Anda di halaman 1dari 8

Mengukur DHL dari Larutan Elektrolit

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK


MENGUKUR DAYA HANTAR LISTRIK (DHL) DARI
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Disusun oleh
Nama

: Wina Nurhayati

NIM

: 1111E1009
Kelas

:A

Prodi

: D3 Analis Kesehatan

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG


TAHUN AJARAN 2011/2012
Jalan Padasuka Atas No. 233 Bandung 40192, Tel./Faks (022) 7203733, 8724163

I.

Hari / Tanggal

II.

Judul

: Jumat, 30 Maret 2012


: Mengukur Daya Hantar Listrik

(DHL) Dari Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit


III.

Tujuan

:1. Memahami proses hantaran listrik dalam larutan

2. Menentukan daya hantar listrik dari larutan


elektrolit dan non elektrolit
3. Menentukan perbedaan dari suatu larutan elektrolit
dan non elektrolit terhadap daya hantar listriknya
IV.

Prinsip Dasar
Daya hantar listrik (DHL) dapat diukur menggunakan elektroda konduktometer
dengan larutan elektrolin dan non elektrolit.

V.

Teori Dasar
a.

Daya Hantar Listrik (DHL)


Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan
arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang terion dalam air.
DHL juga dipengaruhi oleh jenis ion, valensi, dan konsentrasi. Adanya CO2 dari udara
yang terabsorpsi oleh air dapat menyebabkan bertambahnya harga DHL.
Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di
dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam
larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.

DHL dapat dikatakan sebagai penetapan pendahuluan dalam pemeriksaan kualitas


air. Dengan mengetahui besarnya DHL, secara garis besar jumlah mineral yang ada
dalam air dapat diketahui. Jika DHL-nya tinggi, maka kadar mineralnya tinggi dan
sebaliknya jika DHL-nya rendah, maka kadar mineral dalam air tersebut rendah pula.
DHL / konduktivitas diukur dengan alat conductivity-meter digital, dimana
satuan yang digunakan adalah mikros/cm.

b.

Daya Hantar Listrik Suatu Larutan


Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Uatu larutan
terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari kemampuannya
dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)

Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ditandai

lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung gas pada salah satu
atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.

Elektrolit kuat : Lampu menyala terang, dan pada permukaan elektroda terdapat

banyak gelembung gas.


-

Contoh : H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2,

Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2, dsb


b.

Elektrolit lemah : Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan
elektroda terdapat sedikit gelembung gas.
-

Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3, dsb
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas.

Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.
a.

Senyawa ion : Terdiri atas ion, jika senyawa ion dilarutkan dalam air maka ion dapat
bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan arus listrik. Padatan / kristal senyawa
ion tidak dapat menghantarkan arus listrik , tetapi lelehan senyawa ion dapat
menghantarkan arus listrik.

b.

Senyawa Kovalen Polar : Molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air
membentuk ion. Elektrolit jenis ini meliputi asam dan basa, tetapi lelehan senyawa

kovalen terdiri atas molekul netral, maka tidak ada lelehan senyawa kovalen yang dapat
menghantarkan arus listrik walaupun bersifat polar.

2)

Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Hal ini ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat
gelembung gas pada permukaan elektrodanya. Contoh : larutan gula, larutan UREA,
larutan alkohol dsb.
c.

Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit


Larutan Elektrolit
Larutan Non Elektrolit
1) Dapat menghantarkan listrik
2) Terjadi proses ionisasi
terurai menjadi ion-ion
3) Lampu dapat menyala terang
atau redup dan ada gelembung gas
Contoh:
Garam dapur (NaCl)
Cuka dapur (CH3COOH)
Air accu (H2SO4)
Garam magnesium (MgCl2)

d.

1) Tidak dapat menghantarkan


listrik
2)

Tidak terjadi proses ionisasi

3) Lampu tidak menyala


Contoh:
Larutan gula (C12H22O11)
Larutan urea (CO NH2)2
Larutan alkohol C2H5OH (etanol)
Larutan glukosa (C6H12O6)

Alat Konduktometer
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan.

VI.

Data Pengamatan

a.

Alat
1)

Gelas kimia 100 ml ( 2 buah )

2)

Gelas kimia 50 ml ( 2 buah )

3)

Labu ukur 100 ml ( 1 buah )

4)

Corong tangkai pendek ( 1 buah )

5)

Botol semprot

6)

Batang pengaduk

b.

Bahan
1)

Aquadest

2)

Air kolam

3)

Air kran

4)

Air Minum

5)

Larutan Gula 0,5 %

6)

Larutan NaCl 0,5 %

7)

Larutan ZnSO4 0,5 %

8)

Laruan CaCl2 0,5 %

9)

Alkohol

c.

Cara Kerja
1)

Siapkan alat

2)

Lalu timbang :

Gula ( Glukosa ) 0,5 % sebanyak 0,5 gram


-

Masukan kedalam labu ukur 250 ml

Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas

NaCl 0,5 % sebanyak 0,5 gram


-

Masukan kedalam labu ukur 250 ml

Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas

ZnSO4 0,5 % sebanyak 0,5 ram


-

Masukan kedalam labu ukur 250 ml

Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas

CaCl2 0,5 % sebanyak 0,5 gram


-

Masukan kedalam labu ukur 250 ml

Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas

3)

Kemudian ukur masing-masing DHL beberapa larutan tersebut dengan

menggunakan alat Konduktometer

d.

Siapkan dan nyalakan alat konduktometer

Ambil masing-masing larutan tersebut

Bilas elektroda dengan aquadest kedalam penampung

Masukkan elektroda kedalam larutan secara bergantian

Baca angka yang ditampilkan pada layar Konduktometer tersebut

Angkat elektroda

Kemudian bilasi kembali elektroda dengan aquadest

Keringkan dengan tissue

Lalu catat hasilnya

Lakukan kembali pada larutan selanjutnya

4)

Buatlah grafik DHLnya

5)

Kemudian simpulkan hasil dari grafik tersebut


Hasil Pengamatan
Pengukuran Daya Hantar Listrik
Sampel yang di uji

DHL

Aquadest

0,20

Air kolam

0,16

Air kran

0,15

Air minum

0,00

Larutan Gula 0,5 %

0,21

Larutan NaCl 0,5 %

10,71

Larutan ZnSO4 0,5 %

3,26

Larutan CaCl2 0,5 %

5,68

Alkohol

0,00
Grafik

VII.

VIII.

Reaksi Ion
1)

NaCl

Na+

2)

CaCl2

Ca2+ +

3)

ZnSO4

Zn4+

Cl2Cl+

SO-

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa, Daya hantar listrik larutan
elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini
dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar
lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah. Dan larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non-elektrolit. Sehingga
semakin banyak jumlah dan jenis elektrolinya akan semakin besar Daya hantar
listriknya.

IX.

Pembahasan

1) Kenapa Alkohol DHLnya 0,00?


Jawab :
Karena alkohol merupakan larutan non elektrolit, yaitu larutan yang tidak
menghantrkan arus listrik. Larutan ini terbentuk dari senyawa-senyawa yang tidak
terionisasi ketika larut di dalam larutan. Zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai
menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.
2) Kenapa Aquadest lebih besar dari air kolam?
Jawab :
Karena aquadest bukan merupakan air murni, tetapi air dari hasil destilasi atau
penyulingan. Sehingga konsentrasi di dalam larutannya lebih besar dibanding dengan

air kolam. Air sebenarnya tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi daya hantar
larutan tersebut disebabkan oleh zat terlarutnya.
3) Kenapa Aquadest dengan gula berbeda? Harusnya sama!
Larutan gula lebih besar daya hantar listriknya, karena larutan gula memiliki
konsentrasi yang lebih besar di dalamnya. Yaitu lebih banyak zat terlarutnya
dibandingkan dengan aquadest. Sehingga daya hantar listrik aquadest lebih kecil dan
tidak sama dengan larutan gula.

Anda mungkin juga menyukai