Anda di halaman 1dari 22

KLASIFIKASI CACING TANAH

KLASIFIKASI, JENIS, DAN SIFAT


CACING TANAH
Klasifikasi Secara Umum
Dalam bahasa Inggris cacing sering disebut dengan istilah worm, vermes, dan helminth.
Cacing, dalam kerajaan binatang termasuk hewan invertebrata atau tanpa tulang belakang.
Cacing diklasifikasikan kedalam tiga phylum, yaitu Platyhelminthes, Aschelminthes
(Nemathelminthes), dan Annelida (Listyawan, et.al. 1998).
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang berbentuk pipih, ada yang parasit dan ada
yang tidak. Platyhelminthes dibagi dalam tiga kelas yakni Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
Kelompok Turbelaria umumnya hidup bebas dan tidak bersifat parasit. Contohnya adalah
cacing planaria dan microstomum. Di alam, planaria merupakan hewan indikator perairan
yang tidak tercemar. Kelompok Trematoda dan Cestoda umumnya bersifat parasit. Contoh dari
kelompok Trematoda adalah cacing Fasciola hepatica (cacing hati), Eurytrema pancreaticum
(cacing kelenjar pankreas), dan Schistosoma japonicum (cacing pembuluh darah). Sementara
itu contoh dari kelompok Cestoda adalah cacing pita (Taenia saginata dan T. solium)
(Listyawan, et.al. 1998).
Phylum Aschelminthes terbagi menjadi dua kelas yaitu Nematoda dan Rotifera. Cacing dari
phylum ini berbentuk silindris. Nematoda umumnya bersifat parasit, contohnya adalah cacing
yang hidup di usus mamalia seperti Ascharis lumbricoides, A. suum, dan Ancylostoma
duodenale (Listyawan, et.al. 1998).
Phylum yang terakhir yaitu Annelida, yaitu cacing yang bersegmen seperti cincin. Phylum ini
terbagi menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Hirudinea, dan Oligochaeta. Polycaheta
merupakan kelompok cacing yang memiliki banyak seta atau sisir di tubuhnya, contohnya
adalah Nereis dan Arenicola. Sedangkan contoh dari kelompok Hirudinea adalah lintah dan
pacet (Hirudo medicinalis dan Haemadipsa zeylanica). Kelas terakhir dari phylum Annelida
adalah Oligochaeta dimana cacing tanah termasuk di dalamnya (Listyawan, et.al. 1998).
Jenis-jenis Cacing Tanah
Cacing tanah oleh beberapa praktisi dikelompokan berdasarkan warnanya yaitu kelompok
merah dan kelompok abu-abu. Kelompok warna merah antara lain adalah Lumbricus rubellus
(the red woorm), L. terestris (the night crawler), Eisenia foetida (the brandling worm),
Dendroboena, Perethima dan Perionix. Sedangkan kelompok abu-abu antara lain jenis
Allobopora (the field worm) dan Octolasium (Listyawan, et.al. 1998). Pada dasarnya cacing
tanah adalah organisme saprofit, bukan parasit dan tidak butuh inang. Ia murni organisme
penghancur sampah.
Jenis cacing yang umum dikembangkan di Indonesia adalah L. rubellus. Cacing ini berasal dari
Eropa, ditemukan di dataran tingi Lembang Bandung oleh Ir. Bambang Sudiarto pada tahun

1982. Dilihat dari morfologinya, cacing tersebut panjangnya antara 80 140 mm. Tubuhnya
bersegmen-segmen dengan jumlah antara 85 140. Segmentasi tersebut tidak terlihat jelas
dengan mata telanjang. Yang terlihat jelas di bagian tubuhnya adalah klitelum, terletak antara
segmen 26/27 32. Klitelum merupakan organ pembentukan telur. Warna bagian punggung
(dorsal) adalah coklat merah sampai keunguan. Sedangkan warna bagian bawah (ventral)
adalah krem. Pada bagian depan (anterior) terdapat mulut, tak bergigi. Pada bagian belakang
(posterior) terdapat anus (Listyawan, et.al. 1998).
Sifat Cacing Tanah
Cacing tanah tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya karena cacing bersifat hermaprodit alias
dalam satu tubuh terdapat dua alat kelamin, jantan dan betina. Namun cacing tanah tidak dapat
melakukan perkawinan sendirian. Untuk kawin ia membutuhkan pasangan untuk pertukaran
sperma (Simandjuntak, 1982).
Cacing tanah merupakan hewan nokturnal dan fototaksis negatif. Nokturnal artinya aktivitas
hidupnya lebih banyak pada malam hari sedangkan pada siang harinya istirahat. Fototaksis
negatif artinya cacing tanah selalu menghindar kalau ada cahaya, bersembunyi di dalam tanah.
Bernafasnya tidak dengan paru-paru tetapi dengan permukaan tubuhnya. Oleh karena itu
permukaan tubuhnya selalu dijaga kelembabannya, agar pertukaran oksigen dan
karbondioksida berjalan lancar.
Usia cacing tanah bisa mencapai 15 tahun, namun umur produktifnya hanya sekitar 2 tahun.
Cacing dewasa yang berumur 3 bulan dapat menghasilkan kokon sebanyak 3 kokon per minggu.
Di dalam kokon terdapat telur dengan jumlah antara 2 20 butir. Telur tersebut akan menetas
menjadi juvenil (bayi cacing) setelah 2 5 minggu. Rata-rata hidup cacing adalah 2 ekor
perkokon. Cacing akan menjadi dewasa dan siap kawin wetelah berumur 2 3 bulan (Maskana,
1990).
Dalam pertumbuhannya, pertambahan berat cacing sampai berumur satu bulan adalah sekitar
400 persen, 1 2 bulan 300 persen, dan 2 3 bulan 100 persen. Dalam satu siklus (3 bulan) 1 kg
induk cacing menghasilkan 6 kg cacing. Dalam 1 kg cacing terdapat sekitar 2000 ekor.
Sedangkan berat keringnya adalah sekitar 20 persen dari berat basah (Maskana, 1990).

Cacing Tanah
21 June 2012

Cacing Tanah
Budidaya cacing tanah adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk
membuat lingkungan menjadi lebih baik. Manfaat cacing tanah :
Cacing tanah dapat membantu mengolah sampah dapur menjadi kompos
yang baik untuk tumbuhan. Cacing tanah mampu mengubah bahan organik
yang dimakan menjadi kotoran (castings) dan urine (worm tea). Kandungan
urea dalam urine cacing adalah pupuk alami yang baik. Terlebih kotoran
cacing mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, potasium, dan kalsium
yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Tubuh cacing tanah yang terdiri atas 70% protein adalah sumber makanan
bergizi tinggi bagi hewan ternak dan peliharaan seperti ayam, bebek, ikan,
sidat, dan burung.
Kegiatan menggali yang dilakukan cacing tanah mampu menciptakan sistem
drainase alami, meningkatkan jumlah udara dan air dalam tanah sehingga
tanah menjadi lebih gembur dan baik untuk ditanami semua jenis tanaman.
KLASIFIKASI CACING TANAH
Kingdom: Animalia
Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Haplotaxida
Family: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus rubellus

JENIS CACING TANAH


Ada sekitar 4500 spesies cacing di dunia, sekitar 2700 di antaranya adalah
spesies cacing tanah. Ada dua tipe spesies cacing tanah berdasarkan
perilaku hidupnya, yaitu earthmovers dan composters (pembuat kompos).
Earthmovers adalah spesies soliter (penyendiri) yang hidup di dalam tanah
dengan membuat terowongan berongga di dalam tanah (rongga-rongga ini
akan terisi udara dan oksigen yang baik untuk akar tanaman). Mereka hidup
dari memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah dan memberikan nutrisi
melalui kotoran mereka ke tanah pada level akar yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman.
Sedangkan Composters adalah spesies yang hidup secara massal dalam
tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi bakteri,
fungi, dan algae yang ada pada dedaunan mati dan bahan organik lainnya
dan mengubahnya menjadi humus.
Spesies cacing tanah yang biasa dikomersilkan antara lain Eisenia foetida,
Lumbricus rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Eudrilus
engeniae, Eisenia andrei, dan Perionyx excavatus. Cacing harimau (Eisenia
foetida) dan cacing merah (Rubellus lumbricus) merupakan cacing tanah

jenis Composters.
Cacing harimau memiliki garis-garis merah dan kuning pada tubuhnya dan
lebih sering menggeliat (meronta) keras ketika berada di tangan manusia.

Cacing harimau (Eisenia foetida)


Cacing merah lebih memilih tinggal di atas permukaan tanah, di bawah kayu
lapuk, dedaunan kering dan sampah organik lainnya.

Cacing merah (Lumbricus rubellus)


ANATOMI CACING TANAH
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas
segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat menyusut dan meregang
untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak
memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima
jantung.
Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan
sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya
dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki
kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organorgan perasa pada cacing tanah terletak di bagian anterior (depan/muka).

Anatomi cacing tanah


Kepala cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan
clitellum. Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat
berpindah tempat.
Clitellum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar
sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir
dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama
periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri
seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat
keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bisa
menghilang pada usia tua.
Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap
lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen
yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh
hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit
mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat
sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat
membuat kulit mereka kering.
Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak
mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh
suhu lingkungan.
MAKANAN CACING TANAH
Dalam kondisi tepat, cacing tanah dapat makan sebanyak berat tubuh
mereka per harinya. Sebagai contoh, 1 kg cacing tanah dapat makan 1 kg
makanan setiap hari. Namun disarankan untuk memberikan makanan
setengah dari berat tubuh cacing di awal pemeliharaan untuk selanjutnya
disesuaikan dengan kemampuan makan cacing. Jika makanan terlalu
banyak, tempat pemeliharaan akan menjadi bau karena cacing tidak dapat

memproses semua makanan sebelum makanan membusuk. Terlalu sedikit,


cacing akan kelaparan.
Cacing tanah akan makan apa saja yang bersifat organik yang dapat
diuraikan dan harus lembab. Cacing tanah tidak bisa makan makanan
kering. Makanan dicerna dalam ampela, yang bertindak seperti gigi untuk
menggiling makanan. Usus memecahnya lebih lanjut dan keluar sebagai
kotoran (castings) yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

Kotoran cacing tanah


Berikut adalah makanan kesukaan cacing tanah:

Kardus atau koran yang sudah disobek-sobek dan dilembabkan

Dedaunan mati

Kulit telur hancur

Sabut kelapa

Potongan sayur

Sisa kupasan kulit kentang, apel, pisang dan kulit sayuran/buah lain

Sebelum diberikan ke cacing tanah, makanan dapat dipotong, diparut, atau


diblender. Semakin kecil potongan makanan, akan semakin mudah dicerna
oleh cacing. Pemberian makan sebaiknya paling sedikit tiga hari sekali.
Benda yang dilarang berada dalam media pemeliharaan cacing:

Benda yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaca, karet, tulang
dan juga bahan kimia seperti sabun dan obat-obatan.

Cacing tidak menyukai makanan asam seperti jeruk, lemon dan tomat.

Makanan berbau tajam seperti bawang merah, bawang putih, dan kulit
jeruk membuat cacing tidak nyaman dan secara naluriah akan
menjauhi sumber bau.

Makanan seperti sisa daging, makanan berminyak dan produk susu


juga tidak sebaiknya diberikan ke cacing karena akan cepat bau dan
dapat mengundang hewan lain seperti semut, tikus dan lalat yang
dapat mengganggu perkembangan cacing.

Makanan lain yang membahayakan cacing antara lain cabai, garam,


gula, dan kotoran hewan segar yang belum terfermentasi
(mengandung bakteri berbahaya seperti staphylococcus dan
streptococcus yang dapat membunuh cacing).

SIKLUS HIDUP CACING TANAH


Sepasang cacing tanah dewasa dapat berkembang biak hingga
menghasilkan 1500 ekor cacing dalam satu tahun. Populasi cacing tanah
mengalami peningkatan hingga 100% setiap 4-6 bulan. Cacing tanah akan
membatasi perkembangbiakan mereka agar sesuai dengan makanan yang
tersedia dan ukuran tempat hidup mereka.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di
dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa
melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ
kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Cacing tanah akan
aktif untuk bereproduksi pada keadaan hangat dan lembab. VIDEO: Cacing
Tanah Kawin

Cacing tanah kawin


Cacing tanah dewasa dapat kawin kira-kira sekali setiap 10 hari, dan dari
perkawinan itu, dapat menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu
kepompong dapat menampung hingga 10 telur, namun biasanya hanya 4
cacing muda yang akan menetas.

Kepompong cacing tanah


Telur cacing tanah dapat menetas setelah 3 minggu jika cuaca hangat,
namun bisa mencapai 3 bulan jika cuaca dingin. Saat anak cacing tanah siap
keluar, kepompong berubah warna menjadi kemerahan dan berukuran
sebesar biji anggur. Anak cacing tanah yang baru menetas berukuran sekitar
1.2 cm, tanpa organ reproduksi, berwarna keputihan dengan semburat
merah muda yang menunjukkan pembuluh darah mereka. VIDEO: Cacing
Tanah Menetas
Cacing tanah akan mulai matang secara seksual saat clitellum terbentuk
dengan sempurna (usia 10-55 minggu, tergantung spesies). Pertumbuhan
berat tubuh cacing tanah akan melambat setelah melewati tahap ini.
Sebagian cacing tanah akan mati pada tahun yang sama saat mereka
dilahirkan. Sementara yang lain dapat hidup hingga usia 5 tahun atau lebih.
Cacing tua ditandai dengan bagian ekor agak pipih dan warna kuning pada
ekor sudah mencapai punggung. Bila cacing tanah masih produktif, warna
kuning masih ada di ujung ekor.
PREDATOR
Menempati posisi terendah dalam piramida makanan, cacing tanah adalah
mangsa mudah bagi hewan lemah seperti semut, katak, kadal, burung,
tikus, ayam, dan bebek. VIDEO: The Amazing World of Earthworms

Predator utama cacing tanah


FUN FACTS

Cacing tanah terbesar yang pernah ditemukan adalah di Afrika Selatan


dengan panjang 6.7 meter. VIDEO: The Giant Earthworm

Cacing tanah raksasa


Kandungan utama dalam tubuh cacing tanah adalah protein (64-76%),
kandungan lainnya: lemak, kalsium, fosfor dan serat
Di beberapa negara di Eropa, seperti Perancis, cacing tanah digunakan
sebagai bahan utama makanan: quiche lorraine avec verre de terre
(earthworm pie). Di Amerika, pernah ada rumor kalau patty yang digunakan
untuk burger salah satu restoran fast food ternama berasal dari cacing
tanah, bukan daging sapi yang digiling. Kalau rumor itu benar, saya pribadi
tidak masalah, sama-sama high protein dan bentuknya sama saja, sudah
bentuk patty. Rumor sejenis juga sering berkembang terhadap makanan
olahan yang digiling seperti sosis, nugget, bakso.

Quiche Lorraine avec verre de terre (earthworm pie)


Cacing tanah dapat menumbuhkan kembali ekor mereka selama bagian
yang terpotong kurang dari sepertiga panjang tubuh mereka, tapi cacing
tanah tidak dapat menumbuhkan kepala mereka jika terpotong
Dalam satu hektar tanah, terdapat lebih dari 2,5 juta cacing tanah
Di Filipina ada spesies cacing tanah berwarna biru, dan di Inggris ada yang
berwarna hijau

Cacing tanah hijau


Diposkan 20th March 2013 oleh FEBI PUTRA AGUNG SILALAHI
1

Lihat komentar

Mar
20

LAPORAN PRAKTIKUM ANNELIDA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Topik Praktikum : FILUM ANNELIDA
1.2. Tujuan Praktikum
Melalui kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
Mengamati salah satu angota dari kelas polychaeta maupun oligochaeta
Memperhatikan ciri- ciri utama hewan- hewan yang termasuk ke dalam kelas
polychaeta

dan

oligochaeteta,

masing.

1.3. Landasan Teori

serta

menjelaskan

perbedaan

masing-

Annelida berasal dari kata Annulus yang berarti cincin-cincin kecil,


gelang-gelang atau ruas-ruas, dan Oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,
Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Annelida berbeda dengan
kelompok hewan lain, hewan ini mempunyai struktur tubuh yang lebih
kompleks dengan karakteristik :
1. Tubuh dibagi menjadi bagian-bagian yang bersegmen yang disebut
metamer atau somiter
2. Terdapat rongga tubuh yang merupakan pembatas antara saluran
pencernaan dengan dinding tubuh.
3. Terdapat segmen preoral
4. Sistem saraf terdiri dari sepasang ganglion preoral dorsal ,otak dan
sepasang korda saraf
5. Kutikula tidak berkitin dan permukaan tubuh terdapat bulu- bulu atau
setae.
Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk
memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh

cacing tanah

memiliki selom bersepta(bersekat), tetapi saluran pencernaan,pembuluh


saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu. Sistem pencernaan
terdiri atas: faring, esophagus, tembolok,empedal, dan usus halus. Sistem
sirkulasi

tertutup tersusun atas jaringan pembuluh darah yang memiliki

hemoglobin. Pembuluh

darah kecil pada permukaan tubuh cacing tanah

berfungsi sebagai organ pernapasan. Cacing ini lebih tinggi taksonomi nya
dibandingkan dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes karena telah
mempunyai ronngga tubuh sejati, umumnya cacing ini bersifat bebas namun
ada juga yang bersifat parasit.
Terdapat sekitar 15.000 spesies Annelida yang telah diketahui
menghuni habitat laut, air tawar dan tanah yang lembab. Annelida yang
hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk
pertanian

dan

mengembalikan

mineral

yang

penting

untuk

menjag

kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah


Pheretima

(cacing

tanah)

yang

mampumenghancurkan

sampah

dan

membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan


sumberprotein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta(cacing hutan),
Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang
karena berkhasiat untukmengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai
minuman kesehatan dan bahan kosmetik.

1. Struktur Tubuh Annelida


Tubuhnya simetri bilateral dan dilapisi oleh kutikula. Ruas tubuhnya
tidak hanya berada di bagian luar saja tetapi juga di sebelah dalam. Setiap
ruas memiliki alat reproduksi, alat eksresi, otot, dan pembuluh darah. Antara
ruas-yang satu dengan yang lain berhubungan, sehingga terlihat bentuk
seperti cincin yang terkordinasi. Segmentasi yang demikian dissebut
metameri.
Lapisan penyusun tubuh 3 lapis atau
triploblastik
endoderma,
ektoderma.

yaitu

terdiri

dari

mesoderma,
Mesoderma

dan

berkembang

menjadi semacam kantong yang berisi


cairan. Dinding luar kantong ini melekat
pada ektodermayang disebut lapisan
somatik,

sedangkan

dinding

dalamnyamelekat pada endoderma dan


disebut lapisan splanklin

2. Sistem Organ Pada Annelida


a.Sistem Pencernaan
Saluran
berhubungan

pencernaan
dengan

lengkap,

faring,

yaitu

esifagus

empela,intestinum ( usus halus )dan anus.

b. Sistem Eksresi

terdiri

dari

kerongkongan

mulut
),

yang

tembolok,

Alat eksresi Annelida berupa sepasang nefrida yang terdapat pada


tiap- tiap segmen, yang disebut sebagai metanefrida. Hewan ini mempunyai
sistem peredaran darah tertutup. Pembuluhnya membujur dengan cabangcabang kapiler kecil yang terdapat pada setiap segmen.

c. Sistem Respirasi
Alat pernafasannya berupa kulit atau insang.

d. Sistem Reproduksi
Annelida dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Meskipun
Annelida

bersifat

hermaprodit,

tapi

untuk

terjadinya

fertilisasi

tetap

diperlukan perkawinan antara dua individu cacing. Alat reproduksinya


disebut Klitelium

3. Penggolongan Annelida
Annelida digolongkan dalam tiga kelas , yaitu Polychaeta, Oligochaeta
dan Hirudine.
A. Polychaeta

Polychaeta berasal dari kata poly


yang artinya banyak, dan chaeta
Gambar : cacing palolo

berarti rambut.
Polychaeta artinya cacing berambut
banyak. Semua anggotanya hidup di
laut dan dapat dibedakan antara
jantan dan betina. Tubuhnya memiliki
banyak rambut yang tumbuh pada
parapodia ( semacam kaki). Pada
masingterdapat

masing

ruas

sepasang

tubuhnya,
parapodia.

Polychaeta mempunyai metamatrei


yang sangat baik.

Panjang tubuhnya antara 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada bagian
anterior tubuh terdapat kepalayang dilengkapi dengan mata,tentakel,serta
mulut yang berahang.

Tubuhnya berwarna menarik seperti hijau, merah,

merah muda, atau campuran warna lain.


Contoh

Neresis,

Arenicola,

Spirobranchus

giganteus,Progmathopora

lapidosa,Eunice viridis ( cacing palolo) dan Lysidice spec ( cacing wawo).


B. Oligochaeta
Oligochaeta

berasal dari kata oligos yang artinya sedikit

dan kata

chaeta yang artinya rambut . jadi Olichaeta merupakan cacing yang memiliki
sedikit rambut pada ruas ruas tubuhnya. Diantara ruas- ruas tubuhnya
tidak terdapat parapodia. Kepala cacing ini berukuran kecil,tanpa alat
peraba/ tentakel dan mata.
Sebagian ruas tubuhnya, yaitu antara segmen ke 32-37 mengalami
penebalan yang disebut klitelium yang berfungsi untuk perkembangbiakan
seksual. Fertilisasi pada cacing ini terjadi secara internal. Telur yang sudah di
buahi tersimpan dalam kokon yang dihasilkan pada sekresi lendir. Bila telur
menetas dari kokon akan keluar cacing- cacing kecil. Cacing ini juga memiliki
daya regenerasi yang tinggi.
Pernafasan dilakukan melalui permukaan tubuh. Keluar masuknya gas
terjadi secara difusi. Makanan nya berupa zat- zat organik yang diperoleh
dari dari sisa- sisa tumbuhan maupun sisa- sisa hewan . cacing ini membantu
dalam bidang pertanian karena dapat menggemburkan tanah.
Olygochaeta ada yang hidup di darat dan ada juga yang hidup di air.
Contohnya antara lain : Lumbricus trestris ( cacing tanah ), Tubifex sp
( cacing air tawar ) dan Moniligaster hautenii ( cacing raksasa )
Gambar Cacing Tanah

c. Hirudine

Habitat Hirudinae di air tawar, darat dan air laut. Tubuhnya tidak
memiliki rambut dan parapodia, bentuk tubuhnya pipih dan di kedua ujung
tubuhnya terdapat alat isap. Contoh Hirudinae yang paling umum yaitu
lintah ( Hiruduno medicinalis).

Gambar : salah satu hewan yang


termasuk ke dalam kelas Hieudine
yaitu lintah
( Hiruduno medicinalis )

BAB II
ALAT, BAHAN dan PROSEDUR KERJA
A. Alat
Nama Alat

Jumlah

1. Papan dan alat seksi

1 buah

B. Bahan
Nama Bahan

Jumlah

1. cacing tanah yang masih

1 ekor

hidup

C. Prosedur Kerja
Pertama setelah alat dan bahan disediakan terlebih dahulu,
maka kami pun mulai melaksanakan kegiatan praktikum yaitu
dengan menggambar anatomi dari cacing tanah pada lembar
laporan praktikum sementara, kemudian menghitung jumlah
segmen yang ada pada cacing tanah untuk menentukan letak
kliteliumnya. Selanjutnya kami membedah cacing tanah untuk

melihat kelenjar yang ada pada klitelium, dan menggambar hasil


praktikum pada lembar laporan sementara.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan kami :
Gambar Hasil Praktikum

Gambar Pembanding

Pembahasan
Klasifikasi Ilmiah Cacing Tanah
Kingdom
: Animalia
Phylum

: Annelida

Kelas

: Clitellata

Ordo

: Haplotaxida

Famili

: Lumbricidae

Genus

: Lumbricus

Jenis

: Lumbricus rubellus

Bentuk luar cacing tanah


Bentuk tubuh panjang silindris denagn 2/3 bagian posteriornya sedikit
memipih kearah dorsoventralnya.
Tubuh bersegmen segmen dan jelas ada anuli eksternal bersesuaikan
dengan jumlah

segmen dalam yaitu 150 segmen dalam seluruh

tubuhnya .warna tubuh pada permukaan atas ( felis dorsalis) berwarna


merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis.
Mulut terdapat pada ujung anterior pada bagian yang disebut
prostonium,yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya, bagian ventral

mulut dibatasi oleh prostomium yang merupakan segmen pertama. Anus


terletak pada ujung segmen yang tercadual. Pada permukaan tubuh cacing,
terdapat beberapa lubang- lubang keluar dari berbagai alat atau organ
didalam lubang tersebut.
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas
segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu
cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi,
mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima jantung. Cacing tanah
memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor
sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan merasakan
getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor
khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada
cacing tanah terletak di bagian anteri Kepala cacing tanah terletak pada
bagian yang paling dekat dengan clitellum. Mereka biasanya bergerak
searah bagian kepala menghadap saat berpindah tempat.
Sistem pencernaan makanan
Untuk dapat menghancurkan makananya berupa zat - zat sisa
organisme cacing tanah memiliki sistem pencernaan makanan yang terdiri
atas Rongga mulut yang terdapat pada segmen ke 1,2. Pharynk yang
terdapat

pada

segmen

3-4,

esofagus

pada

segmen

5-7,

perut/gizart/ventrikulus pada segmen 8-9, intestium yang dimulai berasal


dari sebelah belakang perut sampai ke anus, dan yang terakhir terdapat
pada segmen yang paling belakang.
Sistem reproduksi
Organ reproduksi betina pada cacing tanah terdapat ovarium sebanyak
2 pasang yang terdapat pada segmen ke 10,dan 11 berwarna kekuningkuningan, oviduct sebanyak 1 pasang yang terdapat di sebelah posterior
opvrarium, dan lubang pengeluarannya terdapat pada segm,en ke 13,
selanjutnya receptakulum seminalis yang berpasangan yang terdapat pada
segmen 4/5.5/6,7/8 yang bentuknya bulat pipih agak kecoklatan. Sedangkan
organ reproduksi jantannya terdiri atas vesica seminalis yang terletak pada

segmen ke 16,17,18,19 yang berwarna kekuningan dan terdapat testes yang


barada pada vesica seminalis. Clitellum adalah segmen pada cacing tanah
(mirip korset) tempat kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon
(kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan
nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies
cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara,
seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk
kembali. Clitellum juga bisa menghilang pada usia tua.
Sistem pernafasan
Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap
lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen
yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh
hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit
mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat
sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat
membuat kulit mereka kering.

Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin

(poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh


mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Sistem gerak pada cacing tanah
Cacing tanah bergerak dengan dinding badan bagian bawah. Dinding
badan bagian bawah tubuh cacing terdiri atas 2 lapisan otot, yaitu :
1. stratum cirsulare yaitu lapisan otot sebelah luar
2. stratum longitudinale yaitu lapisan otot sebelah dalam.
Jika

musculi

ini

berkontraksi

akan

menimbulkan

gerakan

menggelombang dari cacing tanah itu sehingga bergerak . dinding intestium


uga mempunyai lapisan otot yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini
berkontraksi akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong
makana

dalam

trucus

digentivus

pencernaan .
Siklus Hidup Cacing Tanah

dan

mendorong

keluar

sisa-

sisa

Sepasang cacing tanah dewasa dapat berkembang biak hingga


menghasilkan 1500 ekor cacing dalam satu tahun. Populasi cacing tanah
mengalami peningkatan hingga 100% setiap 4-6 bulan. Cacing tanah akan
membatasi perkembangbiakan mereka agar sesuai dengan makanan yang
tersedia dan ukuran tempat hidup mereka.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina
di dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa
melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ kelamin
jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Cacing tanah akan aktif
untuk bereproduksi pada keadaan hangat dan lembab.
Proses perkawinan pada cacing tanah
Cacing tanah dewasa dapat kawin kira-kira sekali setiap 10 hari, dan dari
perkawinan itu, dapat menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu
kepompong dapat menampung hingga 10 telur, namun biasanya hanya 4
cacing muda yang akan menetas.
Kepompong cacing tanah
Telur cacing tanah dapat menetas setelah 3 minggu jika cuaca hangat,
namun bisa mencapai 3 bulan jika cuaca dingin. Saat anak cacing tanah siap
keluar, kepompong berubah warna menjadi kemerahan dan berukuran
sebesar biji anggur. Anak cacing tanah yang baru menetas berukuran sekitar
1.2 cm, tanpa organ reproduksi, berwarna keputihan dengan semburat
merah muda yang menunjukkan pembuluh darah mereka.
Cacing tanah akan mulai matang secara seksual saat clitellum terbentuk
dengan sempurna (usia 10-55 minggu, tergantung spesies). Pertumbuhan
berat tubuh cacing tanah akan melambat setelah melewati tahap ini.
Sebagian cacing tanah akan mati pada tahun yang sama saat mereka
dilahirkan. Sementara yang lain dapat hidup hingga usia 5 tahun atau lebih.
Cacing tua ditandai dengan bagian ekor agak pipih dan warna kuning pada
ekor sudah mencapai punggung. Bila cacing tanah masih produktif, warna
kuning masih ada di ujung ekor.

Posted in: Biologi Kelas X Tags: Biologi X Bab 7 Kingdom Animalia, ciri ciri Hirudinea,
ciri ciri Oligochaeta, ciri ciri Polychaeta, Jenis Jenis Annelida, klitelum, Morfologi dan
Fisiologi Annelida, Perkembangbiakan Annelida

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Annelida berasal dari kata Annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelanggelang atau ruas-ruas, dan Oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,

Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang.


Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak, dan chaeta berarti
rambut.Polychaeta artinya cacing berambut banyak. Contoh anggota kelas
ini yaitu : cacing wawo dan palolo
Ciri ciri hewan yang termasuk ke dalam kelas polychaeta :
1.Tubuh nya bersegmen dan memiliki banyak rambut yang tumbuh pada
parapodia ( semacam kaki).
2. Pada masing- masing ruas tubuhnya, terdapat sepasang parapodia.
3.Pada bagian anterior tubuh terdapat kepala yang dilengkapi dengan
mata,tentakel,serta mulut yang berahang
4. Berwarna menarik dan memiliki metamerisme yang sempurna.
5. Semua anggotanya hidup di laut.

Oligochaeta berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan kata chaeta
yang artinya rambut. Hewan yang termasuk ke dalam kelas ini yaitu : cacing
tanah.
Ciri- ciri cacing tanah yaitu :
1.Mulut pada bagian interior dikelilingi oleh peristomium, tidak terdapat
parapodia di sekitar tubuhnya.
2. Setae terdapat pada tiap- tiap segmen tubuh.
3. Organ reproduksi nya berupa clitelium yang menebal yang menghasilkan
cocoon, yang terdapat pada segmen ke 13,14,15.

4. Organ reproduksi betina berupa ovarium 2 pasang pada segmen ke 10,11,


oviduct 1 pasang yang terdapat pada segemen ke 4/5,5/6,7/8. Sedangkan
organ reproduksi jantan berupa vesika seminalis yang terletak pada segmen
ke 16,17,18,19 dan testes
5. Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis, dan hidup di darat di
dalam tanah.
6. sistem peredaran darah berupa jantung.

B. SARAN
Kelompok kami menyarankan agar pada kegiatan praktikum agar
teman- teman sesama praktikan tetap menjaga ketertiban dalam pelaksaan
kegiatan praktikum agar kegiatan praktikum berjalan dengan baik dan
kepada kakak pembimbing praktikum agar tetap membimbing para peserta
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai