PRAKTIKUM II
OLEH:
JURUSAN BIOLOGI
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salinitas adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air
laut. Salinitas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terganggunya
suatu individu atau tumbuhan. Organisme itu toleran terhadap suatu faktor
organisme berada dalam kondisi tegangan fisiologis atau kondisi kritis yang
Platyhelminthes alias cacing pipih, dikatakan pipih karena bentuknya pipih atau
hidupnya bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut.
Cacing ini merupakan anggota dari kelas Turbellaria. Planaria mempunyai relung
ekologi di perairan yang mengalir, jernih airnya, serta terlindung oleh pepohonan.
Planaria hidup bebas di dalam air dan melekat pada suatu objek. Populasi planaria
di alam bisa berkurang karena berbagai hal, misalnya adalah adanya banjir yang
bisa menyebabkan planaria terluka atau terpotong-potong. Apabila hal ini sering
menurunkan suhunya, serta tidak menempatkan pada cahaya yang kuat dan
cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika kondisi lingkungan diubah ukurannya tubuh
planaria menjadi kecil dari ukuran semula. Berdasarkan latar belakang diatas,
Perubahan
maka perlu dilakukan praktikum Toleransi Hewan Invertebrata terhadap
Salinitas.
B. Rumusan Masalah
perubahan salinitas ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui cara
A. Planaria
Platyhelminthes alias cacing pipih, dikatakan pipih karena bentuknya pipih atau
airnya, serta terlindung oleh pepohonan. Planaria hidup bebas di dalam air dan
melekat pada suatu objek. Populasi planaria di alam bisa berkurang karena
berbagai hal, misalnya adalah adanya banjir yang bisa menyebabkan planaria
terluka atau terpotong-potong. Apabila hal ini sering terjadi maka populasi
B. Habitat Planaria
Planaria hidup bebas di perairan tawar yang jernih, lebih suka pada air
yang teduh, misalnya dibalik batu-batuan, dibawah daun yang jatuh ke air dan
lain-lain. Planaria hidup di air tawar dalam danau, sungai dan rawa, mereka
sepotong kayu. Cacing ini mudah diperoleh dengan cara memasukkan sekerat
daging hati ke dalam air sungai atau genangan air selama beberapa saat, jika di
dalam air tersebut ada planaria, maka bila daging itu kemudian diambil akan
terbawa juga planaria melekat pada daging hati tersebut (Sari, 2006).
C. Perkembangbiakan Planaria
sudah dewasa mempunyai sistem reproduksi jantan dan betina atau bersifat
berenang bebas di dalam air dan melekat pada suatu objek menggunakan mucus
dalam keadaan pasif. Gerakan Planaria meluncur dengan ujung anterior ke arah
depan. Planaria memakan hewan-hewan kecil, dan bila kelaparan aktif mencari
D. Reprodiksi Planaria
membelah diri dan secara generatif dengan perkawinan. Planaria ini merupakan
sendiri. Kedua alat kelamin ini berkembang dari sel-sel formatif pada parenkhim.
(Hertien, 2013).
semakin banyak makanan yang disuplai maka daya regenerasinya semakin tinggi.
Adapun pengaruh suhu, jika suhu tinggi, kandungan oksigen terlarut rendah dan
energi akibatnya daya regenerasinya lambat demikian juga sebaliknya jika suhu
rendah, kandungan oksigen tinggi, energi yang dibutuhkan sedikit maka planaria
aktif dalam beregenerasi. Planaria merupakan hewan yang tidak suka dengan
cahaya tinggi, dia hidup di tempat lembab dan suhu yang dingin (Isnaini, 2003).
F. Salinitas
Salinitas adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air
laut. Salinitas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terganggunya
suatu individu atau tumbuhan. Organisme itu toleran terhadap suatu faktor
organisme berada dalam kondisi tegangan fisiologis atau kondisi kritis yang
dan abiotik menyebabkan suatu makhluk hidup mempunyai relung ekologi (niche)
yang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Relung ekologi
ialah ruang fisik yang ditempati organisme serta memiliki kisaran suhu,
kelembaban, pH, intensitas cahaya dan keadaan lain yang spesifik bagi organisme
tersebut karena itu relung ekologi makhluk hidup tergantung tidak hanya di mana
dia hidup tetapi juga kepada apa yang dia perbuat (bagaimana mereka mengubah
Kendari.
B. Alat Praktikum
C. Bahan Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
2. Menyediakan 6 beker gelas dengan volume dan bentuk yang sama lalu mengisi
dengan medium seperti pada tabrl dan memberi kode perlakuan masing-masing
beker gelas
3. Memasukan 4 ekor planaria kedalam beker gelas yang berbeda sesuai urutan
a. Pergerakan : skor 1 jika kurang aktif, skor 2 jika normal, skor 3 jika sangat
aktif.
Hertien, K. S., dan Ulfah, B., 2013. Studi Tentang Ekologi dan Habitat Planaria,
Sp. di Subang: Kelimpahan dan Biomassa Merupakan Indikator
Kualitas Air Bersih, Jurnal Biosfera, 30 (2), 1-2
Wardani, U., Pengaruh Derajat Keasaman dan Bagian Potongan Tubuh Planaria
(Euplanaria Sp.) terhadap Kecepatan Regenerasi Sebagai Alternatif
Praktikum, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember
III. METODE PRAKTIKUM
Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Menyediakan 6 gelas beker dengan volume dan bentuk yang sama lalu
a. K-medium = 3,0 g/L NaCl + 2,36 KCl g/L per L air yang didestilasi
ANOVA.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
K-mediuma MHRWb
No. Durasi
NaCl g/Lc % Letalitas NaCl g/L % Letalitas
1 2 3 4 5 6
1. 24 h Control 2,28A Control 2,70 A
2. 15,46 7,38A 20,50 6,05A
3. 15,50 11,75B 20,55 12,28B
4. 96 h Control 1,88A Control 1,30A
5. 15,50 5,55A 20,95 6,07A
6. 15,55 10,95B 21,00 13,15B
Keterangan :
a
K-medium = 3,0 g/L NaCl + 2,36 KCl g/L per L air yang didestilasi
b
MHRW = 96 MG NaHCO3 + 60 mg CaSO4 2 H2O + 60 mg MgSO4
c
Sebagai tambahan untuk KCl, medium berisi 3,0 g/L NaCl
B. Pembahasan
tinggi. Cacing ini sangat sensitif terhadap intensitas cahaya, pH dan suhu
dan akan berdegenerasi yaitu menghilang dengan cara menyusut dan tidak
berfungsi lagi setelah musim kawin selesai. Masa reproduksi ini merupakan
suatu periode rawan sehingga batas-batas toleransi untuk individu yang sedang
reproduksi biasanya lebih sempit dari pada hewan dewasa yang tidak sedang
bereproduksi.
Cacing planaria dapat hidup tanpa makanan dalam waktu yang panjang,
regenerasi jika cacing makan kembali. Ciri khas pada cacing planaria adalah
kelenjar ini membantu hewan untuk berpegangan pada substrat pada waktu
cahaya yang teduh, suhu optimum berkisar antara 200-250 C dengan pH yang
netral. Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu, pada jenis-
jenis hewan yang berbeda dapat berbeda pula. Jenis hewan yang satu mungkin
lebih lebar kisaran toleransinya (euri), sementara jenis hewan lain mungkin
sebagai control, legalitas 1,88A sedangkan MHRWb yaitu NaCl g/Lc sebagai
A. Simpulan
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah untuk semua teman