Anda di halaman 1dari 11

LARUTAN ELEKTOLIT DAN NON ELETROLIT

I. Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit

II. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah untuk mengetahui atau dapat membedakan larutan
elektolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.

III. Landasan Teori

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut.
Larutan bisa berwujud gas (udara), padat (seperti alloy/paduan logam), atau cair (misalnya air
laut).
( Chang, 2004:90)

Senyawa seperti NaCl yang membuat larutan menjadi konduktor listrik disebut
elektrolit. Ketika senyawa larut dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padatnya akan
lepas dan melayang–layang dalam larutan bebas satu dengan yang lain. Senyawa tersebut
dikatakan telah terdisosiasi atau melepaskan diri menghasilkan ion-ion.
Apabila senyawa ion berdisosiasi dalam air, ion-ionnya tidak bebas sama sekali karena
ion-ion tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga dikatakan akan terhidrasi.
Apabila gas HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi sebagai berikut:
HCl(aq) + H2O H3O+ + Cl-
Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena menghasilkan ion-ion
yang sebelumnya tidak ada ( tetapi sering disebut sebagai disosiasi agar tidak menggunakan
istilah yang berbeda untuk elektrolit ion dan molekul).
Zat-zat semacam NaCl dan HCl yang dalam larutan akan terdisoslasi sempurna,
disebut sebagai eloktrolit kuat.
Zat terlarut yang tidak menghasilkan ion dalam larutan, larutannya tidak dapat
menghantarkan listrik. Zat terlarut semacam ini dinamakan sebagai nonelektrolit.
1
Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah senyawa yang disebut elektrolit
lemah. Senyawa-senyawa ini menghasilkan larutan yang menghantarkan listrik, tetapi lemah
sekali.
(Brady, 1999: 191-194)

Untuk memperlihatkan perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit dipakai pada


bola lampu yang akan menyala bila arus listrik dialirkan kedalam larutan elektrolit. Ada
kalanya larutan elektrolit yang diperiksa tidak cukup kuat untuk menyalakan lampu. Tetapi
disekitar anoda dan katoda dapat dilihat terjadinya reaksi kimia. Hal ini juga dapay dipakai
untuk menentukan suatu elektrolit. Sedangkan pada larutan nonelektrolit, bola lampu tidak
akan menyala bila dialirkan kedalam larutan nonelektrolit.
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar, 2014: 18)

Elektrolisis berasal dari kata elektro (listrik) dan lisis (penguraian), jadi elektrolisis
berarti penguraian senyawa arus listrik yang alatnya disebut sel elektrolisis. Dengan kata lain,
sel elektrolisis ini memerlukan energi listrik untuk memompa elektron dan prosesnya
kebalikan dari psoses sel Galvani. Dalam sel elktrolisis ini harus ada partikel (ion, molekul
atau atom) yang dapat menerima elektron dan melepaskan elektron. Sebenarnya reaksi
elektroisis ini merupakan redoks yang tidak spontan, tetapi terjadi karena diberi energi listrik
dari luar. Contohnya Cl- tidak mungkin menyerahkan elektron kepada Na+ untuk menjadi Na(s)
dan Cl2(q), sedangkan dalam spontannya Na menyerahkan elektron kepada Cl 2. Akan tetapi, hal
ini dapat terjadi dalam sel elektrolisis, dengan mencelupkan dua elektroda (batang logan atau
karbon) kedalam Nacl2, kedua elektroda dihubungkan masing-masing dengan kutub sumber
aruh searah. Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif akan kelebihan elektron dan
disebut katoda, sedangkan yang lain akan bermuatan positif disebut anoda.
(Syukri, 1999: 547-548)

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada konsentrasinya. Rentang


konsentrasi yang diteliti yaitu dari 0,1 M sampai 2 M, hal ini dipilih karena dari beberapa
prosedur yang ada rata-rata konsentrasi larutan yang di gunakan berada pada rentang
konsentrasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi yang optimal yaitu 2 M karena
pada saat konsentrasi tersebut untuk larutan NaCl lampu menyala terang, larutan NaOH
lampu menyala lebih terang daripada lampu pada larutan NaCl dan lampu pada larutan HCl
menyala sangat terang. Hal ini disebabkan karena zat terlarut pada larutan HCl, NaOH dan

2
NaCl terurai sempurna menjadi ion-ion sehingga didalam larutan tersebut banyak
mengandung ion-ion. Larutan-larutan ini termasuk larutan elektrolit kuat.
Untuk larutan asam asetat dan ammonia, lampu tetap tidak menyala dan hanya
terdapat gelembung gas pada kedua elektroda karbon. Berdasarkan ciri tersebut maka larutan
asam asetat dan ammonia termasuk larutan elektrolit lemah. Larutan asam asetat dan amonia
tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan baik karena kemampuan zat terlarut untuk
berubah menjadi ionnya lemah, semakin sedikit yang terionisasi maka kekuatan daya hantar
listriknya juga lemah.
Untuk larutan gula dan etanol, tidak dapat menghantarkan arus listrik berarti larutan
ini tergolong larutan non elektrolit. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekul gula dan
etanol tidak terurai menjadi ion-ion dalam larutan, sehingga tidak ada ion bermuatan yang
dapat menghantarkan arus listrik.

(Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 ISSN :2301-721X)

Ada dua jenis elektroda, yaitu:


1. Anoda (terjadinya oksidasi, bermuatan negatif)

Pada sel elektrolisis, sumber eksternal tegangan didapat dari luar, sehingga anoda bermuatan
positif apabila dihubungkan dengan katoda. Dengan demikian ion-ion bermuatan negatif
mengalir keanoda untuk dioksidasi.

2. Katoda (terjadi reduksi, bermuatan positif)


Ion-ion bermuatan positif (kation) mengalir ke elektroda untuk direduksi. Pada berbagai sel,
umumnya elektroda-elektroda tercelup langsung dalam larutan atau dihubungkan lewat
jembatan garam yang merupakan jalab aliran elektroda. Jembatan garam umumnya digunakan
apabila elektroda-elektroda harus dicelupkan dalam larutan yang berbeda dan tidak tercampur.
(Dogra, 1990: 513-514)

Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau
media non-logam dari sebuah sirkuit. Elektroda merupakan salah satu komponen yang sangat
penting pada proses elektrolisis air. Elektroda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
sumber tegangan ke air yang akan dielektrolisis. DC, elektroda terbagi menjadi dua kutub
yaitu positif sebagai anoda dan negatif sebagai katoda.

(Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.1 Tahun 2013 53-58 ISSN 0216-468X)

3
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang
tercelup kedalam elektrolit. Terdapat banyak tipe reaksi elektroda, tetapi gambaran umumnya
seperti:
- Arus listrik yang membawa ion akan dibebaskan pada elektroda.
- Ion negatif yang sulit untuk dibebaskan pada anoda menyebabkan pada anoda
menyebabkan penguraian H2O dan pembentukan H2, OH- dan elektron.
- Ion positif yang sulit untuk dibebaskan pada katoda menyebabkan penguraian H 2O
dan pembentukan H2, OH- absorpsi elektron.

(Dogra, 1990: 493)

Sel elektolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi redoks
yang tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar.

Faktor yang mempengaruhi proses elektrolis:

1. Jenis elektroda yang digunakan


2. Kedudukan ion dalam seri elektrokimia
3. Keperatan ion

(Petrucci, 1985: 104)

IV. Alat dan Bahan


A. Alat:
1. 4 buah batu baterai (1,5 V)
2. 1 buah lampu senter kecil
3. 2 buah Gelas Kimia ukuran 100 mL dan 150 mL
4. 3 utas kabel
5. Sepasang Elektroda
B. Bahan:

1. Larutan HCL
2. Larutan NaOH
3. Larutan gula dapur
4. Larutan cuka (CH3COOH)
5. Larutan NH4OH
6. Larutan NaCl
7. Air Suling (H2O)
4
V. Prosedur Kerja

1. Diagram pengujian larutan HCL

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan

diamati perubahan pada lampu dan larutan

100 mL HCl 0,1 M

2. Diagram pengujian larutan NaOH

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan

diamati perubahan pada lampu dan larutan


100 mL NaOH 0,1 M

3. Diagram pengujian larutan gula dapur

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan
diamati perubahan pada lampu dan larutan

100 mL Larutan gula dapur


0,1 M

5
4. Diagram pengujian larutan cuka (CH3COOH)

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan
diamati perubahan pada lampu dan larutan

100 mL cuka (CH3COOH)


0,1 M

5. Diagram pengujian larutan NH4OH

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan
diamati perubahan pada lampu dan larutan

100 mL NH4OH 0,1 M

6. Diagram pengujian larutan NaCl

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan
diamati perubahan pada lampu dan larutan

100 mL NaCl 0,1 M

6
7. Diagram pengujian Air suling (H2O)

Elektroda

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 100 mL yang


berisi larutan
diamati perubahan pada lampu dan larutan

Air suling

VI. Hasil Pengamatan

LARUTAN LAMPU GELEMBUNG


TERANG REDUP TIDAK BANYAK SEDIKIT TIDAK
MENYALA ADA
Larutan √ √
HCL
Larutan √ √
NaOH
Larutan gula √ √
(C12H22O11)
Larutan √ √
cuka
(CH3COOH)
Larutan √ √
(NH4OH)
Larutan √ √
(NaCl)

- Air (H2O) √ √

7
VII. Analisis Hasil Pengamatan

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat elektrolit
dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat terhidrolisis (bereaksi
dengan air). Larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut terionisasi
seluruhnya (ionisasi sempurna α = 1). Karena banyaknya ion yang dihasilkan, larutan ini
dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Berikut ciri-ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Dapat menghantarkan listrik dengan sangat baik.
2.      Terjadi proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) dengan sempurna.
3.      Lampu menyala terang dan ada banyak gelembung gas.
Berdasarkan percobaan, larutan HCl, NaOH, dan NaCl memenuhi ciri-ciri dari larutan
elektrolit kuat, yaitu lampu yang menyala terang dan banyaknya gelembung gas yang tercipta
disekitar elektroda. Larutan HCl, NaOH, dan NaCl mengalami proses ionisasi sempurna
sehingga dapat mengalirkan arus listrik dari batrai ke lampu, sehingga dapat menyalakan
lampu senter. Reaksi ionisasi NaCl adalah : NaCl → Na+ + Cl-, sedangkan reaksi ionisasi HCl
adalah : HCl →H+ + Cl-, dan reaksi ionisasi NaOH adalah : NaOH → Na+ + OH-.
Larutan HCl, NaOH, dan NaCl masing-masing merupakan asam kuat, basa kuat, dan
garam yang tergolong mudah larut
Larutan Elektrolit Lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak
terionisasi seluruhnya ( ionisasi sebagian 0 < a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk karena
sedikitnya zat yang mengion.
Berikut ciri-ciri larutan elektrolit lemah :
1.      Kurang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
2.      Terjadinya proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) yang tidak sempurna.
3.      Lampu menyala redup atau ada gelombung gas (sedikit), namun terkadang lampu tidak
menyala dan gelembung gas yang dihasilkan juga sedikit
Berdasarkan percobaan, larutan CH3COOH, NH4OH, dan air suling H2O memenuhi
ciri-ciri dari larutan elektrolit lemah, yaitu lampu yang mati dan adanya sedikit gelembung
disekitar elektroda. Larutan CH3COOH, NH4OH, dan air suling H2O mengalami proses
ionisasi sebagian sehingga terdapat sedikit gelembung disekitar elektroda. Larutan CH3COOH
dan NH4OH masing-masing merupakan asam lemah dan basa lemah sedangkan air suling

8
(H2O)   mengandung mineral -mineral tanah yang terurai dalam air membentuk ion - ion.
Adanya ion - ion ini menyebabkan air bersifat elektrolit, meskipun elektrolit lemah. 

Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Cuka (CH 3COOH)
adalah : CH3COOH ⇄ CH3COO- + H+. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat
pada larutan Amonia (NH4OH)adalah : NH 4OH ⇄ N4H+ + OH4-. Reaksi ionisasi dari zat
elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Air Suling (H2O) adalah : H2O ⇄ 2H+ + O2-

Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ini terbentuk dari senyawa-senyawa yang tidak terionisasi ketika larut di dalam
larutan.
Berikut ini ciri-ciri larutan non elektrolit :
1.      Tidak dapat menghantarkan listrik.
2.      Tidak terjadi proses ionisasi.
3.      Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung.
Berdasarkan percobaan, larutan gula (C12H22O11) memenuhi larutan ciri-ciri dari
larutan Non Elektrolit. Terbukti dari lampu yang tidak menyala dan gelembung yang juga
tidak tercipta disekitar elektroda. Hal ini terjadi karena larutan tidak mengalami proses
ionisasi yang menyebabkan aliran listrik tidak bias dihantarkan dari baterai ke lampu senter.

VIII. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Ditinjau dari tujuan kegiatan dan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa beberapa
larutan dapat menyalakan lampu dan sebagian yang lain tidak dapat menyalakan lampu.
Ketika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah, maka lampu
akan menyala dan redup atau mati. Lampu yang menyala atau redup merupakan tanda bahwa
larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan
tetapi, jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan
menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit menyalakan lampu merupakan tanda bahwa
larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit
adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya menggunakan rangkaian listrik.

9
Larutan elektrolit menghasilkan banyak gelembung, larutan non elektrolit menghasilkan
sedikit gelembung, sedangkan larutan non elektrolit tidak menghasilkan gelembung.

Jadi dari laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan Asam Klorida (HCl),
Natrium Hidroksida (NaOH) dan larutan NaCl merupakan elektrolit kuat, sedangkan larutan
Cuka (CH3COOH), NH4OH, dan Air Suling (H2O) merupakan elektrolit lemah, dan larutan
gula (C12H22O11) merupakan larutan non elektrolit.

B. Saran

Dalam melaksanakan praktikum kita harus berhati - hati dalam melaksankan


pengamatan agar hasilnya nanti tidak salah atau adanya kekeriluan dalam pembacaan hasil
praktikum. Pengamatan ini sangat penting dengan tujuan agar kita dapat mengetahui larutan
yang dapat menghantarkan listrik dan tidak dapat menghantar listrik.Periksa alat uji elektrolit
secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan mempengaruhi hasi percobaan. Lebih baik
percobaan dilakukakan lebih dari 1 kali, tujuannya untuk lebih meyakinkan atau memastikan
terhadap hasinya.Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan tidak lagi
menempel pada elektroda. Usahakan menuangkan larutannya secukupnya saja agar larutan
yang akan diuji tidak tumpah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bradi, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksana. Jakarta

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ke Tiga Jilid I. Erlangga.
Jakarta

Dogra dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Universitas Indonesia. Jakarta

Petrucci, Ralph H. 2000. Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. ITB. Bandung

Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. UNRI. Pekanbaru

http://rekayasamesin.ub.ac.id/index.php/rm/article/viewFile/178/172

http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=199841&val=6592&title=PENGEMBANGAN PROSEDUR PRAKTIKUM KIMIA
SMA PADA TOPIK

11

Anda mungkin juga menyukai