Anda di halaman 1dari 21

A.

Dasar Teori
Mus musculus ,dikenal sebagai mencit, yang telah banyak digunakan
sebagaiorganisme model di laboratorium merupakan anggota dari subfilum vertebrata
dankelas mamalia. Mencit telah diketahui memiliki kemiripan secara genomik
danfisiologis dengan manusia sehingga digunakan sebagai objek uji coba
sebelumdilakukan pada manusia untuk minimalisasi resiko.Mencit berukuran dari 6 - 8
cm (panjangnya jika diukur tanpa ekor) danmemiliki berat 20-40 g. Anatomi eksternal
mencit berupa kepala yang kecildengan kumis yang berfungsi untuk sensor di dalam
kegelapan. Mencit memilikipengelihatan yang lemah serta fotofobik. Ekor mencit
hampir tidak memilikirambut dan ditutupi oleh sisik yang dapat terlihat dengan mata
telanjang. Seluruhtubuhnya ditutupi oleh rambut dan memiliki empat kaki dengan lima
jari bercakarpada tiap kakinya (Aspinall, 2015)
a) Sistem Respirasi
Respirasi merupakan proses pertukaran gas antara organisme dengan
lingkungannya. Respirasi mencangkup pengambilan oksigen, mengedarkannya ke
sel-sel, dan melepaskan karbondioksida. Proses respirasi melibatkan medium
respirasi, membran respirasi, dan organ pernapasan (Martini, 2012).
Respirasi sangat berkaitan dengan proses metabolisme dalam tubuh.
Respirasi berperan sebagai penyedia oksigen yang kemudian digunakan untuk
proses metabolisme sehingga dihasilkan energi yang bermanfaat untuk
menjalankan sistem-sistem kehidupan. Oleh karena itu eksperimen mengenai laju
respirasi suatu organisme menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat
metabolisme organisme tersebut (Isnaeni, 2006).
Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam
tubuh serta membuang karbondioksida dari dalam tubuh. Pada dasarnya, sistem
respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi eksternal dan respirasi internal.
Respirasi eksternal sama dengan bernapas sedangkan respirasi internal atau
respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan
zat sisa metabolisme sel berupa karbondioksida. Oksigen yang didapat dari
lingkungan ini kemudian digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif untuk
menghasilkan ATP. Fungsi lain dari respirasi adalah untuk menjaga
keseimbangan pH dan keseimbangan elektrik dalam cairan tubuh. Difusi gas
antara organ respirasi dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya perbedaan
tekanan gas (Isnaeni, 2006).

b) Sistem Reproduksi
Pada sebagian besar spesies mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi
eksternal jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas
gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris
yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan
sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandular (Campbell,
2003).
Reproduksi merupakan faktor penting dalam kehidupan. Reproduksi pada
mamalia erat kaitannya dengan siklus estrus. Hormon progesteron merupakan
salah satu hormon yang berperan penting dalam siklus estrus. Kadar progesteron
dan estradiol dalam tubuh dapat dijadikan parameter dalam penentuan fase pada
siklus estrus (Soeminto, 2000).
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen,
vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang,
bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah
kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai
cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma. Epididimis
mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama
penyimpanan didalam testis. dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika
albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke
skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara
rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal (Brown, 2001).
Penis manusia tersusun dari tiga silinder jaringan erektil mirip spons yang
berasal dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Selama kebangkitan gairah seks,
jaringan erektil itu akan terisi dengan darah dari arteri. Ketika jaringan ini terisi,
peningkatan tekanan akan menutup vena yang mengalirkan darah ke luar dari
penis, sehingga penis dipenuhi dengan darah. Ereksi yang dihailkan sangat
penting untuk pemasukan penis ke dalam vagina. Hewan pengerat, rakun, dan
beberapa mamalia lain juga mempunyai bakulum (baculum), yang merupakan
tulang yang terdapat di dalam penis, dan membantu mengeraskan penis
(Campbell dkk., 2003).
Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang
melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut
adalah tubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel
Leydig (Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan
testosterone dan androgen lain, yang merupakan hormone seks jantan (Campbell
dkk., 2003).
Sistem reproduksi pada Mencit Betina tersusun atas sepasang ovariumyang
berisi sel-sel telur mencit. Kemudian setelah ovarium, terdapat saluranyang
menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni oviduk atau tubafallopi yang
menjadi jalan keluar sel telur menuju uterus.Perbedaan mencolok antara sistem
reproduksi Mencit betina denganhewan bahasan sebelumnya, Ikan Gatul, Katak
dan Merpati adalah Mencitmemiliki uterus yang sangat berkembang, hal ini
berkaitan denganperkembangbiakan Mencit dengan cara melahirkan, pada proses
ini terjadifertilisasi internal dan perkembangan embrio pada sebagian besar
mamaliaterjadi di dalam uterus.Mencit memiliki uterus yang bertipe bicornis
dengan 2 tanduk ovari yang tampak jelas. Sistem reproduksi Mencit Betina
berakhir pada suatumuara yang disebut vagina. Jika pada hewan-hewan
sebelumnyakebanyakan memiliki Kloaka sebagai muara bersama dari 3
sistem,yakni:ekskresi, digesti dan reproduksi. Pada mamalia (Mencit Betina)
ketiganyabermuara pada saluran yang berbeda.
Sistem reproduksi pada betina terdiri dari ovarium bagian kiri dan kanan
serta oviduktus, lazimnya uterus bikornua, reproduksi, serviks, vagina,
vestibulum dan kelenjar yang berkaitan. Berperan dalam produksi dan transport
ovum, transport yang lainnya yaitu spermatozoa, pembuahan dan akomodasi
ovum yang telah dibuahi (conceptus) sampai lahir (partus). Dan gonad berbentuk
penebalan memanjang disebut punggungnya gonad (gonadal ridges), terletak
pada batas tepi ventrome epitel kubus atau pipih selapis, disebut epitel
permukaan (Brown, 2001).
Vagina adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran
yang dilalui bayi saat lahir; dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma
selama koopulasi (Campbell dkk., 2003).
Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
manggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Masingpmasing
ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak
folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih
lapisan sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur yang
berkembang. Keseluruhan dari 400.000 folikel yang dimiliki oleh seorang
perempuan sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah tersebut, hanya
beberapa ratus folikel yang membebaskan sel telur selama tahun-tahun reproduksi
perempuan. Mulai pada masa pubertas dan terus berlangsung sampai menopause,
umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu siklus
menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormone seks utama perempuan,
yaitu estrogen. Sel telur itudidorong dari folikel dalam proses ovulasi. Jairngan
folikel sisanya kemudiantmbuh di dalam ovarium untuk membentuk massa padat
yang disebut sebagai korpus luteum (corpus luteum). Korpus luteum
mensekresikan tambahan estrogen dan progesterone, yaitu hormone yang
mempertahanakan dinding uterus selama kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi,
korpus luteum akan lisis, dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan
selama siklus berikutnya (Campbell dkk., 2003).

c) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang
kehidupan sebab sistem pencernaan terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk
mengunyah, menelan, mencerna dan mengabsorpsi makanan serta mengeliminasi
makanan yang tidak dapat dicerna tubuh (Watson, 2002).
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-kelenjar yang
berhubungan. Susunan saluran pencernaan terdiri atas rongga mulut, faring
(tekak), esophagus (kerongkongan), lambung (ventriculus), usus halus
(intestinum minor), usus besar (intestinum mayor), rectum dan anus. Makanan
mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa makanan hasil pencernaan (Irianto, 2004).
Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah
dicerna secara berkesinambungan untuk di distribusikan ke dalam sel melalui
sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap
oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan (Syarifuddin,
2009).

d) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi mamalia hampir sama dengan manusia, tetapi sedikit berbeda
yang disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru terdapat didalam
rongga dada, di lindungi oleh struktur selangka dan di selaputi karung di dinding
dikenal dengan pleura. Alat ekskresi pada mamalia berupa ginjal, paru-paru, kulit,
dan hati. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis dengan 3 cara yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarakan sisa metabolisme, dan mengatur
konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh (Pratiwi, 1996).
Mencit merupakan hewan berdarah panas dan memiliki organ tubuh mirip
dengan manusia hanya saja kromosomnya berbeda. Sistem ekskresi mencit terdiri
dari ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Paru-paru mencit terletak didalam rongga
dada sebelah kanan dan kirinya jantung. Paru-paru bagian kanan terdiri dari 3
kelompok alveolus yang merupakan 2 lobus paru-paru. Di bagian paru-paru,
bronkus bagian kanan memiliki 3 cabang, sementara bonkus bagian kiri memiliki
2 cabang. Fungsi paru-paru mencit yaitu sebagai sistem pernapasan (Djuhanda,
1974).
Ginjal terdiri atas beberapa komponen, yaitu glomerulus untuk filtrasi,
tubulus-tubulus untuk reabsorbsi dan sekresi, serta pembuluh penampung (duktus
koligen) yang digunakan untuk menampung serta menyalurkan zat-zat yang
diekskresikan oleh nefron (Guyton, 2006). Ginjal mencit merupakan sepasang
organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak retroperitoneal di kedua sisi
tulang punggung. Keduanya tidak melekat langsung pada dinding tubuh tetapi
dilapisi jaringan lemak. Ginjal kanan lebih besar daripada ginjal kiriginjal mencit
mendatar dorsoventral dan memiliki batas tengah pendek cekung. Ginjal terdiri
dari dua lapis yang dapat dilihat tanpa bantuan lensa jika ginjal dibelah menjadi
dua yaitu korteks dan medula. Korteks mengikuti kontur perbatasan cembung dan
medula seperti piramida yang luas dengan dasar cembung. Puncak piramida
adalah papila yang dikelilingi oleh panggul, ujung anterior diisi corong seperti
ureter (Irianto, 2012).
Ginjal terdiri dari dua lapis yang dapat dilihat tanpa bantuan lensa jika ginjal
dibelah menjadi dua yaitu korteks dan medula. Korteks mengikuti kontur
perbatasan cembung dan medulla seperti piramida yang luas dengan dasar
cembung. Puncak piramida adalah papila yang dikelilingi oleh panggl, ujung
anterior diisicorong seperti ureter. Ginjal mencit mendatar dorsoventral dan
memiliki luas cembung kearah lateral serta memiliki batas tengah pendek cekung.
Cekungan adalah hilus dimana pembuluh darah dan ureter bersatu. (Green,2007).
Ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain: mengatur volume didalam tubuh,
mengekskresikan sisa-sisa hasil metabolisme, serta fungsi hormonal dan
metabolisme. Hati berfungsi sebagai tempat detoksikasi racun dan memproduksi
empedu. Empedu merupakan suatu cairan yang memiliki warna kuning kehijauan
dengan komposisi garam empedu, pigmen empedu, lesitin, lemak, dan garam
organik. Kulit merupakan bagian tubuh mencit terluas dan membungkus seluruh
bagian luar tubuh mencit. Fungsi dari kulit bagi mencit yaitu sebagai proteksi,
absorpsi, pengaturan suhu tubuh, dan fungsi ekskresi (Yatim, 1987).

e) Sistem Gerak
Tulang merupakan jaringan ikat yang terdiri dari materi intersel yang mengapur
(matriks tulang), dan 3 jenis sel tulang yaitu osteosit (terdapat di rongga/lakuna di dalam
matriks), osteoblas (yang membentuk komponen organik dari matriks), dan osteoklas (sel
raksasa yang berinti banyak yang berperan pada resorbsi dan pembentukan kembali jaringan
tulang) umumnya struktur tulang adalah kaku dan merupakan penyusun utama sistem
skeleton (Greep, 1966).
Osteogenesis terdiri dari 2 proses yaitu kalsifikasi matrik organik (termasuk serat
kolagen) dan kalsifikasi substansi dasar. Tulang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang disebut dengan istilah osifikasi. Awal dari proses osifikasi ini adalah terjadinya
perubahan jaringan mesenkim pada fetus menjadi jaringan tulang atau menjadi jaringan
kartilago yang selanjutnya akan menjadi jaringan tulang.

Fungsi tulang sebagai alat gerak salah satunya yaitu pada ekstrimitas depan dan
belakang. ekstrimitas depan dan belakang pada mencit hampir mirip dengan manusia yang
terbagi atas regio brachii, regio antebrachii, dan regio manus. Regio brachii pada ekstrimitas
depan terdiri dari os (tulang) humerus yang menghubungkan osscapula dengan os radius dan
os ulna. Pada ekstrimitas belakang, region brachii terdiri dari os femur yang menghubungkan
antara os tibia dan os fibula (Cook, 2012).
Mamalia memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak
mmiliki kaki belakang). Masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-
macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang,
berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku, atau berteracak dengan batalan
daging (Jasin, 1992).

f) Sistem Syaraf
System saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan berkesinambungan serta
terutama terdiri dari jaringan syaraf. Pada mekanisme system saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal diatur. Susunan saraf terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi. Sedangkan
susunan saraf pusat terdiri dari otak (ensalvon) dan medulla spinalis (sumsum tulang
belakang). (Ditjen, 1979)
Anestetik umum adalah senyawa obat yang dapat menimbulkan anestasi. Dimana
anestasi adalah an=tanpa dan aesthesis= perasaan atau narkosa. yakni suatu keadaan depresi
umum yang bersifat reversible dari banyak pusat sistem saraf pusat, dimana seluruh perasaan
dan kesadaran ditiadakan, agak mirip dengan pingsan. Anastetik umum digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri dan memblok reaksi serta menimbulkan relaksasi pada
pembedahan. Tahap-tahap anastesi antara lain yaitu Analgesia, Eksitasi, Anestesi, (Sloane,
2003).
Efek anastetik ini pada mencit/tikus antara lain dapat dideteksi dengan Touch respon,
yaitu dengan menyentuh leher mencit atau tikus dengan suatu benda misalnya pensil. Jika
mencit tidak bereaksi maka mencit/tikus terpengaruh oleh anastetik. Selain itu pasivitas juga
dapat mengindikasikan pengaruh anastesi. Pasivitas yaitu mengukur respon mencit bila
diletakkan pada posisi yang tidak normal, misalnya mencit yang normal akan menggerakkan
kepala dan anggota badan lainnya dalam usaha melarikan diri, kemudian hal yang sama tetapi
dalam posisi berdiri, mencit normal akan meronta-ronta. Mencit yang diam kemungkinan
karena terpengaruh oleh senyawa anastetik. Uji neurologik yang lain berkaitan dengan
anastetik ialah uji ringhting refles (Harvey, 2009).
System saraf adalah suatu sistem yang saling bekerja sama untuk mengelola suatu
informasi sehingga akan menghasilkan suatu reaksi. System saraf sama dengan sistem
endokrin yaitu keduanya mengurus sebagian besar pengaturan tubuh. Pada umumnya system
saraf ini mengatur aktifitas tubuh secara cepat (Setiadi, 2007).
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur oleh kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitifitas terhadap stimulus, dan konduktifitas atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respon terhadap stimulus, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama yaitu input sensorik,
aktivitas integrative dan output motorik (Sloane, 2004).
Sistem saraf otonom adalah system saraf yang tidak dapat dikendalikan oleh kemauan
kita melalui otak. System saraf otonom mengendalikan beberapa organ tubuh seperti jantung,
pembuluh darah, ginjal, pupil mata, lambung dan usus. System saraf ini dapat dipicu
(induksi) atau dihambat (Inhibisi) oleh senyawa obat (Neal, 2006).
Reseptor-reseptor yang umum disebut reseptor prasinaps ditemukan diseluruh system saraf
pusat dan perifer. Istilah reseptor prasinaps menunjukkan reseptor yang ditemukan pada sisi
prasinaptik dari sinaps. Reseptor-reseptor ini dirasakan memberikan umpan balik ke neuron
mengenai tingkat aktivitas pada sinaps. Aktivasi atau inhibisi reseptor ini dapat memodulasi
pelepasan neurotransmitter dari sinaps. Pada system saraf otonom, reseptor prasinaps yang
mendapatkan perhatian terbanyak adalah reseptor α2. Aktivasi reseptor α2 prasinaps
menurunkan pelepasan NE. pada dasarnya, bila sejumlah NE telah dilepaskan ke dalam celah
sinaps, reseptor prasinaps diaktivasi untuk mengurangi pelepasan lebih banyak NE (Stringer,
2009).

Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan


tubuh hewan. Komponen Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi tersusun atas tiga
komponen utama yaitu jantung, pembuluh, dan cairan tubuh
1. Jantung: sebagai pompa penggerak cairan tubuh di sepanjang pembuluh.
a. Jantung Tubuler: Terdapat pada hewan invertebrata, bentuk sederhana tidak
ada klep, dan bekerja secara kontraksi peristaltik.
b. Jantung Berongga: Terdapat pada hewan vertebrata, mernya memompa
jantung, merupakan organ berotot, gerak, dan kontraksinya secara periodik.
2. Pembuluh: saluran yang akan dilewati oleh cairan yang beredar ke seluruh tubuh
a. Pembuluh Darah terdiri atas Arteri, Vena dan Kapiler. Arteri dan Vena
tersusun atas tiga lapisan jaringan melingkar dan membentuk saluran / lumen di
bagian tengahnya. Nama lapisannya yaitu tunika intima (Endotelium), tunika
media, dan tunika adventitia , sedangkan kapiler hanya tersusun atas tunika intima
saja.
b. Pembuluh Limfe
1) Kondisi Pembuluh Limfe Pada Berbagai Hewan. Pada hewan vertebrata
tingkat tinggi mempunyai saluran buntu dengan ujung terbuka yang berfungsi
mengangkut kelebihan cairan di ekstrasel ke sirkulasi darah;
2) Pada hewan invertebrata tidak ditemukan adanya pembuluh limfe
kecuali pada teleoste;
3) Pada hewan tingkat rendah ditemukan berbagai bentuk peralihan yang
menunjukan adanya perkembangan system pembuluh limfe.
3. Cairan Tubuh Pada hewan multiseluler ada dua cairan tubuh yaitu cairan
intrasel dan cairan ekstrasel. Kira-kira 70% dari seluruh bagian tubuh hewan
berupa air, sekitar 45% diantaranya terdapat didalam sel (intra sel). Pada cairan
ekstrasel dapat ditemukan di berbagai tempat dengan sebutan yang berbeda yaitu
cairan jaringan, darah, limfe, dan homolimfe. Cairan jaringan mengandung
sedikit protein, sejumlah garam dan bahan nutritive serta zat sisa. Cairan jaringan
berfungsi sebagai fagostik dan mampu bergerak melalui ruang antar jaringan.
Pada hewan yang memiliki system sirkulasi tertutup darah dan jaringan cairan
merupakan dua macam cairan yang terpisah dengan jelas. Darah tersusun atas
cairan plasma dan sel darah. Sementara cairan jaringan cairan (cairan intersititiel)
yang dibentuk dengan menyaring plasma yang akan kemudian berdifusi melalui
dinding kapiler menuju ruang antar sel, menurut gradien tekanan hidrostatik.
Filtrat tersebut bukan koloid karna hanya mengandung protein 0,85% (sebagai
pembanding darah mannusia mengandung 7% protein), filtarat/cairan yang keluar
tersebut akan dikembalikan lagi ke system sirkulasi melaui system pembuluh
khusus.

B. Alat dan Bahan


Alat:
1. Papan bedah
2. Alat bedah
3. Lup
4. Pisau

Bahan:
1. Mencit 1 ekor

C. Cara Kerja
Pengamatan Mencit

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Dimatikan mencit dengan cara mendislokasi lehernya

Diletakkan mencit yang telah mati di atas papan bedah kemudian diamati morfologinya

Digambar morfologi luar spesimen dan dicatat semua karakter yang menjadi ciri utamanya

Dilakukan pembedahan dengan mengunakan pisau/skapel kemudian mengamati bagian dalam


tubuh mencit

Digambar anatomi spesimen dan memberi keterangan

Dibuat klarifikasi spesimen yang telah dibuat

Dijelaskan setiap sistem tubuh pada mencit


D. Hasil pengamatan
Berdasarkan percobaan data yang didapatkan adalah sebagai berikut:
No Sistem Hasil Pengamatan Literatur
.
1. Respirasi

Gambar 1.1 : Gambar Pengamatan Gambar 1.2 : Literatur Sistem


Sistem Respirasi (dokumentasi Respirasi
pribadi, 2019). (Treuting, 2011).
2. a.Reproduksi
Jantan

Gambar 2.2.a : Literatur Sistem


Reproduksi Jantan
Gambar 2.1.a : Gambar Pengamatan (Cartono, 2005)
Sistem Reproduksi Jantan
(dokumentasi pribadi, 2019).
b.
Reproduksi
Betina

Gambar 2.2.b : Literatur Sistem


Reproduksi Jantan
(Cartono, 2005)
Gambar 2.1.b : Gambar Pengamatan
Sistem Reproduksi Betina
(dokumentasi pribadi, 2019).

3. Pencernaan

Gambar 3.2 : Literatur Sistem


Gambar 3.1 : Gambar Pengamatan Pencernaan
Sistem Pencernaan (dokumentasi (Suyanto,2002)
pribadi, 2019).
4. Eksresi

Gambar 4.2 : Literatur Sistem


Eksresi
Gambar 4.1 : Gambar Pengamatan (Cook, 2010).
Sistem Eksresi (dokumentasi
pribadi, 2019).

5. Gerak

Gambar 5.1 : Gambar Pengamatan Gambar 5.2 : Literatur Sistem


Sistem Gerak (dokumentasi pribadi, Gerak
2019). (Amsel, 2012).
6. Syaraf &
Sirkulasi Gambar 6.2 : Literatur Sistem
Sirkulasi

Gambar 6.1 : Gambar Pengamatan


Sistem Sirkulasi (dokumentasi
pribadi, 2019).

Gambar 6.1 : Gambar Pengamatan


Sistem Syaraf (dokumentasi pribadi,
2019).

E. Analisis Data
a) Sistem Respirasi
Pada praktikum pengamatan organ respirasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan spesies Mus Musculus, didapatkan hasil sebagai berikut:
 Hidung merupakan organ luar sebagai jalan masuk udara pada sistem
respirasi mencit.
 Faring mencit di bagian dalamnya terdapat lengkung faring yang terdapat
tonsil  atau amandel yang tersusun atas kumpulan kelenjar limfe. Kelenjar
tersebut banyak mengandung limfosit yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap infeksi. Letak faring bersimpangan antara saluran respirasi dengan
saluran makanan.
 Paru-paru mencit lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri
jantung. Paru-paru bagian kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus yang
merupakan dua lobus paru- paru. Di bagian dalam paru-paru, bronkus bagian
kanan memiliki tiga cabang, sementara bronkus bagian kiri memiliki 2
cabang. Cabang dari bronkus dinamakan bronkiolus. Fungsi paru-paru
mencit yakni sebagai sistem pernafasan.
b) Sistem Reproduksi
a) Reproduksi jantan
 Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang
melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran
tersebut adalah tubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma
terbentuk. Sel-sel Leydig (Leydig cell) yang terbesar di antara tubula
seminiferus menghasilkan testosterone dan androgen lain, yang
merupakan hormone seks jantan
 Penis manusia tersusun dari tiga silinder jaringan erektil mirip spons yang
berasal dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Selama kebangkitan
gairah seks, jaringan erektil itu akan terisi dengan darah dari arteri.
Ketika jaringan ini terisi, peningkatan tekanan akan menutup vena yang
mengalirkan darah ke luar dari penis, sehingga penis dipenuhi dengan
darah. Ereksi yang dihailkan sangat penting untuk pemasukan penis ke
dalam vagina. Hewan pengerat, rakun, dan beberapa mamalia lain juga
mempunyai bakulum (baculum), yang merupakan tulang yang terdapat di
dalam penis, dan membantu mengeraskan penis
b) Reproduksi Betina
 Vagina adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran
kelahiran yang dilalui bayi saat lahir; dan juga merupakan tempat singgah
bagi sperma selama koopulasi
 Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
manggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Masingpmasing
ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung
banyak folikel.
c) Sistem Pencernaan
Pada percobaan pembedahan mencit diperoleh data bahwa pada sistem
pencernaan mencit terdapat beberapa organ pencernaan yang teramati yaitu
mulut, kerongkongan, lambung, duodenum atau usus dua belas jari, usus besar,
usus halus dan anus.
d) Sistem Eksresi
Berdasarkan hasil data diatas, dapat dianalisis bahwa pada percobaan ini
mengamati sistem ekskresi pada mamalia yaitu mencit. Dari data dapat dilihat
bahwa sistem ekskresi pada mencit terdiri dari beberapa organ yaitu ginjal, paru-
paru, hati, dan kulit. Paru-paru mencit terletak didalam rongga dada sebelah
kanan dan kirinya jantung. Paru-paru bagian kanan terdiri dari 3 kelompok
alveolus yang merupakan 2 lobus paru-paru. Di bagian paru-paru, bronkus bagian
kanan memiliki 3 cabang, sementara bonkus bagian kiri memiliki 2 cabang.
Fungsi paru-paru mencit yaitu sebagai sistem pernapasan. Ginjal memiliki bentuk
seperti kacang merah, berjumlah dua buah, terletak di dalam rongga perut bagian
dorsal di kedua sisi tulang belakang. Hati berfungsi sebagai tempat detoksikasi
racun dan memproduksi empedu. Empedu merupakan suatu cairan yang memiliki
warna kuning kehijauan dengan komposisi garam empedu, pigmen empedu,
lesitin, lemak, dan garam organik. Kulit merupakan bagian tubuh mencit terluas
dan membungkus seluruh bagian luar tubuh mencit
e) Sistem Gerak
Pada percobaan sistem gerak yang digunakan saat pembedahan adalah hewan
mencit betina. Hal ini dapat dilihat sistem reproduksinya dimana terdapat organ
wanita. Apabila dilihat secara morfologi, alat gerak yang nampak adalah 4 kaki,
tetapi ketika dibedah terdapat rincian dari alat gerak. Dari data percobaan yang
telah digambar terdapat beberapa alat gerak yang digunakan, diantaranya adalah:
a. Radius Ulna
b. Metacarpal
c. Humerus
d. Ribs
e. Pelvis
f. Femur
g. Tibia-fibula
h. Tulang Ekor
Dari beberapa rangka dari mencit jika dilihat secara sekilas ternyata hampir
mirip dengan manusia dimana salah satu contohnya adalah memiliki tulang ekor.
Hanya ada beberapa perbedaan antara manusia dengan mencit, meskipun sama-
sama hewan mamalia. Salah satu contohnya adalah jumlah jari. Apabila jari dari
manusia ada 5, mencit memiliki jumlah jari yang berbeda, yaitu 4 buah. Selain itu
apabila mencit memiliki ekor, manusia tidak memiliki ekor.
Perbandingan antara mencit jantan dan mencit betina apabila dibandingkan
memiliki sistem gerak yang sama., alat gerak yang sama, dan fungsi yang sama.
Tidak ada perbedaan khusus seperti sistem reproduksi antara sistem gerak mencit
jantan dan betina.
f). Sistem Syaraf
Pada data yang telah didapatkan bahwa didapatkan gambar sirkulasi dan system saraf
pada mencit jantan. Pada system sirkulasi mencit yaitu dimulai dari jantung yang berada
diatas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma. Jantung mempunyai empat ruang yang
terbagi sempurna dan terletak didalam rongga dada serta terbungkus oleh pericardia. Jantung
terdiri dari empat ruang, yakni dua serambi dan dua bilik. Fungsi serambi

F. Pembahasan
a) Sistem Respirasi
Respirasi merupakan proses pertukaran gas antara organisme dengan
lingkungannya. Respirasi mencangkup pengambilan oksigen, mengedarkannya ke sel-
sel, dan melepaskan karbondioksida. Proses respirasi melibatkan medium respirasi,
membran respirasi, dan organ pernapasan (Martini, 2012).
Respirasi sangat berkaitan dengan proses metabolisme dalam tubuh. Respirasi
berperan sebagai penyedia oksigen yang kemudian digunakan untuk proses
metabolisme sehingga dihasilkan energi yang bermanfaat untuk menjalankan sistem-
sistem kehidupan. Oleh karena itu eksperimen mengenai laju respirasi suatu
organisme menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat metabolisme organisme
tersebut (Isnaeni, 2006).
Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam
tubuh serta membuang karbondioksida dari dalam tubuh. Pada dasarnya, sistem
respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi
eksternal sama dengan bernapas sedangkan respirasi internal atau respirasi seluler
ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa
metabolisme sel berupa karbondioksida. Oksigen yang didapat dari lingkungan ini
kemudian digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
Fungsi lain dari respirasi adalah untuk menjaga keseimbangan pH dan keseimbangan
elektrik dalam cairan tubuh. Difusi gas antara organ respirasi dengan lingkungan
dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas (Isnaeni, 2006).
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada mencit,
didapatkan hasil sebagai berikut. Pada percobaan kali ini, organ yang diamati adalah
organ respirasi. Organ-organ respirasi pada mencit diantaranya hidung, faring, dan
paru-paru. Untuk dapat mengamati organ-organ tersebut, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut. Tahap pertama yakni mencit harus dimatikan
terlebih dahulu dengan cara dislokasi. Kemudian mencit diposisikan pada styrofoam
dengan bagianventral menghadap ke atas. Setelah itu kaki mencit ditusuk bagian
depan dan belakangnya dengan jarum pentul. Kemudian menarik kulit perutnya
perlahan dengan pinset dan digunting dari bagian posterior menuju anterior.
Kemudian digunting ke arah lateral disetiap ujung sehingga kulit dapat dibuka seperti
daun jendela. Dan yang terakhir kulit ditahan jarum pentul sehingga organ dapat
terlihat.
Menurut (Handika, dkk, 2013), organ respirasi pada hewan terestrial
diantaranya adalah . paru-paru difusi, paru-paru buku, trakhea, paru-paru alveoler, dan
paru-paru sempurna. Namun, pada percobaan yang telah dilakukan, praktikan tidak
dapat mengamati dan membedakan antara paru-paru difusi, paru-paru buku, paru-paru
alveoler, ataupun paru-paru sempurna. Namun, pada percobaan ini yang dapat diamati
hanyalah paru-paru sebelah kanan tiga gelambir, dan paru-paru sebelah kiri 2
gelambir. Namun secara umum, hasil percobaan sesuai dengan teori dengan dapat
diamatinya organ-organ respirasi.

b) Sistem Reproduksi
Pada percobaan mencit jantan dengan literatur Cartono (2005) telah sesuai
karena pada bagian mencit jantan hasil pengamatan dan literatur keduanya terdapat
bagian bagian reproduksi yakni penis dan testis. Penis pada hasil pengamatan terlihat
berwarna putihberbentuk hemipenis, yaitu penis yang berada di dalam tubuh, tidak
terlihat dari luar dan akan dikeluarkan ketika akan melakukan kopulasi. Berbeda
dengan penis, hemipenis berjumlah sepasang, namun hanya satu yang melakukan
kopulasi, pada literatur penis terlihat berdekatan dengan testis.Gonad jantan, atau
testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi
oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut adalah tubula seminiferus
(seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig (Leydig cell) yang
terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan androgen lain,
yang merupakan hormone seks jantan (Campbell, 2003). Pengamatan testis dilakukan
dengan mengamati anatomi, kemudian mengamati histology sayatan testis. Testis
mencit berada di sebelah dalam sejajar dengan hemipenis dengan posisi di sebelah
dorsal. Fungsi testis pada mencit sama dengan penis manusia, yaitu memproduksi sel
sperma. Secara anatomi, testis berwarna putih dan menggembung sperti kantung
berisi udara
Pada mencit betina, alat reproduksi pada hasil engamatan dengan literatur
terdapat sedikit perbedaan, pada hasil pengamatan tidak terlihat begitu jelas gonad
nya, sedangkan pada literatur tidak terdapat gonad. Pada teori vagina adalah ruangan
berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir; dan
juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama koopulasi (Campbell, 2003).
Pada hasil pengamatan vagina ini tidak dilakukan secara langsung karena mencit
betina yang digunakan tidak bisa dibedah karena adanya kendala.

c) Sistem Pencernaan
Pada percobaan pembedahan mencit terdapat beberapa organ yang teramati.
Pada dokumentasi pembedahan, organ yang teramati adalah mulut, kerongkongan,
lambung, duodenum atau usus dua belas jari, usus besar, usus halus dan anus.
Menurut Irianto (2004) : Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-
kelenjar yang berhubungan. Susunan saluran pencernaan terdiri atas rongga mulut,
faring (tekak), esophagus (kerongkongan), lambung (ventriculus), usus halus
(intestinum minor), usus besar (intestinum mayor), rectum dan anus. Hal tersebut
berarti sistem pencernaan yang sudah teramati sudah sesuai dengan teori.

d) Sistem Ekskresi
Menurut Pratiwi (1996) sistem ekskresi mamalia hampir sama dengan
manusia, tetapi sedikit berbeda yang disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Alat ekskresi pada mamalia berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Sistem ekskresi
membantu memelihara homeostatis dengan 3 cara yaitu melakukan osmoregulasi,
mengeluarakan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun
cairan tubuh.
Proses ekskresi pada mencit pada dasarnya sama dengan ekskresi pada
manusia. Ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain: mengatur volume didalam
tubuh, mengekskresikan sisa-sisa hasil metabolisme, serta fungsi hormonal dan
metabolisme. Hati berfungsi sebagai tempat detoksikasi racun dan memproduksi
empedu. Empedu merupakan suatu cairan yang memiliki warna kuning kehijauan
dengan komposisi garam empedu, pigmen empedu, lesitin, lemak, dan garam organik.
Kulit merupakan bagian tubuh mencit terluas dan membungkus seluruh bagian luar
tubuh mencit. Fungsi dari kulit bagi mencit yaitu sebagai proteksi, absorpsi,
pengaturan suhu tubuh, dan fungsi ekskresi.

e) Sistem Gerak
Menurut teori dari (Akbar, 2010) mencit adalah hewan mamalia pengerat (rodensia)
yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya
cukup besar serta sifat anatomisnya dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit
sering digunakan dalam penelitian dengan pertimbangan hewan tersebut memiliki beberapa
keuntungan yaitu daur estrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya relatif
singkat, dan mempunyai anak yang banyak serta terdapat keselarasan pertumbuhan dengan
kondisi manusia. Mencit yang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan
hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari hasil perkawinan sampai
generasi 20 akan dihasilkan strain- strain murni dari mencit. Adapun klasifikasinya adalah
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus

Dari data percobaan yang telah digambar terdapat beberapa alat gerak yang digunakan,
diantaranya adalah:
Radius Ulna
Metacarpal
Humerus
Ribs
Pelvis
Femur
Tibia-fibula
Tulang Ekor

Apabila dibandingkan dengan alat gerak teori dari (Amsel, 2012) dapat dilihat bahwa
sistem gerak yang dicari pada percobaan sudah sesuai dengan teori. Karena pada gambar
percobaan terdapat alat organ yang terdapat di dasar teori. Menurut percobaan jika dilihat
secara morfologi dapat dilihat bahwa kaki dari mencit terdiri dari 4 kaki. Hal ini sesuai
dengan teori (Jasin, 2012) yang mengatakan bahwa Mamalia memiliki empat anggota atau
kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak mmiliki kaki belakang).

f) Sistem Syaraf
Setiap organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun
multiseluler. Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu
diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar.
Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan dihantarkan
ke setiap sel melalui system sirkulasi. Maka dari percobaan yang telah dilakukan
didapatkan data bahwa sirkulasi pada tikus putih jantan terdiri dari jantung yang
memiliki empat runag. Yakni serambi kanan dan kiri dan bilik anan dan kiri. System
sirkulasi pada tikus putih terbagi menjadi jantung, pembuluh dan cairan tubuh

G. Kesimpulan
a) Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada mencit diawali dengan oksigen masuk ke hidung lalu menuju ke
paru-paru melewati trakea. Ketika di paru-paru oksigen akan mengalami pertukaran
dengan karbon dioksida yang nantinya akan dikeluarkan oleh tubuh melalui hidung

b) Sistem Reproduksi
Mencit jantan mempunyai hemipenis yang berada di dalam saluran reproduksi
dikeluarkan ketika saat kopulasi saja. Gonad yaitu sepasang testis yang terdapat di
bagian dorsal, berbentuk seperti kantung berwarna putih yang berisi sperma. Sperma
ini diproduksi di dalam tubulus seminiferus. Alat reproduksi mencit betina adalah
vagina. Mencit yang dijadikan percobaan sedang dalam masa estrus, hal ini diketahui
dari karakteristik leukosit yang menanduk dan inti selnya sudah terdegradasi. Gonad
yaitu sepasang ovarium, pada pengamatan terdapat korpus luteum yang berarti ovum
sudah dilepaskan.
c) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada mamalia yaitu mencit, memiliki proses pencernaan
yang diawali dengan makanan di kunyah di dalam mulut, setelah itu menuju ke
kerongkongan. Dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung terjadi
proses fermentasi atau pembusukan makanan dilakukan oleh bakteri. Lalu menuju
sekum dan menuju ke usus dan berada pada anus untuk dikeluarkan
d) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis dengan 3 cara yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarakan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh . Sistem ekskresi pada mencit terdiri atas organ
sama dengan sistem ekskresi pada manusia yaitu ginjal yang berfungsi dalam
pembentukan urine, paru-paru untuk pengeluaran karbondioksida, hati yang berfungsi
untuk menghasilkan empedu, dan kulit yang berfungsi untuk proteksi diri dari
lingkungan luar.
e) Sistem Gerak
f) Sistem Syaraf
Pada system sirkulasi pada tikus putih jantan atau mencit jantan terdiri dari jantung
yang terbagi atas empat ruang, yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh
dengan membawa oksigen dan zat gizi. Serta memurnikan darah yang mengandung hasil
metabolism. Tikus putih memiliki system peredaran darah tertutup karena dari itu tikus
adalah hewan mamalia.
Pada system saraf pada tikus putih jantan atau mencit jantan yaitu terdiri dari du yaitu
saraf tepi dan saraf pusat. Saraf pusat terletak pada otak mencit jantan dan

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Budhi. 2010. Tumbuhan dengan Senyawa Aktif yang Berpotensi Sebagai Bahan
Antifertilitas. Jakarta: Adobia Press
Ansel, H. C.2012.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Aspinall.2015. Introduction To Veterinary Anatomy and Physiology Textbook. Elsevier
Health Sciences.
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.. Jakarta :
Erlangga.
Cartono, 2005. Biologi Umum. Prisma Press: Bandung
Cook, M. J. 2012. The Anatomy of the Laboratory Mouse. Jakarta: Erlangga
Dellman, H. Dieter, Esther M. Brown. 2001. Histology Veteriner. Universitas Indonesia
Press: Jakarta.
Ditjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Djuhanda, T. 1974. Analisa Hewan Vertebrata. Bandung: Armico.
Greep, R.O. 1996. Occurrence, control and Induction of Ovulation. Washington: American
Physiology Society
Handika, dkk. 2013. Komunitas Mamalia Kecil Terestrial di Gunung Singgalang, Sumatera
Barat. Jurusan Biologi Universitas Andalas.
Harvey A, Richard. 2009. Dasar Farmakologi Terapi. EGC. Jakarta.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yramawidjaya
Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta Bandung.

Isnaeni, Wiwin. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.


Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba.Yogyakarta: Gadjah Mada
UniversityPress
Martini. 2012. Fundamental Anatomy and Physiology Ninth Edition. San Fransisco: Pearson
Education.
Neal, M.J. 2006. At a Glance FarmakologiMedis. Erlangga. Jakarta.
Pratiwi, DA.1996.Biologi 2.Jakarta: Erlangga.

Setiadi. 2007. Anatomi dan FisiologiManusia. GrahaIlmu. Yogyakarta.


Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan FisiologiUntuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta
Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Purwokerto: Unsoed

Sulista, dkk. 2009. Farmakologi Dan Terapi. Depertemen Farmakologik dan Teraupetik.
Jakarta
Stringer, Janet L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi. PenerbitBukuKedokteranEGC : Jakarta
Suyanto, A. M., dkk. 2002. Checklist of The Mammals ofIndonesia 2ndEdition. Bogor: LIPI-
JICA-PHKA Joint ProjectforBiodiversity Conservation in Indonesia.
.
Syahrin, A. 2006. Kesan ekstrak etanol andrographis Paniculata (burm. F.) Nees ke atas
Tikus betina diabetik aruhan streptozotosin. Malaysia: Universiti Sains Malaysia.
Syarifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Press.
Watson, Roger. 2002.Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta: EGC

Yatim, W. 1987. Biologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai