OLEH
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I PENDAHULUAN
Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup
lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Fungsi
alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau
spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara sempurna
fisiologik dalam tubuh hewan jantan, baik secara langsung maupun tidak
pusat kegiatan kedua proses ini terletak pada organ reproduksi hewan jantan itu
sendiri.
Organ reproduksi hewan jantan pada umumnya dapat dibagi atas tiga
komponen: (a) organ kelmin primer yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau
testiculus (jamak: testes atau testiculae) disebut juga orchis atau didymos (b)
yaitu penis.
Semua proses fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung
spermatozoa.
1.2 Tujuan
betina.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari testis yang dikelilingi tunika vaginalis
vesikulosa, prostat dan bulbouretralis), urethra, dan penis yang dilindungi oleh
1.1.1 Testis
halnya ovarium pada ternak betina. Testis dikatakan sebagai organ primer karena
Chaeri, 2009).
banyak mengandung serabut syaraf dan pembuluh darah yang terlihat berkelok-
testis berlanjut dengan jaringan ikat longgar dari mediastinum testis. Kuda jantan,
mediastinum testis terbatas pada kutub kranial testis, tetapi pada hewan piaraan
umumnya menempati posisi sentral. Jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular
mengandung pembuluh darah dan limfe, fibrosit, sel-sel mononuklear bebas dan
respon FSH dengan mensintesa dan mensekresi testosteron dalam pola yang
tergantung pada dosis. Selain reseptor LH, ditemukan pula reseptor prolaktin dan
inhibin di dalam sel Leydig. Prolaktin dan inhibin memfasilitasi aktivasi stimulasi
yang dilakukan oleh LH pada produksi testosteron, namun keduanya tidak bisa
Fungsi sel–sel sertoli adalah (1) memberi lingkungan tempat khusus untuk
seminiferus untuk menyediakan nutrisi bagi sperma yang berkembang dan baru
suatu proses yang disebut spermiasi, (3) Mensekresi bebrapa hormon yang
memiliki fungsi penting antara lain factor inhibisi muller (FIM) disekresi oleh
Inhibin yang merupakan umpan balik dari inhibisi pada kelenjar hypophysis untuk
anterior untuk mencegah sekresi yang berlebihan dari hormon perangsang folikel
dari sel sertoli, dan sel leydig yaitu sel–sel yang terdapat diantara sel sertoli.
sesuai yaitu gamabaran testis secara histologi yaitu membran basement, sel leydig,
bersifat tidak fertil, berbeda dengan spermatozoa yang telah melalui epididymis
yang telah memiliki sifat mampu bergerak dan fertil. Selama persinggahan dalam
yang dialirkan oleh cairan testis, aktivitas silia epitel dari duktus deferens dan oleh
merupakan organ khusus untuk penimbunan sperma , karena sekitar 75% dari
inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada cincin inguinal
internal memutar kebelakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda.
Selanjutnya dua duktus deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso
kaudal kandung kencing, serta dalam lipatan peritonium yang disebut lipatan
urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada
Lipatan mukosa duktus deferens dibalut oleh epitel silinder banyak lapis,
sebelum mencapai akhir saluran, epitel beruah menjadi silinder sebaris. Dekat
fibroblas dan serabut elastis. Tunika muskularis pada bagian terminal duktus
deferens terdiri dari susunan bervariasi dari berkas otot polos, yang dikelilingi
oleh jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah dari tunika adventisia
(Dellmann, 2007).
2.1.4 Penis
Organ kopulasi pada hewan jantan adalah penis, dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau badan dan krura atau
akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang tertutup oleh otot
lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea,
Ruang antara tunika albuginea dan jalinan trabekula diisi oleh jaringan
erektil. Relaksasi sel-sel otot menyebabkan penis memanjang dan keluar dari
selubung prepusiumnya yang sering terjadi pada saat kencing. Ruang kavernosa
sel otot polos dalam arteria helisine menyebabkan peningkatan aliran darah ke
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Anatomi dan
fisiologi organ reproduksi jantan dan betina
No Nama alat Kegunaan
1 Masker Untuk menutup hidung dari bau menyengat formalin
2 Sarung tangan Untuk menjaga kebersihan tangan dan objek
3 Talang plastik Untuk menyimpan bahan
4.2 Pembahasan
Organ reproduksi primer pada hewan jantan yaitu testis. Sedangkan organ
alamiah fungsi esensial dari seekor pejantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin
jantan atau spermatozoa yang cukup, aktif dan infertil serta secara sempurna
fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
Testis merupakan bagian alat kelamin yang utama. Testis berbentuk bulat
panjang. Testis berfungsi untuk menghasilkan sel benih jantan atau semen atau
segala sesuatu yang berhubungan dengan testis disebut andrologi. Pada mamalia,
berakhir pada scrotum. Testis akan rusak bila suhunya sama dengan suhu tubuh.
Hewan yang tidak mengalami penurunan testis ke dalam skrotum atau yang
Testis terbagi secara tak sempurna oleh mediastinum, suatu septum yang
terbatas. Helai-helai jaringan ikat berjalan dari pusat testis pada sumbu
tumbuh menjadi sel sperma yang terdiri atas sebuah kepala sebuah bagian
(Epi = di atas, didymis = testis). Bentuk bulat panjang, besar pada pangkalnya dan
disebut kepala epididymis. Bagian tengah sering pula disebut badan epididymis.
a.) Sebagai tempat yang menghasilkan hormon seks jantan yaitu androgen
tubulusseminiferosa.
tumbuh menjadi sel sperma yang terdiri atas sebuah kepala sebuah bagian
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan pada praktikum ini yaitu diharapkan
kepada praktikan dikelompok lain agar tidak ribut saat dosen memberikan
Dellmann, Brown. 2007. Buku Teks Histologi Veteriner II. Edisi ketiga.Fakultas
Peternakan UGM. Yogyakarta
Frandson, R. 2012. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi keempat. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Saputro. 2008. Histologi Organ Reprodusi Jantan. Universitas Brawijaya. Malang.
Widjanarko, Bambang. 2011. Informasi Reproduksi. www.fisiologi
reproduksi.html diakses pada tanggal 4 Maret 2014 pukul 16.04 WIB