Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MATA KULIAH : FISIOLOGI TUMBUHAN
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020
Waktu : 11.30-12.30
Sifat : Individu / OPEN BOOK

Fanya Masrufah/190342621218/Offering I

1. Tumbuhan secara umum melakukan proses respirasi anaerob (fermentasi), tanpa menunggu
tumbuhan tersebut mengalami stres lingkungan, seperti kekurangan air, kebanjiran, atau
atau kekurangan oksigen. Bahkan, tumbuhan dapat melakukan fermentasi dalam keadaan
aerob (kadar oksigen yang cukup).
a. Jelaskanlah, proses fermentasi pada tumbuhan.
Jawab : Proses fermentasi pada sel tumbuhan yakni piruvat diubah menjadi karbon
dioksida dan sejenis alkohol yang disebut etanol. Proses fermentasi ini hanya
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa yang dipecah.
Berikut ini adalah persamaan kata jalur fermentasi pada sel tumbuhan dan khamir.
Glukosa Karbonioksida + etanol + energy
Proses ini tidak dapat diubah karena karbon dioksida berdifusi.
b. Mengapa tumbuhan dapat melakukan fermentasi tanpa mengalami stress ligkungan
terlebih dahulu?
Jawab : Tumbuhan sangat umum melakukan fermentasi, keumuman proses fermentasi
pada tumbuhan tidak sekedar karena stress lingkungan misalnya kekurangan oksigen
tetapi justru karena tumbuhan perlu menyeimbangkan ketersediaan asam piruvat dalam
sel. Jika pada saat ketercukupan oksigen, sel-sel tumbuhan akan melakukan 4 tahap
respirasi aerob. Asam piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis akan masuk ke tahap
berikutnya dan membutuhkan oksigen dalam prosesnya. Jika jumlah asam piruvat
banyak, maka kebutuhan oksigen juga tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan
kadar oksigen internal dalam sel atau tubuh tumbuhan, sehingga sel/tumbuhan
mengalami anoxia. Hal ini akan memicu terjadinya fermentasi. Fermentasi yang banyak
terjadi adalah fermentasi alcohol. Ini dibuktikan melalui enzim yang terlibat (digunakan
dalam penelitian tersebut), yaitu alkohol dehydrogenase. Jadi proses fermentasi alkohol
memainkan peran penting dalam mengontrol tingkat piruvat dalam jaringan.

2. Banyak biji-bijian (benih) menyimpan cadangan energinya dalam bentuk minyak, terutama
biji berukuran kecil.
a. Jelaskanlah, cara/proses biji tersebut menggunakan cadangan minyak untuk proses
respirasi aerob dalam perkecambahannya?
Jawab : Beberapa tumbuhan memiliki biji yang akan menyimpan senyawa karbon dalam
bentuk minyak sebagai cadangan makanan atau energi dimana cadangan makanan
tersebut akan diubah menjadi gula saat biji tersebut akan berkecambah. Simpanan lemak
akan didepositkan dalam bentuk tetesan minyak, karena sifat lemak dan minyak yang
tidak larut dalam air sehingga tumbuhan tidak mampu mentranslokasi senyawa dari
jaringan penyimpanan melaluui floem untuk pemanjangan akar dan batang pada proses
perkecambahan dari hal tersebut maka minyak harus diubah menjadi gula (sukrosa atau
stakiosa) agar bisa angkut dari jaringan penyimpanan menuju ke embrio. Proses
perubahan minyak menjadi gula dalam biji disebut sebagai proses gluconeogenesis.
Mekanisme perubahan tersebut melewati beberapa proses yaitu :
a. Lipid akan dikatabolisme dengan bantuan enzim lipase menjadi asam lemak dan
gliserol
b. Asam lemak akan mengalami β oksidasi di dalam glioksisom menjadi asetil ko-A dan
berkondensasi dengan oksaloasetat yang diambil dari mitokondria melalui beberapa
tahapan reaksi yang kemudian akan menghasilkan gloksilat
c. Gloksital dan asetil ko-A akan membentuk malat
d. Malat yang dihasilkan dalam glioksisom selanjutnya akan ditranspor ke sitosil dan
melalui proses glucogenesis membentuk sukrosa
b. Keuntungan apa yang ditawarkan biji tersebut, dengan menyimpan minyak sebagai
cadangan energinya?
Jawab : Bentuk penyimpanan minyak merupakan penyimpanan energi yang penting bagi
tumbuhan. Dengan menguraikan lemak secara kimiawi akan menghasilan energi dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari dua kali lipat
dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian karbohidrat. Biji belum
dapat berfotosintesis untuk menghasilkan ATP, sehingga dengan menyimpan minyak
sebagai cadangan makanan maka biji dapat mengubahnya menjadi ATP melalui proses
respirasi aerob yang dapat digunakan selama perkecambahan.

3. Bakteri merupakan mikroba yang sangat diperlukan dalam penyediaan unsur nitrogen pada
tumbuhan.
a. Mengapa tumbuhan tidak dapat secara langsung memperoleh/memfiksasi nitrogen (N)
dari lingkungannya?
Jawab : Karena tumbuhan hanya dapat melakukan fiksasi dengan bantuan mikrobia
pengikatnya (fiksasi), yang mengubah N2 menjadi ammonium (NH4 +) yang tersedia
bagi tanaman. Fenomena penambatan N dari atmosfer tersebut dikenal sebagai diazotrofi
(diazotrofi) atau penambatan nitrogen secara biologis (fiksasi nitrogen biologis)
sehingga mikroba yang mampu melakukan penambatan nitrogen disebut diazotrof
(diazotroph) atau penambat nitrogen. Mikrobia yang fungsi utamanya sebagai penyedia
unsur nitrogen melalui penambatan atmosfer nitrogen yang dapat dijadikan dua
kelompok, yaitu: (1) mikrobia yang hidup bebas (free-living microbes), artinya tidak
mempunyai hubungan spesifik dengan tanaman tertentu, dan (2) mikroba yang
melakukan hubungan simbiotik dengan tanaman. Oleh karena itu dikenal ada dua sistem
atau penambatan nitrogen secara biologis dari atmosfer, yaitu penambatan nitrogen
secara non-simbiotik dan penambatan neitrogen secara simbiotik.
b. Sebutkan macam-macam bakteri yang dapat memfiksasi N
Jawab :
1. Bakteri fotosintetik
• Rhodospirillaceae : Rhodospirillum, Rhodopseudomonas, Rhodomicrobium
• Chromatiaceae: Chromatium, Ectothiorhodospira, Trospirillum Chlorobium,
Chloropseudomonas Chlorobiaceae
2. Bakteri aerobik gram-negatif
• Azotobacteriaceae : Azotobacter, Azotomonas, Beijerinckia, Derxia
Pseudomonas (P. azotogensis) Azotobacteriaceae
• Pseudomonadeceae : Pseudomonas (P. azotogensis)
3. Bakteri anaerobik fakultatif gram-negatif
• Enterobactericeae : Klebsiella (K. pneumoniae), Enterobacter (E. cloecae),
Escherichia (E. intermedia), Flavobacterium sp.
4. Bakteri anaerobik gram-negatif : Desulfovibrio (D. vulgaris, D. desulfuricans)
5. Bakteri pembentuk metan
• Methanobacteriaceae : Methanobacterium, Methanobacillus
6. Bakteri pembentuk spora
• Bacillaceae : Bacillus (B. polymycxa, B. macerans, B. circulans), Clostridium
(C. pasteurianum, C. butyricum). Desulfotomaculum sp.
7. Bakteri analog Actinomycetes
• Mycobacteriaceae: Mycobacterium (M. flavum)
c. Mengapa tidak semua tumbuhan dapat bersimbiosis dengan bakteri pengikat/fiksasi N?
Jawab : Asosiasi simbiotik antara tanaman dengan bakteri pengikat nitrogen akan
membentuk organ nodul pada akar yang berperan sebagai symbiotic nitrogen fixation
(SNF) yang mampu memfiksasi nitrogen yang berada di atmosfer. Pembentukan nodul
akar ini dikontrol oleh sinyal molekul bakteri ekstraseluler yang disebut faktor nod yang
akan dikenali oleh tanaman inang tersebut. Seperti yang dicontohkan pada bakteri
Rhizobium yang merupakan bakteri yang dapat mengikat N bebas di udara. Bakteri
tersebut dapat masuk ke dalam akar tumbuhan karena adanya ijin masuk dari akar jenis
tumbuhan tersebut. Bentuk komunikasi di dalam pembentukan nodul akar dalam
simbiosis antara tumbuhan dengan bakteri pengikat nitrogen sejauh ini hanya dijumpai
pada tanaman kelompok legum. Hal tersebut yang mendasari tidak semua tumbuhan
dapat bersimbiosis dengan bakteri pengikat/fiksasi N.

4. a) Bandingkan persamaan dan perbedaan antara fotomorfogenesis dan fotoperiodisme.


Jawab :
Persamaan :
- Kedua proses tersebut dikontrol oleh cahaya
- Kedua proses tersebut diperantarai oleh adanya reseptor cahaya yang berupa fitokrom
dan sebagainya.
- Kedua proses tersebut dipengaruhi oleh lama waktu penyinaran dan periode kritis
Perbedaan :
- Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang
pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan. Fotoperiodisme ini merujuk pada
fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang
diterima oleh tumbuhan tersebut.
- Fotomorfogenesis merupakan pengendalian morfogenesis oleh cahaya.
- Senyawa yang menginduksi antara fotoperiodisme dengan fotomorfogenesis berbeda.
b) Spektrum cahaya merah dan biru dari cahaya matahari merupakan sinyal untuk berbagai
proses morfogenesis tumbuhan. Bagaimana tumbuhan dapat merespon sinyal tersebut?
Jawab : Pada dasarnya tanaman merespon panjang gelombang cahaya merah, biru, dan
merah jauh. Setiap panjang gelombang diterima oleh tanaman dengan sistem fotosensor
yang berbeda tergantung pada pada panjang gelombangnya. Respon perkembangan yang
dikendalikan oleh cahaya pada tanaman dihantarkan oleh 2 sistem penerima, yaitu klorofil
dan fitokrom. Terdapat 4 macam penerimaan cahaya yang dikenal dalam memoengaruhi
fotomorfogenesis pada tumbuhan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Fitikrom, yang dikenal paling kuat menyerap cahaya merah dan merah jauh, juga cahaya
biru. Terdapat 2 jenis fitokrom yaitu fitokrom-red (Pr) dan fitokrom far-red (Pfr)
2. Kriptokrom, yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa dan belum begitu dikenal;
menyerap cahaya biru dan panjang gelombang ultraviolet gelombang panjang daerah UV-
A sekitar 320 sampai 400nm. Dinamakan kriptokrom karena peran pentingnya kusus pada
kriptogram (tumbuhan tak berbunga)
3. Penerima cahaya UV-B, yaitu satu atau beberapa senyawa tak dikenal (secara teknis
bukan pigmen) yang menyerap radiasi ultraviolet antara 280 dan 420nm.
4. Protoklorofilida a, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bisa tereduksi
menjadi klorofl a. Fitokrom dan penerima cahaya lainnya mengatur berbagai proses
morfogenik, yang bermula dari perkecambahan biji dan perkembangan kecambah, serta
mencapai puncaknya pada pembentukkan bunga dan biji yang baru. Jumlah molekul dalam
tumbuhan yang menjadi terpengaruh oleh cahaya beberapa juta kali lebih banyak daripada
jumlah foton yang menyebabkan terjadinya respon. Pada banyak kasus (tapi tidak
semuanya), pengaktifan gen merupakan bagian dari proses penguatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai