saluran reproduksi Terdapat saluran-saluran reproduksi pada alat reproduksi
pisces jantan.
2. Amphibia
• Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior
rongga abdomen.

Organ reproduksi pada amphibi jantan

• Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis
(penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim
kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari
dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih
jelas dijumpai.
3. Reptilia

Organ reproduksi pada reptil jantan

• Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang,


dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak
lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
• Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan
saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung
membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang
menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian
posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu
dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek.
4. Aves
• Testis berjumlah sepasang yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Testis berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral
lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah
dibuat dan disimpan spermatozoa. Pada burung jantan terdapat sepasang testis saluran
reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus
wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus
deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut
glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk
duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus deferen
berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus
deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

5. Mamalia

Organ reproduksi pada Mamalia jantan

• Testis
Testis merupakan alat menghasilkan spermatozoa. Pada kebanyakan mamalia, testis
terletak pada daerah pre pubis, merupakan kelenjar tubular berbentuk bulat lonjong
terdapat sepasang kiri dan kanan. Testes terbungkus dalam kantong skrotum. Testis dapat
menggantung di dalam skrotum secara bebas dengan bantuan korda spermatika, yang
didalamnya mengandung duktus deferens , pembuluh darah dan syaraf serta pembuluh
limfa. Testis terbungkus oleh kapsul berwarna putih mengkilat yang disebut tunika
albugenea. Di bawah tunica albugenia testis, terdapat parenchyma yang merupakan
fungsional layer dari testis.
• Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kaput epididimis, korpus epididimis (saluran kelanjutan dari kaput yang berada di luar
testes) dan kauda epididimis (kelanjutan dari corpus yang terletak pada bagian ujung
bawah testes). Dinding epididimis terdiri dari lapisan otot sirkuler dan epitel berbentuk
kubus.
Epididimis mempunyai 4 fungsi utama yaitu transportasi, konsentrasi, pendewasaan dan
penyimpanan spermatozoa.
• Duktus Deferens dan Ampula
Duktus (vas) Deferens merupakan saluran yang menghubungkan kauda epididimis dan
urethra. Vas deferen berjalan ke atas menempel pada corpus epididimis dan salurannya
makin lurus, dekat caput epididymis makin halus dan bersama dengan pembuluh darah,
pembuluh limfe dan urat syaraf membentuk funiculus spermaticus, kemudian masuk ke
rongga perut melalui canalis inguinalis.
• Urethra
Urethra adalah saluran urogenetalis untuk menyalurkan urine dan semen. Semen
adalah sekresi kelamin jantan yang secara normal di ejakulasikan ke dalam saluran
kelamin betina sewaktu kopulasi. Semen terbagi menjadi dua yaitu, sel spermatozoa dan
plasma semen.

• Kelenjar Vesikula Seminalis


kelenjar ini terdapat sepasang, berlobus jelas dan berada di dalam lipatan urogenital
lateral dan ampula.

• Kelenjar Prostata

Kelenjar ini terletak mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian yaitu badan
prostata dan prostate disemanita/ prostate kriprik.
• Kelenjar Cowper
Terdapat sepasang, berbentuk bulat dan kompak, berselubung tebal.

Organ kelamin luar pada Mamalia jantan

Organ kelamin luar pada Mamalia jantan

• Skrotum
Skrotum adalah kantong testes. Lapisan- lapisan skrotum mempunyai fungsi ganda
yaitu selain sebagai peredam kejut apabila ada benturan fisik, juga sebagai pelindung
terhadap temperatur lingkungan. Untuk berlangsungnya spermatogenesis yang optimal
diperlukan suhu tetap pada testes dikerjakan oleh dua otot yaitu muskulus cremaster
eksternus dan internus, serta tunika dartos.
• Penis
Penis adalah organ kopulasi jantan, membentuk secara dorsal di sekitar uretra dari titik
uretra dibagian pelvis, dengan lubang uretra eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada
hewan mamalia terdapat dua tipe penis yaitu tipe fibro elastis (sapi, kerbau, kambing,
domba dan babi) selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal.Tipe kedua yaitu tipe
vaskuler (kuda, gajah, dan primate) pada waktu tidak ereksi penis terasa lunak.

• Preputium

Preputium adalah invaginasi berganda dari kulit yang menyelubungi bagian bebas
penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis kaudal sewaktu ereksi. Dinding
preputium dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk tabung, sedangkan sekresinya
bersifat cairan kental berlemak.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Sistem reproduksi jantan terdiri dari alat reproduksi utama (gonad) berupa testis, saluran
reproduksi yang terdiri dari duktus epididimis, vas eferen, vas deferen dan uretra, sedangkan
kelenjar asesori terdiri dari prostat, vesikula seminalis, dan bulbouretralis/cowperi.

Sistem reproduksi pada vertebrata umunya sama. Namun yang membedakan adalah
saluran reproduksinya. Sistem reproduksi pada jantan meliputi testis dan saluran reproduksi.
Yang membedakan yaitu pada pisces dan amphibia terdapat vesikula seminalis namun pada
reptilia dan aves terdapat epididimis.
DAFTAR PUSTAKA

Ewintri, 2012, Sistem Reproduksi Vertebrata, Bengkulu, Universitas Bengkulu

Maratuzzakiyah, 2013, Sistem Reproduksi Vertebrata, Jakarta, Universitas Negeri Jakarta

Nuryadi, 2010, Dasar-dasar Reproduksi Ternak, Malang, Universitas Brawijaya


Slomianka , Lutz . 2009 . Blue Histologi-Male Reproductive System . Australia : The University
or Western Australia
Tenzer, Amy, dkk, 2014, Struktur Perkembangan Hewan I, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai